Anda di halaman 1dari 14

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul PENGEMBANGAN KEPROFESIAN


BERKELANJUTAN DAN
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. PENELITIAN TINDAKAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
2. PENYUSUNAN ARTIKEL
ILMIAH
3. PRESENTASI ARTIKEL
ILMIAH
4. PENGEMBANGAN JEJARING
BERBASIS ICT
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang
dipelajari I. PENELITAN TINDAKAN BIMBINGAN
DAN KONSELING.

Penelitian tindakan pada hakikatnya berupa


rangkaian kegiatan yang terdiri dari empat
langkah, yaitu perencanaan, tindakan,pengamatan,
dan refleksi.

Keempat langkah tersebut dipandang sebagai satu


siklus penelitian tindakan.

Adapun pengertian siklus pada penelitian tindakan


adalah satu putaran kegiatan yang terdiri dari
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Adapun karakterisitik utama penelitian tindakan
kelas terdiri dari:

1) masalah muncul dari dalam praktik guru


atau/dan guru BK sendiri (an inquiry of practice
from within),

2) adanya refleksi diri (self reflection inquiry),

3) berorientasi pada pemecahan masalah (problem


solving oriented),

4) berorientasi pada peningkatan kualitas

(improvement oriented) dan harus menghasilkan


perubahan,

5) memiliki siklus (cyclic) yang terdiri dari empat


tahapan yaitu: perencanaan (planning); tindakan
(action); pengamatan (observing); dan refleksi
(reflecting),

6) menggunakan berbagai cara pengumpulan data


(multiple data collection),

7) bersifat partisipatif (collaborative), artinya


peneliti harus kerja sama dengan orang lain
(teman sejawat dan atau ahli).

Tujuan penelitian tindakan bimbingan konseling


adalah sebagai berikut:

1) memperbaiki praktik pelayanan bimbingan


konseling di sekolah,

2) ) peningkatan pelayanan professional BK di


sekolah,

3) pengembangkan ketrampilan guru BK

berdasarkan persoalan-persoalan atau


permasalahan-permasalahan yang dihadapi

guru BK selama menjalankan tugas pokoknya.

Penelitian tindakan bimbingan dan konseling


secara pasti harus melalui empat tahap, yaitu tahap
perencanaan (planning), tahap kegiatan (action),
tahap pengamatan (observe), tahap refleksi
(refection). Pada masing tahapan, penelitia harus
memperhatik hal-hal pokok npenting.

Pada tahap perencanaan (planning),peneliti harus


malakukan tujuh langkah kegiatan penting yaitu:
1) mengidentifikasi dan merumuskan masalah
penelitian,

2) menentukan tindakan dan menuliskan kajian


teoritik,

3) merumuskan hipotesis tindakan,

4) menuliskan indikator keberhasilan,

5) merencanakan tindakan,

6) merencanakan alat perekam data, dan

7) merencanakan teknik refleksi. Pada tahap


pelaksanaan (action) peneliti harus mengetahui
berbagai persiapan pelaksanaan dan faktor-faktor
yang membuat pelaksanaan tindakan berjalan
dengan lancar. Pada tahap pengamatam (observe)

peneliti harus mempersiapkan cara melakukan


pengamatan (observe) dan cara memaparkan data
hasil pengamatan. Sedangkan pada tahap refleksi
(reflection) langkah pertama yang harus dilakukan
oleh peneliti adalah melakukan analisis data.

Teknik pengumpulan dapat pada PTBK dapat


menggunakan berbagai alat, baik tes maupun non
test. Misal angket, observasi, wawancara, catatan

berkala, checklist, tes kemampuan, scala sikologi,


dll. Sedangkan Teknik analisis data dapat
menggunakan teknik statistik deskriptif persentase
dan teknik deskriptif kualitatif.

Dalam penelitian tindakan bimbingan dan


konseling tidak hanya dalam setting klasikal
melalui layanan bimbingan klasikal dan dalam
setting kelompok melalui layanan bimbingan
kelompok dan konseling kelompok,namun dapat
menggunakan penelitian dangan subjek tunggal
yang dikenal dengan istilah Single-Subject
Designs

II. PENYUSUNAN ARTIKEL ILMIAH

A. Hakekat Artikel Ilmiah

Pengertian artikel memiliki beberapa unsur atau


kata kunci, yaitu:

1) Artikel merupakan sebuah karya tulis

2) Artikel berisi fakta dan gagasan yang


terintegrasi

3) Artikel ditulis secara sistematis dengan


mengacu pada kaidah penulisan tertentu yang
disepakati

4) Artikel ditulis untuk dimuat dalam sebuah


jurnal, surat kabar, atau media lainnya.

