Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan dan
kesehatan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan rumah sakit. Bahwa dalam rangka pengelolaan dan pengendalian risiko yang
berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit perlu diselenggarakan
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit agar terciptanya kondisi rumah sakit yang sehat,
aman, selamat, dan nyaman; Keselamatan menjadi isu global dan terangkum dalam lima isu
penting yang terkait di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety), keselamatan
pekerja atau petugas kesehatan, kesela matan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green
productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan ”bisnis” rumah
sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Lima aspek keselamatan tersebut
penting untuk dilaksanakan, namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan
apabila ada pasien. Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan terkait
dengan isu mutu dan citra perumahsakitan (Depkes, 2006)
BAB II
LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks, tidak saja menyediakan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga merupakan tempat pendidikan dan penelitian
kedokteran. Semakin luas pelayanan kesehatan dan fungsi suatu rumah sakit maka semakin
kompleks peralatan dan fasilitasnya. Kerumitan yang meliputi segala hal tersebut menyebabkan
rumah sakit mempunyai potensi yang bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi pasien dan
tenaga medis, risiko ini juga membahayakan pengunjung rumah sakit tersebut. Potensi bahaya di
rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang
mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran,
kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cedera lainnya),
radiasi, bahanbahan kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan psikososial, dan
ergonomi.
Semua potensi-potensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa bagi kehidupan bagi para
karyawan di rumah sakit, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan rumah
sakit. Rumah sakit mempunyai karakteristik khusus yang dapat meningkatkan peluang
kecelakaan. Risiko merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Bahkan ada orang
yang mengatakan bahwa tak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tak ada hidup tanpa maut. Jadi
dengan demikian setiap hari kita menghadapi risiko, baik sebagai perorangan, maupun sebagai
perusahaan. Orang berusaha melindungi diri tehadap risiko, demikian pula badan usaha pun
harus berusaha melindungi diri terhadap risiko.
Program manajemen risiko diperlukan untuk mengelola risiko-risiko di lingkungan pelayanan
pasien dan tempat kerja staf. Rumah sakit diharapkan menyusun satu program induk atau
beberapa program terpisah yang meliputi Keselamatan dan Keamanan, Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan limbahnya, Penanggulangan Bencana (emergensi), Proteksi Kebakaran (Fire
Safety), Peralatan medis dan Sistem penunjang (utilitas).
BAB III
TUJUAN UMUM DAN KHUSUS

3.1 Tujuan Umum


Melakukan Pengelolaan keselamatan dan keamanan melalui penyediaan fasilitas fisik dan
menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf

3.2 Tujuan Khusus


a. Melakukan asesmen risiko prakonstruksi, pada waktu merencanakan pembangunan/
kontruksi, pembongkaran atau renovasi.
b. Untuk mengurangi risiko sebagai dampak dari renovasi, kontruksi dan penghancuran
/demolish bangunan.
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1 Keselamatan dan keamanan


1. Menyiapkan regulasi 1. Menyusun Pedoman
pengorganisasian unit K3, Program,
Panduan, SOP, Kebijaka Direktur

2. Menyiapkan dokumen 2. Membuat SK Penetapan Unit kerja &


penetapan Pedoman pengorganisasian,
Membuat daftar risiko (risk register)
keselamatan dan keamanan,
berkoordinasi dengan pokja SKP
untuk melihat bukti identitas,
buatkan form pemeriksaan, Membuat
dan melaksnakan assesmen resiko
pra kontruksi (PCRA) dan membuat
form RTL membuat form audit
kepatuhan kontraktor terhadap
implementasi PCRA, DPA RS, DPA
tentang PCRA dan ICRA.
3. Melakukan wawancara
3. Membuat pertanyaan terstruktur
menggunakan metode 5 W 1 H yang
dilakukan wawancara kepada
penanggung jawab program
managemen resiko atau
K3RS,bagian umum,staf
RS,satpam,penunggu
pasien,pengunjung RS,IPSRS,unit
kerja,Komite PPI atau IPCN,kepala
keuangan/kepala perencanaan,
4. Melakukan Observasi
4. Melakukan pengamatan atau melihat
penggunaan identitas pada penunggu
pasien,pengunjung(tamu)staf
RS,pegawai kontrak,lihat hasil
pemeriksaan dan kondisi
bangunan,lihat CCTV terpasang
diarea yang ditetapkan berisiko
keselamatan dan keamanan,lihat
bangunan dan fasilitas RS yang
berisiko terhadap keselamatan dan
keamanan,lihat lokasi
pembongkaran,konstruksi dan
renovasi(bila ada),lihat kondisis
gedung dan fasilitas
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

