Anda di halaman 1dari 3

Teori Perkembangan ManusiaMoral

 – 
 Kohlberg(Disusun oleh Mattias Malanthon)A.
 
BiografiLawrence Kohlberg lahir di Bronxville, New York pada tahun 1927.Kohlberg
menyelesaikan pendidikan sarjana dalam bidang psikologi pada tahun1949 dan mulai tertarik
dengan teori Piaget khususnya pada penilaian moral. Diamulai mewawancarai anak-anak dan
remaja tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan moral. Semua hasil penelitiannya
itu dijadikan bahandesertasi doktoralnya pada tahun 1958.Selanjutnya Kohlberg mengajar di
Universitas Chicago dari tahun 1962sampai 1968 dan di Universitas Harvard dari tahun 1968
sampai tahun 1987.Dalam mengajar, dia biasanya memulai dengan pertanyaan-pertanyaan
danmengajak siswa ikut berpikir mengenai masalah-masalah kritis di dalam filsafatdan
psikologi. Kolhberg meninggal pada tahun 1987 di Boston,
Massachusetts.B. Cara Pandang KohlbergPiaget dalam teori perkembangannya menuliskan
juga tahapan perkembanganmoral anak, yang dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu:1.
 
Anak-anak usia dibawah 10 atau 11 tahunPada usia ini, anak-anak memandang aturan adalah
sesuatu yang baku,tidak dapat diubah lagi. Sehingga pada saat mereka melanggar
aturan,mereka akan mendapatkan konsekuensinya sebanding dengan jumlah pelanggaran
yang dibuat. Semakin banyak aturan yang dilanggar,konsekuensi yang diterima semakin
besar.2.
 
Anak-anak usia diatas 10 atau 11 tahunMereka sudah dapat memahami bahwa aturan dapat
diubah asalkandisetujui oleh pihak-pihak terkait. Aturan tidak baku, tetapi dapatdiperbaharui
sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi sepertiwaktu, tempat, gender, dan
sebagainya. Dalam memandang konsekuensiakibat melanggar suatu aturan, anak-anak usia
ini akan mengunakan pendekatan yang berbeda yaitu melihat intensi atau niat yang
melandasi pelanggarannya tersebut.Kohlberg merasa perkembangan moral manusia tidaklah
sesederhana itu.Menurutnya justru pada saat anak mencapai usia 10 atau 11 tahun moral
merekamulai berkembang. Pada saat melakukan penelitian terhadap anak-anak usia 10,
 
13, dan 16 tahun, Kohlberg menggunakan cerita-cerita dilema (salah satu yang
terkenal adalah dilema “Heinz Mencuri Obat”)
untuk dijawab oleh mereka. Yangdiamati olehnya adalah penalaran dibalik jawaban ya dan
tidak. Hasil respons darianak-anak tersebut diklasifikasikan ke dalam tahapan-tahapan
moralnya.C. Tahapan Perkembangan KohlbergKohlberg membagi perkembangan moral anak
menjadi:Tingkat I Moralitas PrakonvensionalTahap 1 Kepatuhan dan Orientasi HukumanTah
ap 2 Individualisme dan PertukaranTingkat II Moralitas KonvensionalTahap 3 Hubungan-
hubungan Antar Pribadi yang BaikTahap 4 Memelihara Tatanan SosialTingkat III Moralitas 
PascakonvensionalTahap 5 Kontrak Sosial dan Hak-hak IndividualTahap 6 Prinsip-prinsip U
niversal1.
 
