Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN TRIWULAN 1

TIM NUSANTARA SEHAT 2016


BATCH V
PUSKESMAS KANTEWU KABUPATEN SIGI
SULAWESI TENGAH

TIM :

Ayu Ningtyas

Aulia Kartika

Janri Nusimar Benu

Indana Ayu Soraya

Nely Feronika Sagala

TIM NUSANTARA SEHAT


KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2017

1
Kata Pengantar
Puji syukur Tim Nusantara Sehat Puskesmas Kantewu panjatkan, atas berkat Tuhan Yang Maha
Esa tim telah diberikan kesehatan dan hidayahNya untuk dapat menyelesaikan laporan triwulan
yang kami laksanakan selama Desember 2016 – Maret 2017. Sehubungan dengan selesainya
laporan ini Tim mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kepala Dinas kesehatan Provinsi
2. Kepala Dinas Kabupaten Sigi
3. Kepala Puskesmas Kantewu
4. Staff Puskesmas Kantewu
5. Kepala Desa Kantewu
6. Masyarakat wilayah kerja Puskesmas Kantewu
Tim menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu Tim mengharapkan
saran dan kritik untuk penyempurnaan dalam laporan ini.

Kantewu, Maret 2017

Tim Nusantara Sehat

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................ 3
BAB I LAPORAN KONDISI TIM
A. Kondisi Tim................................................................................................ 4
B. Tempat Tinggal Tim .................................................................................. 4
Uraian Tugas Setiap Tim ........................................................................... 7
BAB II KEGIATAN DAN HASIL KEGIATAN
A. Integrasi RUKUNS dan RUK Puskesmas ................................................. 12
1. Implementasi RUK Puskesmas............................................................. 12
2. Program Inovasi Tim Nusantara Sehat ................................................. 13
3. Hambatan dan pemecahan Masalah ..................................................... 34
BAB III DUKUNGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
4. Dukungan Puskesmas ........................................................................... 36
5. Dukungan Kecamatan ........................................................................... 36
6. Dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten ............................................... 36
7. Dukungan Pemerintah Daerah .............................................................. 37
BAB IV RENCANA KEGIATAN DAN ALTERNATIF PEMBIAYAAN
8. Time Schedule ...................................................................................... 38
9. Lampiran ............................................................................................... 38

3
BAB I

1. Kondisi Tim

a. Tempat Tinggal Tim


Tempat tinggal Tim Nusantara Sehat Puskesmas Kantewu berjarak 5 meter dari Puskesmas
Kantewu. Awalnya rumah dinas Tim NS bergabung dengan bidan PTT dan rumah dinas Tim NS
terletak di ujung desa RT 01 dan jauh dari keramaian. Tempat tinggal tim Nusantara Sehat
terbuat dari kayu / papan berbentuk rumah panggung, terdiri dari 3 kamar tidur, dan satu kamar
mandi. Ada beberapa bagian dari rumah yang ditempati oleh tim Nusantara sehat sudah hampir
rubuh. Seperti pada dinding bagian dapur, dinding kamar mandi, dan dinding dua kamar tidur,
air yang di gunakan sehari-hari bersumber dari swadaya masyarakat dan berbagi dengan 4
rumah lainnya, Tim NS sulit mendapatkan sumber bahan makanan dan harganya cukup mahal
dan tidak ada pasar sehingga Tim medaptkan su ber bahan maknaan dari penjual sayur keliling
yang datang sekali dalam seminggu

Gambar 1

Tempat Tinggal Tim

4
Kondisi dinding dapur

5
Kondisi dinding kamar timur

6
A. Uraian Tugas Setiap Anggota Tim

Upaya Kegiatan Penanggung Jawab Pelaksana Tenaga Administrasi Bagian Keuangan Waktu
Kesehatan Program Program Pelaksanaan

