Anda di halaman 1dari 5

1.

Teori tentang proses penuaan


a) Teori Penuaan Terprogram: Teori ini beranggapan bahwa tubuh manusia menjalani
suatu proses yang terprogram, mulai dari proses konsepsi kemudian menjadi embrio,
janin, masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa sampai menjadi tua dan meninggal.
- Teori neuroendokrin: teori yang mencoba menjelaskan tentang terjadinya proses
penuaan melalui hormon.
- Teori imunitas: berhubungan langsung dengan proses penuaan. Selama proses
penuaan, sistem imun manusia juga akan mengalami kemunduran dalam
pertahanan terhadap organisme asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga pada
lansia akan sangat mudah mengalami infeksi dan kanker.
- Teori genetika: teori yang menjelaskan bahwa penuaan merupakan suatu proses
yang alami di mana hal ini telah diwariskan secara turun-temurun atau bisa
dibilang secara genetik dan bisa mengubah sel dan struktur jaringan.
b) Teori Penuaan akibat Kerusakan: Contohnya adalah seseorang yang berada di
lingkungan yang membuat dia sering terpapar asap rokok, sering mengkonsumsi
alkohol dan sering terkena paparan matahari secara langsung.
c) Teori Penuaan Genetik
d) Teori Penuaan Biokimia: produksi hormon berlebihan akibat stres
2. Faktor-faktor yg mempengaruhi proses penuaan
a) Penuaan dini: Dapat diakibatkan oleh faktor genetik
b) Penyakit turunan: Penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus
c) Perbedaan tingkat intelegensi: Orang dengan tingkat intelegensi yang tinggi dapat
memperlambat proses penurunan fungsi otak.
d) Warna kulit: Orang berkulit putih lebih mudah terserang osteoporosis
e) Kepribadian: Orang yang cepat merasa stres lebih rentan penyakit.
3. Perubahan atau kemunduran yang terjadi pada adiyuswa
a) Perubahan Biologis (fisik)
b) Perubahan Penampilan
c) Perubahan seksual
4. Perubahan fisik, psikologik dan sosial di masa usia lanjut.
a) Fisik: kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang
jelas, penglihatan semakin buruk, gerakan – gerakan melambat, dan postur tubuh
yang tidak proporsional
b) Psikologik: Perubahan perilaku akibat penurunan fungsi kognitif. Gangguan
kecemasan salah satunya takut akan kematian.
c) Sosial: kesulitan dalam bersosialisasi, Penurunan Peran Sosial
5. Tugas-tugas perkembangan pada masa usia lanjut (Havighurst)
a) Mampu menyesuaikan diri seiring dengan turunnya kesehatan serta kekuatan fisik
b) Mampu menyesuaikan diri dengan berkurangnya penghasilan (income) akibat masa
pension
c) Mampu menyesuaikan diri apabila sewaktu-waktu pasangan meninggal dunia
d) Mampu menjalin relasi dengan orang sekitarnya yang sesuai dengan dirinya
e) Mampu membuat aturan-aturan tertentu demi kehidupan fisik yang memuaskan.
f) Mampu menyesuaikan diri terhadap peran sosial yang diberikan kepada dirinya
6. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa usia lanjut
a) Pensiun, faktornya adalah: kemampuan kognitif yg berkurang, menurunnya system
kekebalan tubuh, stereotype ke org2 tua
b) Masalah Kesehatan Fisik
- Otak yang Menyusut dan Melambat secara Perlahan: Rata-rata, sekitar usia 20
sampai 90 tahun, otak kehilangan massa nya sebesar 5-10%.