Memperhatikan unsur-unsur tersebut, maka dapat


dirumuskan kembali bahwa yang dimaksud
dengan artikel adalah subuah karya tulis yang
berisi fakta maupun gagasan penulis yang
terintegrasi, yang ditulis secara sistematis

mengacu pada kaidah penulisan yang disepakati,


dan dimaksudkan untuk dimuat dalam sebuah
jurnal, surat kabar, atau media lainnya.

Artikel ilmiah merupakan salah satu bentuk karya


tulis ilmiah yang berisi gagasan atau fakta yang
bersifat ilmiah dan ditulis secara sistematis
berdasarkan kaidah penulisan ilmiah. Artikel
ilmiah pada umumnya disusun dengan maksud
untuk dipublikaikan melalui majalah atau jurnal
ilmiah.

B. Bentuk-bentuk Artikel Ilmiah

Secara garis besar artikel ilmiah bisa dibedakan


menjadi dua bentuk, yaitu Artikel ilmiah
konseptual dan Artikel ilmiah hasil penelitian.
Selain itu ada satu bentuk lagi yaitu artikel ilmiah
populer.

C. Bagian-bagian Artikel Ilmiah

Pada umumnya artikel ilmiah berisi tiga bagian


pokok, yaitu bagian awal, inti, dan akhir. Bagian
awal meliputi judul artikel, nama penulis, abstrak,
dan kata kunci. Bagian inti meliputi pendahuluan,
metode, hasil dan diskusi atau pembahasan, dan
simpulan serta saran, rekomendasi atau implikasi.
Bagian akhir berisi referensi dan ucapan terima
kasih.

D. Tahapan Penyusunan Artikel Ilmiah

Penyusunan artikel ilmiah dilaksanakan melalui


tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan,
dan tahap akhir.

Tahap persiapan meliputi:


1) Persiapan fisik dan mental,

2) Persiapan teknis, dan

3) Persiapan sarana.

Tahap pelaksanaan meliputi:

1) Pentuan laporan penelitian yang akan disusun


menjadi sebuah artikel

2) Pilih jurnal yang akan dituju untuk memuat


artikel

3) Temukan panduan yang digunakan oleh jurnal


tersebut

4) Cermati contoh artikel yang diterbitkan dalam


jurnal tersebut

5) Mulailah menulis sesuai dengan panduan atau


tempelet dari jurnal yang akan dituju.

Tahap akhir penyusunan artikel ilmiah adalah


mengirim artikel ke sebuah jurnal. Secara umum
ada tiga jalur pengiriman artikel ke jurnal, yaitu

secara offline, melalui email, dan online. Pada saat


ini hampir semua pengiriman artikel ke jurnal
dilakukan secara online. Masih ada sebagian kecil
yang melalui E-mail dan sudah tidak ada lagi yang
dilakukan secara offline.

III. PRESENTASI ARTIKEL ILMIAH

A. Hakekat presentasi

Hakekat sebuah presentasi paling tidak


mempunyai empat unsur pokok yang
membentuknya, yaitu:

a) Komunikasi verbal maupun non verbal (bisa


dibantu dengan berbagai media)

b) Melibatkan dua pihak, yaitu komunikator dan


komunikan (sekelompok audien)

c) Pesan yang disampian baik berupa gagasan atau


ide maupun fakta

d) Tujuan yang hendak dicapai (informasi,


pembahasan, memperoleh masukkan,
mempraktikan, dan mencari solusi).

Dengan demikian jelaslah bahwa presentasi pada


hakekatnya adalah penyampaian gagasan atau
fakta dari seseorang kepada sekelompok orang
melalui komunikasi verbal maupun non verbal
dengan tujuan tertentu.

