Anda di halaman 1dari 130

SKRIPSI

Studi Perencanaan Sistem Fire Alarm di Rumah Sakit


Umum Nyitdah Berbasis PLC Omron CP1E

Oleh :

I Gusti Putu Arya Jaya


NIM.1715344019

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK OTOMASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BALI
2021
Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021
ii
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Studi Perencanaan Sistem Fire Alarm di Rumah Sakit


Umum Nyitdah Berbasis PLC Omron CP1E

Oleh :

I Gusti Putu Arya Jaya


NIM. 1715344019

Skripsi ini telah melalui Bimbingan dan Pengujian Hasil, disetujui untuk
diujikan pada Ujian Skripsi
di
Program Studi D4 Teknik Otomasi
Jurusan Teknik Elektro - Politeknik Negeri Bali

Bukit Jimbaran, …………… 2021

Dosen Pembimbing 1: Dosen Pembimbing 2:

1. Ir. I Gede Ketut Sri Budarsa, M.Si. 2. I Ketut Darminta, SST, MT.
NIP. 196506091992031002 NIP. 197112241994121001

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 i


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Studi Perencanaan Sistem Fire Alarm di Rumah Sakit


Umum Berbasis PLC Omron CP1E

Oleh :

I Gusti Putu Arya Jaya


NIM. 1715344019

Skripsi ini sudah melalui Ujian Skripsi pada tanggal ………………,


dan sudah dilakukan Perbaikan untuk kemudian disahkan sebagai Skripsi
di
Program Studi D4 Teknik Otomasi
Jurusan Teknik Elektro - Politeknik Negeri Bali

Bukit Jimbaran, …………… 2021


Disetujui Oleh :

Tim Penguji : Dosen Pembimbing :

1. ......................................... 1. .........................................
NIP. NIP.

2. ......................................... 2. .........................................
NIP. NIP.

Diketahui Oleh:
Ketua Program Studi Teknik Otomasi

Ida Bagus Irawan Purnama, ST., M.Sc., Ph.D.


NIP. 197602142002121001

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 ii


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

……………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………. ..
…..

adalah asli hasil karya saya sendiri.

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah Skripsi ini tidak terdapat karya orang
lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar di suatu perguruan tinggi, dan atau
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah Skripsi
ini, dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, dengan ini saya menyatakan menarik
Skripsi yang saya ajukan sebagai hasil karya saya.

Bukit Jimbaran, …………..………


Yang menyatakan

Materai
10 ribu

I Gusti Putu Arya Jaya


NIM. 1715344019

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 iii


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Implementasi Gps
Tracker dan Sensor Getar Sebagai Perancangan Sistem Keamanan Pada Sepeda Dalam
Upaya Antisipasi Terjadinya Pencurian” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya tidak terlepas dari bantuan, saran,
pendapat dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. I Nyoman Abdi, SE., M.eCom., selaku Direktur Politeknik Negeri Bali yang telah
memberikan kesempatan kepada Penulis untuk menuntut ilmu di Jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Bali.
2. Ir. I Wayan Raka Ardana, MT.selaku Ketua Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri
Bali yang telah memberikan pengarahan untuk menuntut ilmu di Jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Bali.
3. Ida Bagus Irawan Purnama, ST.,M.Sc.Ph.D selaku Kepala Program Studi Teknik
Otomasi Jurusan Teknik Elektro
4 Ir. I Gede Ketut Sri Budarsa, M.Si., Selaku dosen pembimbing 1 saya yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada Penulis selama masa studi.
5. I Ketut Darminta, SST, MT., selaku dosen pembimbing 2 saya yang telah memberikan
arahan dan motivasi selama penyusunan ini.
6. Kedua orang tua yang telah memeberikan doa dan dukungan selama proses
penyusunan skripsi.
7. Rekan-rekan Kelas A Teknik Otomasi jurusan Teknik Elektro yang selalu
memberikan dukungan serta masukan dalam perancangan alat.
8. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang juga telah
senantiasa selalu memberikan support
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal ini masih banyak terdapat kekurangan,
maka dari itu penulis membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak, agar penulis
dapat berbuat yang lebih baik di masa yang akan datang.

Bukit Jimbaran,……………………

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 iv


I Gusti Putu Arya Jaya
ABSTRAK
I Gusti Putu Arya Jaya
Perencanaan
Studi Perencanaan Sistem Fire Alarm Semi Addressble Berbasis PLC OMRON CP1E

Studi perencanaan sistem fire alarm semi addressble memiliki tujuan sebagai
rekomendasi sistem fire alarm yang lebih baik dan efisien dari pada sistem fire alarm
yang sudah terpasang dirumah sakit. Studi ini juga merencanakan sistem fire alarm
untuk master plan lantai 2 dan lantai 3 gedung C rumah sakit yang belum dibangun.
Studi perencanaan yang dilakukan penulis adalah menentukan kebutuhan, tata letak dan
jenis detektor yang digunakan pada setiap ruangan rumah sakit umum nyitdah gedung C
dimana PLC (Programmable Logic Controller) CP1E sebagai kontrol utama. Sistem
fire alarm menggunakan smoke detector dan heat detector yang terkoneksi pada
monitor module. Apabila sensor mendeteksi asap atau kenaikan suhu secara tiba-tiba.
Monitor module yang terkoneksi dengan sensor akan memberikan tegangan input pada
PLC(Programmable Logic Controller) CP1E. Selain monitor module terdapat manual
call point juga sebagai sinyal manual untuk memberikan sinyal tanda kebakaran pada
PLC CP1E. Indikator kebakaran pada perancangan ini berupa Indicator lamp dan
alarm bell dan tanda zona. Output PLC CP1E juga terhubung ke sound publik, kontrol
lift , pressurizes fan, LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) dan monitor
hydrant pomp.

Kata Kunci : Sistem Fire Alarm Semi Addressble, PLC CP1E, Smoke Detector, Heat
Detector
ABSTRACT
I Gusti Putu Arya Jaya
Planning
PLC OMRON CP1E PLC-Based Semi Addressble Fire Alarm System Planning Study

The study of planning a semi addressble fire alarm system has the goal as a
recommendation of a fire alarm system that is better and more efficient than the fire
alarm system that is already installed in the hospital. The study also planned fire alarm
systems for the 2nd and 3rd floor master plans of the hospital's unbuilt building C. The
planning study conducted by the authors is to determine the needs, layout and type of
detectors used in each room of the public hospital in building C where the PLC
(Programmable Logic Controller) CP1E is the main control. Fire alarm systems use
smoke detectors and heat detectors connected to the monitor module. When the sensor
detects smoke or a sudden rise in temperature. Monitor module connected to the sensor
will provide input voltage to the PLC (Programmable Logic Controller) CP1E. In
addition to the monitor module there is a manual call point as well as a manual signal to
give a fire signal on the CP1E PLC. Fire indicators in this design are indicators lamp
and alarm bell and zone marks. CP1E PLC output is also connected to public sound,
elevator control, fan pressurizes, LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) and
hydrant pomp monitor.

Keywords : Semi Addressble Fire Alarm System, PLC CP1E, Smoke Detector, Heat

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 v


Detector.

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI..............................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI..........................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI.................................................iii
ABSTRAK...................................................................................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................ix
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3. Pembatasan Masalah......................................................................................................2
1.4. Tujuan Penelitian...........................................................................................................3
1.5. Manfaat Penelitian.........................................................................................................3
1.6. Sistematika Tugas Akhir................................................................................................3
BAB II..........................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................4
2.1. Kebakaran[1]..................................................................................................................4
2.1.1. Pengertian Kebakaran................................................................................................4
2.1.2. Faktor Penyebab Kebakaran......................................................................................4
2.1.2.1. Faktor Manusia........................................................................................................4
2.1.2.2. Faktor Proses Produksi............................................................................................5
2.1.2.3. Faktor Alam..............................................................................................................5
2.1.3. Proses Kebakaran........................................................................................................5
2.2. Sistem Fire alarm[2].......................................................................................................6
2.2.1. Konvensional Sistem[3]...............................................................................................6
2.2.2. Full Addressable Sistem[4]..........................................................................................
2.2.3. Semi addressable Sistem[5]..........................................................................................
2.3. PLC ( Programmable Logic Controller )[6]..................................................................8
2.4. Fire alarm Terminal Box[10]........................................................................................23
2.5. Detektor Kebakaran[11]..............................................................................................23
1. Pengertian Detektor Kebakaran......................................................................................23
2. Klasifikasi Detektor Kebakaran......................................................................................23
2.6 Sistem Deteksi Alarm Kebakaran(12)...........................................................................27
2.6.1 Peraturan dan standar......................................................................................................
2.6.2. Sistem dan Instalasi[12]................................................................................................

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 vi


2.6.3. Ketentuan penempatan detektor panas dan detektor asap.............................................
2.6.4. Instalasi.........................................................................................................................
2.7. Tiga Serangkai Fire alarm[13].....................................................................................31
2.7.1. Manual call point..........................................................................................................
2.7.2. Indicator lamp..............................................................................................................
2.7.3. Fire Bell........................................................................................................................
BAB III......................................................................................................................................33
METODE PENELITIAN........................................................................................................33
3.1. Pengambilan Data/Rancangan Sistem........................................................................33
3.1.1. Pengambilan Data.........................................................................................................
3.1.2. Perancangan Sistem......................................................................................................
3.2. Pengolahan data..............................................................................................................34
3.2.1. Pengolahan data pembuatan denah dan diagram skematik fire alarm...........................
3.2.2. Pengolahan Data Proses Pelaksanaan Sistem Instalasi Fire alarm...............................
3.3.1. Program PLC................................................................................................................
3.3.2. Instalasi.........................................................................................................................
3.3.3. Perhitungan jenis detektor............................................................................................
3.3.4. Perhitungan kebutuhan detektor(12).............................................................................
3.4. Hasil Yang Diharapkan....................................................................................................
BAB IV......................................................................................................................................38
ANALISA DAN HASIL PERANCANGAN.............................................................................38
4.1. Obyek Rancangan........................................................................................................38
4.2. Fire alarm......................................................................................................................40
4.2.1. Perancangan Sistem Fire alarm....................................................................................
4.3. Perancangan Diagram Skematika Fire alarm Gedung C Berbasis PLC..................76
4.4. Diagram Alir Perencanan Fire alarm Berbasis PLC Omron CP1E.........................77
4.5. Penentuan Volume Rancangan Fire alarm.................................................................77
4.5.1. Penentuan Sfesifikasi Perangkat Keras.........................................................................
4.6. Perancangan Perangkat Keras....................................................................................78
4.7. Perancangan Perangkat Lunak...................................................................................79
4.7.1. Kondisi Operasi di Lapangan........................................................................................
4.7.2. Perencanaan Diagram Leader.......................................................................................
4.7.3 Penjelasan Diagram Leader............................................................................................
4.7.4. Perancangan Simulasi Cx-Designer..............................................................................
4.7.5. Pengujian Cx-Designer.................................................................................................
4.8. Pembuatan Alat...............................................................................................................
4.9. Pengujian Alat.................................................................................................................
BAB V.......................................................................................................................................90
KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................................90

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 vii


DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................91

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Wiring Diagram Fire alarm Konvensional...........................................................17


Gambar 2. 2. Wiring Diagram Full Addressble..........................................................................17
Gambar 2. 3. Wiring Diagram Semi Addressble........................................................................18
Gambar 2. 4. Gambar PLC Omron CP1E...................................................................................19
Gambar 2. 5. Gambar Blok Diagram PLC..................................................................................21
Gambar 2. 6. Gambar Blok Diagram Prosesor...........................................................................23
Gambar 2. 7. instruksi LD dan LD NOT....................................................................................25
Gambar 2. 8. penggunaan AND dan AND NOT........................................................................25
Gambar 2. 9. penggunaan instruksi OR atau OR NOT...............................................................26
Gambar 2. 10. penggunaan instruksi OUT atau OUT NOT.........................................................27
Gambar 2. 11. penggunaan instruksi blok logic AND LD..........................................................27
Gambar 2. 12. penggunaan instruksi OR LD..............................................................................28
Gambar 2. 13. penggunaan instruksi END..................................................................................28
Gambar 2. 14. diagram tangga dengan IL (02) dan ILC (03).....................................................29
Gambar 2. 15. diagram tangga dengan TIMER...........................................................................30
Gambar 2. 16. diagram tangga dengan COUNTER....................................................................30
Gambar 2. 17. Diagram tangga dengan JMP (04) dan JME (05)................................................31
Gambar 2. 18. Diagram tangga dengan SET dan RESET...........................................................32
Gambar 2. 19. Diagram tangga dengan instruksi DIFU dan DIFD.............................................32
Gambar 2. 20. Diagram tangga dengan instruksi KEEP............................................................33
Gambar 2. 21. Diagram tangga dengan instruksi SHIFT REGISTER.......................................34
Gambar 2. 22. Detektor Asap Jenis Ionisasi...............................................................................35
Gambar 2. 23. Detektor Asap Jenis Fotoelektrik........................................................................35
Gambar 2. 24. Detektor Panas (Heat Detector)..........................................................................37
Gambar 2. 25. Detektor Nyala Api.............................................................................................37
Gambar 2. 26. Detektor Gas.......................................................................................................38
Gambar 2. 27. Sistem alarm kebakaran manual.........................................................................39
Gambar 2. 28. Sistem alarm dan deteksi kebakaran otomatik....................................................39
Gambar 2. 29. (a) Area yang dicakup untuk detektor asap, (b) Area yang dicakup untuk detektor
panas..........................................................................................................................................40
Gambar 2. 30. Area yang tidak tercakup di pojok dan di perpotongan.......................................40
Gambar 2. 31.(a) Cakupan area detektor asap pada ruang segiempat, (b) Cakupan area detektor
panas pada ruang segiempat.......................................................................................................40
Gambar 2. 32. (a) Jarak antar detektor asap, (b) Jarak detektor panas........................................41
Gambar 2. 33. Jarak antar detektor asap di koridor....................................................................41
Gambar 2. 34 Manual call point.................................................................................................42
Gambar 2. 35. Indicator lamp....................................................................................................43
Gambar 2. 36. Fire Bell..............................................................................................................43

Gambar 3. 1. Diagram Alir Desain Sistem Fire alarm 46


Gambar 3. 2 Diagram Alir Pelaksanaan Sistem Fire alarm........................................................47

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 viii


DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Objek Rancangan......................................................................................................52


Tabel 4. 2 Tabel Faktor pengali berdasarkan ketinggian............................................................56
Tabel 4. 3 Data Menentukan JDP, JDL dan TJD........................................................................57
Tabel 4. 4 alasan pemilihan detektor dan pertimbangan kebutuhan detektor..............................62
Tabel 4. 5 Tabel Volume Fire alarm..........................................................................................96
Tabel 4. 6 (a) Tabel alamat input PLC (b) Tabel Alamat output PLC........................................98
Tabel 4. 7 Penjelasan Diagram Leadder...................................................................................106

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 ix


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Pengambilan Data Lt 1 Gedung C.............................................................92


Lampiran 2 Gambar Pengambilan Data Rencana Denah Lantai 2 Gedung C.............................93
Lampiran 3 Gambar Pengambilan Data Rencana Denah Lantai 3 Gedung C.............................94
Lampiran 4 Denah Rencana Fire alarm Lantai 1........................................................................95
Lampiran 5 Denah Rencana Fire alarm Lantai 2......................................................................100
Lampiran 6 Denah Rencana Fire alarm Lantai 3.....................................................................105
Lampiran 7 Diagram Skematik Sistem Fire alarm....................................................................110
Lampiran 8 Detektor dan 3 serangkai fire alarm......................................................................113
Lampiran 9 Detektor dan 3 serangkai fire alarm......................................................................114

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 x


Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah Sakit Nyitdah adalah rumah sakit umum yang
berlokasi di Br. Antugan, Desa Nyitdah, Kec. Kediri, Kab.
Tabanan, Prov. Bali. Rumah sakit tersebut terdiri dari 4
gedung yaitu gedung A, B, C dan D. Gedung C adalah
gedung yang baru diresmikan pada bulan Desember 2021.
Sistem instalasi fire alarm di Rumah Sakit Umum Gedung C
Lantai 1 membentuk 1 loop. Kelemahan sistem ini adalah
tidak bisa mendeteksi detektor mana yang sedang aktif pada
lantai 1 tersebut. Sehingga penulis berencana melakukan
studi sistem fire alarm semi-addresseble di rumah sakit
tersebut.
Sistem semi addresseble adalah sistem addressable
yang dimodifikasi peletakkan detektornya secara
konvensional. Jika sistem addressable dalam
pendeteksiannya adalah satu module untuk satu detektor.
Pada sistem semi addressable dalam pendeteksiannya adalah
satu module untuk banyak detektor. Sehingga nantinya
detector-detector tersebut dibagi menjadi beberapa zona, dan
setiap zona bisa dimonitor oleh panel kontrol. Mengetahui
hal ini alangkah baiknya sebuah gedung yang masih
menggunakan sistem konvensional diganti dengan sistem
semi-addressable atau addressable. Menimbang lebih
berharganya asset dalam suatu gedung dibandingkan dengan
harga investasi sistem alarm kebakaran. Sistem semi-
addressable dalam instalasinya lebih murah dibandingan
sistem addressable. Hal ini karena sistem addressable dalam
pendekteksiannya adalah satu module untuk satu detector.
Sehingga instalasi sistemnya memerlukan biaya yang tinggi.
Sistem semi-addressable tentu memerlukan MCFA(Master
Control Fire alarm) sebagai sistem pengendalinya. Disini

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 1


penulis berencana menggunakan PLC(Programmable Logic
Controller) sebagai sistem pengendali sistem fire alarm.
PLC(Programmable Logic Controller) adalah
komputer khusus untuk keperluan dunia industri untuk sistem
kendali. Fungsi utamanya adalah melakukan pengawasan
terhadap proses dan menggantikan hard wiring control. PLC
memiliki bahasa pemrograman sendiri dan menawarkan
fleksibilitas kontrol menurut eksekusi instruksi logika.
Sehingga pada saat melakukan modifikasi tidak perlu
dilakukan instalasi ulang (Rewiring). Hal ini dikarenakan
proses modifikasi bisa dilakukan hanya dengan pemograman
ulang (Reprogram). Sehingga waktu modifikasi bisa lebih
cepat dan prosesnya lebih mudah. Kemudian jika terjadi
kesalahan, penyebab kesalahannya bisa dicari dan dimonitor
langsung dalam program PLC dengan menggunakan
komputer atau programming tools PLC. PLC Memiliki
jumlah kontak relay yang banyak. Pada internal relay PLC
terdapat jumlah kontak relay yang sangat banyak dan jumlah
kontaknya bisa mencapai ratusan, tetapi tetap tergantung dari
kapasitas memori pada PLC. Sehingga PLC dapat
mengendalikan berbagai situasi industri/rumah sakit, dari
hanya satu gerakan, pekerjaan tingkat repetisi tinggi hingga
aplikasi-aplikasi yang melibatkan manipulasi kompleks.
Sehingga PLC dapat dijadikan sistem kendali fire alarm pada
rumah sakit.
Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud
melakukan studi yang berjudul “Studi Perencanaan Sistem
Fire alarm di Rumah Sakit Umum Nyitdah Gedung C
Berbasis PLC OMRON CP1E”, studi perencanaan ini
diharapkan bisa sebagai masukkan bagi rumah sakit atau
pihak tertentu dalam merencanakan sistem fire alarm semi
addressable.