- Sistem Kekebalan Tubuh
- Penampilan fisik dan pergerakan
- Perkembangan Sensoris: Penglihatan, Pendengaran, Penciuman & Sensitivitas
- Sistem Peredaran Darah dan Paru-paru: tingkat tekanan darah yang dapat
dikaitkan dengan penyakit obesitas, kecemasan, dan klerosis arteri dan diafragma
melemah sebanyak 40 persen antara usia 20-80 tahun
- Seksualitas
c) Masalah Kesehatan Mental
- Depresi: kehilangan stamina, nafsu makan menurun, tidak bergairah dan tidak
termotivasi.
- Demensia: kemunduran fungsi mental yang dapat mengakibatkan kemunduran
dan kehilangan kemampuan untuk merawat diri hingga mengalami gejala amnesia
- Alzheimer: kerusakan otak yang tidak dapat dipulihkan kembali yang ditandai
dengan penurunan kualitas dan kuantitas memori, penalaran, bahasa dan dapat
merambat hingga pada fungsi fisik secara bertahap.
- Multi-infarct dementia: individu akan mengalami serangkaian stroke kecil.
- Parkinson: gemetar pada otot, gerakan melambat hingga kelumpuhan sebagian
wajah.
d) Kesepian, faktornya: Kurangnya kontak sosial, Kurangnya peran sosial, Hilangnya
dukungan dari lingkungan, Being unattached, Alienation, Being alone, Forced
isolation, Dislocation
e) Panti Werdha: Panti werdha menyediakan kompleks bangunan yang memberikan
kesempatan bagi lansia melakukan kegiatan rekreasi sosial dengan tujuan membuat
lansia dapat menjalani proses penuaannya dengan sehat dan mandiri.
7. Tipe-tipe kepribadian adiyuswa
a) Mature (matang): Bebas dari karakteristik kecemasan dan konflik kecemasan,
menerima diri sendiri dan sedikit penyesalan
b) Rocking Chair (Tergantung): Usia lanjut sebagai kebebasan, tanggung jawab, dan
memuaskan kebutuhan pasif
c) Armored (bertahan): Penyesuaian menengah dan menahan diri dari kecemasan
d) Angry (menolak): Mengekspresikan kemarahan dan menyalahkan orang lain atas
kegagalannya
e) Self-hating (benci diri): Tingkat depresi tinggi dan menyalahkan diri sendiri
f) Construction personality: berperilaku adaptif, aktif, dan dinamis.
g) Independent personality
h) Dependent personality
i) Hostility personality: Boros, biasanya krn masa mudanya ga terbiasa hidup susah
8. Spiritualitas bagi adiyuswa: Entitas yang ada dalam diri individu, yang berkaitan
dengan pengenalan diri dengan Tuhan, dan eksistensi diri sebagai bagian dari ekspresi. Jd
lebih fokus sm jiwa dan rohani. Berikut dimensinya:
a) Transenden
b) Makna dan tujuan hidup
c) Misi hidup
d) Kesucian hidup
e) Kepuasan spiritualitas
f) Altruisme
g) Idealisme
h) Kesadaran adanya penderitaan
i) Hasil spiritualitas
Adiyuswa yang memiliki dimensi spiritualitas yang baik akan berupaya untuk
mempertahankan keragaman terhadap dunia luar, berupaya agar mendapatkan sumber
kekuatan saat menghadapi sakit penyakit, stres emosional dan kematian. Untuk itu,
adiyuswa diupayakan mampu untuk mengembangkan spiritualitasnya sehingga dapat
menjalanikehidupan dengan tentram dan tenang.
9. Religiusitas bagi adiyuswa: Sebuah tindakan dan sistem pemikiran oleh sekelompok
orang atau individu yang mereka miliki sebagai pedoman dalam memberikan pengarahan
hidup dan objek yang mereka puja kepada individu di kelompok secara pribadi. Jd emg
lebih ke kepercayaan pada agama. berikut dimensinya:
a) Dimensi Keyakinan
b) Dimensi Praktik Agama
c) Dimensi Penghayatan
d) Dimensi Pengetahuan Agama
e) Dimensi konsekuensi
Religiusitas menjadi sangat penting bagi seseorang karena dengan religiusitas maka
perilaku seseorang akan selalu terkontrol dan menjadi orang yang selalu ada dalam
perilaku kebaikan sebagai refleksi orang yang memiliki keagamaan.