Presentasi ilmiah adalah penyampaian gagasan


atau fakta ilmiah dari seorang ilmuwan kepada
sekelompok orang ilmuwan melalui komunikasi
verbal maupun non verbal dengan tujuan
menginformasikan, membahas,memperoleh
masukkan, mempraktikan, atau-pun mencari
solusi.

b) Tujuan presentasi

Secara umum ada dua tujuan presentasi, yaitu


presentasi dengan tujuan menyampaikan informasi
dan untuk mempengaruhi orang lain.

(1) Presentasi untuk menyampaikan informasi


dimaksudkan agar audien mengenal, mengetahui,
dan memahami informasi yang disampaikan.

(2) Presentasi untuk mempengaruhi orang lain


dimaksudkan agar orang atau audien bersedia
mengikuti apa yang diharapkan oleh presenter,
misalnya audien menyetujui, menerima, mau
melakukan sesuatu yang diharapkan oleh
presenter.

c) Ciri-ciri Presentasi

Presentasi ilmiah pada umumnya bersifat formal


dan tegas. Secara lebih rinci presentasi ilmiah
mempuyai ciri-ciri sebagai berikut.

1) Mempunyai tujuan dan target tertentu

2) Ditentukan materi, waktu, dan tempatnya


3) Disusun secara matang

4) Ditentukan yang menjadi audien atau


sasarannya

5) Diselenggarakan secara formal

6) Dipandu oleh seorang moderator

7) Dilengkapi dengan sarana penunjang presentasi

8) Diikuti dengan sesi tanya jawab

d) Struktur Presentasi

Strukur presentasi mempunyai tiga bagian, yaitu


bagian pendahuluan,inti, penutup.

1) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bagian yang sangat


pentin yang sangat menentukan keberhasilan
presentasi. Oleh karena itu harus dibuat semenarik
mungkin sehingga audien tertarik, percaya, dan
setia mengikuti sampai akhir presentasi. Secara
substansial pendahuluan presentasi memuat dua
hal, yaitu latar belakang pentingnya materi yang
akan dipresentasikan dan tujuan yang akan dicapai
melalui presentasi.

2) Inti

Bagian inti presentasi merupakan bagian untuk


menyampaikan pesan utama dari presentasi.
Sajikan fakta maupun gagasan secara tersestruktur
dan sistematis sehingga menjadi sederhana dan
mudah dipahami. Dukung presentasi dengan
berbagai media yang relevan dan bervariasi.
Selain itu bawakan secara relaks dan
menyenangkan.

3) Penutup

Secara umum bagian penutup presentasi berisi dua


hal, yaitu simpulan dan saran. Untuk mengakhiri
presentasi buatlah kesan yang mendalam dan ajak
audien untuk melakukan action, membuat pilihan
dan mengambil keputusan.

e) Penyusunan bahan presentasi

(1) Identifikasi pesan-pesan utama kemudian dan


pilih dan disesuaikan dengan tujuan presentasi,
audien, dan durasi yang tersedia. Identifikasi juga
poin-poin pendukung poin utama.

(2) Menstruktur atau menanata secara berurutan.


Poin-poin penting yang telah dipilih kemudian
disusun secara urut dan sistematis agar mudah
dipahami oleh audien. Perlu diperhatikan juga
bahwa dalam menata pesan sebaiknya setiap slide
berisi satu pesan.

(3) Mengemas menjadi sajian yang menarik.


Mengemas pesan dengan memperhatikan
keserasian antara tulisan dan latar belakang,
ukuran huruf, warna dan kontrasnya, dan lain-lain.
Susunlah secara kreatif dan gunakan tools-tools
yang tersedia pada Microsoft Power Point seperti
tools diagram dan timeline.

(4) Menyiapkan ilustrasi. Ilustrasi berguna untuk


menyederhanakan poin agar lebih mudah
dipahami. Ilustrasi dapat berupa foto maupun
gambar bergerak. Ilustrasi hendaknya tidak
berlebihan agar tidak mengalihkan fokus audien.

Penyusunan bahan presentasi dapat dilakukan


dengan beberapa teknik, diantaranya adalah:

(1) Teknik 2W dan 1H, dan

(2) Teknik Problem Solution.

f) Strategi presentasi

Empat hal yang harus disiapkan agar berhasil


dalam presentasi, yaitu:

(1) Menguasai audien. Untuk menguasai audien


dapat dilakukan dengan cara menarik
perhatiannya. Misalnya memberikan pertanyaan
pertanyaan semacam diskusi, memberikan
tayangan video yang nantinya akan menarik hati
bagi audien, ataupun dengan simulasi atas apa
yang kita presentasikan.

(2) Menyampaikan dengan singkat dan lugas.


Sampaikan hanya poin poin penting dari materi
yang ada.

(3) Menguasai materi yang disampaikan.


Dengan menguasai materi presenter tidak akan
terpaku pada slide, lebih leluasa presentasi, lebih
bebas berimprovisasi, bisa kontak mata dengan
audiean, dan lebih nyata dalam memberikan
contoh kepada audien.

(4) Percaya diri. Rasa percaya diri akan menjadi


relaks dan lebih mudah dalam menyampaikan
materi. Selain itu menjadi lebih mudah
membangun kedekatan dalam berkomunikasi.

Keberhasilan presentasi sangat ditentukan oleh


pembukaan dan penutupan yang dilakukan oleh
presenter. Tiga sampai lima menit pertama
merupakan momen sangat menentukan
keberhasilan sebuah presentasi. Oleh karena itu
pastikan pada momen ini dapat merebut hati
audiens, yaitu dengan memberi kesan pertama
yang mendalam.

Tiga bagian yang dapat dilakukan dalam


pembukaan presentasi agar dapat berjalan secara
menarik dan efektif, yaitu pembukaan, perkenalan,
dan open lup.

Penutupan presentasi merupakan bagian yang


sangat penting, terutama untuk menguatkan
pencapaian tujuan presentasi. Beberapa teknik
yang dapat digunakan adalah golden point,
concluding grabber, dan call action.

IV. PENGEMBANGAN JEJARING


BERBASIS ICT
Kecanggihan teknologi seperti komputer, laptop,
gadget, dan smartphone memberikan peluang dan
tantangan bagi profesi BK. Guru BK perlu
menjawab tantangan era digital sebagai peluang
untuk mengembangkan layanannya. Salah satu
bentuk pengembangan layanan BK adalah pada
bidang konseling yang saat ini dapat dilakukan
melalui media online atau cybercounseling.
Konseling online atau yang biasa disebut
cybercounseling merupakan layanan konseling
yang diberikan secara individu maupun kelompok
dengan menggunakan alat komunikasi elektronik,
seperti telepon ataupun komputer sehingga guru
BK dan siswa dapat berkomunikasi dari jarak
jauh.

Cybercounseling memungkinkan guru BK dan


siswa untuk bertatap muka tanpa kehadiran fisik
atau dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada dua jenis
layanan cybercounseling, yaitu: asynchronous dan
synchronous. Asynchronous merupakan
komunikasi yang bersifat satu arah, seperti
komunikasi melalui e-mail, radio, dan televisi.
Adapun Synchronous merupakan komunikasi
yang bersifat dua arah sehingga memungkinkan
guru BK dan siswa dapat berkomunikasi secara
langsung melalui alat komunikasi seperti: telepon,
videoconference, dan chat-text.

Berbekal pada perkembangan teknologi yang


semakin canggih, sudah seyogiyanya guru BK
mempelajari dan menguasahi teknologi sebagai
media untuk memberikan layanan. Penggunaan
ICT dalam bidang psikoterapi memberikan
keuntungan. Demikian halnya dalam bidang
konseling, ICT dapat membantu guru BK untuk
memandirikan siswa. ICT dalam konseling dapat
membantu siswa agar menjadi pribadi yang tidak
bergantung.

Lebih lanjut dijelaskan kelebihan dan kelemahan


cybercounseling sebagai berikut:

(1) Koseling dilakukan disekolah maupun di luar


sekolah,

(2) Hemat waktu,

(3) Hemat biaya,

(4) Peningkatan kualitas guru BK dan siswa.

(5) Peningkatan kredibilitas lembaga.

(6) Pengembangan diri guru BK.

Selain kelebihan cybercounseling sebagaimana


diuraikan sebelumnya, terdapat beberapa
kelemahan cybercounseling. Adapun kelemahan
yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut.

(1) Biaya awal untuk mempersiapkan


cybercounseling cukup besar,

(2) Profesionalitas kemampuan guru BK dalam


penguasaan teknologi,

(3) Koneksi dan jaringan internet yang kuat dan


stabil.

(4) Keikhlasan guru BK untuk memberikan


layanan secara nonformal,

(5) Pemanfaatan internet untuk tindakan yang


negatif.

Tiga tahap pelaksaksanaan cybercounseling yang


dimaksud dijelaskan sebagai berikut.

Tahap I: Persiapan,

pada tahap persiapan, sedikitnya guru BK harus


menyiapkan dua hal penting. Pertama, guru BK
perlu menyiapkan beberapa aspek teknis terkait
hardware (perangkat keras) dan software
(perangkat lunak) yang digunakan untuk
pelaksanaan layanan. Kedua, guru BK juga perlu
menyiapkan keterampilan dasar pelakasanaan
layanan konseling profesional melalui media
online.
Tahap II: Proses Konseling,

Tahap cybercounseling tidak jauh berbeda dengan


tahapan proses konseling tatap muka (face-to-
face).

Kompetensi dan keterampilan dalam pelaksanaan


layanan cybercounseling secara umum adalah
sama seperti layanan konseling tatap muka.

Tahap III: Pasca Konseling,

Tahap ini merupakan lanjutan dari tahapan


sebelumnya. Setelah sesi cybercounseling berakhir
dan dilakukan penilaian, maka terdapat empat
kemungkinan kondisi yang muncul. Empat
kondisi di antaranya:

(1) kondisi siswa yang sehat (effective daily


living/EDL), (

(2) konseling akan dilanjutkan pada sesi tatap


muka (face-to-face),

(3) konseling akan dilanjutkan pada sesi


cybercounseling berikutnya, dan

(4) siswa akan dialihtangankan (referral) pada


guru BK lain atau ahli lain Seiring dengan
perkembangan media sosial yang ada dan mulai
dijadikan bagian dari kegiatan masyarakat kita
saat ini banyak sekali inovasi yang dapat
dilakukan dalam upaya pengembangan program
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Beberapa media sosial yang dapat di gunakan
dalam mendukung program layanan bimbingan
dan konseling di Sekolah antara lain, (1) Media
Messenger (WhatsApp, BBM, Line, Telegram
dll), (2) Media Jejaring Sosial (Facebook,
Instagram, LinkedIn dll), (3) Layanan Media
Berbagi/ Sharing Media (YouTube, Flickr dll), (4)
Media Website (blog).

Sedangkan bentuk-bentuk pengembangan atau


aplikasi layanan yang dapat dilakukan seperti
halnya:
(1) Telephone, Chat dan Video Conference untuk
konseling baik dalam format individual maupun
kelompok

(2) Broadcast informasi dan motivasi

(3) Pengembangan panduan layanan

(4) Sarana layanan informasi dalam bentuk digital

(5) Layanan orientasi sekolah dan studi lanjut


dalam program perencanaan individu dan
peminatan

(6) Pengembangan jaringan kolaborasi dan


komunikasi sejawat atau profesional lain dalam
mendukung program strategi dukungan sistem

(7) Desimenasi atau membagi hasil riset terbaru


atau pengembangan produk

(8) Sharing atau membagi bentuk pengalaman


praktik layanan konseling dalam upaya
pengembangan diri.

(9) Pembuatan chanel atau program yang


menyajikan materi layanan pengembangan diri
secara periodik

(10) Penampilan contoh atau modeling secara


langsung

(11) Mengatur komunikasi secara teratur antara


guru BK dengan siswa, maupun komunitas yang
ada

(12) Sarana dalam berpartisipasi dalam forum-


forum ilmiah baik lokal maupun internasional dll

2 Daftar materi yang sulit 1. Pada Kegiatan Belajar 1 (Penelitian


dipahami di modul ini Tindakan Bimbingan dan Konseling) yang
masih sulit saya lakukan adalah
menuliskan indikator Keberhasilan .
Guru BK harus bisa mencari indikator
yang cocok untuk aspek proses dan
hasil.
2. Pada Kegiatan Belajar 2 (Penyusunan
Artikel Ilmiah) yaitu bagaimana Cara
menulis artikel secara sistematis dengan
mengacu pada kaidah penulisan tertentu
yang disepakati

Daftar materi yang sering 1. Tujuan dan rumusan masalah


mengalami miskonsepsi 2. Pengiriman Artikel secara offline dan
online
3. Aplikasi konseling online antara media
messenger, media jejaring sosial,
layanan media berbagi dan media website

Anda mungkin juga menyukai