Kepatuhan dan Orientasi HukumanTahap ini ditandai dengan pemikiran bahwa aturan dibuat
oleh otoritas yangtidak dapat ditentang. Anak mempunyai kewajiban untuk mematuhi aturan-
aturan tersebut tanpa kecuali. Jika melanggar akan mendapatkankonsekuensi yang sebanding
dengan jumlah pelanggaran yang dibuatnya.Penalaran anak untuk kasus Heinz:
Mayoritas anak menjawab tindakan Heinz itu salah karena “Melanggarhukum” atau
“Mencuri itu tidak baik” dengan alasan mencuri itu
konsekuensinya akan dihukum.Sebagian kecil anak menjawab Heinz boleh mencuri karena
“Sebelumnyadia sudah meminta tapi tidak dikabulkan” atau “Kelihatannya yang dicuri bukan
sesuatu yang besar, sehingga ada kemungkinan tidak dihukum”.
Anak-anak masih berpusat pada boleh dan tidak boleh atau kesalahan kecildan besar.2.
 
Individualisme dan PertukaranPada tahap ini anak-anak sudah mulai menyadari bahwa
otoritas-otoritasyang membuat aturan memiliki sudut pandang yang berbeda-beda. Selainitu
juga mereka sudah dapat
melihat adanya “kepentingan individu” yang
mendasari suatu tindakan. Mematuhi atau melanggar aturan dilihat dari

 
kepentingan apa yang mendasari tindakan tersebut. Konsekuensi akibat pelanggaran aturan
diterima jika ada kepentingan individu yang mendesakdibalik tindakannya tersebut.Penalaran
anak untuk kasus Heinz:Sebagian anak menyatakan tindakan Heinz benar karena ada
kepentinganHeinz dibalik tindakannya yaitu dia ingin istrinya hidup atau anak-
anaknyamembutuhkan ibu untuk merawat mereka.Sebagian lagi menyatakan Heinz salah
karena merugikan sang penjual obat,Heinz tidak usah mencuri jika ingin menikah lagi dengan
gadis yang lebihmuda, atau Heinz jangan mencuri karena akan dipenjara dalam
waktu yanglama yang tidak akan sanggup dilaluinya.
Ada juga yang menyetujui tindakan Heinz mencuri karena “sang penjual
obat berusaha memera
snya” atau “nanti Heinz akan membayar sisa uangnya pada saat dia memilikinya”.
 3.
 
Hubungan-hubungan Antar Pribadi yang BaikPada tahap usia ini anak-anak mulai
menghubungkan moralitas dengantindakan baik yang sesuai harapan orang tua atau
lingkungan. Tingkah laku baik berhubungan dengan hubungan antar individu yang baik
seperti kasihsayang, empati, kepercayaan dan kepedulian kepada orang lain. Suatutindakan
adalah benar jika tujuannya adalah kebaikan.Penalaran anak untuk kasus Heinz:Hampir
seluruh responden menyatakan tindakan Heinz benar, karenamengutamakan kasih atau
kebaikan. Sebaliknya mereka mengecam tindakan
sang penjual obat dengan menyatakan “egois”, “serakah”, atau “hanya peduli pada dirinya
sendiri, bukannya pada kehidupan orang lain”.
Motifdiutamakan dalam menilai benar salahnya suatu tindakan.4.
 
Memelihara Tatanan SosialAnak-anak pada tahap ini memiliki pandangan yang lebih luas.
Perhatianmereka tidak hanya pada keluarga atau lingkungan mereka saja, tetapimeluas
menjadi masyarakat secara keseluruhan. Tindakan individu harussesuai dengan aturan yang
berlaku di masyarakat, menghormati otoritasyang ada, dan berkewajiban menjaga kestabilan
tatanan sosial. Suatutindakan, walaupun dasarnya untuk menolong orang, tetapi caranya
 
 bertentangan dengan aturan yang ada di masyarakat dinyatakan tidak benardan merusak
tatanan sosial yang berlaku di masyarakat secara keseluruhan.Penalaran anak untuk kasus
Heinz:Kebanyakan dari kelompok usia ini setuju bahwa motif Heinz itu baik,
yaitu berdasarkan pertimbangan kasih dan kepedulian terhadap orang lain. Tetapimereka
tidak setuju dengan cara Heinz yang mencuri obat untuk istrinyayang sakit. Alasannya adalah
perbuatan itu walaupun motifnya baik tetapiakan merusak aturan yang berlaku di masyarakat.
Jika aturan dilanggardengan alasan perbuatan menolong orang lain, maka tatanan sosial
dalammasyarakat lama-kelamaan akan menjadi rusak.5.
 