10. Pensiun dan fase-fasenya
a) Fase Pra-Pensiun: menyiapkan program pra pensiun yang memerlukan partisipasi
aktif dari individu yang ingin pensiun dan keluarganya, agar individu dan
keluarganya benar-benar siap saat memasuki masa pensiun.
b) Fase Honeymoon: tahap pertama di mana individu benar-benar memasuki masa
pensiun, seringkali disertai dengan euforia kebebasan baru.
c) Fase Disengagement (fase yang tidak menyenangkan): Keadaan ini juga disebut fase
pelepasan. Post-power syndrome cenderung terjadi pada tahap ini
d) Fase Re – Orientation: Orang-orang yang tidak pernah menemui banyak batu
sandungan atau hambatan saat memasuki masa pensiun perlu mengorientasikan
kembali diri mereka pada situasi baru.
11. Dampak pensiun pada adiyuswa
a) Penyesuaian Pensiun yang Baik
- Mencapai pada kepuasan hidup.
- Pensiun akan dipandang sebagai masa yang menyenangkan.
Faktor Penyesuaian Masa Pensiun: Penerimaan Diri, mampu menerima dirinya
dengan baik
b) Ketidaksiapan Masa Pensiun
- Muncul gangguan psikologis dalam bentuk kecemasan, stress, hingga depresi.
- Perubahan dan kemunduran fisik seperti munculnya berbagai gangguan penyakit
antara lain hipertensi, diabetes, jantung.
- Penurunan dan kemunduran baik fungsi biologis maupun psikis pada dirinya yang
kemudian mempengaruhi mobilitas dan juga kontak sosial. Dimana dampaknya
adalah munculnya rasa kesepian (loneliness).
- Menunjukkan gejala atau perilaku seperti menjadi pemurung dan secara
psikologis menjadi lebih cepat tersinggung dan mampu menarik diri dari
lingkungannya.
c) Upaya menghadapi masa pension:
- Menerapkan strategi atau mengikuti pembinaan konseling yang diadakan suatu
instansi
- Pemahaman dan penerapan mengenai manajemen stress pada diri.
12. Post-power syndrome: Post-Power Syndrome adalah gejala ketidakstabilan psikis
seseorang yang muncul pada dirinya setelah hilangnya jabatan atau kekuasaan. ciri-ciri
tersebut adalah:
a) Orang yang senang dihargai dan dihormati orang lain, yang permintaannya selalu
dituruti, yang suka dilayani orang lain.
b) Orang-orang yang membutuhkan pengakuan dari orang lain karena kurangnya harga
diri, sehingga jika individu tersebut memiliki jabatan dia merasa diakui oleh orang
lain.
c) Orang-orang yang menaruh arti hidupnya pada prestasi jabatan dan pada kemampuan
untuk mengatur hidup orang lain, untuk berkuasa terhadap orang lain. Istilah orang
yang menganggap kekuasaanitu segala-galanya.
Gejala-gejala:
a) Gejala fisik: individu tersebut akan terlihat tua lebih dini dibandingkan saat Ia masih
bekerja. Misalnya, rambut tiba-tiba memutih, muncul keriput, menjadi pemurung
bahkan sakit-sakitan.
b) Gejala emosi: jd mudah tersinggung, menarik diri dari pergaulan, merasa tidak
berharga, dan sebagainya.
c) Gejala perilaku: jd pemalu jika bertemu orang lain, ketika marah menjadi lebih
ditunjukkan baik di rumah maupuntempat lain dan juga lebih mudah melakukan
bentuk kekerasan
Yg mempengaruhi: Kepuasan kerja dan pekerjaan, Usia, Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai