Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ALUR SISTEM KESEHATAN NASIONAL

DISUSUN OLEH

1. Retno Tristanti (2021060023)


2. Siti Maesaroh (2021060025)
3. Triana Susanti (2021060033)
4. Reni Komariyah (2021060028)
5. Nichken Sindiyana S (2021060032)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA REGULAR B

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

TAHUN 2021
BAB I
PendahuluanA.
 
A. Latar Belakang
Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang memilikiunsur
keterkaitan antara satu dengan lainnya (Indrajit, 2001). Sistem Kesehatan adalahsuatu
jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan orang-orang yangmenggunakan
pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara danorganisasi yang
melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupundalam bentuk material.
Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem kesehatanmencakup sektor-sektor lain seperti
pertanian dan lainnya. (WHO; 1996).
Sistem kesehatan di Indonesia telah mulai dikembangkan sejak tahun 1982yaitu
ketika Departemen Kesehatan RI menyusun dokumen system kesehatan diIndonesia yang
disebut Sistem Kesehatan Nasional (SKN).Penyusunan dokumen tersebut didasarkan
pada tujuan nasional bangsaIndonesia sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 yaitu
melindungi segenap bangsaIndonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraanumum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapaitu
juan tersebut, maka dibentuklah program pembangunan nasional secara menyeluruhdan
berkesinambungan.
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunannasional yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidupsehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan
tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsaIndonesia, baik masyarakat, swasta
maupun pemerintah.
Dewasa ini, pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan masihmenghadapi
berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Sehinggadiperlukan pemantapan
dan percepatan melalui SKN sebagai pengelolaan kesehatanyang disertai berbagai
terobosan penting, antara lain program pengembangan DesaSiaga, Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas), Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas), Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)yang dapat diwujudkan melalui
Jampersal.Terjadinya perubahan lingkungan strategis seperti adanya
regulasi penyelenggaraan kepemerintahan dan di tingkat global telah terjadi perubahan ik
lim serta dan upaya percepatan pencapaian Millenium Development Goals
(MDGs),sehingga diperlukan penyempurnaan dalam pengelolaan kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud alur sistem informasi kesehtana nasional ?
2. Apa saja permasalahan sistem informasi kesehatan Indonesia ?
3. Bagaimana keamanan sistem informasi kesehatan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa dimaksud alur sistem informasi
kesehtananasional
2. utuk mengetahui dan memahami apa saja permasalahan sistem informasikesehatan
Indonesia
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimaan keamanan sitem informasi kesehatan
BAB II

Pembahasan

A. Alur Sistem Informasi Kesehatan Nasional


Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan
dukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh.Sistem Kesehatan Nasional adalah
Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia
secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya (Perpres 72/2012 Pasal 1 angka 2).
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu
derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam
kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang Dasar 1945 ( Depkes RI, 2004)
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah sistem informasi yang
berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun
internasional dalam rangka kerjasama yang saling mneguntungkan. SIKNAS  bukanlah
suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem kesehatan.
Oleh karena itu, SIK di tingkat pusat merupakan bagian dari sistem kesehatan nasional, di
tingkat provinsi merupakan bagian dari sistem kesehatan provinsi, dan di tingkat
kabupaten atau kota merupakan bagian dari sistem kesehatan kabupaten atau kota.
SIKNAS di bagun dari himpunan atau  jaringan sistem-sistem informasi kesehtan
provinsi dan sistem informasi kesehatan  provinsi di bangun dari himpunan atau jarngan
sistem-sistem informasi kesehatan kabupaten atau kota. Pengelolaan kesehatan adalah
proses atau cara mencapai tujuan pembangunan kesehatan melalui pengelolaan upaya
kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya
manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, manajemen, informasi
dan regulasi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat.
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. SKN perlu dilaksanakan dalam
konteks pembangunan kesehatan secara keseluruhan dengan mempertimbangkan
determinan sosial, antara lain kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan,
pendapatan keluarga, distribusi kewenangan, keamanan, sumber daya, kesadaran
masyarakat, serta kemampuan tenaga kesehatan dalam mengatasi masalah-masalah
tersebut.
Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi/jaringan virtual sistem informasi
kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan hanya bisa diakses
bila telah dihubungkan. Jaringan SIKNAS merupakan infrastruktur  jaringan komunikasi
data terintegrasi dengan menggunakan Wide Area Network (WAN), jaringan
telekomunikasi yang mencakup area yang luas serta digunakan untuk mengirim data
jarak jauh antara Local Area Network (LAN) yang berbeda, dan arsitektur jaringan lokal
komputer lainnya. Pengembangan jaringan komputer (SIKNAS) online ditetapkan
melalui keputusan Mentri Kesehatan (KEPMENKES)  No. 837 Tahun 2007.
SKN disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi pelayanan kesehatan
dasar (primary health care) yang meliputi cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan
merata, pemberian pelayanan kesehatan berkualitas yang berpihak kepada kepentingan
dan harapan rakyat, kebijakan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan dan melindungi
kesehatan masyarakat, kepemimpinan, serta  profesionalisme dalam pembangunan
kesehatan.
Tujuan pengembangan SIKNAS online adalah untuk menjembatani
permasalahan kekurangan data dari kabupaten/kota ke depkes pusat dan memungkinkan
aliran data kesehatan dari kabupaten/kota ke pusdatin karena dampak adanya kebijakan
desentralisasi bidang kesehatan di seluruh Indonesia.
Model Sistem Informasi Kesehatan Nasional Pada Model ini terdapat 7 komponen
yang saling terhubug dan saling terkait yaitu:
a. Sumber Data Manual Merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang
masih dilakukan secara manual atau secara komputerisasi offline. Model SIK  Nasional
yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi masih tetap dapat
menampung SIK Manual untuk fasilitas kesehatan yang masih mempunyai keterbatasan
infrastruktur (antara lain,  pasokan listrik dan peralatan komputer serta jaringan internet).
Fasilitas  pelayanan kesehatan yang masih memakai sistem manual akan melakukan
pencatatan, penyimpanan dan pelaporan berbasis kertas. Laporan dikirimkan dalam
bentuk hardcopy (kertas) berupa data rekapan/agregat ke dinas kesehatan kabupaten/
kota. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi offline, laporan dikirim dalam
bentuk softcopy berupa data individual ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Bagi petugas
kesehatan yang termasuk dalam jejaring puskesmas yang  belum komputerisasi, laporan
