Anda di halaman 1dari 7

PENATALAKSANAAN KEJANG

No. Kode : Ditetapkan Oleh


Kepala Puskesmas
Terbitan : 01 Birem Bayeun
LOGO No. Revisi : 00
SOP
Tgl. Mulai Berlaku : 03/01/2017
Halaman :1 dr. Hambali
NIP:19760829 200312 1 006

1. Pengertian Kejang demam atau disebut febrile convulsion adalah bangkit kejang yang
terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu rekal diats 38°C) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Terjadi pada 2-4% anak
berumur 6 bulan sampai 5 tahun.
2. Tujuan 1. Untuk mengatasi serangan kejang
2. Untuk mencegah atau meminimumkan cedera akibat kejang.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Birem Bayeun Nomor
4. Referensi http://venasaphenamagna.blogspot.co.id/2012/05/kejang-
demam.html
https://id.scribd.com/doc/99575925/Sop-Penatalaksanaan-Kejang

5. Petugas Perawat UGD

6. Persiapan Alat 1. Bantal/lipatan selimut


2. Handscoen
3. Diazepam injeksi dan suppositpria
7. Prosedur 1. lakukan pendekatan dengan tenang
2. Memperbaiki sirkulasi udara ruangan dengan mempersilahkan
selain petugas untuk keluar ruangan.
3. membaringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring,
kakibagian atas ditekuk untuk mencegah bahaya tersedak ludah atau
muntahan
4. letakkan bantal atau lipatan selimutdi bawah kepala anak
Jangan :
 Menahan gerakan anak atau menggunakan paksaan
 Memasukkan apapun kedalam mulut anak
 Memberikan makanan atau minuman.
5. Longgarkan pakaian yang ketat
6. Singkirkan benda-benda keras atau berbahaya
7. Memberikan diazepam melalui dubur untuk mengatasi kejangnya.
8. Apabila tidak tersedia diazepam suppositoria maka bisa diberikan
diazepam injeksi secara intravena
9. Memastikan jalan nafas tidak tersumbat
10. memberikan oksigen melalui face mask 2ml/menit
11. Awasi tanda-tanda gangguan pernafasan dengan menghitung
jumlah pernafasan dalam satu menit, melihatada tidaknya
tariakn dinding dada, melihat ada tidaknya pernafasan cuping
hidung.
PENATALAKSANAAN KERACUNAN MAKANAN
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas
Terbitan : 01 Birem Bayeun
LOGO No. Revisi : 00
SOP
Tgl. Mulai Berlaku : 03/01/2017
Halaman :1 dr. Hambali
NIP:19760829 200312 1 006

1. Pengertian Keracunan makanan merupakan kondisi gangguan pencernaan yang


disebabkan oelh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan
zat pathogen dan atau bahan kimia misalnya Norovirus, Salmonella,
Clostridium perfingens, Campylobacter, dan Staphylococcus aureus.
2. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan penanganan yang tepat
pada pasien keracunan makanan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Birem Bayeun Nomor
4. Referensi https://id.scribd.com/doc/311026390/Sop-Keracunan-Makanan

5. Petugas Perawat UGD

6. Prosedur 1. Petugas menerima pasien.


2. Petugas melakukan anamnesis pada keluarga pasien
3. Petugas menanyakan keluhan pasien
4. Petugas menanyakan riwayat makanan/minuman di tempat yang
tidak higienis, konsumsi daging yang tidak matang, konsumsi
makanan laut mentah.
5. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan
pemeriksaan
6. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah , nadi,
suhu dan frekuensi pernafasan.
7. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung
kaki. Pemeriksaan
fisik difokuskan untuk menilai keparahan dehidrasi. Petugas
menemukan data tidaknya tanda/tanda tekanan darah turun  nadi cepat
mulut kering penurunan keringat dan urine output
nyeri tekan perut dan bising usu lemah atau meningkat.
8. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan. 
9. Petugas mendiagnosa pasien keracunan makanan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik.
10.Petugas memberikan tatalaksana terhadap hasil diagnosa berupa:
 Self limiting, tujuan utamanya rehidrasi yang cukup dan
suplemen elektrolit. Cairan dehidrasi oral dapat diberi oralit
atau larutan (RL atau NaCl).
PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas
Terbitan : 01 Birem Bayeun
LOGO No. Revisi : 00
SOP
Tgl. Mulai Berlaku : 03/01/2017
Halaman :1 dr. Hambali
NIP:19760829 200312 1 006