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 2


1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka
diperoleh rumusan masalah penelitian ini adalah :
a. Bagaimana merancang sistem fire alarm di rumah sakit umum nyitdah gedung C
lantai 1,2 dan 3?
b. Bagaimana merancang instalasi fire alarm semi addressable di rumah sakit umum
nyitdah gedung C lantai 1, 2 dan 3?
c. Bagaimana merancang sistem fire alarm semi addressable berbasis
PLC(Programmable Logic Controller)?
d. Bagaimana merancang program sistem fire alarm semi addressable berbasis
PLC(Programmable Logic Controller)?

1.3. Pembatasan Masalah


Agar tugas akhir ini bisa mengarah pada tujuan dan
untuk menghindari kompleksnya permasalahan yang muncul,
maka diperlukan adanya batasan-batasan masalah yang sesuai
dengan judul tugas akhir ini. Adapun batasan masalahnya
adalah :
a. Hanya merancang jumlah kebutuhan dan jarak peletakkan detektor di rumah sakit
umum nyitdah gedung C.
b. Hanya merancang sebuah desain instalasi fire alarm semi addressable di rumah sakit
umum nyitdah gedung C.
c. Hanya merancang sebuah desain sistem fire alarm semi addressable berbasis
PLC(Programmable Logic Controller).
d. Hanya merancang program PLC untuk sistem fire alarm semi addressable berbasis
PLC(Programmable Logic Controller).
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dibuatnya Tugas Akhir ini adalah :
a. Merancang sistem detektor di rumah sakit umum nyitdah gedung C lantai 1.
b. Merancang sebuah desain instalasi fire alarm semi addressable di rumah sakit umum
nyitdah gedung C.
c. Merancang sebuah desain sistem fire alarm semi addressable berbasis
PLC(Programmable Logic Controller).

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 3


1.5. Manfaat Penelitian
Berdasar pada tujuan di atas, Adapun manfaat hasil
penelitian ini dapat digunakan dalam penyusunan tugas akhir
ini adalah:
a. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak yang akan merancang atau
mengerjakan sistem instalasi fire alarm.
b. Bagi institusi pendidikan, dapat memberi masukan untuk penelitian selanjutnya
dalam mengembangkan keilmuan tentang studi perencanaan fire alarm
c. Bagi penulis sendiri merupakan pengalaman dan pembelajaran khususnya mengenai
perancangan dan prinsip kerja fire alarm.

1.6. Sistematika Tugas Akhir


BAB I :PENDAHULUAN, menguraikan secara singkat latar belakang,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II :TINJAUAN PUSTAKA, bab ini berisi tentang teori yang
berhubungandengan perancangan fire alarm rumah sakit umum nyitdah
gedung C. Dengan PLC CP1E sebagai kontrol utama.
BAB III :METODE PENELITIAN, bab ini memaparkan tahap-tahap
perancangan denah fire alarm rumah sakit umum nyitdah gedung C dan
diagram skematika fire alarm semi addressable, serta PLC sebagai
kontrol utama
BAB IV :ANALISA DAN PEMBAHASAN, bab ini membahas tentang
perencanaan studi fire alarm pada rumah sakit umum nyitdah gedung C
dengan menggunakan PLC CP1E.
BAB V :KESIMPULAN DAN SARAN, bab ini berisi kesimpulan yang
diambil berdasarkan analisis hal-hal penting, serta saran-saran untuk ke
depannya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 4


2.1. Kebakaran[1]
2.1.1. Pengertian Kebakaran
Berdasarkan Standart Nasional Indonesia SNI 03-3985-
2000, Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika
suatu bahan mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara
kimia dengan oksigen yang menghasilkan panas, nyala api,
cahaya, asap, uap air, karbon monoksida, karbon dioksida,
atau produk lain dan efek lainnya.(1) Menurut NFPA
(National Fire Protection Association) Kebakaran adalah
suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur yang
harus ada yaitu bahan bakar yang mudah terbakar, oksigen
yang ada dalam udara dan sumber energi atau panas yang
berakibat menimbulkan kerugian harta benda, cidera bahkan
kematian.(6)
Berdasarkan Perda DKI No.3 tahun 1992, Kebakaran
adalah suatu peristiwa atau kejadian timbulnya api yang
tidak terkendali yang dapat membahayakan keselamatan jiwa
maupun harta benda.(7) Menurut Soehatman Ramli (2010),
Kebakaran merupakan bencana yang sering terjadi di tengah
masyarakat khususnya di daerah pemukiman, tempat kerja
dan perkotaan. Bencana kebakaran ini menimbulkan
kerugian besar baik korban jiwa, atau cedera serta kerugian
materil.(8)[1]
2.1.2. Proses Kebakaran
Terdapat 5 tahap dalam proses pembakaran, dimulai
dari tahap induction hingga decay. Tahap pertama
pembakaran dimulai dari induction, dimana semua variabel
dalam segitiga api bertemu dan memulai reaksi (penyalalaan
tahap awal). Tahap kedua Growth, apabila pada periode awal
kebakaran tidak terdeteksi, maka nyala api akan berkembang
menjadi lebih besar sehingga api akan menjalar bila ada
media disekelilingnya.(11)
Tahap ketiga Flashover, Adanya penumpukan gas

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 5


panas pada langit-langit ruangan dan konsentrasi oksigen
diudara yang lebih rendah, saat konsentrasi gas meningkat,
udara masuk dan bercampur dengan tumpukan gas panas.
Dengan adanya panas, api dan temperatur 3000C flashover
pun terjadi. Tahap keempat Fully Developed adalah tahap
dimana api terus membakar dengan menggunakan suplai
oksigen dan bahan bakar yang tersedia. Tahap ini ditandai
dengan api yang besar dan temperatur tinggi mencapai 600-
10000C. Tahap terakhir Decay, api mulai mengecil karena
habisnya bahan bakar hingga padam sepenuhnya.(11)
2.2. Sistem Fire alarm[2]
Definisi dari fire alarm atau alarm kebakaran adalah
komponen dari sistem yang memberikan isyarat/tanda setelah
gejala kebakaran terdeteksi. Sistem pengindera api atau yang
umum dikenal dengan fire alarm system adalah suatu sistem
terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk mendeteksi
adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberi
peringatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindak
lanjuti secara otomatis maupun manual dengan sistem
pemadam kebakaran (fire fighting System).
Peralatan utama yang menjadi pengendali sistem ini
disebut Main Control Fire alarm (MCFA) atau Fire alarm
Control Panel (FACP) yang berfungsi menerima sinyal
masukan (input signal) semua detektor dan komponen
pendeteksi lainnya, untuk kemudian memberikan sinyal
keluaran (output signal) melalui komponen keluaran sesuai
dengan setting yang telah diterapkan.
2.2.1. Konvensional Sistem[3]
Konvensional Sistem adalah sistem yang dirancang
untuk bangunan – bangunan sederhana seperti sekolah,
minimarket, dan perkantoran. Sistem ini akan mengirim
informasi tempat terjadinya gejala kebakaran pada suatu
zona, dimana zona tersebut terdiri lebih dari 1 detektor[2].

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 6


Gambar 2. 1. Wiring Diagram Fire alarm Konvensional

2.2.2. Full Addressable Sistem[4]


Full adressable Sistem adalah sistem yang dimana
seluruh detektor yang terpasang memiliki id address masing
– masing. Sehingga informasi yang diterima oleh sistem akan
sangat akurat karena setiap detektor memiliki id address
masing – masing. Hal ini akan mempermudah proses
pencarian titik terjadinya gejala kebakaran[3].

Gambar 2. 2. Wiring Diagram Full Addressble

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 7


2.2.3. Semi addressable Sistem[5]
Semi Adressable Sistem adalah sistem gabungan antara
sistem konvensional dan sistem full adressable. Sistem ini
menggunakan panel full adressable sistem sedangkan
pemasangan device dan detektor dirancang secara
konvensional[4].

Gambar 2. 3. Wiring Diagram Semi Addressble

2.3. PLC ( Programmable Logic Controller )[6]


PLC adalah peralatan elektronika yang beroperasi
secara digital, yang menggunakan programable memori
untuk menyimpan internal bagi intruksi – intruksi fungsi
spesifik seperti logika, sekuensial, timing,counting dan
aritmatika untuk mengendalikan secara digital atau analog
input atau output sebagai tipe mesin.
PLC adalah kependekan dari Programable Logic
Controller yang merupakan hasil dari tuntutan kebutuhan
akan kontroller yang murah, yang dapat digunakan untuk
segala kondisi dan mudah dalam pengoperasiannya. PLC ini
merupakan sistem kontrol yan berdasarkan CPU yang
menggunakan perangkat keras dan memori untuk
mengendalikan proses. Kontrol jenis ini didesain untuk
menggantika hardware relay dan timer logic. PLC

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 8


menyediakan kemudahan pengendalian
berdasarkan pemrograman dan pelaksanaan instruksi logic yang sederhana.PLC
mempunyai fungsi intenal seperti timer, counter dan shift register sehingga kontrol yang
rumit dapat diwujudkan dengan sesederhana mungkin.

Gambar 2. 4. Gambar PLC Omron CP1E

PLC (Programmable Logic Controller) memiliki input


device, output device serta controller. Peralatan yang
dihubungkan pada PLC (Programmable Logic Controller)
yang berfungsi mengirim sebuah sinyal ke PLC
(Programmable Logic Controller) disebut input device.
Sinyal input yang masuk pada PLC (Programmable Logic
Controller) disebut input poin. Input poin ini ditempatkan
dalam lokasi memori sesuai dengan statusnya on atau off.
Lokasi memori ini disebut lokasi bit. CPU dalam suatu
siklus proses yang normal memantau keadaan dari input poin
dan menjalankan on dan off sesuai dengan input bitnya.
Demikian juga dengan output bit dalam memori dimana
output poin pada unit ditempatkan, mengirimkan sinyal
output ke output device. output bit akan on untuk
mengirimkan sebuah sinyal ke peralatan output melalui
output poin. CPU secara periodik menjalankan output poin
on atau off sesuai dengan status dari output bit.
PLC beroperasi dengan menguji sinyal input dari
proses dan pembawa instruksi logic yang telah diprogram

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 9


dalam memory tersebut agar menghasilkan sinyal output
untuk mengendalikan proses. Interface standart pada PLC
memungkinkan kontrol ini berhubungan dengan actuator
proses dan tranduser tanpa langsung menggunakan peralatan
circuit.Dengan menggunakan PLC, instalasi dan
pengoperasiannya lebih mudah apabila dibandingkan dengan
sistem teknologi perangkat keras, namun PLC mempunyai
fungsi khusus yang disesuaikan dengan kontrol pada industri.
Fungsi khusus itu antara lain :
 Mudah diprogram dan dapat diprogram ulang pada peralatan
 Menggunakan bahasa pemrograman yang mudah dipahami
 Level sinyal dan hubungan input output standar
 Tahan terhadap getaran dan noise
Karena kemudahan – kemudahan tersebut kontrol ini sangat diperlukan dalam berbagai
jenis peralatan dan proses kontrol industri. Setelah munculnya penambahan dalam
kemampuan dan kualitas dari PLC yang maju kian pesat dan mengikuti perkembangan
teknologi membuat PLC kian diminati. Perintah
perintah praktis dan singkat untuk counter, timer, shift
register dan fungsi matematik komplek pada kontroller tipe
besar. Perkembangan komponen elektronika juga berdampak
pada kemampuan kapasitas memori yang lebih besar dan
jumlah input dan output yang lebih besar pula.
Keuntungan dari penggunaan PLC dalam otomatisasi antara lain :
 Kemampuan bekerja pada lingkungan yang keras.
 Beroperasi normal dalam beberapa kondisi suhu, kelembaban, fluktuasi
tegangan dan noise.
 Kehandalan yang tinggi
PLC (Programmable Logic Controller) mempunyai kehandalan dibandingkan dengan
sistem konvensional.
 Sesuai untuk kontrol mesin pada sistem otomatisasi pabrik
 Standarisasi pada kontrol hardware
 Pembiayaan rendah
Rangkaian kontrol dan logika yang rumit diterapkan dalam bentuk program tertulis dari

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 10


pada hardware berkabel.Hal ini merupakan pendapatan bagi perusahaan, sebab dapat
digunakan dalam jangka waktu yang lama dan aplikasi yang luas.
 Perawatan yang mudah
 Indikator input dan output memungkinkan trouble shooting sistem lebih cepat
dan mudah. Konfigurasi output bertipe relay Plug-in.
 Waktu penerapan yang lebih singkat
 Perubahan yang mudah tanpa biaya tambahan
 Biaya proyek dapat dikalkulasi secara akurat
 Ukuran yang lebih kecil dan konsumsi daya yang lebih rendah.
 Sebagian besar komponen mengandung IC yang memiliki kemampuan yang
tinggi yang dikemas dalam bentuk yang kecil dan ringan.
 Waktu pelatihan yang lebih singkat
 Fleksibilitas dicapai dari software
 Perubahan atau penambahan pada spesifikasi diproses software, sehingga
mempermudah perubahan/penambahan tanpa merubah hardware.
 Dapat diterapkan tidak hanya pada kontrol sekuensial dan pengolahan paralel
tetapi untuk segala bidang kebutuhan kontrol dari mesin tunggal sampai sistem
otomatisasi pabrik.
2.3.1. Bagian – Bagian PLC
Pada dasarnya PLC terdiri dari tiga bagian utama yaitu
bagian input/output, bagian prosesor dan perangkat
pemrograman (programing device).

