Ikrimah Al-Barbari

Aissya Salsa Safriliani (2104026161)

(Mahasiwa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuludin dan Humaniora, UIN Walisongo
Semarang)

Biodata Singkat

Ikrimah al-Barbari 4838 H. Nama asli beliau adalah Ikrimah Al-Qurashi Al-Hashimi.
Nama kunyah beliau adalah Abu Abdullah al-Madani. Ia berasal dari Barbar, Maroko.
Sebelumnya ia dimiliki oleh Husain bin Abi Al-Hur Al-Anbari, kemudian dihibahkan kepada
Abdullah bin Abbas, ketika datang sebagai Gubernur Basra untuk Ali bin Abi Thalib.
Ikrimah merupakan maula (budak) juga sahabat Ibn Abbas. Sebagaimana pekataan Yahya bin
Saeed, “ Sahabat Ibn Abbas ada enam: Mujahid, Tawus, Ataa, Saeed bin Jubayr, dan
Ikrimah.” Ikrimah menikah dengan Ibunya Saeed al Jubair (murid sekaligus sahabat Ibn
Abbas). Ikrimah wafat tahun 105 H di Madinah, saat berusia 80 tahun. Namun, ada juga yang
berpendapat bahwa Ikrimah wafat pada tahun 104, 106, 107, bahkan 115 H. Kematiaannya
bersamaan dengan kematian Kutsair ‘Azzah. Sehingga orang-orang mengatakan “Pada hari
ini telah meninggal ulama dan ahli syiir.”

Ikrimah telah belajar selama 40 tahun kepada Ibnu Abbas. Ibnu Abbas mengajarkan
Al-Qur’an dan Sunnah kepada Ikrimah. Bahkan, Ikrimah pernah diikat oleh Ibn Abbas, dan
diajarkannya Al-Qur’an dan As-Sunnah. Setelah Ibn Abbas wafat. Ali bin Abdullah ibn
Abbas menjual Ikrimah kepada Khalid bin Yazid bin Muawiyah seharga empat ribu dinar,
tetapi dibatalkan dan kemudian Ikrimah dimerdekakan. Beberapa ulama meriwayatkan
darinya. Antara lain: Ibrahim An-Nakhai, Asy Sya’bi (keduanya meninggal sebelum
Ikrimah), Amr bin Dinar, Abu Asy Sya’tsa’ Jabir bin Zaid, Habib bin Abi Tsabit, Hushain
bin Abdurrahman, Al Hakam bin Utaibah, Qatadah, Mathar Al Warraq, Abu Ishaq Asy
Syaibani, Musa bin Uqbah, dan masih banyak lagi.

Jarh wa ta’dil

Ikrimah dikenal sebagai ulama tafsir dan riwayatnya tsiqoh (dapat dipercaya). Ilmu-
ilmu yang didapat merupakan hasil ketulusan dan ketekunan Abdullah Ibn Abbas dalam
mewariskan ilmunya kepada Ikrimah. Hal ini sebagaimana riwayat Jarir bin Abdul Hamid
saat bertanya kepada Saeed al Jubair “Apakah Anda mengenal seseorang yang lebih berilmu
dari Anda?” Dia berkata: “Ya, Ikrimah.” Adapun Sufyan Al-Thawri di Kafah berkata
“Ambilah tafsir dari empat: Saeed bin Jubair, Maujahid, Ikrimah, dan Al-Dahhak. Ismail bin
Abi Khalid berkata: Saya mendengar al-Sha'bi berkata: Tidak ada seorang pun yang lebih
tahu tentang Kitab Allah daripada Ikrimah. Qatada juga pernah mengatakan “Ata bin Abi
Rabah adalah yang paling berpengetahuan dari mereka dalam ritual(manasik), dan Saeed bin
Jubayr adalah yang paling berpengetahuan dari mereka dalam penafsiran. Ikrimah adalah
yang paling berpengetahuan dari mereka tentang biografi Nabi, semoga Allah memberkati dia
dan memberinya kedamaian, dan al-Hasan adalah yang paling berpengetahuan di antara
mereka tentang halal dan haram.”

Namun, disisi lain. Beberapa orang menganggap Ikrimah sebagai pendusta dan
penjilat. Ia juga dituduh sebagai sekte Khawarij saat Ikrimah berkunjung ke Maroko dan
Khurasan. Tuduhan tersebut salah satunya datang dari Musab bin Abdullah Al-Zubayri, ia
berkata, “Ikrimah memegang pendapat orang Khawarij, dan dia mengklaim Abdullah bin
Abbas bahwa dia berpendapat Khawarij.” Lalu, hal tersebut disanggah oleh Ikrimah. Ia
berkata’ “Pernahkah kamu melihat orang-orang yang berbohong kepadaku dari belakangku?
Tidakkah kamu akan berbohong padaku? Dan jika mereka berbohong padaku, aku bersumpah
demi Tuhan mereka berbohong padaku.

Pendapat Ibnu Hajar al-Asqalani

Dalam kitab Tahdzib at-Tahdzib, Ibnu Hajar menukil dari beberapa pendapat. Al-
Bukhari menyanggah tuduhan tersebut, “Tak satu pun dari sahabat kami tidak menggunakan
Ikrimah sebagai bukti.” Begitu pun dengan Imam Nasa’i yang mneyatakan bahwa Ikrimah
adalah amanah. Pembelaan terhadap Ikrimah juga dinyatakan oleh Yahya bin Ma’in. Ia
pernah berkata, “Jika kami melihat ada orang yang mencela Ikrimah, kami menilai orang itu
tidak benar.” Ibnu Mahdah pun memuji Ikrimah, “Ikrimah dipandang adil oleh 70 tâbi’în. Ini
adalah kedudukan yang nyaris tidak diperoleh oleh orang lain.”