1. Pengertian Suatu tindakan medik dan perawatan luka bakar yang disebabkan
oleh karena trauma baik api, elektrik, cairan/benda panas, bahan
kimia dan lain-lain.
2. Tujuan 1. Mencegah kerusakan lebih lanjut pada kulit dan jaringan
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Birem Bayeun Nomor Tentang
4. Referensi https://id.scribd.com/doc/300747801/09-Sop-penanganan-Luka-
Bakar
5. Prosedur 1. Mengatur posisi pasien
2. Memberitahukan maksud dan tujuan tindakan
3. Mendekatkan peralatan kedekat pasien
4. Mencucui tangan dan memakai sarung tangan
5. Bila perlu kolaborasi pemberian infus
6. Membersihkan bagian luka yang kena luka bakar dengan
menggunakan kassa steril.
7. Memberi zalf luka bakar
8. Menutup luka dengan kassa steril berzalf dan kasa steril serta
balut dena perban bila luka luas di tutup dengan sprei kecll
9. Membereskan pasien
10. Cuci tangan
11. Lakukan pendokumentasian
6. Unit terkait UGD dan Poli Umum
PENANGANAN GIGITAN ULAR
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas
Terbitan : 01 Birem Bayeun
LOGO No. Revisi : 00
SOP
Tgl. Mulai Berlaku : 03/01/2017
Halaman :1 dr. Hambali
NIP:19760829 200312 1 006

1. Pengertian Tata cara mengatasi gigitan ular


2. Tujuan Agar dapat menghentikan penyebaran efek racun atau bisa gigitan
ular.
3. Kebijakan
4. Referensi https://id.scribd.com/document/328466043/Sop-Gigitan-Ular
5. Prosedur a. Luka dicuci dengan air bersih atau dengan larutan kalium
permangat untuk menghilangkan atau menetralisir bisa ular y7ang
belum terabsorpi.
b. Jika gigitan terjadi dalam waktu kurang dari setengah jam, buat
sayatan silang di tempat masuknya gigi taring ualnr sepanjang dan
sedalam 0,5 cm, kemudian lakukan pengisapan mekanis.
c. Usaha menghambat penyerapan dapat dilakukan dengan
memasang turniket beberapa sentimeter di atas
gigitan/pembengkakan yang telah terlihat, dengan tekanan yang
cukup untuk menghambat aliran vena dan aliran limfe tetapi lebih
rendah dari pada tekananarteri (denyut nadi distal tetap teraba).
Ikatan dikendorkan tiap 15 menit selama 1 menit. Tekanan
dipertahankan dua jam. Penderita diistirahatkan supaya aliran
darah terpacu.
d. Cara pemberian dan lama pemberian ABU: dosis pertama
sebanyak 2 vial @5ml sebagai larutan 2% garam faali dapat
diberikan sebagai infus dengan kecepatan 40-80 tetes permenit.
Anti serum yang tidak diencerkan dapat diberikan langsung
sebagai suntikan intravena dengan sangat perlahan-lahan. Dosis
anti serum untuk anak-anak sama atau lebih besar daripada dosis
untuk dewasa cara lain,
 Penyuntikan serum anti bisa ular (ABU) polivalen sebanyak
2,5ml intramuskuler atau intravena dan 2,5 ml suntikan
infiltrasi sekitar luka
e. Ular tak berbisa tidak memerlukan pertolongan khusus, kecuali
pencegahan infeksi
6. Unit Terkait UGD dan Poli Klinik
TATA LAKSANA PEMASANGAN INFUS
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas
Terbitan : 01 Birem Bayeun
LOGO No. Revisi : 00
SOP
Tgl. Mulai Berlaku : 03/01/2017
Halaman :1 dr. Hambali
NIP:19760829 200312 1 006