dikirim dalam bentuk data rekapan/agregat sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Sedangkan bagi yang sudah komputerisasi offline, laporan dikirim dalam bentuk softcopy
untuk dilakukan penggabungan data di puskesmas.  
b. Sumber Data Komputerisasi Pada sumber data komputerisasi pengumpulan data dari
sumber data yang sudah dilakukan secara komputerisasi online. Pada fasilitas pelayanan
Bank Data Kesehatan Nasional dalam format yang telah ditentukan. Selain itu juga akan
dikembangkan program mobile health (mHealth) yang dapat langsung terhubung ke
sistem informasi puskesmas (aplikasi SIKDA Generik).
c. Sisitem Informasi Dinas Kesehatan Merupakan sistem informasi kesehatan yang
dikelola oleh dinas kesehatan baik kabupaten/kota dan provinsi. Laporan yang masuk ke
dinas kesehatan kabupaten/kota dari semua fasilitas kesehatan (kecuali milik Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Pusat) dapat berupa laporan softcopy dan laporan hardcopy.
Laporan hardcopy dientri ke dalam aplikasi SIKDA generik. Laporan softcopy diimpor
ke dalam aplikasi SIKDA Generik, selanjutnya semua bentuk laporan diunggah ke Bank
Data Kesehatan Nasional. Dinas kesehatan provinsi melakukan hal yang sama dengan
dinas kesehatan kabupaten/kota untuk laporan dari fasilitas kesehatan milik provinsi.
d. Sistem Informsi Pemangku Kepentingan Sistem informasi yang dikelola oleh
pemangku kepentingan terkait kesehatan. Mekanisme pertukaran data terkait kesehatan
dengan pemangku kepentingan di semua tingkatan dilakukan dengan mekanisme yang
disepakati.
e. Bank Data Kesehatan Nasional Bank Data Kesehatan Nasional selanjutnya akan
mencakup semua data kesehatan dari sumber data (fasilitas kesehatan), oleh karena itu
unit-unit  program tidak perlu lagi melakukan pengumpulan data langsung ke sumber
data.
f. Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan Data kesehatan yang sudah diterima di
Bank Data Kesehatan Nasional dapat dimanfaatkan oleh semua unit-unit program di
Kementerian Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan dan UPTP/D-nya.
g. Pengguna Data . Semua pemangku kepentingan yang tidak/belum memiliki sistem
informasi sendiri serta masyarakat yang membutuhkan informasi kesehatan dapat
mengakses informasi yang diperlukan dari Bank Data Kesehatan  Nasional melalui
website Kementerian Kesehatan.  Namun sebesar apapun rencana pasti ada juga
kelemahan dan kemerosotan yang terjadi. Pelaksanaan SIKNAS di era desentralisasi
dipandang bukan menjadi lebih baik tetapi malah berantakan. Hal ini dikarenakan belum
adanya infrastruktur yang memadai di daerah dan juga  pencatatan dan pelaporan yang
ada (produk sentralisasi) banya overlaps sehingga dirasaka sebagai beba oleh daerah.
Kemudian bergulirnya waktu sampai dengan saat ini telah banyak rumah sakit dan klinik
klinik yang menggunakan sistem informasi kesehatan sesuai yang dibutuhkan di
pelayanan kesehatan tersebut walaupun tidak menyeluruh seperti di Negara Jepang
contohnya. Berkembangnya tekhnologi informasi saat ini seharusnya bisa dimanfaatkan
dalam  pembentukan sistem informasi kesehatan yang menyeluruh. Terkendala dengan
penjangkauan kepada masyarakat Indonesia yang berada di pelosok yang sulit untuk
didata dan sulit untuk menerima informasi baru dari luar yang mereka anggap asing.
Masih tabu dan kentalnya budata beberapa kelompok masyarakat di Indonesia membuat
sistem informasi belum menyeluruh.
B. Permasalahan Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia 1. Masalah Sistem Informasi
Kesehatan Nasional ( SIKNAS ) Melihat Sistem Informasi Kesehatan yang ada di
Indonesia, maka kita bisa menilai bahwa penerapannya masih cukup kurang. Khususnya
untuk Surveilans yang berfungsi untuk menggambarkan segala situasi yang ada
khususnya  perkembangan penyakit sehingga berpengaruh terhadap derajat kesehatan
setiap individu di dalam populasi yang ada. Perkembangan dan masalah sistem informasi
kesehatan antara lain :
a. Upaya kesehatan Akses pada pelayanan kesehatan secara nasional mengalami
peningkatan.  Namun pada daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, serta pulau –   pulau
kecil terdepan dan terluar masih rendah.  
b. Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan kesehatan sudah semakin meningkat dari tahun ke
tahun, namun psersentase terhadap seluruh APBN belum meningkat.
c. Sumber Daya Manusia Kesehatan yang tidak melibatkan manusia, maka jika sudah
menyebar sangat sulit untuk mengontrol atau mengendalikannya. Usaha penanganan
yang salah justru akan membuat pergerakan worms menjadi semakin liar tak terkendali