1. Kelas ibu hamil: Bumil Sehat Ayu Ningtyas TIM NS Nely Feronika Sagala Aulia Kartika Februari dan Maret
Anak Selamat Ayu Ningtyas
2. Review Resusitasi Neonatus Ayu Ningtyas TIM NS Nely Feronika Sagala Aulia Kartika Maret
Terintegrasi pada , Bidan dan Janri Nusimar Benu Ayu Ningtyas
Perawat.
3. Program penyegaran kader Aulia Kartika TIM NS Nely Feronika Sagala Aulia Kartika Februari
posyandu Ayu Ningtyas
Upaya
1. Kerja bakti dan penyuluhan : Nely Feronika Sagala TIM NS Nely Feronika Sagala Aulia Kartika Maret
Bebas ISPA, Kantewu Sehat Ayu Ningtyas

2. Gerakan masyarakat bebas TIM NS Nely Feronika Sagala Aulia Kartika Maret
rokok Nely Feronika Sagala Ayu Ningtyas

3. Rawat inap Janri Nusimar Benu TIM NS dan Staff Erlin Olga Rosita Setiap Hari Kerja
Puskesmas
Upaya 4. Rawat jalan Janri Nusimar Benu TIM NS dan Staff Erlin Yulin K Hendrik Setiap Hari Kerja
Kesehatan Puskesmas
Perorangan 5. Pengobatan Gratis Arwin Sukara TIM NS dan Erlin Nelfian Tempa 17 februari 2017
Staff Puskesmas
6. Farmasi Indana Ayu Soraya Indana A Soraya Indana A Soraya Indana A Soraya Setiap hari kerja
7. Gizi Aulia Kartika TIM NS dan Staff Nely feronika Sagala Tim NS dan Bendahara April-November 2017
Puskesmas BOK
8. Penyakit Tidak menular Indana A Soraya TIM NS dan Staff Nely Feronika Sagala TIM NS dan Bendahara September 2017
Puskesmas BOK

Upaya kesehatan 9. Promosi Kesehatan Nely Feronika Sagala TIM NS dan Staff Nely Feronika Sagala TIM NS dan Bendahara April-September 2017
berbasis Puskesmas BOK
Masyarakat

7
1. Kelas ibu hamil

Kelas ibu hamil dilaksanakan pada bulan Februari dan Maret. Terdiri dari 4 kali
pertemuan, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai kesehatan ibu
dan bayi sehingga dapat menekan angka kematian ibu dan bayi. Program tersebut dilaksanakan
di 12 desa wilayah kerja puskesmas Kantewu. Penanggung jawab program kelas ibu hamil
adalah Ayu Ningtyas. Pelaksana program adalah semua tim NS yang berkolaborasi dengan Staff
Puskesmas. Tim NS berkolaborasi dengan staff Puskesmas dalam hal persiapan maupun dalam
penyampaian materi. Tenaga administrasi Nely Feronika Sagala yang bertugas surat menyurat,
mencatat pelaporan, pengurusan pembuatan media seperti leaflet dan lembar balik. Bagian
Keuangan dipegang oleh Aulia Kartika sebagai Bendahara NS dibantu oleh Ayu Ningtyas.
Bendahara NS selalu berkoordinasi dengan Bendahara BOK Puskesmas dalam hal pengaturan
dana kegiatan.

2. Review Resususitasi Neonatus Terintegrasi pada Bidan dan Perawat.

Kegiatan Review Resususitasi Neonatus Terintegrasi pada Bidan dan Perawat bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan tenaga medis mengenai resusitasi, sehingga dapat
memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat dengan harapan dapat menekan angka
kematian ibu dan bayi. Program tersebut rencananya dilaksanakan 1 kali pada bulan Maret.
Penanggungjawab program adalah Janri Nusimar Benu dan Ayu ningtyas. Tim NS terlibat
semua sebagai pelaksana program yang melibatkan Staff Puskesmas. Tenaga administrasi Nely
Feronika Sagala yang bertugas surat menyurat, mencatat pelaporan, pengurusan pembuatan
media seperti leaflet dan lembar balik. Bagian Keuangan dipegang oleh Aulia Kartika sebagai
Bendahara NS dibantu oleh Ayu Ningtyas. Bendahara NS selalu berkoordinasi dengan
Bendahara BOK Puskesmas dalam hal pengaturan dana kegiatan.