NO CARA MELAKSANAKAN
1  Menyusun Pedoman pengorganisasian unit kerja yang bertanggung jawab terhadap
keselamatan dan keamanan dan menyusun Program keselamatan dan keamanan
RS (R)
 Menyusun Panduan dan SOP tentang asesmen pra konstruksi (R)
2  Pengetikan SK Direktur tentang penetapan Pedoman pengorganisasian unit kerja
yang bertanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan dan penetapan
Program keselamatan dan keamanan RS (D)
 Membuat daftar risiko (risk register) keselamatan dan keamanan (D)
 Menyiapkan identitas yang diberikan kepada penunggu pasien, pengunjung
(termasuk tamu), staf rumah sakit, pegawai kontrak dan semua orang yang bekerja
di rumah sakit ( D )
 Membuat form ceklis pemeriksaan fasilitas (D)
 Melakukan asesmen risiko prabkontruksi (PCRA) bila ada rencana kontruksi,
renovasi atau demolis/ pembongkaran (D)
 Melakukan tindak lanjut PCRA (D)
 Membuat form audit kepatuhan kontraktor terhadap implementasi PCRA
 Merencanakan dan menyediakan anggaran untuk perbaikan sistem-sistem penting
bangunan atau komponen-komponen lainnya berdasarkan hasil pemeriksaan
fasilitas dan peraturan perundangan serta anggaran untuk mengurangi risiko
sebagai dampak dari renovasi, kontruksi dan penghancuran /demolish bangunan.
3  Melakukan wawancara kepada Penanggung jawab program manajemen risiko/K3
RS dan Bagian umum (W)
 Melakukan wawancara kepada Staf RS, Satpam, Penunggu pasien, Pengunjung RS
 Melakukan wawancara kepada Bagian umum/IPSRS/Unit kerja (W)
 Melakukan wawancara kepada Bagian umum/IPSRS/Unit kerja/Satpam (W)
 Melakukan wawancara kepada Bagian umum/IPSRS/ Unit kerja (W)
 Melakukan wawancara kepada Bagian umum/IPSRS/Unit kerja Komite PPI/IPCN
 Melakukan wawancara kepada Bagian umum/IPSRS/Unit kerja Komite PPI/IPCN
 Melakukan wawancara kepada Kepala Keuangan/Kepala Perencanaan (W)……
4  Melakukan obeservasi untuk melihat penggunaan identitas pada penunggu pasien,
pengunjung (termasuk tamu), staf rumah sakit, pegawai kontrak (O)
 Melakukan observasi untuk melihat hasil pemeriksaan dan kondisi bangunan dan
fasilitas RS (O)
 Melakukan observasi untuk melihat CCTV terpasang di area yang ditetapkan
berisiko keselamatan dan keamanan (O)
 Melakukan observasi untuk melihat bangunan dan fasilitas RS yang berisiko
terhadap keselamatan dan keamanan (O)
 Melakukan observasi untuk melihat lokasi pembongkaran, konstruksi dan renovasi
(bila ada) (O)
BAB VI
SASARAN

1 Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen
ulang bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
2 Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil
asesmen dianggap berisiko
3 Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh
maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.
4 Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan berkelanjutan
risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit.
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Rincian Bulan
No
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Menyusun
Pedoman
pengorganisas
ian unit kerja
yang
bertanggung
jawab
terhadap
keselamatan
dan keamanan
dan
menyusun
Program
keselamatan
dan keamanan
RS (R)
Menyusun
Panduan dan
SOP tentang
asesmen pra
konstruksi (R)
2 Pengetikan SK
Direktur
tentang
penetapan
Pedoman
pengorganisas
ian unit kerja
yang
bertanggung
jawab
terhadap
keselamatan
dan keamanan
dan
penetapan
Program
keselamatan
dan keamanan
RS (D)
3 Melakukan
wawancara
kepada
Penanggung
jawab
program
manajemen
risiko/K3 RS
dan Bagian
umum (W)
Melakukan
wawancara
kepada Staf
RS, Satpam,
Penunggu
pasien,
Pengunjung
RS
Melakukan
wawancara
kepada Bagian
umum/IPSRS/
Unit kerja (W)

4 Melakukan
obeservasi
untuk melihat
penggunaan
identitas pada
penunggu
pasien,
pengunjung
(termasuk
tamu), staf
rumah sakit,
pegawai
kontrak (O)
Melakukan
observasi
untuk melihat
hasil
pemeriksaan
dan kondisi
bangunan dan
fasilitas RS
(O)
Melakukan
observasi
untuk melihat
CCTV
terpasang di
area yang
ditetapkan
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi progam keselamatan dan keamanan ini dilakukan 3 bulan setelah pelaksanaan oleh
penanggung jawab managemen resiko,kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk menilai dan
memonitor kegiatan-kegiatan keselamatan dan keamanan, meliputi :
a. Input : Kebijakan, Pelaksanaan, Protap
b. Proses : Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Pengawasan
c. Output : Hasil/target sasaran, Ketepatan Waktu
BAB IX
PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pelaporan hasil kegiatan dari program keselamatan dan keamanan ini dibuat segera setelah
kegiatan telah dilaksanakan dan diserahkan kepada Direktur RSJD Jayapura.

Anda mungkin juga menyukai