1. Pengertian Memasukkan cairan atau obat langsung melalui pembuluh darah vena
dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set.
2. Tujuan 1. Mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh.
2. Memberikan obat.
3. Transfuse darah dan produk darah.
4. Memberikan nutrisi parenteral dan suplemen nutrisi 
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Birem Bayeun Nomor Tentang
4. Referensi http://www.kompasiana.com/tiarafebriani/cara-pemasangan-infus-
sesuai-dengan-spo-standar-prosedur-operasional-ditulis-oleh-tiara-
febriani_54f953d0a333112c048b4cbe
5. Prosedur a. Persiapan alat
 Standar infuse
 Cairan infus dan infus set sesuai kebutuhan
 Jarum / wings needle/abocath sesuai dengan ukuran yang
dibutuhkan
 Perlak dan tourniquet - Plester dan gunting - Bengkok
 Sarung tangan bersih - Kassa seteril
 Kapas alkohol dalam tempatnya Bethadine dalam tempatnya
b. Penatalaksanaannya
 Mencuci tangan
 Memberitahu tindakan yang akan dilakukan
 Mengisi selang infuse
 Membuka plastic infus set dengan benar
 Tetap melindungi ujung selang steril
 Menggantungkan infus set dengan cairan infus dengan posisi
cairan infus mengarah keatas
 Menggantung cairan infus di standar cairan infuse
 Mengisi cairan infus set dengan cara menekan (tapi jangan
sampai terendam)
 Mengisi selang infus dengan cairan yang benar
 Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan
kesterilan
 Cek adanya udara dalam selang
 Pakai sarung tangan bila perlu
 Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus
 Meletakkan perlak dan pengalas
 Memilih vena yang tepat dan benar
 Memasang tourniquet
 Deninfeksi vena dengan alcohol dari atas kebawah dengan
sekali hapus.
 Buka abocath apakah ada kerusakan atau tidak
 Menusukan abocath pada vena yang telah dipilih
 Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah
dalam abocath
 Tourniquet di cabut
 Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih
dahulu dikeluarkan cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan
menetes sedikit
 Memberikan plester pada ujung abocath tapi tidak menyentuh
area penusukan untuk fiksasi
 Membalut dengan kassa betadinsteril dan menutupnya dengan
kassa steril kering
 Memberi plester dengar benar dan mempertahankan
keamanan abocath agar tidak tercabut
 Mengatur cairan tetesan infus sesuai kebutuhan pasien
 Alat-alat di bereskan dan perhatikan bagaimana respon pasien
 Perawat kembali cuci tangan
 Catat tindakan yang dilakukan.
c. Evaluasi
 Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikan juga respon klien
terhadap pemberian tindakan.
d. Dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan,
hasil tindakan, reaksi  respon klien terhadap pemasangan infus,
cairan dan tetesan yang diberikan, nomor abocath, vena yang
dipasang, dan perawat yang melakukan) pada catatan.
dokumentasi Nah itu cara memasang infus sesuai spo ( standar
6. Unit Terkait UGD
SOP TRANSPORTASI RUJUKKAN
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas
Terbitan : 01 Birem Bayeun
LOGO No. Revisi : 00
SOP
Tgl. Mulai Berlaku : 03/01/2017
Halaman :1 dr. Hambali
NIP:19760829 200312 1 006

1 Pengertian Pasien dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter /


perawat/ bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik,
pemeriksaan penunjang atau terapi.
1. Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan transportasi rujukkan dari puskesmas
ke Rumah Sakit.
2. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Birem Bayeun Nomor Tentang
3. Referensi https://id.scribd.com/document/342968752/SOP-Transportasi-
Rujukan
4. Prosedur 1. Petugas UGD menyatakan pasien perlu rujukkan
2. Petugas UGD menjelaskan dan meminta persetujuan kepada
keluarga pasien untuk di rujuk
3. Keluarga pasien setuju
4. Petugas UGD membuat surat rujukkan.
5. Petugas UGD menyelesaikanadministrasi pasien yang akan
dirujuk
6. Pasien yang menggunakan Jamkesmas/BPJS menyerahkan foto
copy kartu identitas sebanyak 3 lembar.
7. Pasien menanda tangani di buku register.
8. Pasien yang tidak memiliki kartu Jamkesmas/BPJS (Pasien
Umum membayar transportasi.
9. Petugas UGD mempersiapkan kesiapan pasien dan petugas UGD
yang lain segera menghubungi sopir ambulance.
10. Sopir menyiapkan ambulance (jika sudah siap sopir segera
menghubungi petugas UGD bahwa ambulance sudah siap)
11. Petugas UGD mendampingi dan mengantar pasien ketempat
tujuan dengan ambulance.
5. Unit Terkait  UGD
 KIA

Anda mungkin juga menyukai