3. Program Refreshing Kader Posyandu

Refreshing Kader Posyandu dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2017, bertujuan


meningkatkan pengetahuan Kader mengenai peran dan fungsi Kader, pencatatan dan pelaporan
sehingga diharapkan dapat meningkatkan keaktifan Kader dalam menggiatkan program
Posyandu. Kegiatan tersebut dilaksanakan satu kali dalam satu tahun. Penanggung jawab
program ini adalah Aulia Kartika. Pelaksana program tersebut adalah kelima Tim NS yang
berkolaborasi dengan salah satu Staff Puskesmas sebagai Narasumber. Tenaga administrasi
Nely Feronika Sagala yang bertugas surat menyurat, mencatat pelaporan, pengurusan pembuatan
media seperti leaflet dan lembar balik. Bagian Keuangan dipegang oleh Aulia Kartika sebagai
Bendahara NS dibantu oleh Ayu Ningtyas. Bendahara NS selalu berkoordinasi dengan
Bendahara BOK Puskesmas dalam hal pengaturan dana kegiatan.

4. Kerja Bakti dan Penyuluhan

8
Kerja bakti dan penyuluhan bebas ISPA, Kantewu Sehat bertujuan menurunkan angka
kejadian ISPA dan meningkatkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat tentang penyakit
ISPA, yang akan dilaksanakan di 12 desa wilayah kerja Puskesmas Kantewu. Dalam
pelaksanaannya Tim Nusantara Sehat selalu melibatkan staff Puskesmas. Penanggung jawab
program tersebut adalah Nely Feronika Sagala. Tenaga administrasi Nely Feronika Sagala yang
bertugas surat menyurat, mencatat pelaporan, pengurusan pembuatan media seperti leaflet dan
lembar balik. Bagian Keuangan dipegang oleh Aulia Kartika sebagai Bendahara NS dibantu oleh
Ayu Ningtyas. Bendahara NS selalu berkoordinasi dengan Bendahara BOK Puskesmas dalam
hal pengaturan dana kegiatan.

5. Gerakan Masyarakat Bebas Rokok


Salah satu program inovasi tim Nusantara Sehat adalah program gerakan masyarakat bebas
rokok. Program tersebut bertujuan menurunkan jumlah perokok aktif dan menurunkan angka
kejadian ISPA. Sasaran utama dalam program ini adalah masayarakat yang berada di dalam
wilayah kerja Puskesmas Kantewu. Tim akan berencana turun ke desa untuk merealisasikan
program tersebut, dengan harapan tepat sasaran kepada masyarakat. Penanggungjawab program
adalah Nely Feronika Sagala. Pelaksana program adalah Tim NS yang berkolaborasi dengan
Staff Puskesmas. Tenaga administrasi Nely Feronika Sagala yang bertugas surat menyurat,
mencatat pelaporan, pengurusan pembuatan media seperti leaflet dan lembar balik. Bagian
Keuangan dipegang oleh Aulia Kartika sebagai Bendahara NS dibantu oleh Ayu Ningtyas.
Bendahara NS selalu berkoordinasi dengan Bendahara BOK Puskesmas dalam hal pengaturan
dana kegiatan.

6. Rawat inap
Rawat Inap merupakan salah satu pelayanan yang ada di Puskesmas Kantewu.
Penanggung jawab program ini adalah Janri Nusimar Benu. Pelayanan rawat inap di Puskesmas
Kantewu dilakukan selama 24 jam, tergantung dari jumlah pasien yang mendapat perawatan di
Puskesmas Kantewu. Pelayanan rawat inap ini dilakukan oleh Tim medis Puskesmas Kantewu
bersama dengan Nusantara sehat. Tenaga administrasi adalah Erlin Staff Puskesmas. Bagian
Keuangan rawat inap berhubungan langsung dengan bagian bendahara JKN karena setiap ada
pasien rawat inap dengan menggunakan JKN proses klaim dilakukan oleh bendahara JKN.

7. Rawat jalan
Salah satu upaya kesehatan perorangan adalah pelayanan rawat jalan yang berada di
Puskesmas Kantewu. Penanggungjawab program ini adalah Janri Nusimar Benu yang
merangkap juga sebagai kepala keperawatan di Puskesmas Kantewu. Pelaksana program
pelayanan rawat jalan ini adalah Staff Puskesmas bersama tim medis dari Nusantara Sehat.
Tenaga administrasi adalah Erlin Staff Puskesmas. Bendahara Puskesmas adalah Yulin K
Hendrik dan Tim NS. Tugas Bendahara Puskesmas adalah mengelola keuangan rawat jalan.