Gambar 2. 5. Gambar Blok Diagram PLC


Unit input/output merupakan perantara antara mikroelektrik PLC dengan dunia luar.
Oleh karena itu diperlukan suatu rangkaian pengkondisian sinyal dan isolasi. Hal ini

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 11


memungkinkan PLC untuk dihubungkan langsung pada aktuator proses dan tranduser
tanpa memerlukan circuit perantara. Untuk membuat pengkonversian sinyal dari PLC
tersedia pilihan input/output unit untuk berbagai keperluan. Ini merupakan bentuk
standar dari berbagai saluran I/O yang diisolasi secara elektris dari proses kontrol
menggunakan opto isolator I/O modul. Pada semua PLC yang I/O poinnya diletakkan
pada suatu tempat, semua input dari suatu type dan outputnya sama. Ini karena
supply dari pembuatannya adalah untuk fungsi standar
dengan tujuan yang lebih ekonomis. Dalam banyak kasus,
unit I/O ini didesain dengan tujuan untuk memudahkan
hubungan proses antara tranduser dengan actuator ke PLC.
Untuk tujuan ini semua PLC dibuat dengan terminal standar
atau soket pada tiap – tiap I/O poin, memudahkan dan
menyederhanakan palepasan serta penggantian I/O card yang
error. Masing – masing I/O poin mempunyai address
tersendiri atau nomor saluran yang digunakan selama
pengembangan program untuk menentukan pengawasan
input atau output dalam program. Indikasi kondisi dari
saluran I/O dilakukan dengan LED dalam PLC. Dengan
adanya led dalam I/O unit ini membuatnya mudah dalam
pegawasan I/O PLC.
1. Prosesor
CPU mengendalikan dan mengawasi operasi dalam
PLC.Melakukan intruksi yang sudah terprogram dalam
memori. Jalur komunikasi internal atau bus sistem membawa
informasi dari dan ke CPU, memory dan I/O unit dibawah
kontrol CPU. CPU diatur oleh frekwensi clock dari kristal
waktu eksternal atau isolator RC, biasanya antara 1 – 8 MHz
tergatung dari mikroprosesor yang digunakan dan arena
penggunaannya. Clock menggambarkan kecepatan operasi
PLC dan menyediakan pewaktu atau sinkronisasi untuk
berbagai elemen sistem. Pada dasarnya semua PLC saat ini
menggunakan mikro sebagai sistem CPU. Dalam beberapa
PLC tipe besar menggunakan mikroprosesor tambahan untuk
mengontrol penggunaan waktu yang kompleks. Prosesor dari

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 12


PLC menyimpan dan menjalankan program untuk
menjalankan prosesor harus menyimpan kondisi I/O yang
terbaru.
Kondisi input disimpan dalam input tabel yang
merupakan bagian dari memori prosesor. Setiap satu modul
input dibagian I/O telah ditentukan satu lokasi tersendiri
dalam input image tabel untuk mencatat kondisi akhir output.
Kondisi output tentunya berbeda dari keadaan input dengan
memperhatikan arah aliran informasi. Lebih jelasnya arah
aliran informasi dalam CPU mengambil instruksi dari
memori user program ke dalam CPU adalah sebagai berikut:
 Mengambil informasi I/O dari image dan data numerik dari variabel data
memori.
 Menjalankan instruksi
 Pembuatan keputusan logic mengenai keadaan yang sebenarnya dari output dan
muncul dalam output image tabel Lokasi dalam I/O dari image modul dikenali
dengan alamat. Masing– masing lokasi memiliki alamat sendiri.Semua PC
memiliki metode tersendiri dalam menentukan alamat – alamat. Bagian memori
prosesor khusus digunakan untuk menyimpan intruksi – intruksi user program.
Sebelum PC mulai mengendalikan sistem industri, user harus memasukkan kode
intruksi yang merupakan user program, cara ini disebut programing.

Gambar 2. 6. Gambar Blok Diagram Prosesor

o Timer (Pewaktu)

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 13


CPU dibangun dari clock osilator yang mengontrol kecepatan operasi dan
menggunakan sinyal clock untuk menghasilkan delay time yang pewaktunya
diatur oleh timer. Delay time ini digunakan misalnya untuk menjaga output
relay agar periodenya tetap.
o Biner Counter
Fungsi biner counter untuk menambah (ditambah satu) dan dikurangi
(dikurangi satu) data biner yang disimpan di register Dan membandingkannya
dengan dua register yang berbeda. Counter digunakan untuk mencacah,
misalnya untuk menghasilkan pulsa digital dari peralatan switching yang
dihubungkan ke input port.
o Memori
Memori merupakan elemen yang terdapat pada CPU yang berupa IC
(Integrated Circuit). Karakter memori ini mudah dihapus dengan mematikan
catu daya. Beberapa tipe daripada semikonduktor memori seperti :
o RAM (Random Acces Memory)
Merupakan tipe memori yang fleksibel dalam membaca atau menulis data yang
digunakan untuk menyimpan ladder program
o ROM (Read Only Memory)
Dapat dibaca datanya tetapi tidak dapat ditulisi karena termasuk data non
volatile yang tersedia secara permanen
o EPROM (Erasable Programable Only Memory)
Dapat diprogram secara elektis dan dihapus dengan menggunakan sinar
ultraviolet.Merupakan media penyimpan yang permanen untuk ladder program.
Waktu Scan(7)
Scan adalah proses membaca Input, mengeksekusi
program dan memperbaharui output. Waktu scan adalah
proses membaca status Input, mengevaluasi logic control dan
memperbaharui output ecara terus menerus dan berurutan.
Spesifikasi waktu scan menunjukkan seberapa cepat alat
kontrol bereaksi terhadap Input dan memecahkan logika
kontrol secara benar. Waktu yang dibutuhkan untuk satu
waktu scan bervariasi dari 0.1 ms sampai 10 ms tergantung
kecepatan proses CPU dan panjang program. Memonitor

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 14


program kontrol juga menambah waktu overhead dari scan
karena CPU pengontrol harus mengirimkan status kontak ke
peralatan monitor lain.
Diagram Ladder(8)
Pemrograman PLC dengan perangkat lunak CX-
programmer menggunakan bentuk pemrograman diagram
ladder. Dalam diagram ladder PLC digunakan simbol dasar
berupa kontaktor. Ada dua simbol dasar untuk kontaktor,
yaitu:
1. Normally Open (NO)
Jika logika benar, maka kontak menutup, jika logika salah maka kontak membuka
2. Normally Closed (NC)
Jika logika benar, maka kontak membuka, jika logika salah maka kontak menutup

Instruksi Dasar PLC(9)


Semua instuksi (perintah program) yang ada dibawah
merupakan instruksi paling dasar pada PLC Omron sysmac
C-seris. Menurut aturan pemerograman, setiap akhir program
harus ada instruksi dasar END yang oleh PLC dianggap
sebagai batas akhir dari program. Instruksi ini tidak
ditampilkan pada tombol operasional programming console,
akan tetapi berupa sebuah fungsi yaitu FUN. Jadi jika kita
menegetik FUN (01) pada programming console, maka pada
layar programming console akan tampil END.
1. LOAD (LD) dan LOAD NOT (LD NOT)
Intruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja pada suatu system control hanya membutuhkan
suatu  kondisi logika saja dan sudah dituntut untuk mengeluarkan 1 output. Logikanya
seperti kontak NO Relay untuk intruksi LOAD dan seperti kontak NC Relay untuk
intruksi LOAD NOT.

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 15


Gambar 2. 7. instruksi LD dan LD NOT
2. AND dan AND NOT
Jika terdapat dua atau lebih kondisi yang dihubungkan
secara seri pada garis instruksi yang sama, maka kondisi
yang pertama menggunakan instruksi LOAD atau LOAD
NOT dan sisanya menggunakan intruksi AND atau AND
NOT. Pada gambar dibawah ditunjukkan sebuah penggalan
dan diagram tangga yang mengandung tiga kondsi yang
dihubungkan secara seri pada garis intruksi yang sama
berkaitan dengan LOAD, AND NOT, dan AND. Intruksi yang
digambarkan paling kanan sendiri akan memiliki kondisi ON
jika ke tiga kondisi di kiri semuanya ON, dalam hal ini
IR000.00 dalam kondisi ON, IR010.00 dalam kondisi OFF,
dan LR00.00 dalam kondisi ON.

Gambar 2. 8. penggunaan AND dan AND NOT


3. OR dan OR NOT
Jika dua atau lebih kondisi dihubungkan secara pararel,
artinya dalam garis intruksi uang berbeda kemudisn
bergabung lagi dalam satu garis intruksi yang sama, maka

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 16


kondisi yang pertama terkait dengan intruksi LOAD atau
LOAD NOT dan sisanya berkaitan dengan intruksi OR atau
OR NOT.
Gambar 2. 9. penggunaan instruksi OR atau OR NOT
Blok intruksi ini akan memiliki kondisi eksekusi ON jika cukup salah satu dari ketiga
kondisi dalam keadaan ON. Dalam hal ini kondisi OR dapat dibayangkan akan selalu
menghasilkan kondisi ON jika salah satu dari dua atau lebih kondisi yang terhubungkan
dengan intruksi ini dalam kondisi ON.
4. OUTPUT dan OUTPUT NOT
Cara yang paling mudah untuk mengeluarkan kondisi
eksekusi adalah dengan menghubungkan langsung dengan
keluaran melalui intruksi OUT atau OUT NOT. Kedua
ntruksi ini digunkan untuk mengontrol BIT operan yang
bersangkutan berkaitan dengan kondisi eksekusi. Dengan
menggunakan intruksi OUT, maka BIT operan akan menjadi
ON jika kondisi eksekusinya juga OFF. Pada gambar di
bawah terlihat jika IR010.00 akan ON selama IR000.00 juga
ON, sedangkan IR010.01 akan ON selama IR000.01 dalam
kondisi OFF.

Gambar 2. 10. penggunaan instruksi OUT atau OUT NOT


AND LOAD (AND LD)

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 17


Gambar 2. 11. penggunaan instruksi blok logic AND LD
Pada gambar terdapat dua blok yang ditandai dengan kotak bergaris putus-putus, yang
akan menghasilkan kondisi eksekusi ON, jika blok kiri dalam kondisi ON dan blok
kanan juga dalam kondisi ON.
5. OR LOAD (OR LD)
Untuk kondisi diagram tangga yang khusus seperti
dibawah ini, kondisi eksekusi ON akan dihasilkan jika blok
logic atas atau blok logic bawah dalam kondisi ON.

Gambar 2. 12. penggunaan instruksi OR LD

6. END
Intruksi terakhir yang harus dituliskan atau
digambarkan dalam diagram tangga adalah intruksi END.
CPU pada PLC akan menyebabkan semua instruksi  dalam
program dari awal hingga ditemui instruksi END yang
pertama, sebelum kembali lagi mengerjakan instruksi dalam

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 18


program dari awal lagi, artinya intruksi yang ada di bawah
atau setelah intruksi END akan diabaikan. Angka yang
dituliskan pada intruksi END pada kode mnemonic
merupakan kode fungsinya. Jika suatu program PLC tidak
dilengkapi dengan intruksi END maka program tidak akan
dijalankan sama sekali.
Gambar 2. 13. penggunaan instruksi END
7. INTERLOCKS IL dan INTERLOCKS ILC
Interlocks dan interlocks clear merupakan satu pasang
instruksi. Jika ada interlocks maka harus ada instruksi
penutupnya yaitu interlocks clear. Diagram tangga yang
berada diwilayah IL (02) dan ILC (03) tidak akan bekerja

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 19


jika IL (02) belum bekerja. Instruksi ini dapat menggantikan
diagram tangga yang ada titik percabangannya sehingga
diagram tangganya menjadi lebih sederhana.

Gambar 2. 14. diagram tangga dengan IL (02) dan ILC (03)


8. TIMER (TIM) dan COUNTER (CNT) 
Timer dan Counter pada PLC berjumlah 512 buah yang
bernomor TC000 sampai TC511. Jika suatu nomor sudah
dipakai sebagai timer/counter, maka nomor tersebut tidak
boleh dipakai lagi sebagai timer/counter.  Nilai timer/counter
pada PLC bersifat countdown (menghitung mundur) dari
nilai awal yang ditetapkan oleh program, setelah hitungan
mundur tersebut mencapai nol, maka timer/counter akan ON.

Gambar 2. 15. diagram tangga dengan TIMER

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 20


Gambar 2. 16. diagram tangga dengan COUNTER
9. JUMP (JMP) dan JUMP END (JME)
Instruksi ini mirip dengan IL (02) dan ILC (03).
Bedanya jika kondisi logika untuk instruksi JMP sudah OFF,
kondisi logika output diagram tangga yang berada diantara
instruksi JMP dan JME yang mempunyai logic ON akan

tetap ON (latching), Walaupun kondisi input logic-nya sudah


OFF.

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 21


Gambar 2. 17. Diagram tangga dengan JMP (04) dan JME (05)
10. SET dan RESET
Instruksi SET dan RESET ini hampir sama dengan
instruksi OUT dan OUT NOT, hanya saja instruksi SET dan
RESET ini mengubah kondisi status bit operan saat kondisi
eksekusinya ON. Kedua instruksi ini tidak akan mengubah
kondisi status bit jika kondisi eksekusinya OFF.

Gambar 2. 18. Diagram tangga dengan SET dan RESET

11. DIFFERENTIATE UP (DIFU) dan DIFFERENTIATE DOWN (DIFD)


Instruksi DIFU dan DIFD berfungsi untuk mengubah
kondisi logika bit operan dari OFF menjadi ON selama
1 scan time. 1 scan time adalah jumlah waktu yang
dibutuhkan PLC untuk menjalankan program dimulai dari
alamat program 00000 sampai instruksi END.

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 22


Gambar 2. 19. Diagram tangga dengan instruksi DIFU dan DIFD
12. KEEP
Instruksi ini berfungsi untuk mempertahankan kondisi
output untuk tetap ON walaupun input sudah dalam kondisi
OFF. Logika input harus diumpankan ke titik SET dari
instruksi KEEP. untuk mereset output adalah dengan titik
reset dari instruksi KEEP.

Gambar 2. 20. Diagram tangga dengan instruksi KEEP

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 23


13. SHIFT REGISTER
Instruksi ini berfungsi untuk menggeser data dari bit
yang paling rendah tingkatnya ke bit yang paling tinggi
tingkatannya. Data input akan mulai bergeser pada saat
transisi naik dari clock input.

Gambar 2. 21. Diagram tangga dengan instruksi SHIFT REGISTER


2.4. Fire alarm Terminal Box[10]
Fungsi TBFA (Terminal box Fire alarm) adalah untuk
memudahkan pemeriksaan (troubleshooting) dan
pemeliharaan (maintenance). box ini biasanya berwarna
merah agar bisa dibedakan dari terminal box lainnya.
Peletakkan terminal box fire bisa di ujung koridor gedung
dengan maksud agar kabel bisa turun dengan mudah melalui
lorong penghubung antar lantai yang disebut shaft. Di shaft
inilah biasanya instalasi ME (Mechanical Electrical)
dilakukan, seperti jalur listrik, telepon, jaringan komputer,
pipa air dan sebagainya.
Sebelum masuk ke panel utama, kabel dari TBFA
“diparkir” dulu di MDFA. MDFA adalah Main Distribution
Frame fire alarm yang merupakan kumpulan jalur utama dari

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 24


setiap lantai atau lokasi. Khusus untuk jalur ini kita bisa
memakai kabel dari jenis tahanan api (FRC, Fire Resistant
Cable) supaya sinyal supervisi tidak terputus oleh adanya
kebakaran di sepanjang jalur ini.
2.5. Detektor Kebakaran[11]
1. Pengertian Detektor Kebakaran

Menurut Permenaker No.2 tahun 1983, Detektor adalah alat untuk mendeteksi pada
mula kebakaran yang dapat membangkitkan alarm dalam suatu sistem. (15)
2. Klasifikasi Detektor Kebakaran

Berdasarkan SNI 03-3985-2000 dan Permenaker RI No.02/MEN/1983, detektor


kebakaran (fire detector) digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu : (1,15)

1) Detektor Asap (Smoke Detector)

Detektor asap (smoke detector) adalah detektor yang bekerja berdasarkan terjadinya

akumulasi asap dalam jumlah tertentu. Alat ini berfungsi untuk mendeteksi partikel –
partikel asap, baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Detektor asap dapat
mendeteksi kebakaran jauh lebih cepat dari detektor panas. Detektor asap sangat tepat
digunakan didalam bangunan dimana banyak terdapat kebakaran kelas A yang
menghasilkan asap, namun kurang tepat untuk kebakaran hidrokarbon atau gas.

Terdapat prinsip kerja dalam melakukan pendeteksian asap, antara lain :

a. Ionisasi sistem, yaitu detektor akan bekerja apabila partikel asap memasuki suatu
bagian detektor yang di dalamnya sedang terjadi proses ionisasi udara. Prinsipnya
adalah berkurangnya arus ionisasi oleh asap pada konsentrasi tertentu. Detektor ini
lebih responsive terhadap partikel asap yang tidaknyata (kurang dari 1 mikron)
yang dihasilkan oleh api dengan nyala terang dan berasap tipis.(1) Sistem ini
menggunakan bahan radioaktif yang akan mengionisasi udara disuatu ruangan
dalam komponen detektor. Listrik di dalam ruang dihantar melalui udara di antara
dua batang elektroda. Apabila partikel asap masuk ke dalam ruang detektor, maka
akan menyebabkan penurunan daya hantar listrik. Selanjutnya detektor akan
memberikan sinyal ke sistem alarm.

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 25


Gambar 2. 22. Detektor Asap Jenis Ionisasi

b. Fotoelektric Sistem, yaitu detektor akan bekerja apabila partikel asap memasuki
bagian detektor yang didalamnya sedang terjadi proses penyinaran pada suatu
sensor. Prinsipnya adalah berkurangnya cahaya oleh asap pada konsentrasi
tertentu. Detektor ini lebih sensitif untuk jenis asap yang nyata (lebih dari 1
mikron) yang dihasilkan oleh api membara dengan jumlah asap yang banyak.