Kontrak Sosial dan Hak-hak IndividualTahap ini memahami bahwa dalam masyarakat yang
majemuk memilikikelompok-kelompok sosial yang berbeda dengan pandangan dan
nilai yang berbeda juga. Dalam keberbedaan itu harus ada dua nilai dasar yangdisepakati
bersama yaitu: pertama adalah kebutuhan akan hak-hak dasartertentu seperti kebebasan, hak
hidup, dan hak mendapatkan perlindungan;kedua adalah perubahan hukum atau aturan yang
tidak adil, secarademokratis, demi perbaikan sosial di dalam masyarakat.Penilaian anak untuk
kasus Heinz:Sebagian anak usia ini menyetujui tindakan Heinz mencuri karena untukhidup
istrinya. Hak manusia untuk hidup merupakan hak moral setiapmanusia. Kehidupan lebih
bernilai dibandingkan hak milik (benda).Sebagian lagi menilai sebaliknya. Mereka menilai
perbuatan Heinz mencuriitu salah karena mengambil yang bukan hak miliknya maka harus
dihukumsesuai dengan perbuatannya. Hukum harus ditegakkan di tengah-
tengahmasyarakat.6.
 
Prinsip-prinsip UniversalTahap ini adalah tahap tertinggi dari tahapan perkembangan moral
yangditeliti oleh Kohlberg. Prinsip keadilan harus bersifat universal, dapatditerapkan pada
semua pihak tanpa ada kelompok yang diistimewakan.Prinsip keadilan ini membawa kepada
keputusan-keputusan yang didasarkan pada perhargaan setara bagi semua pihak.Pada
prakteknya, ini dapat dicapai jika kita memandang suatu situasimelalui kacamata orang lain,
bukan kacamata kita sendiri saja. Hal ini dapat
 
menyebabkan adanya penolakan atas aturan atau hukum-hukum yang tidakadil atau tidak
benar.Pada tahun 1975 Kohlberg menyatakan bahwa tahap terakhir ini merupakan
“tahap teoritis” karena sangat sedikit re
sponden yang mempunyai penalaranyang konsisten di tahap keenam ini. Akhirnya Kohlberg
menghapuskantahap Prinsip-prinsip Universal dari teorinya.D. KesimpulanPerkembangan
moral seseorang tidak sejalan dengan proses pendewasaanmanusia secara biologis. Peran
agen sosialisasi seperti orang tua dan guru jugahampir tidak ada dalam proses ini.
Perkembangan ini muncul dengan sendirinyaseiring dengan semakin banyaknya masalah-
masalah moral yang dihadapiseseorang. Pemikiran moral seseorang akan semakin
berkembang sejalan dengan perkembangan mentalnya. Proses diskusi, perdebatan, sanggahan
atas pandanganmoral akan membawa pemikiran moral pada tahap yang lebih tinggi.Teori
Kohlberg mengandung kelemahan dalam hal gender. Kohlbergmenyusun teorinya dengan
bertanya pada responden yang seluruhnya pria.Sehingga pada saat diterapkan pada wanita
tidak tepat. Bagi pria, pemikiran moralmencapai tahap tertinggi yaitu keadilan formal,
dimana semua pihak salingmengevaluasi dengan cara adil. Wanita sebaliknya, lebih
memperhatikanhubungan-hubungan nyata yang sedang berlangsung di hadapannya,
moralitasyang kontekstual.E. Daftar PustakaCrain, William. 2007. Theories of Development,
Concepts and Applications (thirded.). Trans. Yudi Santoso. Yogyakarta: Penerbit Pustaka
Pelajar

Anda mungkin juga menyukai