9
8. Pengobatan Gratis
Pengobatan Gratis yang dilakukan di Puskesmas Kantewu merupakan salah satu program
kerja dari bapak Bupati Sigi memperingati satu tahun kepemimpinan yang dilaksanakan pada
tanggal 17 Februari 2017. Sasaran dalam pengobatan gratis ini adalah masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Kantewu baik yang memiliki kartu jaminan kesehatan nasional maupun tidak.
Pengobatan dilaksanakan di setiap desa oleh bidan desa maupun tenaga medis setempat.
Penanggungjawab program pengobatan gratis ini adalah Kepala Puskesmas Kantewu yaitu
Bapak Arwin Sukara, SKM. Pelaksanaan pengobatan gratis di Puskesmas Kantewu
dilaksanakan oleh tim medis Puskesmas Kantewu bersama dengan Nusantara Sehat.

9. Farmasi
Tim NS berkolaborasi dengan petugas Dinas Kesehatan Kabupaten bagian farmasi guna
melakukan pembenahan sistem kefarmasian di puskesmas kantewu adapun yang menjadi tugas
kefarmasian adalah pengadaan sarana prasaran sediann farmasi pelayanan farmasi klinik dengan
memanfaatkan tenaga, dana, prasarana, sarana serta metode tatalaksana yang sesuai dalam upaya
mencapai tujuan yang ditetapkan. Penanggung jawab farmasi adalah Indana Ayu soraya Tenaga
administrasi Indana Ayu Soraya yang bertugas surat menyurat, mencatat pelaporan, Bagian
Keuangan dipegang oleh Indana Ayu Soraya.

10. Gizi
Gizi merupakan program yang terdapat di puskesmas. Penanggung jawab program adalah
Aulia Kartika yang bertugas melaksanankan program seperti pemberian vitamin A, pelacakan
gizi buruk, pendampingan kelas balita, pemantauan tumbuh kembang balita yang mencakup 12
desa wilayah kerja puskesmas kantewu tujuan program gizi buruk tersebut adalah mencapai dan
mempertahankan status gizi normal. Tenaga administrasi adalah Nely Feronika Sagala yang
bertugas surat menyurat, mencatat pelaporan, pengurusan pembuatan media seperti leaflet dan
lembar balik. Bagian Keuangan dipegang oleh Aulia Kartika sebagai Bendahara NS dibantu oleh
Ayu Ningtyas. Bendahara NS selalu berkoordinasi dengan Bendahara BOK Puskesmas dalam
hal pengaturan dana kegiatan. Pada bulan februari 2017 Tim NS telah mengikuti seminar gizi
yang diadakan oleh Dinas Kesehatan kabupaten yang bertujuan agar pelaporan gizi agar satu
pintu melewati SP2TP, refreshing materi program gizi serta perbaikan pelaporan selanjutnya.

11. Penyakit Tidak Menular


Penyakit Tidak Menualr merupakan program Puskesmas yang akan di laksanakan pada
bulan september 2017 berupa pengukuran dan pemeriksaaan faktor risiko penyakit tidak
menular di posbindu yang menjadi penaggung jawab program adalah Indana ayu soraya Tenaga
administrasi adalah Nely Feronika Sagala yang bertugas surat menyurat, mencatat pelaporan,
pengurusan pembuatan media seperti leaflet dan lembar balik. Bagian Keuangan dipegang oleh
Aulia Kartika dan Ayu Ningtyas, sebagai Bendahara BOK NS. Bendahara NS selalu
berkoordinasi dengan Bendahara BOK Puskesmas dalam hal pengaturan dana kegiatan.