Gambar 2. 23. Detektor Asap Jenis Fotoelektrik

2) Detektor Panas (Heat Detector)

Menurut SNI 03-3985-2000 Detektor Panas (Heat Detector) adalah detektor yang
bekerja berdasarkan pengaruh panas (temperature) tertentu. Detektor panas merupakan
peralatan dari detektor kebakaran yang dilengkapi dengan suatu rangkaian listrik atau
pneumatik yang secara otomatis akan mendeteksi kebakaran melalui panas yang
diterimanya.(1) Detektor panas sangat sesuai ditempatkan di area dengan kelas
kebakaran kelas B atau cairan dan gas mudah terbakar seperti instalasi minyak dan
kimia.(8)

Berdasarkan temperatur yang diukur, detektor

panas terdiri dari 3 jenis, antara lain :

a. Detektor suhu tetap

Detektor bekerja apabila temperatur naik mencapai suhu batas tertentu dan kemudian
akan memberikan sinyal ke sstem alarm. Detektor ini berupa tabung gelas yang akan
meleleh pada suhu tertentu, misalnya pada suhu 680C. Jika panas ruangan akibat

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 26


adanya api meningkat dan mencapai batas suhu tersebut, kaca akan pecah dan
memberikan sinyal ke sistem alarm atau menyemburkan air.

b. Detektor Jenis Peningkatan Suhu (Rate of Rise Detector)

Detektor bekerja bila kenaikan suhu dengan cepat dalam waktu yang singkat. Detektor
ini terdiri dari tabung detektor yang memiliki lobang – lobang kecil dengan sebuah
diaphragm. Adanya kenaikan suhu ruangan akan masuk ke dalam badan detektor
mengakibatkan terjadinya pemuaian udara didalamnya. Pemuaian ini akan
mengakibatkan timbulnya tekanan pada diaphragm sehingga terjadi kontak listrik.
Panas akibat kebakaran akan mengakibatkan udara memuai dan menekan diaphragm
yang selanjutnya mengaktifkan detektor.

c. Combination of Fixed Temperature Detector and Rate of Rise Detector

Detektor bekerja berdasarkan kecepatan naiknya temperatur dan batas temperatur


maksimum yang ditetapkan.

Gambar 2. 24. Detektor Panas (Heat Detector)

3) Detektor Nyala Api (Flame Detector)

Detektor Nyala Api (Flame Detector) adalah detektor yang bekerja berdasarkan radiasi
api, yakni setelah menerima sinyal-sinyal berupa sinar infra merah atau ultraviolet yang
berasal dari api

atau percikan api. Terdapat dua jenis detektor radiasi / nyala api yaitu : (1,15)

a. Detektor nyala api inframerah, yang menggunakan gelombang inframerah untuk


mendeteksi adanya api. Detektor ini lebih responsif pada api yang berasal dari
bahan bakar mengandung karbon.

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 27


b. Detektor nyala api ultraviolet, yang menggunakan vacum tube untuk mendeteksi
radiasi UV yang dihasilkan oleh api. Detektor ini sensitif terhadap hampir semua
jenis kebakaran.

Gambar 2. 25. Detektor Nyala Api

Satu kelompok alarm kebakaran harus dibatasi sampai dengan 20 (dua puluh)
detektor nyala api untuk melindungi ruangan maksimum 2000 (dua ribu) m2 luas
lantai kecuali terhadap ruangan yang luas tanpa sekat dapat diperluas lebih dari
2000 (dua ribu) m2 luas lantai.

4) Detektor Gas (Gas Detector)

Detektor Gas (Gas Detector), adalah detektor yang bekerjanya berdasarkan kenaikan
konsentrasi gas yang timbul akibat kebakaran ataupun gas – gas lain yang mudah
terbakar. Pada umumnya alat ini banyak digunakan pada bidang atau industri yang
berhubungan dengan tempat yang rawan terjadi kebocoran gas seperti pabrik, lokasi
pertambangan, kilang minyak. Fungsi dari gas detektor adalah dapat mendeteksi gas
yang berbahaya untuk manusia seperti karbondioksida serta gas lain yang mudah
terbakar, serta dapat mendeteksi sekurang – kurangnya 3 hal yaitu gas yang mudah
untuk menyulut api, gas beracun, penipisan oksigen.

Cara kerja alat gas detektor :

Alat gas detektor dipasang terhubung dengan control system sehingga mesin atau alat
tertentu langsung berhenti berfungsi secara otomatis sesaat setelah gas detektor
mendeteksi terjadinya kebocoran gas. Alat gas detektor dapat memberikan tanda
peringatan berupa bunyi alarm atau lampu menyala saat kebocoran gas terjadi sehingga
orang yang berada di area tersebut mendapatkan peringatan untuk segera
menyelamatkan diri.

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 28


Gambar 2. 26. Detektor Gas
2.6 Sistem Deteksi Alarm Kebakaran(12)
2.6.1 Peraturan dan standar.
Sistem deteksi dan alarm kebakaran harus dipasang sesuai dengan :
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor 26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan
teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan.
2. SNI 03-3986-2000 atau edisi terakhir; Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan
Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung.
2.6.2. Sistem dan Instalasi[12]
2.6.3.1. Sistem.
Instalasi sistem deteksi dan alarm kebakaran, meliputi 2 jenis :
(1) Sistem alarm kebakaran manual, terdiri dari

Gambar 2. 27. Sistem alarm kebakaran manual


a. Panel Alarm;
b. titik panggil manual;
c. Signal alarm (alarm bel/buzzer/lampu).
Sistem deteksi dan alarm kebakaran otomatis, terdiri dari :
a. panel alarm;
b. detektor panas dan asap;
c. titik panggil manual;

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 29


d. signal alarm (alarm bel/buzzer/lampu).

Gambar 2. 28. Sistem alarm dan deteksi kebakaran otomatik


2.6.3. Ketentuan penempatan detektor panas dan detektor asap.
1. Semua detektor asap mempunyai persyaratan jarak antar detektor yang sama, juga
semua detektor panas mempunyai persyaratan jarak antar detektor yang sama
meskipun berbeda dengan detektor asap.

Gambar 2. 29. (a) Area yang dicakup untuk detektor asap, (b) Area yang dicakup untuk
detektor panas
Sesuai standar untuk area umum jarak antara setiap titik dalam area yang diproteksi
dan detektor terdekat ke titik tersebut harus tidak melebihi 7,5 meter untuk detektor
asap dan 5,3 meter untuk detektor panas. Gambar 2.3.2.(1) menunjukkan area
maksimum yang dapat dicakup oleh detektor individual.
2. Untuk memastikan bahwa proteksi yang dicakup di sudut ruangan dan untuk
memastikan tidak ada celah pada titik yang berhubungan dari banyak detektor, jarak
antarany harus dikurangi. Llihat gambar 2.30.

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 30


Gambar 2. 30. Area yang tidak tercakup di pojok dan di perpotongan.
3. Untuk memastikan cakupan lengkap denah segi empat, jarak antara detektor dan
dinding harus dikurangi sampai 5 meter untuk detektor asap, dan 3,5 meter untuk
detektor panas. Lihat gambar 2.31.

Gambar 2. 31.(a) Cakupan area detektor asap pada ruang segiempat, (b) Cakupan area
detektor panas pada ruang segiempat
4. Untuk memastikan cakupan lengkap, jarak antar detektor harus dikurangi sampai 10
meter antar detektor asap, dan 7 meter antar detektor panas. Lihat gambar 2.3.2.

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 31


Gambar 2. 32. (a) Jarak antar detektor asap, (b) Jarak detektor panas
5. Untuk koridor kurang dari 2 meter lebarnya, hanya garis pusat membutuhkan
pertimbangan dimana tidak penting untuk mengurangi jarak antara detektor untuk
melengkapi seluruh cakupan yang diberikan. Dengan demikian, jarak antara detektor
untuk detektor asap menjadi 7,5 meter dari dinding dan 15 meter antar detektor.
Untuk detektor panas, jarak antaranya menjadi 5,3 meter ke dinding dan 10 meter
antar detektor. Lihat gambar 2.33.

Gambar 2. 33. Jarak antar detektor asap di koridor


6. Data tersebut di atas berlaku hanya untuk langit-langit datar, untuk langit-langit yang
miring atau langit-langit yang permukaannya tidak rata, jarak antaranya akan
berubah. Untuk langit-langit yang miring, detektor harus dipasang sesuai kemiringan
langit-langit dan diperlukan tambahan 1% untuk setiap 10 kemiringannya sampai
25%. Terdekat ditetapkan 600 mm untuk detektor asap dan 150 mm untuk detektor
panas.
2.6.4. Instalasi
1. Lokasi penempatan instalasi sistem deteksi dan alarm kebakaran di rumah sakit,
ditentukan seperti ditunjukkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Lokasi penempatan sistem deteksi dan alarm kebakaran.
No Jumlah lantai Jumlah luas Sistem alarm dan
minimum/lantai (m2) deteksi kebakaran
1 1 Tanpa batas Manual
2 2~4 T.A.B Otomatik
3 >4 T.A.B Otomatik
2. Lokasi penempatan detektor kebakaran pada ruangan di dalam rumah sakit
ditunjukkan pada tabel 2.2.

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 32


2.7. Tiga Serangkai Fire alarm[13]
Ketiga alat yang dimaksud adalah Manual call point, Fire alarm Bell,dan Indicator
lamp. Disebut tiga serangkai, karena ketiganya biasa dipasang ditembok berjajar ke
bawah ataupun ditempatkan dalam satu plat metal yang berada tepat di atas lemari
hidran (selang pemadam api)
2.7.1. Manual call point
Fungsi alat ini adalah untuk mengaktifkan sirine tanda
kebakaran (fire bell) secara manual dengan cara memecahkan
kaca atau plastik transparan di bagian tengahnya. Istilah lain
untuk alat ini adalah Emergency Break Glass. Di dalamnya
hanya berupa saklar biasa yang berupa microswitch atau
tombol tekan.

Salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah soal


lokasi penempatannya. Terbaik jika unit ini diletakkan di
lokasi yang sering terlihat oleh banyak orang, terlewati oleh

orang saat berlarian ke luar bangunan,dan mudah dijangkau.


Gambar 2. 34 Manual call point

Untuk menguji fungsi alat ini tidak perlu dengan memecahkan kaca, karena sudah
tersedia tongkat atau kunci khusus, sehingga saklar bisa tertekan tanpa harus
memecahkan kaca. Kaca yang telanjur retak atau pecah bisa diganti dengan yang baru.
Di beberapa tipe ada yang dilengkapi dengan fungsi intercom (TEL). Petugas penguji
dapat melakukan komunikasi dengan penjaga di Panel Control Room dengan
memasukkan handset telepon ke dalam jack pada MCP. Seketika itu juga telepon di
panel akan aktif,sehingga kedua orang ini bisa saling berkomunikasi.
2.7.2. Indicator lamp
Indicator lamp adalah lampu yang berfungsi sebagai
pertanda aktif tidaknya sistem fire alarm atau sebagai
pertanda adanya kebakaran. Indicator lamp pada fire alarm

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 33


adalah lampu yang menunjukkan adanya power pada panel
ataupun menunjukkan trouble dan atau kebakaran. Di
dalamnya hanya berupa lampu bohlam (bulb) berdaya
30V/2W atau lampu LED berarus rendah. Oleh karena itu,
dalam sistem yang normal (tidak pada saat kebakaran)
seharusnya lampu ini menyala (On). Sebaliknya apabila
lampu mati artinya ada trouble pada power. Pada beberapa
produk, indikasi kebakaran dinyatakan dengan lampu
indikator yang berkedip-kedip.

Gambar 2. 35. Indicator lamp


2.7.3. Fire Bell
Fire bell akan membunyikan bunyi alarm kebakaran
yang khas. Suaranya cukup nyaring dalam jarak yang relatif
jauh. Tegangan output yang keluar dari panel fire alarm
adalah 24VDC, sehingga jenis fire bell 24VDC-lah yang
banyak dipakai saat ini, sekalipun versi 12VDC juga tersedia.

Gambar 2. 36. Fire Bell

Perlu diperhatikan dalam pemasangan fire bell (pada tipe Gong) adalah kedudukan
piringan bell terhadap batang pemukul piringan jangan sampai salah. Jika tidak pas,
maka bunyi bell menjadi tidak nyaring.

BAB III
METODE PENELITIAN

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 34


Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini antara lain :
1. Metode Tinjauan
arkan pada literatur – literatur baik itu yang berasal dari buku, jurnal, e-jurnal,
maupun sejenisnya.
2. Metode Survei
Metode ini digunakan untuk pengambilan data berupa data panjang, lebar dan tinggi
plapon. Pengambilan data dengan cara melakukan pengukuran langsung dilapangan
dan pengamatan pada denah asitektur.

3.1. Pengambilan Data/Rancangan Sistem


3.1.1. Pengambilan Data
Pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti adalah
pengamatan atau survei di lapangan terhadap data yang
berhubungan dengan perancangan sistem detektor kebakaran.
Pengambilan data juga dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan pada desain arsitektur rumah sakit pada autocad.
3.1.2. Perancangan Sistem
Perancangan Sistem Fire alarm Rumah Sakit Umum
Nyitdah hanya pada gedung C, yaitu lantai 1 gedung C dan
master plan lantai 2 dan 3 gedung C. Sistem pendeteksi
kebakaran yang akan dipasang adalah pendeteksi otomatis
yakni harus bisa mengetahui paling tidak lantai 1 gedung C
bagian yang bermasalah pada saat detector mendeteksi
penyebab tanda-tanda kebakaran.
Sistem yang dipilih untuk gedung Rumah Sakit Umum
Nyitdah Gedung C adalah adalah Fire alarm dengan sistem
semi-addressable yang merupakan kombinasi dari sistem
konvensional dan sistem addressable. Dimana PLC sebagai
kontrol utama sistem fire alarm.
PLC terhubung dengan sistem lain yang digunakan
untuk keperluan evakuasi dan tindakan lanjut saat terjadi
kebakaran, Kelima utilitas tersebut terhubung ke MCFA
dengan instalasi kabel FRC 2x1.5 mm.

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 35


Utilitas tersebut antara lain:
1. Ke Sound System
2. Ke LVMDP(Low Voltage Maain Distribution Panel)
3. Ke Control Lift
4. Ke Pressurizes fan
5. Ke Hydrant pump monitoring
3.2. Pengolahan data
3.2.1. Pengolahan data pembuatan denah dan diagram skematik fire alarm

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 36


Gambar 3. 1. Diagram Alir Desain Sistem Fire alarm
Diagram alir menggambarkan proses pembuatan desain sistem fire alarm semi
addreseble di Rumah Sakit Umum Nyitdah Gedung C Lantai 1, 2 dan 3 adalah sebagai
berikut.
1. Dimulai dari mencari literatur sebagai acuan dalam perancangan fire alarm.
2. Mempelajari denah arsitektur rumah sakit umum nyitdah lantai 1 gedung C.
3. Menentukan jumlah zona/loop yang digunakan untuk rumah sakit nyitdah lantai 1
gedung C.
4. Menentukan jenis detector yang dipasang dan merek detector tersebut.
5. Merancang sistem fire alarm berdasarkan denah arsitektur dan kemampuan alat yang
dipasang
6. Analisa, perhitungan dan perancangan kebutuhan dan tata letak detector sebagai
upaya penanggulangan kebakaran berdasarkan kemampuan alat yang dipasang.
7. Apabila sudah sesuai standart keamanan, maka desain fire alarm siap dibuat apabila
tidak memenuhi standart keamanan maka di lakukan analisa, perhitungan dan
pertimbangan lagi sampai memenuhi standart keamanan.
8. Desain perancangan sistem fire alarm semi addreseble di Rumah Sakit Umum
Nyitdah Gedung C Lantai 1.

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 37


3.2.2. Pengolahan Data Proses Pelaksanaan Sistem Instalasi Fire alarm

Gambar 3. 2 Diagram Alir Pelaksanaan Sistem Fire alarm


Diagram alir menggambarkan proses pelaksanaan sistem fire alarm semi addresseble di
Rumah Sakit Umum Nyitdah Gedung C Lantai 1, 2 dan 3 adalah sebagai berikut.
1. Dimulai dari mencari literatur sebagai acuan dalam pelaksanaan pembuatan fire
alarm.
2. Menentukan volume fire alarm berdasarkan gambar autocad.
3. Menentukan perangkat keras yang akan digunakan dan wiring sistem fire alarm
pada PLC.

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 38


4. Merancang program sesuai wiring yang sudah ditentukan sebelumnya dengan
menggunakan aplikasi cx-one dan disimulasikan dengan dengan cx-disigner untuk
memastikan apakah antara wiring plc dengan program sudah kompatibel atau tidak.
5. Proses pelaksanaan sistem fire alarm berdasarkan gambar autocad yang sudah
direncakan. Gambar autocad dapat dilihat pada lampiran.
6. Proses pengujian sistem fire alarm semi addressble, pengujian dilakukan dengan
cara mengecek wiring dan memastikan setiap komponen sistem fire alarm apakah
sudah berfungsi dengan baik.

