DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................xiii
DAFTAR GRAFIK...........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
iii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB V PENUTUP.................................................................................................
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................
5.2 Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
iv
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
v
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB I
PENDAHULUAN
PPSDM Migas Cepu sebagai salah satu pusat pendidikan dan pelatihan
dalam bidang industri minyak bumi dan gas yang masih intansi Pemerintah
Pusat Indonesia dan bernaung dibawah Departemen Sumber Daya Mineral
memiliki sistem ketenagaan (power plant) yang menjadi bagian penting juga
dalam industri migas sebagai penyedia dan penjamin ketersediaan daya untuk
semua perangkat di industri Migas.
1
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Adapun yang saya jadikan pokok masalah yang terjadi dalam proses dalam
bidang pemboran sistem sirkulsi yaitu mengamati pada bagian lumpur
pemboran.
2
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
3
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB II
GAMBARAN UMUM PPSDM MIGAS
4
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
5
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
sumur diolah di kilang Cepu. Pada tanggal 17 Maret 1923 DPM diambil alih
oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maarschappij) yaitu perusahaan minyak
milik Belanda.
b. Periode Zaman Jepang (Tahun 1942-1945)
Pada Bulan Maret 1942 sebelum ladang minyak direbut oleh Jepang,
BPM (Bataafsche Petroleum Maarschappij) lakukan politik bumi hangus oleh
Belanda, terutama kilang minyak yang ditujukan untuk menghambat laju
serangan Jepang. Akibat dari politik bumi hangsu tersebut kilang Cepu hancur
dan tidak dapat dioperasikan.
Pada tahun 1944, Jepang telah menguasai Indonesia dan mulai
membangun kembali kilang minyak Cepu dan melakukan pengeboran baru di
lapangan minyak Kawengan, Ledok, Nglobo, dan Semanggi. Sumber minyak
dibangun bersama tenaga sipil Jepang, tenaga rakyat Indonesia yang ahli
dalam bidang perminyakan, serta pengeboran dilakukan oleh tawanan perang.
Kemudian Jepang menyelenggarakan pendidikan perminyakan di Indonesia
dengan nama Shokko Gokku, yang sebelumnya dibuat oleh Belanda dengan
nama Midlbare Petroleum School.
c. Periode Zaman Kemerdekaan (Tahun 1945)
Jepang menyerah kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Pada
tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
sehingga kilang minyak Cepu diambil alih oleh pemerintah Indonesia.
Berdasarkan maklumat Menteri Kemamuran No. 5 perusahaan kilang minyak
Cepu dipersiapkan sebagai Perusahaan Tambang Minyak Nasional (PTMN).
Setalah PTMN dibekukkan pada akhir tahun 1949 dan setelah
kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta maka pengelolaan tambang minyak
diserahkan kepada Komando Rayon Militer Blora dibawah pengawasan
KODIM Blora. Tambang minyak ini diberikan nama Administrasi Sumber
Minyak (ASM). Pada tahun 1951 diserahkan kepada pemerintah sipil kembali
untuk dibentuk Perusahaan Tambang Minyak Rakyat Indonesia (PTMRI)
yang menghasilkan bensin, kerosin, solar, dan sisanya residu.
6
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
7
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
manusia milik pemerintah yang berada dibawah naungan kementrian Energi dan
Sumber Daya Mineral. Berikut struktur organisasi PPSDM Migas Cepu:
8
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
9
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
10
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
11
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
12
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
13
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
14
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
15
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
crude oil yang sudah dipanaskan dari furnance. Produk dari furnace
dengan suhu 330℃ masuk ke dalam evaporator. Sehingga di dalam
evaporator uap dan cairan residu produk dapat terpisahkan. Terdapat 1
unit evaporator dalam proses ini.
6. Kolom Fraksinasi
Berfungsi memisahkan masing-masing fraksi yang dikehendaki
sesuai titik didihnya. Jumlah kolom fraksinasi ada tiga unit, dua unit
dioperasikan dan satu unit idle, sebagai alat kontak uap-cairan kolom
fraksinasi dilengkapi bubble cup tray.
7. Kolom Stripper
Berfungsi untuk menguapkan kembali fraksi ringan yang ikut pada
suatu produk. Ada dua stripper yang dioperasikan yaitu : satu unit unuk
stripper solar dan satu unit untuk stripper residu.
8. Kondensor
Berfungsi untuk mengubah fase produk uap solvent ringan (pertasol
CA) dari puncak kolom C-2 menjadi fase cair. Ada 12 unit condenser
yang dioperasikan, empat unit condenser sebagai partial condesor dan
delapan unit condesor sebagai total condenser.
9. Cooler
Berfungsi untuk mendinginkan fluida panas menjadi fluida dingin
sesuai suhu yang dikehendaki. Ada 14 cooler tipe shell and tube dan
enam box cooler.
10. Separator
Berfungsi untuk memisahkan air, minyak dan gas dalam produk. Ada
9 separator yang dioperasikan.
11. Tangki
Berfungsi untuk menampung atau menyimpan crude oil dan produk –
produknya. Ada beberapa tangki yang dioperasikan dan tiap-tiap dari
tangki tersebut memiliki warna yang berbeda-beda tergantung dari jenis
zat di dalam tangki tersebut. produknya. Ada beberapa tangki yang
dioperasikan dan tiap-tiap dari tangki tersebut memiliki warna yang
16
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
17
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
18
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB III
DASAR TEORI
Pemboran adalah suatu kegiatan utama dalam industry perminyakan yang
bertujuan untuk membuat lubang dalam permukaan menuju ke target reservoir
untuk memproduksikan hodrokarbon. Operasi pemboran harus dilakukan dengan
baik dan benar agar dapat selsai sesuai dengan waktu dan biaya yang telah
direncanakan
Secara garis besar peralatan pemboran dapat dibagi menjadi 5(lima) sitem
peralatan utama, yaitu :
Sistem pengangkatan ini terdiri dari dua sub komponen utama, yaitu struktur
penyangga (supporting structure) yang dikenal dengan nama “rig” dan peralatan
pengangkatan (hosting equipment).
19
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
2.a. Drawwork
20
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Crown block : Merupakan kumpulan roda yang ditempatkan pada puncak menara
(sebagai block yang diam). Crown block berfungsi untuk melilitkan tali-tali
pemboran, dan sebagai katrol untuk membuat sistem pengangkat dapat bekerja.
Crown block berupa katrol-katrol pada puncak menara, yang dihubungkan pada
travelling block dengan menggunakan drilling line, untuk meringankan beban
pengangkatan berbagai peralatan pemboran. Travelling block merupakan susunan
pul-pul dimana tali baja dililitkan, hal ini memungkinkan travelling block berjalan
naik turun di bawah crownblock dan diatas rig floor.
21
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Hook : Berfungsi untuk menggantungkan swivel dan rangkaian pipa bor selama
operasi pemboran berlangsung. Hook terletak di bawah traveling block
Drilling line sangat penting dalam operasi pemboran karena berfungsi untuk
menahan atau menarik beban yang diderita oleh hook. Untuk menghindari
kecelakaan yang mungkin terjadi karena keausan maka dibuat “cut off program”.
Cut of program ini dibuat berdasarkan kekuatan kabel terhadap tarikan dan
dinyatakan dengan ton line yang diderita kabel. Beban-beban berat yang diderita
oleh drilling cable terjadi pada saat :
http://www.naldoleum.com/2014/01/drilling-rig-sistem-angkat-hoisting.html
22
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
23