10
12. Promosi Kesehatan
Program promosi kesehatan adalah salah satu program yang terdapat di Puskesmas pada
bulan februari 2017 Tim NS mengikuti seminar promosi Kesehatan yang di selenggarakan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten yang bertujuan untuk mensosialisasikan hasil pelaporan promosi
kesehatan tahun 2016 sebagai tolok ukur perbaikan pelaporan selanjutnya. Penanggung jawab
program adalah Nely Feronika Sagala dan Tenaga administrasi adalah Nely Feronika Sagala
yang bertugas surat menyurat, mencatat pelaporan, pengurusan pembuatan media seperti leaflet
dan lembar balik. Bagian Keuangan dipegang oleh Aulia Kartika dan Ayu Ningtyas, sebagai
Bendahara BOK NS. Bendahara NS selalu berkoordinasi dengan Bendahara BOK Puskesmas
dalam hal pengaturan dana kegiatan

11
BAB II
A. Kegiatan dan Hasil Kegiatan

1. Integrasi RUKUNS dan RUK Puskesmas

Tim Nusantara Sehat telah melakukan penyusunan Rencana Usulan Kerja (RUK) yang
telah disetujui oleh Kepala Puskesmas, begitu juga dengan Puskesmas. Puskesmas juga
memiliki Rencana Usulan Kerja (RUK), yang kemudian digabungkan dengan RUK Tim NS
yang disebut dengan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Rencana Kerja dan anggaran (RKA)
(Terlampir)

2. Implementasi RUK Puskesmas

Puskesmas memiliki rencana usulan kerja dan Bendahara BOK telah menyusun dan
mensosialisasikan RKA Puskesmas, pada lokakarya mini pertama pada ahir tahun 2016, telah di
sepakati pemegang program dan berjalan beriringan dengan tim NS dalam melaksanakan
program namun pada saat pelaksanaan program, pemegang program berjalan sendiri dalam
melaksanakan program tersebut tanpa melibatkan tim NS di karenakan anggaran yang ada di
RKA di batasi oleh jumlah individu dalam melaksanankan program. Tidak adanya sinyal
sehingga sulit berkomunikasi, adapun RUK puskesmas yang telah berjalan

a) Pemberian vitamin A
Pemberian vitamin A di lakukan bulan februari dan Tim NS ikut berpartisipasi dalam
pemberian vitamin A hanya di Desa Kantewu I dari 12 desa hal ini di karenakan sudah ada
penanggung jawab program dan karena jarak desa yang berjauhan.
b) Posyandu
Posyandu di laksanakan tiap bulannya di 12 desa cakupan wilayah kerja puskesmas terdapat
satu bidan desa sebagai penanggung jawab, tim NS ikut ambil bagian dalam kegiatan
posyandu yaitu di desa Kantewu 1.
c) Imunisasi tiap desa
Imunisasi di lakukan oleh juru imunisasi sebagai penanggung jawab program dan di
laksanakan di 12 desa wilayah kerja puskesmas kantewu, Tim NS Ikut terlibat dalam
pemberian imunisasi yang terdapat di desa kantewu I.
d) Lokakarya mini
Lokakarya mini di laksanakan tiap tanggal 25 setiap bulannya yang di hadiri oleh staff
puskesmas, bidan Desa selaku penanggung jawab desa dan Tim NS, dalam lokarya mini
tersebut membahas mengenai program yang telah di lakukan,permasalahan yang ada di desa
dan rencana yang akan di lakukan oleh puskesmas.