3.3. Analisa Hasil Penelitian


3.3.1. Program PLC
Program PLC menggunakan aplikasi cx-one. Cukup menggunakan instruksi dasar
NO(normaly open) dan NC(normaly close) untuk memberikan sinyal ke output berupa
Indicator lamp dan fire bell
3.3.2. Instalasi
Kabel yang dipakai untuk instalasi dari modul ke
modul menggunakan jenis FRC. Kabel yang dipakai untuk
instalasi masing-masing detektor adalah jenis NYA dengan
ukuran 2 x (1 x 1,5). Kabel power untuk masing-masing
modul menggunakan kabel FRC 2 x 1,5 mm2". Kabel yang
dipakai untuk instalasi manual push button, alarm bell,
flasher lamp, flow switch, tamperswitch, panel AC,
pressurize fan, panel lift dan kontrol lainnya menggunakan
kabel FRC 2 x 1,5 mm2 yang dipasang dalam PVC conduit
Ø 3/4"
3.3.3. Perhitungan jenis detektor
Jenis detekor dalam pemasangan instalasi fire alarm rumah sakit umum nyitdah gedung
c. Berdasarkan kementrian kesehatan RI 2012.
3.3.4. Perhitungan kebutuhan detektor(12)
Berdasarkan SNI 03-3985-2000. Untuk menghitung jumlah detector, pertama
yang harus diketahui adalah ketinggian plapon atau tempat rencana pemasangan sensor.
Dari ketinggian tempat rencana pemasangan sensor didapat faktor pengali(%)

Ketinggian Faktor Pengali


Langit-Langit (%)

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 39


(m)
0 – 3,0 100
3,0 – 3,6 91
3,6 – 4,2 84
4,2 – 4,8 77
4,8 – 5,4 71
5,4 – 6,0 64
6,0 – 6,7 58
6,7 – 7,3 52
7,3 – 7,9 46
7,9 – 8,5 40
8,5 – 9,1 34

Setelah mendapatkan faktor pengali, selanjutnya menentukan jarak antar detector(S),


dimana untuk detector asap jarak anatar detector tidak boleh lebih dari 12 meter dan
detector panas tidak boleh lebih dari 7 meter.
Untuk detector asap, S = 12 x faktor pengali (%)
Untuk detector panas, S = 7 x faktor pengali (%)
Setelah itu, menentukan :
JDP = P : S
JDL = L : S
terakhir, menentukan total jumlah detector :
TJD = JDP x JDL
Ket :
JDP = Jumlah Detektor Panjang, satuan buah l = lebar ruangan, meter(m)
JDL = Jumlah Detektor Lebar, satuan buah p =
panjang ruangan, meter(m)
TJD = Total Jumlah Detektor, satuan buah S = jarak antar detector, meter(m)
3.4. Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari pembuatan tugas akhir ini ialah keberhasilan dalam
medesain sistem fire alarm semi addressble baik itu dalam tata letak detektor
berdasarkan SNI 03-3985-2000 dan desain wiring diagram sistem fire alarm. Sehingga
nantinya pada pihak pelaksana dalam membuat instalasi sistem fire alarm di lapangan

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 40


berpedoman pada gambar perancangan yang sudah berdasarkan analisa, perhitungan
dan pertimbangan. Sedangkan untuk penulis sendiri mendapatkan ilmu dalam
perancangan sistem fire alarm dalam pada sebuah Gedung.

BAB IV

ANALISA DAN HASIL PERANCANGAN

4.1. Obyek Rancangan


Rumah Sakit Nyitdah adalah rumah sakit umum yang
berlokasi di Br. Antugan, Desa Nyitdah, Kec. Kediri, Kab.
Tabanan, Prov. Bali. Rumah sakit tersebut terdiri dari 4
gedung yaitu gedung A, B, C dan D. Dimana gedung C
adalah gedung yang baru diresmikan pada bulan Desember
2021. Gedung C direncanakan berdiri 3 lantai tetapi sekarang
baru berdiri satu lantai.Disini penulis meminta denah
arsitektur lantai 1 gedung C . Selain itu penulis juga meminta
rencana denah arsitektur untuk lantai 2 dan 3 pada pihak
kontaktor untuk pengambilan data. Disini penulis
medapatkan data denah arsitektur dalam bentuk file autocad.
Lantai Nama Ruangan
R. Admin R. Non Bedah
R. Karu R. Bedah
R.Penerimaan R. Tindakan
Gudang Alat Pantry 1
R.Penerimaan Steril Ruang Ahu OK 1 dan 2
1
R.Barang Steril R Pertemuan
OK3 Koridor 2
R.AHU OK3 Koridor 3
R. Panel Depan Lift Lt 1
R. Scub OK 2 dan 3 Koridor Selatan UGD

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 41


R. Disposal Koridor Depan UGD
Koridor Kotor Ruang Staff
OK2 R. karu
OK1 R. Ka Ird
Scrub OK 1 Triage
R.Recovery Koridor selatan triage
Koridor 1 R Penunggu Pasien + Daftar
Apotek Timur Apotek Timur
R. Dokter LAB
R. Ganti 1 R. Radiologi
R. Ganti 2 R. Perawat
R. Perawat R. Dokter
R. Admision Pantry 2
BPJS Koridor Barat R. Bedah
R Isolasi Non Bedah R. Isolasi R. Bedah
  Koridor Barat Non Bedah
2 R. Isolasi Koridor 2
R Isolasi 2 R Icu bagian 1
R. NS R Icu bagian 2
R. HCU bagian 1 R Icu bagian 3
R. HCU bagian 2 6 Ruang privat
5 Ruang Privat R Alat Steril
R. Obat Gudang Alat
Nurse Station Nurse Station
R. Alat Pantry 4
R Dokter Admin staff
R. Gizi Karu Icu
R. Perawat R. Diskusi
Pantry 3 R Dokter
R. Admin R.Perawat
R. Ka Icu R. Isolasi 1
R. Staff Icu R. Isolasi 2

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 42


R. Karu R Tunggu Pasien
Koridor 1 Koridor 3
  Koridor Depan Lift Lt 2
R. Isolasi R.Obat
R Isolasi 2 Nurse Station
R. NS Gudang Alat
6 Ruang privat Pantry
R. PICU bagian 1 KA Instalasi
R. PICU bagian 2 R. Diskusi
R. Obat R. Karu
Nurse Station Admin staff
3 R. Admin Hemodialisa
R. Karu R. Ro
R. Karu Picu R. Reuse
R. Diskusi R. Dokter
Pantry R. NS
R. Pertemuan R. Dokter
R. Dokter R. Perawat
Gudang Alat Koridor 3
Koridor 2 Depan Lift Lt 3
Tabel 4. 1 Objek Rancangan
Denah arsitektur lengkap bisa dilihat pada bab lampiran.
Dalam penulisan skripsi ini, akan melakukan perancangan sistem fire alarm
semi addreSsble pada Rumah Sakit Umum Nyitdah Gedung C dari lantai 1, 2 dan 3.
4.2. Fire alarm

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 43


Diagram Alir Pelaksanaan Fire alarm adalah sebagai berikut:

Gambar 4. 1. Diagram Alir Pelaksanaan Fire alarm


4.2.1. Perancangan Sistem Fire alarm
Perancangan Sistem Fire alarm Rumah Sakit Umum
Nyitdah Gedung C untuk lantai 1, 2 dan 3. Sistem pendeteksi
kebakaran yang direncanakan adalah pendeteksi otomatis
yakni harus bisa mengetahui paling tidak lantai berapa dan
bagian mana Gedung yang bermasalah pada saat detector
mendeteksi tanda-tanda kebakaran.
Sistem yang dipilih untuk gedung Rumah Sakit Umum
Nyitdah Gedung C adalah adalah Fire alarm dengan sistem

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 44


semi addressable yang merupakan kombinasi dari sistem
konvensional dan sistem addressable. Sistem semi-
addresseble adalah sistem addressable yang dimodifikasi
peletakkan detektornya secara konvensional. Jika sistem
addressable dalam pendeteksiannya adalah satu module
untuk satu detektor. Maka pada sistem semi- addressable
dalam pendeteksiannya adalah satu module untuk banyak
detektor. Sehingga nantinya detektor-detektor tersebut dibagi
menjadi beberapa zona, dan setiap zona bisa dimonitor oleh
panel kontrol. Detector yang digunakan adalah detector jenis
konvensional yaitu Smoke Detector dan Heat Detector
keluaran dari merk Hooseki. Dimana smoke detector
digunakan sebagai pendeteksi adanya asap yang apabila
intensitasnya sudah diambang batas maka detector ini akan
aktif, sedangkan pada Fixed Heat Derector mendeteksi panas
yang suhunya lingkungannya cukup tinggi. sehingga
ditempatkan pada area yang lingkungannya cenderung sudah
agak panas seperti koridor.
Untuk mempermudah pemasangan detektor sekaligus menekan biaya instalasi kabel.
Maka dalam instalasinya pembagian wilayah/zona berdasarkan cakupan wilayah yang
berdekatan dan memungkinkan pembuatan 1 loop. Sesuai dengan perencanaan
sebelumnya yaitu perencanaan fire alarm semi addressble. Maka setiap lantai gedung C
akan dibagi menjadi beberapa 4 zona. Setiap zona akan terdiri dari beberapa detektor.
Pada tiap ujung zona akan dipasang resistor untuk mengakhiri zona.
Dalam peletekan MCFA(Master Control Fire alarm)
dan FATB(Fire alarm Terminal Box), MCFA akan
diletakkan di lantai 1, FATB1 diletakkan di lantai 1 tepatnya
di selatan ruang admin area OK,FATB2 di ruang panel lantai
2 dan FATB 3 di ruang panel lantai 3.
MCFA terhubung dengan sistem lain yang digunakan untuk keperluan evakuasi dan
tindakan lanjut saat terjadi kebakaran, Kelima utilitas tersebut terhubung ke MCFA
dengan instalasi kabel FRC 2x1.5 mm.
Utilitas tersebut antara lain:
4.2.1.1. Ke sistem tata suara public

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 45


Saat terjadi kebakaran akan disebarkan informasi sebagai panduan untuk proses
evakuasi kepada setiap orang yang berada di rumah sakit melalui speaker emergency
yang ada.
4.2.1.2. Ke LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel)
Pada saat general alarm aktif, MCFA otomatis mengirim sinyal ke LVMDP untuk
menghentikan seluruh aliran listrik dan daya listrik pada rumah sakit dan disalurkan
menuju genset untuk menyuplai zona emergency saja.
4.2.1.3. Ke Control Lift
Saat terjadi kebakaran maka salah satu lift akan menuju lantai dasar dan membuka,
sedangkan lift khusus kebakaran diijinkan beroperasi.
4.2.1.4. Ke Pressurizes fan
Berfungsi untuk membersihkan asap yang masuk ke akses tangga sehingga aman dilalui
oleh setiap orang yang berada di rumah sakit.
4.2.1.5. Ke Hydrant pump monitoring
Saat terjadi kebakaran MCFA akan mengirim sinyal ke sistem monitoring pompa untuk
melakukan tindak lanjut penanganan kebakaran yang terjadi.
Secara garis besar, peralatan Fire alarm terintegrasi dengan peralatan pemadam
kebakaran yang bekerja sebagai berikut :
- Lantai dimana detector mendeteksi kebakaran, maka MCFA akan memberikan
indikasi secara visual yang menunjukkan zone dimana detector tersebut berada,
dan buzzer akan berbunyi.
- Detector asap dan panas mendeteksi tanda-tanda kebakaran, maka detector akan
memberikan sinyal input menuju MCFA, kemudian MCFA akan memberikan
sinyal output menuju Indicator lamp dan alarm bell.
- Apabila dalam kurun waktu tertentu(sesuai settingan, misal 5 menit), tidak
dilakukan reset maka alarm bel akan berbunyi terus-menerus.
- Apabila alarm bell terus-menerus berbunyi dalam kurun waktu tertentu(sesuai
settingan, misal 5 menit , maka general alarm diseluruh gedung akan berbunyi.
- Pada saat general alarm aktif, MCFA otomatis mengirim sinyal ke LVMDP
untuk menghentikan seluruh aliran listrik dan daya listrik pada rumah sakit dan
disalurkan menuju genset untuk menyuplai zona emergency saja.
- Pada saat general alarm berbunyi :
1. Daya listrik dari LVMDP secara otomatis di matikankan, sehingga aliran

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 46


listrik pada Gedung padam, dan daya listrk diambil alih oleh Genset, yang
hanya menyuplai zona emergency saja.
2. Secara bersamaan salah satu lift akan menuju lantai dasar dan membuka,
sedangkan lift khusus kebakaran diijinkan beroperasi.
Mengingat fungsi sistem ini sangat penting, maka catu
daya bagi peralatan ini dihubungkan pada bagian darurat,
dengan kata lain alat ini tetap bisa bekerja apabila catu daya
PLN mengalami gangguan, pengopeasian alat-alat tersebut
akan medapat power dari gengset.
4.2.2. Analisis Penentuan Jenis Detektor dan Kebutuhan Detektor
Analisis penentuan jenis detektor untuk mengetahui
detektor yang cocok dipasang pada suatu ruangan sedangkan
analisis kebutuhan detektor berfungsi untuk mengukur
kebutuhan detekor

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 47


Tabel 4. 2 Data Menentukan JDP, JDL dan TJD

Jumlah
Total
Nomer Jenis Detekt Jumlah Jumlah
Zona/ Panjang( Lebar( Tinggi( Jumlah
Nama Ruangan Ruanga Detekto S or Detekto Pertimbang
loop m) m) m) Detekt
n r Panjan r Lebar an
or
g
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12]
R. Admin 1 3,48 3,15 2,8 SD 12 0,290 0,263 0,076 1
R. Karu 2 5,06 2,92 2,8 SD 12 0,422 0,243 0,103 1
R.Penerimaan 3 8,18 7,04 2,8 SD 12 0,682 0,587 0,400 1
Gudang Alat 4 7,04 2,76 2,9 SD 12 0,587 0,230 0,135 1
R.Penerimaan 5 5,36 3,08 2,9 HD 7 0,766 0,440 0,337
Steril 1
R.Barang Steril 6 4,88 3,88 2,9 HD 7 0,697 0,554 0,386 1
OK3 7 7,09 6,23 3 HD 7 1,013 0,890 0,901 1
R.AHU OK3 8 5,3 2,9 4 HD 10,08 0,526 0,288 0,151 1
1 R. Panel 9 1,97 1,45 4 HD 10,08 0,195 0,144 0,028 1
R. Scub OK 2 10 4,33 1,83 2,8 SD 12 0,361 0,153 0,055
dan 3 1
R. Disposal 11 5,7 2,88 2,8 SD 12 0,475 0,240 0,114 1
Koridor Kotor 12 6,35 1,48 2,8 SD 12 0,529 0,123 0,065 1
OK2 13 7,09 6,23 3 SD 12 0,591 0,519 0,307 1
OK1 14 7,09 6,23 3 SD 12 0,591 0,519 0,307 1
Scrub OK 1 15 3,43 1,35 3 SD 12 0,286 0,113 0,032 1
R.Recovery 16 7,48 7,1 2,8 SD 12 0,623 0,592 0,369 1
Koridor 1 17 1,78 3,88 2,5 HD 7 0,254 0,554 0,141 1
Apotek Timur 18 7,1 2,53 2,8 SD 12 0,592 0,211 0,125 1
2
R. Dokter 19 3,89 3,4 2,8 SD 12 0,324 0,283 0,092 1

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 48


R. Ganti 1 20 2,38 1,87 2,8 SD 12 0,198 0,156 0,031 1
R. Ganti 2 21 2,4 1,88 2,8 SD 12 0,200 0,157 0,031 1
R. Perawat 22 3,07 4,68 2,8 SD 12 0,256 0,390 0,100 1
Pantry 1 23 5,87 2,38 2,8 SD 12 0,489 0,198 0,097 1
Ruang Ahu OK 24 7,05 4,3 4 HD 10,08 0,699 0,427 0,298
1 dan 2 1
R Pertemuan 25 7,05 5,87 2,9 SD 12 0,588 0,489 0,287 1
Koridor 2 26 8,4 3,45 2,5 HD 7 1,200 0,493 0,591 1
Koridor 3 27 18,53 3,45 2.5 HD 7 2,647 0,493 1,305 3
3 Depan Lift Lt 1 28 7,2 3,5 2,9 SD 12 0,600 0,292 0,175 1
Koridor Selatan 29 26,85 2,35 2,9 SD 12 2,238 0,196 0,438
UGD 2
Koridor Depan 30 10,72 4,98 2,9 SD 12 0,893 0,415 0,371
UGD 1
Ruang Staff 31 9,35 4,9 2,9 SD 12 0,779 0,408 0,318 1
R. karu 32 3,87 3,38 2,9 SD 12 0,323 0,282 0,091 1
R. Ka Ird 33 4,87 3,38 2,9 SD 12 0,406 0,282 0,114 1
Triage 34 7,08 6,9 2,9 SD 12 0,590 0,575 0,339 1
Koridor selatan 35 2,5 SD 12 0,738 0,286 0,211
triage 8,85 3,43 1
R Penunggu + 36 8,85 7,08 2,5 HD & 7 1,264 1,011 1,279
Daftar SD 2
Apotek Timur 37 4,58 3,88 2,9 SD 12 0,382 0,323 0,123 1
LAB 38 4,56 1,88 2,9 HD 7 0,651 0,269 0,175 1
R. Radiologi 39 4,7 3,77 3 SD 12 0,392 0,314 0,123 1
R. Perawat 40 4,56 3,42 2,9 SD 12 0,380 0,285 0,108 1
R. Dokter 41 4,68 3,35 2,9 SD 12 0,390 0,279 0,109 1
Pantry 2 42 4,57 2,34 2,9 HD 7 0,653 0,334 0,218 1
4 Koridor Barat 43 6,4 4,8 2,9 HD 7 0,914 0,686 0,627 1