untuk itulah dipergunakan penanganan khusus dalam menghadapinya. - Trojan Horse
Istilah “Trojan Horse” atau Kuda Troya diambil dari sebuah taktik  perang yang
digunakan untuk merebut kota Troy yang dikelilingi benteng yang kuat. Pihak penyerang
membuat sebuah patung kuda raksasa yang di dalamnya memuat beberapa prajurit yang
nantinya ketika sudah berada di dalam wilayah  benteng akan keluar untuk melakukan
peretasan dari dalam. Ide ini mengilhami sejumlah hacker dan cracker dalam membuat
virus atau worms yang cara kerjanya mirip dengan fenomena taktik perang ini, mengingat
banyaknya antivirus yang bermunculan maka mereka menciptakan sesuatu yang tidak
dapat terdeteksi oleh antivirus. Berdasarkan teknik dan metode yang digunakan, terdapat
beberapa jenis Trojan Horse, antara lain: ü Remote Access Trojan  - kerugian yang
ditimbulkan adalah komputer korban dapat diakses menggunakan remote program. ü
Password Sending Trojan  - kerugian yang ditimbulkan adalah password yang diketik
oleh komputer korban akan dikirimkan melalui email tanpa sepengetahuan dari korban
serangan. ü K eylogger   - kerugian yang ditimbulkan adalah ketikan atau input melalui
keyboard akan dicatat dan dikirimkan via email kepada hacker yang memasang
keylogger. ü Destructive Trojan  –   kerugian yang ditimbulkan adalah file-file yang
terhapus atau hard disk yang diformat oleh Trojan jenis ini. ü FTP Trojan –  kerugian
yang terjadi adalah dibukanya port 21 dalam sistem komputer tempat dilakukannya
download dan upload file. ü Software Detection Killer   –   kerugiannya dapat mencium
adanya  programprogram keamanan seperti zone alarm, anti-virus, dan aplikasi keamanan
lainnya. ü Proxy Trojan –  kerugian yang ditimbulkan adalah di-“settingnya” komputer
korban menjadi “proxy server” agar digunakan untuk melakukan “anonymous telnet”,
sehingga dimungkinkan dilakukan aktivitas belanja online dengan kartu kredit curian
dimana yang terlacak nantinya adalah komputer korban,  bukan komputer pelaku
kejahatan. 6. Pengamanan Sistem Informasi Pada umumnya, pengamanan dapat
dikategorikan menjadi dua jenis:  pencegahan (preventif) dan pengobatan (recovery).
Usaha  pencegahandilakukan agar sistem informasi tidak memiliki lubang
keamanan,sementara usaha-usaha pengobatan dilakukan apabila lubangkeamanan sudah
dieksploitasi.Pengamanan sistem informasi dapat dilakukan melalui beberapalayer yang
berbeda.Misalnya di layer “transport”, dapat digunakan“Secure Socket Layer”
(SSL).Metoda ini misalnya umum digunakanuntuk Web Site. Secara fisik, sistem anda
dapat juga diamankan dengan menggunakan “firewall” yang memisahkan sistem
andadengan Internet. Penggunaan teknik enkripsi dapat dilakukan ditingkat aplikasi
sehingga data-data anda atau e-mail anda tidakdapat dibaca oleh orang yang tidak berhak.
- Mengatur akses (Access Control) Salah satu cara yang umum digunakan untuk
mengamankaninformasi adalah dengan mengatur akses ke informasi melaluimekanisme
“access control”. Implementasi dari mekanisme ini antaralain dengan menggunakan
“password”.Di sistem UNIX, untuk menggunakan sebuah sistem atau komputer,pemakai
diharuskan melalui  proses authentication denganmenuliskan “userid” dan “password”.
Informasi yang diberikan ini dibandingkan dengan userid dan password yang berada di
sistem.Apabila keduanya valid, pemakai yang bersangkutan diperbolehkanmenggunakan
sistem.Apabila ada yang salah, pemakai tidak dapatmenggunakan sistem. Informasi
tentang kesalahan ini biasanyadicatat konfigurasi dari sistem setempat.Misalnya, adayang
menuliskan informasi apabila pemakai memasukkanuseriddan password yang salah
sebanyak tiga kali. Ada juga yang langsungmenuliskan informasi ke dalam  berkas log
meskipun baru satu kalisalah. Informasi tentang waktu kejadian  juga dicatat.Selain itu
asal hubungan (connection) juga dicatat sehingga administrator dapatmemeriksa
keabsahan hubungan. - Memilih password Dengan adanya kemungkinan password
ditebak, misalnya denganmenggunakan program password cracker, maka memilih
passwordmemerlukan perhatian khusus.Berikut ini adalah daftar hal-hal yang sebaiknya
tidak digunakan sebagai password. • Nama anda, nama istri / suami anda, nama anak,
ataupun nama kawan. •  Nama komputer yang anda gunakan. •  Nomor telepon atau plat
nomor kendaran anda. • Tanggal lahir. • Alamat rumah.  Nama tempat yang terkenal. •
Kata-kata yang terdapat dalam kamus (bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris) Hal-hal
di atas ditambah satu angka Password dengan karakter yang sama diulang-ulang. -