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 49


R. Bedah
R. Isolasi R. 44 4,27 3,85 2,9 SD 12 0,356 0,321 0,114
Bedah 1
Koridor Barat 45 9,8 4,35 2,9 HD 7 1,400 0,621 0,870
Non Bedah 1
R. Admision 46 4 3,88 2,9 SD 12 0,333 0,323 0,108 1
BPJS 47 3,5 2,5 2,9 SD 12 0,292 0,208 0,061 1
R Isolasi Non 48 3,5 2,86 2,9 SD 12 0,292 0,238 0,070
Bedah 1
R. Non Bedah 49 19,11 9,9 2,88 SD 12 1,593 0,825 1,314 2
R. Bedah 50 17,72 10,65 2,9 SD 12 1,477 0,888 1,311 2
R. Tindakan 51 7,55 3,7 2,9 SD 12 0,629 0,308 0,194 1
R. Isolasi 52 4,05 3,45 3 SD 12 0,338 0,288 0,097 1
R Isolasi 2 53 4,05 3,45 3 SD 12 0,338 0,288 0,097 1
R. NS 54 7,052 4,075 3 SD 12 0,588 0,340 0,200 1
R. HCU bagian 55 21,47 3 SD 12 1,789 0,600 1,074
1 7,2 1
1
R. HCU bagian 56 6,775 6,3 3 SD 12 0,565 0,525 0,296
2 1
5 Ruang Privat 57 4,375 3,45 3 SD 12 0,365 0,288 0,105 5
R. Obat 58 3,6 2,9 3 SD 12 0,300 0,242 0,073 1
Nurse Station 59 6,95 3,6 3 SD 12 0,579 0,300 0,174 1
R. Alat 60 5,07 3,35 3 SD 12 0,423 0,279 0,118 1
R Dokter 61 6,55 4,05 3 SD 12 0,546 0,338 0,184 1
R. Gizi 62 2,85 2,825 3 SD 12 0,238 0,235 0,056 1
2 R. Perawat 63 6,35 3,85 3 SD 12 0,529 0,321 0,170 1
Pantry 3 64 7,05 4,07 3 SD 12 0,588 0,339 0,199 1
R. Admin 65 3,85 2,05 3 SD 12 0,321 0,171 0,055 1
R. Ka Icu 66 4,85 3,85 3 SD 12 0,404 0,321 0,130 1

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 50


R. Staff Icu 67 3,85 3,35 3 SD 12 0,321 0,279 0,090 1
R. Karu 68 3,35 3,05 3 SD 12 0,279 0,254 0,071 1
Koridor 1 69 11,545 3,468 3 HD 7 1,649 0,495 0,817 2
Koridor 2 70 19,55 3,45 3 HD 7 2,793 0,493 1,376 3
R Icu bagian 1 71 23,017 3,44 3 SD 12 1,918 0,287 0,550 2
R Icu bagian 2 72 13,525 7,2 3 SD 12 1,127 0,600 0,676 1
R Icu bagian 3 73 21,175 7,2 3 SD 12 1,765 0,600 1,059 1
3 6 Ruang privat 74 3,85 3,45 3 SD 12 0,321 0,288 0,092 6
R Alat Steril 75 7,07 4,05 3 HD 7 1,010 0,579 0,584 1
Gudang Alat 76 7,05 4,35 3 HD 7 1,007 0,621 0,626 1
Nurse Station 77 12,325 2,3 3 SD 12 1,027 0,192 0,197 1
Pantry 4 78 7,05 6,525 3 HD 7 1,007 0,932 0,939 1
Admin staff 79 4,052 2,85 3 SD 12 0,338 0,238 0,080 1
Karu Icu 80 4,349 2,87 3 SD 12 0,362 0,239 0,087 1
R. Diskusi 81 7,05 3,35 3 SD 12 0,588 0,279 0,164 1
R Dokter 82 5,07 3,05 3 SD 12 0,423 0,254 0,107 1
R.Perawat 83 5,05 3,15 3 SD 12 0,421 0,263 0,110 1
4 R. Isolasi 1 84 4,75 3,85 3 SD 12 0,396 0,321 0,127 1
R. Isolasi 2 85 5,85 4,775 3 SD 12 0,488 0,398 0,194 1
R Tunggu 86 11,35 9,85 3 SD 12 0,946 0,821 0,776
Pasien 1
Koridor 3 87 18,144 3,45 3 SD 12 1,512 0,288 0,435 2
Koridor Depan 88 7,2 3,5 3 HD 7 1,029 0,500 0,514
Lift Lt 2 1
R. Isolasi 89 4,05 3,45 3 SD 12 0,338 0,288 0,097 1
R Isolasi 2 90 4,05 3,45 3 SD 12 0,338 0,288 0,097 1
1
R. NS 91 7,052 4,075 3 SD 12 0,588 0,340 0,200 1
6 Ruang privat 92 4,35 3,45 3 SD 12 0,363 0,288 0,104 6

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 51


R. PICU bagian 93 13,346 6,775 3 SD 12 1,112 0,565 0,628
1 1
R. PICU bagian 94 14,675 6,775 3 SD 12 1,223 0,565 0,690
2 1
R. Obat 95 3,6 2,9 3 SD 12 0,300 0,242 0,073 1
Nurse Station 96 6,95 3,6 3 SD 12 0,579 0,300 0,174 1
R. Admin 97 3,35 2,25 3 SD 12 0,279 0,188 0,052 1
R. Karu 98 3,35 2,25 3 SD 12 0,279 0,188 0,052 1
R. Karu Picu 99 4,75 2,25 3 SD 12 0,396 0,188 0,074 1
R. Diskusi 100 7,05 3,37 3 SD 12 0,588 0,281 0,165 1
2 Pantry 101 7,05 2,85 3 SD 12 0,588 0,238 0,140 1
R. Pertemuan 102 5,525 3,25 3 SD 12 0,460 0,271 0,125 1
R. Dokter 103 6,25 4,05 3 SD 12 0,521 0,338 0,176 1
Gudang Alat 104 5,05 3,35 3 HD 7 0,721 0,479 0,345 1
Koridor 2 105 30,415 3,448 3 HD 7 4,345 0,493 2,140 4
R.Obat 106 4,15 2,925 3 SD 12 0,346 0,244 0,084 1
Nurse Station 107 6,5 3,1 3 SD 12 0,542 0,258 0,140 1
stroke center 1 108 14,4 7,2 3 SD 12 1,200 0,600 0,720 1
stroke center 2 109 13,5 7,2 3 SD 12 1,125 0,600 0,675 1
6 Ruang privat 110 4,35 3,45 3 SD 12 0,363 0,288 0,104 1
3 Gudang Alat 111 7,325 3,35 3 SD 12 0,610 0,279 0,170 1
Pantry 112 4,125 2,85 3 SD 12 0,344 0,238 0,082 1
KA Instalasi 113 4,125 2,85 3 SD 12 0,344 0,238 0,082 1
R. Diskusi 114 7,35 3,05 3 SD 12 0,613 0,254 0,156 1
R. Karu 112 4400 3,25 3 SD 12 0,271 0,231 0,063 1
Admin staff 113 3,25 2,775 3 SD 12 2,077 0,821 1,705 2
Hemodialisa 114 24,925 9,85 3 SD 12 2,077 0,821 1,705 2
4
R. Ro 115 5,87 3,85 3 SD 12 0,489 0,321 0,157 1

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 52


R. Reuse 116 3,85 3,852 3 SD 12 0,321 0,321 0,103 1
R. Dokter 117 3,85 2,85 3 SD 12 0,321 0,238 0,076 1
R. NS 118 5,35 4 3 SD 12 0,446 0,333 0,149 1
R. Dokter 119 3,85 3,85 3 SD 12 0,321 0,321 0,103 1
R. Perawat 120 3,85 3,85 3 SD 12 0,321 0,321 0,103 1
Koridor 3 121 14,25 3,175 3 HD 7 2,036 0,454 0,923 2
Koridor Depan 122 7,2 3,5 3 HD 7 1,029 0,500 0,514
Lift Lt 3 1

Tabel 4. 3 alasan pemilihan detektor dan pertimbangan kebutuhan detektor

Jumlah
Jenis Alasan Jumlah Jumlah
Detektor Total Jumlah Alasan
Zona/loop Nama Ruangan Detekto pemilihan Detektor Detektor
Panjang(JDP Detektor(TJD) pertimbangan
r detektor Lebar(JDL) Pertimbangan
)

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]


Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
berkas-berkas
R. Admin SD 0,29 0,26 0,08 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
1
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Karu SD 0,42 0,24 0,10 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 53


Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
R.Penerimaan SD 0,68 0,59 0,40 1 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
Ruang Pasien
dari cukup
Kementerian
Berdasarkan
kesehatan RI
data JDP dan
tahun 2012,
Gudang Alat SD 0,59 0,23 0,13 1 JDL 1 detektor
penunjang
sudah lebih
perawatan
dari cukup
bedah
Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
R.Penerimaan Steril HD 0,77 0,44 0,34 1 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
sterilisasi
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
R.Barang Steril HD 0,70 0,55 0,39 1 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
sterilisasi
dari cukup
Kementerian Berdasarkan
kesehatan RI data JDP dan
OK3 HD tahun 2012, 1,01 0,89 0,90 1 JDL 1 detektor
Ruang sudah lebih
Operasi dari cukup
Mesin Berdasarkan
R.AHU OK3 HD Pendingin 0,53 0,29 0,15 1 data JDP dan
OK3 yang JDL 1 detektor

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 54


dapat
sudah lebih
mengeluarkan
dari cukup
asap
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
R. Panel HD kesehatan RI 0,20 0,14 0,03 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Area operasi data JDP dan
R. Scub OK 2 dan 3 SD dan ada srub 0,36 0,15 0,06 1 JDL 1 detektor
beharga sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
R. Disposal SD kesehatan RI 0,48 0,24 0,11 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
Koridor Kotor SD kesehatan RI 0,53 0,12 0,07 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Kementerian Berdasarkan
kesehatan RI data JDP dan
OK2 SD tahun 2012, 0,59 0,52 0,31 1 JDL 1 detektor
Ruang sudah lebih
Operasi dari cukup
OK1 SD Kementerian 0,59 0,52 0,31 1 Berdasarkan

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 55


kesehatan RI data JDP dan
tahun 2012, JDL 1 detektor
Ruang sudah lebih
Operasi dari cukup
Berdasarkan
Area operasi data JDP dan
Scrub OK 1 SD dan ada srub 0,29 0,11 0,03 1 JDL 1 detektor
beharga sudah lebih
dari cukup
Kementerian Berdasarkan
kesehatan RI data JDP dan
R.Recovery SD tahun 2012, 0,62 0,59 0,37 1 JDL 1 detektor
ruang sudah lebih
pemulihan dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
Koridor 1 HD kesehatan RI 0,25 0,55 0,14 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
2 Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
Apotek Timur SD 0,59 0,21 0,12 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
R. Dokter SD Terdapat 0,32 0,28 0,09 1 Berdasarkan
benda-benda data JDP dan
yang bisa JDL 1 detektor
terbakar sudah lebih
dari cukup

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 56


Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Ganti 1 SD 0,20 0,16 0,03 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Ganti 2 SD 0,20 0,16 0,03 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Perawat SD 0,26 0,39 0,10 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
Pantry 1 SD kesehatan RI 0,49 0,20 0,10 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Mesin
Berdasarkan
Pendingin
data JDP dan
Ruang Ahu OK 1 OK1 dan OK2
HD 0,70 0,43 0,30 1 JDL 1 detektor
dan 2 yang dapat
sudah lebih
mengeluarkan
dari cukup
asap
Terdapat Berdasarkan
R Pertemuan SD benda-benda 0,59 0,49 0,29 1 data JDP dan
yang bisa JDL 1 detektor

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 57


sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
Koridor 2 HD kesehatan RI 1,20 0,49 0,59 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
Koridor 3 HD kesehatan RI 2,65 0,49 1,30 3 JDL 3 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
Depan Lift Lt 1 HD kesehatan RI 0,60 0,29 0,18 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
data JDP dan
JDL 2 detektor
3 Kementerian sudah cukup
Koridor Selatan
HD kesehatan RI 2,24 0,20 0,44 2 meski area
UGD
tahun 2012 panjang
sebesar 0.24
belum
terjangkau
Kementerian Berdasarkan
Koridor Depan UGD HD kesehatan RI 0,89 0,42 0,37 1 data JDP dan
tahun 2012 JDL 1 detektor

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 58


sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
Ruang Staff SD 0,78 0,41 0,32 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. karu SD 0,32 0,28 0,09 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Ka Ird SD 0,41 0,28 0,11 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
Triage SD 0,59 0,58 0,34 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
Koridor selatan
SD kesehatan RI 0,74 0,29 0,21 1 JDL 1 detektor
triage
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
R Penunggu + HD & Kementerian Berdasarkan
1,26 1,01 1,28 2
Daftar SD kesehatan RI data JDP dan

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 59


tahun 2012,
ruang tunggu JDL 2 detektor
dan ada sudah lebih
benda bisa dari cukup
terbakar
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
Apotek Timur SD 0,38 0,32 0,12 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
LAB HD kesehatan RI 0,65 0,27 0,17 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
R. Radiologi SD kesehatan RI 0,39 0,31 0,12 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
R. Perawat SD kesehatan RI 0,38 0,29 0,11 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
R. Dokter SD Kementerian 0,39 0,28 0,11 1 Berdasarkan
kesehatan RI data JDP dan
tahun 2012 JDL 1 detektor
sudah lebih

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 60


dari cukup
Berdasarkan
data JDP dan
Pantry 2 HD Area Dapur 0,65 0,33 0,22 1 JDL 1 detektor
sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
Koridor Barat R.
HD kesehatan RI 0,91 0,69 0,63 1 JDL 1 detektor
Bedah
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
R. Isolasi R. Bedah SD kesehatan RI 0,36 0,32 0,11 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
4 Kementerian data JDP dan
Koridor Barat Non
HD kesehatan RI 1,40 0,62 0,87 1 JDL 1 detektor
Bedah
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Admision SD 0,33 0,32 0,11 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Terdapat Berdasarkan
BPJS SD benda-benda 0,29 0,21 0,06 1 data JDP dan
yang bisa JDL 1 detektor

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 61


sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
R Isolasi Non Bedah SD 0,29 0,24 0,07 1 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
Ruang Pasien
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
R. Non Bedah SD 1,59 0,83 1,31 2 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
ruang pasien
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
R. Bedah SD 1,48 0,89 1,31 2 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
ruang pasien
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
R. Tindakan SD 0,63 0,31 0,19 1 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
ruang pasien
dari cukup
1 R. Isolasi SD Kementerian 0,34 0,29 0,10 1 Berdasarkan
kesehatan RI data JDP dan
tahun 2012, JDL 1 detektor
ruang pasien sudah lebih
dari cukup

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 62


Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
R Isolasi 2 SD 0,34 0,29 0,10 1 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
ruang pasien
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
R. NS SD kesehatan RI 0,59 0,34 0,20 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
R. HCU bagian 1 SD 1,79 0,60 1,07 1 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
ruang pasien
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
R. HCU bagian 2 SD 0,56 0,53 0,30 1 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
ruang pasien
dari cukup
Berdasarkan
data JDP dan
JDL 1 detektor
Kementerian
sudah lebih
kesehatan RI
5 Ruang Privat SD 0,36 0,29 0,10 5 dari cukup
tahun 2012,
kemudian
ruang pasien
dikali banyak
ruangan
menjadi 5

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 63


detektor
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Obat SD 0,30 0,24 0,07 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
Nurse Station SD 0,58 0,30 0,17 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Alat SD 0,42 0,28 0,12 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R Dokter SD 0,55 0,34 0,18 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
2 terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Gizi SD 0,24 0,24 0,06 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Terdapat Berdasarkan
R. Perawat SD benda-benda 0,53 0,32 0,17 1 data JDP dan
yang bisa JDL 1 detektor

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 64


sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
data JDP dan
Pantry 3 SD Area Dapur 0,59 0,34 0,20 1 JDL 1 detektor
sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Admin SD 0,32 0,17 0,05 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Ka Icu SD 0,40 0,32 0,13 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Staff Icu SD 0,32 0,28 0,09 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Karu SD 0,28 0,25 0,07 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Kementerian Berdasarkan
Koridor 1 HD 1,65 0,50 0,82 2
kesehatan RI data JDP dan

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 65


JDL 2 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
Koridor 2 HD kesehatan RI 2,79 0,49 1,38 3 JDL 3 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
3 Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
R Icu bagian 1 SD 1,92 0,29 0,55 2 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
ruang pasien
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
R Icu bagian 2 SD 1,13 0,60 0,68 1 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
ruang pasien
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
R Icu bagian 3 SD 1,76 0,60 1,06 1 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
ruang pasien
dari cukup
6 Ruang privat SD Kementerian 0,32 0,29 0,09 6 Berdasarkan
kesehatan RI data JDP dan
tahun 2012, JDL 1 detektor
ruang pasien sudah lebih
dari cukup
kemudian

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 66


dikali banyak
ruangan
menjadi 5
detektor
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
R Alat Steril HD kesehatan RI 1,01 0,58 0,58 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
Gudang Alat HD 1,01 0,62 0,63 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
Nurse Station SD 1,03 0,19 0,20 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
4 Berdasarkan
data JDP dan
Pantry 4 HD Area Dapur 1,01 0,93 0,94 1 JDL 1 detektor
sudah lebih
dari cukup
Admin staff SD Terdapat 0,34 0,24 0,08 1 Berdasarkan
benda-benda data JDP dan
yang bisa JDL 1 detektor
terbakar sudah lebih
dari cukup

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 67


Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
Karu Icu SD 0,36 0,24 0,09 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Diskusi SD 0,59 0,28 0,16 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R Dokter SD 0,42 0,25 0,11 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R.Perawat SD 0,42 0,26 0,11 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
R. Isolasi 1 SD 0,40 0,32 0,13 1 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
Ruang Pasien
dari cukup
R. Isolasi 2 SD Kementerian 0,49 0,40 0,19 1 Berdasarkan
kesehatan RI data JDP dan
tahun 2012, JDL 1 detektor
Ruang Pasien sudah lebih

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 68


dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
R Tunggu Pasien SD kesehatan RI 0,95 0,82 0,78 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
Koridor 3 SD kesehatan RI 1,51 0,29 0,43 2 JDL 2 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
Koridor Depan Lift
HD kesehatan RI 1,03 0,50 0,51 1 JDL 1 detektor
Lt 2
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Isolasi SD 0,34 0,29 0,10 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
1 data JDP dan
benda-benda
R Isolasi 2 SD 0,34 0,29 0,10 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Terdapat Berdasarkan
R. NS SD benda-benda 0,59 0,34 0,20 1 data JDP dan
yang bisa JDL 1 detektor

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 69


sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
6 Ruang privat SD 0,36 0,29 0,10 6 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
data JDP dan
Kementerian JDL 1 detektor
kesehatan RI cukup meski
R. PICU bagian 1 SD 1,11 0,56 0,63 1
tahun 2012, are panjang
ruang pasien senilai 0.11
tidak
terjangkau
Berdasarkan
data JDP dan
Kementerian JDL 1 detektor
kesehatan RI cukup meski
R. PICU bagian 2 SD 1,22 0,56 0,69 1
tahun 2012, are panjang
ruang pasien senilai 0.22
tidak
terjangkau
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Obat SD 0,30 0,24 0,07 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Nurse Station SD Terdapat 0,58 0,30 0,17 1 Berdasarkan

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 70


data JDP dan
benda-benda
JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
2 Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Admin SD 0,28 0,19 0,05 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Karu SD 0,28 0,19 0,05 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Karu Picu SD 0,40 0,19 0,07 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Diskusi SD 0,59 0,28 0,16 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Pantry SD Terdapat 0,59 0,24 0,14 1 Berdasarkan
benda-benda data JDP dan
yang bisa JDL 1 detektor
terbakar sudah lebih
dari cukup

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 71


Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
R. Pertemuan SD kesehatan RI 0,46 0,27 0,12 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Dokter SD 0,52 0,34 0,18 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
Gudang Alat HD 0,72 0,48 0,35 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
data JDP dan
JDL 4 detektor
Kementerian
cukup meski
Koridor 2 HD kesehatan RI 4,35 0,49 2,14 4
area panjang
tahun 2012
senilai 0,35
tidak
terjangkau
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
3 R.Obat SD 0,35 0,24 0,08 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 72


Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
Nurse Station SD 0,54 0,26 0,14 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
stroke center 1 SD 1,20 0,60 0,72 1 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
ruang pasien
dari cukup
Berdasarkan
data JDP dan
Kementerian JDL 1 detektor
kesehatan RI cukup meski
stroke center 2 SD 1,13 0,60 0,68 1
tahun 2012, are panjang
ruang pasien senilai 0,13
tidak
terjangkau
Berdasarkan
Kementerian
data JDP dan
kesehatan RI
6 Ruang privat SD 0,36 0,29 0,10 1 JDL 1 detektor
tahun 2012,
sudah lebih
ruang pasien
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
Gudang Alat SD 0,61 0,28 0,17 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Pantry SD Area Dapur 0,34 0,24 0,08 1 Berdasarkan

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 73


data JDP dan
JDL 1 detektor
sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
KA Instalasi SD 0,34 0,24 0,08 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Diskusi SD 0,61 0,25 0,16 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Karu SD 0,27 0,23 0,06 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
data JDP dan
Terdapat JDL 4 detektor
benda-benda cukup meski
Admin staff SD 2,08 0,82 1,70 2
yang bisa are panjang
terbakar senilai 0,08
tidak
terjangkau
Kementerian Berdasarkan
4 Hemodialisa SD 2,08 0,82 1,70 2
kesehatan RI data JDP dan

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 74


JDL 4 detektor
cukup meski
tahun 2012, are panjang
ruang pasien senilai 0,08
tidak
terjangkau
Berdasarkan
Kementerian data JDP dan
R. Ro SD kesehatan RI 0,49 0,32 0,16 1 JDL 1 detektor
tahun 2012 sudah lebih
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Reuse SD 0,32 0,32 0,10 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Dokter SD 0,32 0,24 0,08 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. NS SD 0,45 0,33 0,15 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Terdapat Berdasarkan
R. Dokter SD benda-benda 0,32 0,32 0,10 1 data JDP dan
yang bisa JDL 1 detektor

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 75


sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
Terdapat
data JDP dan
benda-benda
R. Perawat SD 0,32 0,32 0,10 1 JDL 1 detektor
yang bisa
sudah lebih
terbakar
dari cukup
Berdasarkan
data JDP dan
JDL 2 detektor
Kementerian
cukup meski
Koridor 3 HD kesehatan RI 2,04 0,45 0,92 2
are panjang
tahun 2012
senilai 0,04
tidak
terjangkau
Berdasarkan
data JDP dan
JDL 2 detektor
Kementerian
Koridor Depan Lift cukup meski
HD kesehatan RI 1,03 0,50 0,51 1
Lt 3 are panjang
tahun 2012
senilai 0,03
tidak
terjangkau

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 76


Berdasarkan tabel perencanaan, total titik-titik area yang menggunakan smoke detector
sebanyak 40 buah dan heat detektor sebanyak 12 buah. Dimana kedua jenis detektor tersebut
tersebar di lantai 1 gedung C dan terbagi menjadi 4 zona. Dimana zona 1 terdiri atas 13
smoke detector dan 4 heat detector. Zona 2 terdiri atas 7 smoke detector dan 3 heat detector.
Zona 3 terdiri atas 13 smoke detektor dan 3 head detektor dan zona 4 terdiri atas 7 smoke
detector dan 2 smoke detector
-Lantai 1
Jumlah detektor yang akan dipasang pada lantai 1 ini adalah sejumlah 53 detektor.
Pembagian zona akan dibagi menjadi 4 zona. Lokasi Fire alarm terminal box (FATB-1)
lantai 1 berada di selatan ruangan admin. Pembagian wilayah/zona pada lantai berdasarkan
cakupan wilayah yang berdekatan dan memungkinkan pembuatan 1 loop. Lokasi resistor
untuk mengakhiri 1 loop terletak koridor are ruang ok untuk zona 1, koridor utara ruangan
ahu ok 1 dan 2 untuk zona 2, ruang tindakan untuk zona 3, dan pantry 2 untuk zona 4. Maka
pada fire alarm terminal box lantai 2 memerlukan 4 monitor module untuk mewakili setiap
zona. Untuk instalasi detector menggunakan kabel NYA 2x1.5 mm².
-Lantai 2
Jumlah detektor yang akan dipasang pada lantai 2 ini adalah sejumlah 47 detektor.
Pembagian zona akan dibagi menjadi 4 zona. Lokasi Fire alarm terminal box (FATB-2)
lantai 1 berada di selatan ruangan admin. Pembagian wilayah/zona pada lantai berdasarkan
cakupan wilayah yang berdekatan dan memungkinkan pembuatan 1 loop. Lokasi resistor
untuk mengakhiri zona 1 terletak di nurse station area HCU, koridor staff icu untuk zona 2,
Gudang alat untuk zona 3, dan pantry 4 untuk zona 4. Maka pada fire alarm terminal box
lantai 2 memerlukan 4 monitor module untuk mewakili setiap zona. Untuk instalasi detector
menggunakan kabel NYA 2x1.5 mm².
-Lantai 3
Jumlah detektor yang akan dipasang pada lantai 3 ini adalah sejumlah 48 detektor.
Pembagian zona akan dibagi menjadi 4 zona. Lokasi Fire alarm terminal box (FATB-3)
lantai 1 berada di selatan ruangan admin. Pembagian wilayah/zona pada lantai berdasarkan
cakupan wilayah yang berdekatan dan memungkinkan pembuatan 1 loop. Lokasi resistor
untuk mengakhiri 1 loop terletak koridor are ruang ok untuk zona 1, koridor utara ruangan
ahu ok 1 dan 2 untuk zona 2, ruang tindakan untuk zona 3, dan pantry 2 untuk zona 4. Maka
pada fire alarm terminal box lantai 1 terdapat monitor module sebanyak 4 buah. Untuk
instalasi detector menggunakan kabel NYA 2x1.5 mm².

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 77


4.3. Perancangan Diagram Skematika Fire alarm Gedung C Berbasis PLC
Panel power elektronik akan mesuplai power menuju sentral fire alarm dengan
menggunakan kabel NYM 3x4mm2 yang terdiri dari phasa, netral dan ground.Kabel NYM
tersebut menuju terminal kotak kontak. Kabel ground yang ada di kotak terminal akan
diarahkan ke power surge arrester kemudian menuju terminal elektronik. Dan kabel phasa
dan netral akan menuju inverter. Inverter berfungsi mengubah arus bolak-balik menjadi arus
searah yang kemudian akan mensuplai PLC(Program Logic Controler) pada MCFA.
Setelah menghitung kebutuhan detektor pada Gedung C Lt 1. Zona 1 terdiri atas 13
smoke detector dan 4 heat detector. Zona 2 terdiri atas 7 smoke detector dan 3 heat detector.
Zona 3 terdiri atas 13 smoke detektor dan 3 head detektor dan zona 4 terdiri atas 7 smoke
detector dan 2 smoke detector. Karena terbagi atas 4 zona maka tentu harus membutuhkan 4
monitor module. box indoor hydrant dalam tiap box nya terdiri atas komponen 3 komponen
yatu manual call point , Indicator lamp dan alarm bell. Direncanakan terdapat 3 box indoor
hydrant pada Gedung.
Setelah menghitung kebutuhan detektor pada Gedung C Lt 2. Zona 1 terdiri atas 12
smoke detector. Zona 2 terdiri atas 9 smoke detector detektor dan 2 heat detector. Zona 3
terdiri atas 11 smoke detektor dan 2 heat detektor dan zona 4 terdiri atas 9 smoke detector dan
2 smoke detector. Karena terbagi atas 4 zona maka tentu harus membutuhkan 4 monitor
module. box indoor hydrant dalam tiap box nya terdiri atas komponen 3 komponen yatu
manual call point , Indicator lamp dan alarm bell. Direncanakan terdapat 3 box indoor
hydrant pada Gedung.
Setelah menghitung kebutuhan detektor pada Gedung C Lt 3. Zona 1 terdiri atas 13
smoke detector. Zona 2 terdiri atas 7 smoke detektor dan 5 heat detector. Zona 3 terdiri atas
12 smoke detektor dan zona 4 terdiri atas 8 smoke detector dan 3 smoke detector. Karena
terbagi atas 4 zona maka tentu harus membutuhkan 4 monitor module. box indoor hydrant
dalam tiap box nya terdiri atas komponen 3 komponen yatu manual call point , Indicator
lamp dan alarm bell. Direncanakan terdapat 3 box indoor hydrant pada Gedung.
Output PLC terhubung dengan sistem lain yang digunakan untuk keperluan evakuasi
dan tindakan lanjut saat terjadi kebakaran, Kelima utilitas tersebut terhubung ke PLC dengan
instalasi kabel FRC 2x1.5 mm. lima utilitas itu yaitu sistem tata suara publik, control lift,
kepressurizes fan, dan hydrant pump monitoring

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 78


4.4. Diagram Alir Perencanan Fire alarm Berbasis PLC Omron CP1E

Gambar 4. 2. Diagram alir pemasangan fire alarm


4.5. Penentuan Volume Rancangan Fire alarm
VOLUME Fire alarm
NO Instalasi Fire alarmNAMA PANEL SATUAN JUMLAH
Instalasi Fire alarm
1 PLC CP1E unit 1,00
2 Smoke Detector Photoelectric unit 122,00
3 Heat Detector Rate of Rise unit 29,00
4 Alarm Bell dia. 6" unit 9,00
5 Indicator lamp (SR) unit 9,00

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 79


6 TBFA unit 3,00
7 Intalasi Detector Fire alarm NYA 2x1,5 mm2 +HIC 20 ttk 151,00
mm
8 Intalasi Push Buttom, Alarm dan Bell FRC 2x1,5 ttk 18,00
mm2+HIC 20 mm
Tabel 4. 4. Tabel Volume Fire alarm
4.5.1. Penentuan Sfesifikasi Perangkat Keras
Detektor yang akan digunakan pada rumah sakit umum nyitdah gedung C adalah
detektor panas (heat detektor) dan detektor asap (smoke detektor). Detektor panas
menggunakan jenis ROR (rate of rise) dan Fixed Temperature. Dan untuk detektor asapnya
menggunakan Smoke Optical (photoelectric).
 PLC CP1E-E60N1DRD

Gambar 4. 3.Gambar PLC CP1E


o Class : Bacis model
o I/O capacity : 36 input, 24 output
o Unit type : Normal
o Built in : RS-485
o Input type : DC input
o Outpuy type : Relays outputs
o Power supply : DC Power supply

4.6. Perancangan Perangkat Keras


4.6.1. Penentuang Input Output
Pada penelitian ini digunakan PLC Omron CP1E sebagai pengendali utama. PLC ini
yang akan melakukan kontrol terhadap input dan output yang terhubung padanya. Sebelum

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 80


melakukan pemrograman PLC biasanya dilakukan pengalamatan terhadap input atau output
yang akan digunakan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengerjaan program PLC.
input Keterangan output Keterangan
0.00 MM1 100.00 Bell lamp 1 Tanda Zona 1 Lt 1
0.01 MM2 100.01 Bell lamp 2 Tanda Zona 2 Lt 1
0.02 MM3 100.02 Bell lamp 3 Tanda Zona 3 Lt 1
0.03 MM4 100.03 Bell lamp 3 Tanda Zona 4 Lt 1
0.04 reset Lantai 1 100.04 Bell lamp 1 Tanda Zona 1 Lt 2
0.05 MM5 100.05 Bell lamp 2 Tanda Zona 2 Lt 2
0.06 MM6 100.06 Bell lamp 3 Tanda Zona 3 Lt 2
0.07 MM7 100.07 Bell lamp 3 Tanda Zona 4 Lt 2
0.08 MM8 101.00 Bell lamp 1 Tanda Zona 1 Lt 3
0.09 reset Lantai 2 101.01 Bell lamp 2 Tanda Zona 2 Lt 3
0.10 MM9 101.02 Bell lamp 3 Tanda Zona 3 Lt 3
0.11 MM10 101.03 Bell lamp 3 Tanda Zona 4 Lt 3
1.00 MM11 101.04 Sound publik
1.01 MM12 101.05 Kontrol lift
1.02 reset lantai 3 101.06 Hydrant pompa monitoring
1.03 MCP 1 Lt 1 101.07 Pressure fan
1.04 MCP 2 Lt 1 (b)
1.05 MCP 3 Lt 1
1.06 MCP 1 Lt 2
1.07 MCP 2 Lt 2
1.08 MCP 3 Lt 2
1.09 MCP 1 Lt 3
1.10 MCP 2 Lt 3
1.11 MCP 3 Lt 3
(a)
Tabel 4. 5 (a) Tabel alamat input PLC (b) Tabel Alamat output PLC
4.7. Perancangan Perangkat Lunak
Pada pembuatan tugas akhir ini menggunakan perangkat lunak Cx-one. Cx-progammer
untuk pembuatan diagram tangga, cx-designer untuk membuat desain simulasi dan cx-
simulator untuk menghubungkan cx progammer dengan cx designer.
Wiring PLC CP1E dapat dilihat di lampira 8.
4.7.1. Kondisi Operasi di Lapangan
Kondisi operasi
1) Lantai 1 terdiri atas 4 zone dan tiap zona dimonitor dengan monitor module, sehingga
terdapat 4 monitor module. Ketika detektor yang terinput secara kovensional pada
monitor module medeteksi tanda-tanda kebakaran maka monitor module akan mengirim
tegangan sebesar kurang lebih 24 VDC pada PLC