Memasang Proteksi Untuk lebih meningkatkan keamanan sistem informasi, proteksidapat
ditambahkan. Proteksi ini dapat berupa filter (secara umum)dan yang lebih spesifik
adalah firewall. Filter dapat digunakanuntuk memfilter e-mail, informasi, akses, atau
bahkan dalam level packet. Sebagai contoh, di sistem UNIX ada paket
program“tcpwrapper” yang dapat digunakan untuk membatasi akses kepadaservis atau
aplikasi tertentu. Misalnya, servis untuk “telnet” dapatdibatasi untuk untuk sistem yang
memiliki nomor IP tertentu, atau memiliki domain tertentu. Sementara firewall dapat
digunakanuntuk melakukan filter secara umum.Untuk mengetahui apakah server anda
menggunakan tcpwrapperatau tidak, periksa isi berkas /etc/inetd.conf.Biasanya
tcpwrapperdirakit menjadi “tcpd”.Apabila servis di server anda (misalnyatelnet atau ftp)
dijalankan melalui tcpd, maka server andamenggunakan tcpwrapper.Biasanya,
konfigurasi tcpwrapper (tcpd)diletakkan di berkas /etc/hosts.allow dan /etc/hosts.deny. -
Firewall Firewall merupakan sebuah perangkat yang diletakkan antara Internet dengan
jaringan internal (Lihat Figure 4.1 on page 55).Informasi yang keluar atau masuk harus
melalui firewall ini.Tujuan utama dari firewall adalah untuk menjaga (prevent) agarakses
(ke dalam maupun ke luar) dari orang yang tidak  berwenang(unauthorized access) tidak
dapat dilakukan. Konfigurasi dari firewallbergantung kepada kebijaksanaan (policy) dari
organisasi yangbersangkutan, yang dapat dibagi menjadi dua jenis: • apa-apa yang tidak
diperbolehkan secara eksplisit dianggap tidak diperbolehkan (prohibitted) • apa-apa yang
tidak dilarang secara eksplisit dianggapdiperbolehkan (permitted) Firewall bekerja
dengan mengamati paket IP (Internet Protocol) yang melewatinya. Berdasarkan
konfigurasi dari firewall makaakses dapat diatur  berdasarkan IP address, port, dan arah
informasi.Detail dari konfigurasi  bergantung kepada masing-masing firewall.Firewall
dapat berupa sebuah  perangkat keras yang sudahdilengkapi dengan perangkat lunak
tertentu, sehingga pemakai(administrator) tinggal melakukan konfigurasi dari firewall
tersebut.Firewall juga dapat berupa perangkat lunak yang ditambahkankepada - Pemakai
bertanggung jawab penuh atas semua aktivitas yang dilakukan dengan memakai kode
identiitasnya (user-ID) ` Semua pemakai harus berhati-hati menyimpan password User-
ID-nya. Semua aktivitas yang dilakukan dengan ID ini akan terekam di dalam audittrial.
Pemakai tidak dapat memungkiri bukti ini, apabila terjadi kesalahan fatal yang
mengakibatkan kerugian terhadap perusahaan. Kesalahan yang  berdampak akan
mengakibatkan peringatan atau pemutusan hubungan kerja terhadap pemilik user-ID ini.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu bagian penting yang tidak
dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau kemunduran
Sistem Informasi Kesehatan selalu berkorelasi dan mengikuti perkembangan Sistem
Kesehatan, kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bahkan
mempengaruhi Sistem Pemerintahan yang berlaku di suatu negara. Suatu system yang
terkonsep dan terstruktur dengan baik akan menghasilkan Output yang baik juga.
Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan
berbagai kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan
serta pembangunan berwawasan kesehatan. Pada Model ini terdapat 7 komponen
yang saling terhubug dan saling terkait yaitu:  Sumber Data Manual  Sumber
Data Komputerisasi  Sisitem Informasi Dinas Kesehatan  Sistem Informsi
Pemangku Kepentingan  Bank Data Kesehatan Nasional  Pengguna Data oleh
Kementrian Kesehatan  Pengguna Data.
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini , oleh
karena itu penulis engharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini ,
diharapkan dengan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta: Depkes RI. 2001. Kemenkes. Pedoman
Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan, 2011. Zhou, Rosalina.
2012.’Hasil Diskusi SIKNAS dan SIKDA’. Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem
Kesehatan Nasional . Jakarta Indrajit, 2001, Analisis dan Perancangan Sistem
Berorientasi Object . Bandung, Informatika. Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2012 Rancangan Final Sistem Kesehatan Nasional Departemen
Kesehatan RI Jakarta, 2009. Menhukham, Peraturan Pemerintah no.72 tentang Sistem
Kesehatan  Nasional (Jakarta,Sek.Kabinet RI, Agustus 2012) Depkes RI. Sistem
Kesehatan Nasional. 2009. Jakarta : Depkes RI.

Anda mungkin juga menyukai