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 81


2) Pada Gedung lantai 1 terdapat 3 titik Indicator lamp dan alarm bell, Ketika tanda tanda
kebakaran terdeteksi maka PLC akan memberikan ouput ke Indicator lamp dan alarm
bell. Ketika zona 1 terdeteksi adanya tanda-tanda kebakaran maka Indicator lamp dan
alarm bell 1 akan aktif. Ketika zona 2 terdeteksi adanya tanda-tanda kebakaran maka
Indicator lamp dam alarm bell 2 akan aktif. Ketika zona 3 dan 4 terdeteksi tanda-tanda
kebakaran maka Indicator lamp dan alarm bell 3 akan aktif. Ketika tidak dilakukan reset
selama 9 menit makan PLC akan memberikan output menuju ke
1) Ke sistem tata suara public
Saat terjadi kebakaran akan disebarkan informasi sebagai panduan untuk proses
evakuasi kepada setiap orang yang berada di rumah sakit melalui speaker emergency
yang ada.
2) Ke Control Lift
Saat terjadi kebakaran maka salah satu lift akan menuju lantai dasar dan membuka,
sedangkan lift khusus kebakaran diijinkan beroperasi.
3) Ke Hydrant pump monitoring
Saat terjadi kebakaran MCFA akan mengirim sinyal ke sistem monitoring pompa
untuk melakukan tindak lanjut penanganan kebakaran yang terjadi.
4) Ke Pressurizes fan
Berfungsi untuk membersihkan asap yang masuk ke akses tangga sehingga aman
dilalui oleh setiap orang yang berada di rumah sakit.
5) Ke LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel)
Pada saat general alarm aktif, MCFA otomatis mengirim sinyal ke LVMDP untuk
menghentikan seluruh aliran listrik dan daya listrik pada rumah sakit dan disalurkan
menuju genset untuk menyuplai zona emergency saja.
3) Lantai 2 terdiri atas 4 zone dan tiap zona dimonitor dengan monitor module, sehingga
terdapat 4 monitor module, ketika detektor yang terinput secara kovensional pada monitor
module medeteksi tanda-tanda kebakaran maka monitor module akan mengirim tegangan
sebesar kurang lebih 24 VDC pada PLC
4) Pada Gedung C lantai 2 terdapat 3 titik Indicator lamp dan alarm bell, Ketika tanda tanda
kebakaran terdeteksi maka PLC akan memberikan ouput ke Indicator lamp dan alarm
bell. Ketika zona 1 terdeteksi adanya tanda-tanda kebakaran maka Indicator lamp dan
alarm bell 1 akan aktif. Ketika zona 2 terdeteksi adanya tanda-tanda kebakaran maka
Indicator lamp dam alarm bell 2 akan aktif. Ketika tidak dilakukan reset selama 9 menit
makan PLC akan memberikan output menuju ke

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 82


1) Ke sistem tata suara public
Saat terjadi kebakaran akan disebarkan informasi sebagai panduan untuk proses
evakuasi kepada setiap orang yang berada di rumah sakit melalui speaker emergency
yang ada.
2) Ke Control Lift
Saat terjadi kebakaran maka salah satu lift akan menuju lantai dasar dan membuka,
sedangkan lift khusus kebakaran diijinkan beroperasi.
3) Ke Hydrant pump monitoring
Saat terjadi kebakaran MCFA akan mengirim sinyal ke sistem monitoring pompa
untuk melakukan tindak lanjut penanganan kebakaran yang terjadi.
4) Ke Pressurizes fan
Berfungsi untuk membersihkan asap yang masuk ke akses tangga sehingga aman
dilalui oleh setiap orang yang berada di rumah sakit.
5) Ke LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel)
Pada saat general alarm aktif, MCFA otomatis mengirim sinyal ke LVMDP untuk
menghentikan seluruh aliran listrik dan daya listrik pada rumah sakit dan disalurkan
menuju genset untuk menyuplai zona emergency saja.
5) Lantai 2 terdiri atas 4 zone dan tiap zona dimonitor dengan monitor module, sehingga
terdapat 4 monitor module, ketika detektor yang terinput secara kovensional pada
monitor module medeteksi tanda-tanda kebakaran maka monitor module akan
mengirim tegangan sebesar kurang lebih 24 VDC pada PLC
6) Lantai 3 terdiri atas 4 zone dan tiap zona di monitor dengan monitor module, sehingga
terdapat 4 monitor module, ketika detektor yang terinput secara kovensional pada monitor
module medeteksi tanda-tanda kebakaran maka monitor module akan mengirim tegangan
sebesar kurang lebih 24 VDC pada PLC
7) Pada Gedung C lantai 3 terdapat 3 titik Indicator lamp dan alarm bell, Ketika tanda tanda
kebakaran terdeteksi maka PLC akan memberikan ouput ke Indicator lamp dan alarm
bell. Ketika zona 1 terdeteksi adanya tanda-tanda kebakaran maka Indicator lamp dan
alarm bell 1 akan aktif. Ketika zona 2 terdeteksi adanya tanda-tanda kebakaran maka
Indicator lamp dam alarm bell 2 akan aktif. Ketika zona 3 dan 4 terdeteksi tanda-tanda
kebakaran makaIndicator lamp dan alarm bell 3 akan aktif. Ketika tidak dilakukan reset
selama 9 menit makan PLC akan memberikan output menuju ke
1) Ke sistem tata suara public

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 83


Ketika kebakaran terjadi informasi suara peringatan terjadinya kebakaran akan
diinformasikan melalui speaker emergency yang ada.
2) Ke Kontrol Lift
Ketika kebakaran terjadi lift khusus kebakaran akan tetap berfungsi sedangkan lift
biasa akan turun ke lantai dasar dan membuka.
3) Ke Hydrant pump monitoring
Ketika terjadi kebakaran sinyal output dari PLC akan dikirim ke sistem monitoring
pompa sebagai tindak lanjut untuk mengatasi kebakaran.
4) Ke Pressurizes fan
Asap yang masuk ke akses tangga akan dibersihkan dengan pressurizes fan sehingga
aman dilalui oleh setiap orang yang berada di rumah sakit.
5) Ke LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel)
Pada saat general alarm aktif, MCFA otomatis mengirim sinyal ke LVMDP untuk
menghentikan seluruh aliran listrik dan daya listrik pada rumah sakit dan disalurkan
menuju genset untuk menyuplai zona emergency saja.
6) Lantai 2 terdiri atas 4 zone dan tiap zona dimonitor dengan monitor module, sehingga
terdapat 4 monitor module, ketika detektor yang terinput secara kovensional pada
monitor module medeteksi tanda-tanda kebakaran maka monitor module akan
mengirim tegangan sebesar kurang lebih 24 VDC pada PLC

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 84


4.7.2. Perencanaan Diagram Leader

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 85


Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 86
Gambar 4. 4. Gambar Program PLC
4.7.3 Penjelasan Diagram Leader

Jika MCP1 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1 akan
0 memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 1 dan tanda zona 1 Lt 1
Jika MCP2 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1 akan
1 memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 2 dan tanda zona 2 Lt 1

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 87


Jika MCP3 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1 akan
2 memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 3, tanda zona 3 Lt 1 dan tanda zona 4 Lt 1
Jika MCP1 Lt 2 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1
3 akan memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 1 dan tanda zona 1 Lt 2
Jika MCP2 Lt 2 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1
4 akan memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 2 dan tanda zona 2 Lt 2
Jika MCP3 Lt 2 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1
5 akan memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 3, tanda zona 3 Lt 2 dan tanda zona 4 Lt 2
Jika MCP1 Lt 3mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1
6 akan memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 1 dan tanda zona 1 Lt 3
Jika MCP2 Lt 3 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1
7 akan memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 2 dan tanda zona 2 Lt 3
Jika MCP3 LT 3mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1
8 akan memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 3, tanda zona 3 Lt 3 dan tanda zona 4 Lt 3
Jika MM1 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1 akan
9 memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 1 dan tanda zona 1 Lt 1
Jika MM2 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1 akan
10 memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 2 dan tanda zona 2 Lt 1
Jika MM3 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1 akan
11 memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 3 dan tanda zona 3 Lt 1
Jika MM4 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1 akan
12 memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 3 dan tanda zona 4 Lt 1

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 88


Jika MM5 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1 akan
13 memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 1 dan tanda zona 1 Lt 2
Jika MM6 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1 akan
14 memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 2 dan tanda zona 2 Lt 2
Jika MM7 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1 akan
15 memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 3 dan tanda zona 3 Lt 2
Jika MM8 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1 akan
16 memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 3 dan tanda zona 4 Lt 2
Jika MM9 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1 akan
17 memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 1 dan tanda zona 1 Lt 3
Jika MM10 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1 akan
18 memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 2 dan tanda zona 2 Lt 3
Jika MM11 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1 akan
19 memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 3 dan tanda zona 3 Lt 3
Jika MM12 mendeteksi ada tanda tanda kebakaran maka MM1 akan
20 memberikan input ke PLC yang kemudian PLC akan memberikan
output menuju Lamp Bell 3 dan tanda zona 4 Lt 3
ketika salah satu, beberapa atau semua output aktif maka akan
21
mengaktifkan timer yang waktunya sudah ditentukan sebelumnya
ketika timer aktif sudah selesai maka relay timer aktif dan akan
22 mengirim output menuju Sound publik, LVMDP, Kontrol lift,
Pressurizes fan dan Hydrant pump monitoring
Tabel 4. 6 Penjelasan Diagram Leadder
4.7.4. Perancangan Simulasi Cx-Designer
Perancangan cx-designer dilakukan untuk membuat simulasi sistem fire alarm apakah antara
program PLdan wiring fire alarm pada plc sudah kompatibel.

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 89


Gambar 4. 5. Gambar Rancangan Simulasi di Cx-Designer
4.7.5. Pengujian Cx-Designer
Hasil simulasi ini digunakan untuk memastikan apakah diagram ladder bisa beroperasi
dengan perangkat keras PLC CP1E sesuai wiring yang telah ditentukan.
segera
4.8. Pembuatan Alat
a. Instalasi peralatan Fire alarm harus mengikuti persyaratan didalam PUIL 2000. Tata
cara menempatan peralatan fire alarm harus ditentukan sebelum pelaksanaan. Manual
push button dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada yang berada di luar
hydrant Box, maka dipasang pada ketinggian 1,5 m dari lantai. Alarm bell dipasang
bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada yang berada di luar hydrant Box, maka
dipasang pada jarak ± 0,5 m di bawah plafond atau disesuaikan dengan keadaan
lapangan. Disekitar detektor harus ada ruang bebas dengan radius minimal 0,75 m dari
detektor. Instalasi kabel fire alarm terpasang pada area langit-langit beton lengkap doos-
doos penyambungan dan menggunakan pelindung pipa conduit. Pipa konduit berwarna
hitam untuk membedakan instalasi fire alarm dengan instalasi lampu. Peralatan sistem
fire alarm ini harus ditanahkan (grounding) dengan hambatan maksimum 1 ohm.
b. Membuat instalasi fire alarm lantai 1, 2 dan 3 sesuai gambar auto cad.
c. Melakukan pemrograman ladder diagram pada PLC Omron CP1E sesuai perancangan.
4.9. Pengujian Alat
Inspeksi periodik adala metode pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kondisi

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 90


sistem fire alarm apakah sudah bisa beroperasi dengan baik. Tahapan-tahapan pengujian
sistem fire alarm adalah sebagai berikut
1. Pemeriksaan Visual terhadap semua material yang dipasang, tidak hanya detektor namun
juga pemeriksaan pada PLC, alarm bell, Indicator lamp, manual push button beserta
instalasi kabel
2. Pengecekan detektor panas dilakukan dengan menggunakan hair dryer
3. Pengecekan detektor asap menggunakan smoke checker yang memiliki konsentrasi
aerosol. Cara pengecekannya dengan cara disemprotkan dengan jarak kurang lebih 30
cm.
Pengecekan

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 91


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan landasan teori, studi perencanaan sistem fire alarm semi addressble yang
diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Telah ditentukan jenis detektor yang dipasang pada ruangan.
2. Telah ditentukannya tata letak detektor pada rumah sakit umum nyitdah gedung C.
3. Telah ditentukannya kebutuhan detektor. Zona 1 Lt 1 memerlukan 11 detektor asap dan 6
detektor panas. Zona 2 Lt 1 membutuhkan 7 detektor asap dan 5 detektor panas. Zona 3 Lt
1 membutuhkan 13 detektor asap dan 2 detektor panas. Zona 4 Lt 1 membutuhkan 9
detektor asap dan 2 detektor panas. Secara keseluruhan total kebutuhan detektor untuk
lantai 1 adalah 40 detektor asap dan 15 detektor panas. Zona 1 Lt 2 memerlukan 12
detektor asap. Zona 2 Lt 2 membutuhkan 9 detektor asap dan 2 detektor panas. Zona 3 Lt
2 membutuhkan 11 detektor asap dan 2 detektor panas. Zona 4 Lt 2 membutuhkan 10
detektor asap dan 2 detektor panas. Secara keseluruhan total kebutuhan detektor untuk
lantai 2 adalah 42 detektor asap dan 6 detektor panas. Zona 1 Lt 3 memerlukan 13 detektor
asap. Zona 2 Lt 3 membutuhkan 7 detektor asap dan 5 detektor panas. Zona 3 Lt 3
membutuhkan 12 detektor asap. Zona 4 Lt 3 membutuhkan 8 detektor asap dan 3 detektor
panas. Secara keseluruhan total kebutuhan detektor untuk lantai 3 adalah 40 detektor asap
dan 8 detektor panas.
4. Telah terealisasi gambar autocad denah sistem fire alarm semi addressble untuk gedung C
rumah sakit umum nyitdah.
5. Telah terealisasi gambar autocad diagram skematik sistem fire alarm semi addressble
untuk gedung C rumah sakit umum nyitdah dengan menggunakan PLC CP1E.
5.2. Saran
Adapun beberapa saran dari penulis yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengembangkan rumah sakit pintar dan PLC Omron CP1E bisa dihubungkan dengan
IOT(Internet Of Thing) sehingga dapat dikontrol lewat smartphone

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 92


DAFTAR PUSTAKA

[1] Nina Nindia Ningrum, 2019, Perancangan Kebutuhan dan Tata Letak Detector Sebagai
Upaya Penanggulangan Kebakaran Di Gedung Universitas X Tahun 2019, Universitas
Binawan.
[2] Laode Achmad Pulo Tologo D, Raka Reviatna, 2011, Studi Instalasi Fire Alarm Kampus
Teknik Gowa, Universitas Hasanuddin.
[3] Sunandar Pria Sudarma, 2020, Evaluasi dan Rekomendasi Detektor Kebakaran Hotel The
Oberoy, Politeknik Negeri Bali.
[4] Sunandar Pria Sudarma, 2020, Evaluasi dan Rekomendasi Detektor Kebakaran Hotel The
Oberoy, Politeknik Negeri Bali.
[5] Sunandar Pria Sudarma, 2020, Evaluasi dan Rekomendasi Detektor Kebakaran Hotel The
Oberoy, Politeknik Negeri Bali.
[6] Alfian Rudi Susanto, 2017, Mesin Pemilah dan Pengepakan Barang Berbasis PLC
Omron CP1E, Pdd Uns Akademi Kokmunitas Negeri Madiun.
[7] Wirahadi Saputra, 2019, Prototipe Sistem Keamanan Pabrik Dari Kebakaran Dengan
Penampil HMI Berbasis PLC Omron CPM2A, Universitas Sanata Dharma.
[8] Wirahadi Saputra, 2019, Prototipe Sistem Keamanan Pabrik Dari Kebakaran Dengan
Penampil HMI Berbasis PLC Omron CPM2A, Universitas Sanata Dharma.
[9] Yohanes Babtista Savio Surya Amanda, Aplikasi HMI Pada Pemilah Benda Otomatis,
2017, Universitas Sanata Dharma
[10] Laode Achmad Pulo Tologo D, Raka Reviatna, 2011, Studi Instalasi Fire Alarm
Kampus Teknik Gowa, Universitas Hasanuddin.
[11] Nina Nindia Ningrum, 2019, Perancangan Kebutuhan dan Tata Letak Detector Sebagai
Upaya Penanggulangan Kebakaran Di Gedung Universitas X Tahun 2019, Universitas
Binawan.
[12] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor 26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan teknis
sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan.

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 93


Lampiran 1 Gambar Pengambilan Data Lt 1 Gedung C
Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 94


Lampiran 2 Gambar Pengambilan Data Rencana Denah Lantai 2 Gedung C

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 95


Lampiran 3 Gambar Pengambilan Data Rencana Denah Lantai 3 Gedung C
Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 96


Lampiran 4 Denah Rencana Fire alarm Lantai 1

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 97


Gambar Lt 1 Segmen 1

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 98


Gambar Lt 1 Segmen 2

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 99


Gambar Lt 1 Segmen 3

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 100


Gambar Lt 1 Segmen 4

Lampiran 5 Denah Rencana Fire alarm Lantai 2

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 101


Gambar Lt 2 Segmen 1

Gambar Lt 2 Segmen 2

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 102


Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 103
Gambar Lt 2 Segmen 3

Gambar Lt 2 Segmen 4

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 104


Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 105
Lampiran 6 Denah Rencana Fire alarm Lantai 3

Gambar Lt 3 Segmen 1

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 106


Gambar Lt 3 Segmen 2

Gambar Lt 3 Segmen 3

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 107


Gambar Lt 3 Segmen 4

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 108


Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 109
Lampiran 7 Diagram Skematik Sistem Fire alarm

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 110


Gambar Diagram Skematik Segmen 1

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 111


Gambar Diagram Skematik Segmen 2

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 112


Lampiran 8 Detektor dan 3 serangkai fire alarm

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 113


Lampiran 9 Detektor dan 3 serangkai fire alarm

Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 114


Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 115
Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 116
Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB - 2021 117

Anda mungkin juga menyukai