12
3. Program Inovasi Tim Nusantara Sehat

A. Pelayanan Farmasi
Salah satu perbaikan yang dilakukan Tim Nusantara Sehat di Puskesmas Kantewu adalah
di bidang pelayanan kefarmasian guna membantu meningkatkan kepuasan dan kualitas hidup
pasien. Berdasarkan buku Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas yang dikeluarkan oleh
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pelayanan kefarmasian meliputi
pengelolaan sumber daya (SDM, sarana prasarana, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
serta administrasi) dan pelayanan farmasi klinik (penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan
obat, informasi obat dan pencatatan/penyimpanan resep) dengan memanfaatkan tenaga, dana,
prasarana, sarana dan metode tatalaksana yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan yang
ditetapkan.
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas adalah
apoteker. Dalam melakukan tugas pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kantewu selama tiga
bulan pertama, apoteker berusaha memperbarui ilmu pengetahuan terutama mengenai penyakit
serta terapinya, pendosisan obat terutama untuk pasien bayi, balita, dan anak-anak. Apoketer
senantiasa berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi untuk
memecahkan masalah di bidang kefarmasian mengingat apoteker masih belum berpengalaman
bekerja di puskesmas sebelumnya. Beberapa masalah dan kendala dalam pengelolaan obat dan
alkes satu per satu dapat terpecahkan setelah berkonsultasi ke Dinkes Kabupaten Sigi seperti
masalah pendistribusian obat dan alkes, masalah pendokumentasian dan pelaporan, serta
masalah kekosongan obat sudah dapat diatasi. Untuk kelancaran menyampaikan informasi dan
berkomunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan lain, apoteker mulai mempelajari bahasa
lokal yaitu bahasa Uma yang biasa digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Pipikoro.
2. Prasarana dan Sarana
Prasarana adalah tempat, fasilitas dan peralatan yang secara tidak langsung mendukung
pelayanan kefarmasian, sedangkan sarana adalah suatu tempat, fasilitas dan peralatan yang
secara langsung terkait dengan pelayanan kefarmasian. Ruang pelayanan dan gudang farmasi
sebelumnya terletak di dalam gedung puskesmas lama. Di gedung tersebut juga diselenggarakan
pelayanan rawat jalan seperti poli umum, poli KIA/KB dan kegiatan operasional lainnya.
Gedung puskesmas baru diperuntukkan untuk pelayanan rawat inap dan penyimpanan vaksin.
Penyimpanan vaksin diletakkan di gedung baru karena sumber listrik di gedung baru adalah
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan daya yang lebih kuat dan stabil dari pada
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang merupakan sumber listrik di gedung lama. Dalam
upaya mendukung pelayanan kefarmasian di Puskesmas diperlukan prasarana dan sarana yang
memadai disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Puskesmas dengan memperhatikan luas
cakupan, ketersediaan ruang rawat inap, jumlah karyawan, angka kunjungan dan kepuasan

13
pasien. Mengingat gedung baru belum dimanfaatkan secara optimal, maka dilakukan
pemindahan tempat pelayanan rawat jalan, pelayanan farmasi, dan kegiatan operasional lain ke
gedung puskesmas baru.
Pemindahan segala macam perlengkapan untuk pelayanan rawat jalan, pelayanan farmasi,
dan kegiatan operasional lain ke gedung puskesmas baru seperti lemari, tempat tidur, meja,
kursi, dan lain-lain dilakukan pada tanggal 3 Maret 2017. Berhubung pemindahan baru saja
dilakukan dan apoteker berencana akan menata ulang gudang farmasi dan ruang pelayanan
farmasi maka apoteker belum dapat menampilkan foto peletakan obat-obat dan alat kesehatan
(Alkes) di gedung baru karena obat dan alkes tersebut masih dalam bungkusan karung dan
plastik. Apoteker baru akan membenahi penempatan obat dan alkes setelah membersihkan dan
melapisi lemari kayu dengan plastik agar kedepannya menjadi lebih mudah dibersihkan. Untuk
sementara ini obat dan alkes yang menjadi stok gudang masih dalam bungkusan karung dan
plastik. Obat dan alkes yang digunakan untuk kebutuhan pelayanan pasien sehari-hari sudah
dipisahkan di ruang pelayanan farmasi. Pembenahan gudang farmasi dan ruang pelayanan
farmasi akan dilanjutkan sekitar tanggal 12 Maret 2017. Hal ini dikarenakan pada tanggal 6
Maret 2017 apoteker harus turun ke kota Palu sehingga tanggal 7 Maret 2017 apoteker dapat ke
Dinkes Kabupaten Sigi untuk menyerahkan beberapa laporan seperti Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat (LPLPO), Laporan pemakaian obat narkotika dan psikotropika,
Laporan pemantauan penulisan obat generik di puskesmas dan jaringannya, Laporan bulanan
pelayanan kefarmasian di puskesmas, Formulir pelaporan indikator peresepan diare non spesifik,
Formulir pelaporan indikator peresepan ISPA non pneumonia, Formulir pelaporan indikator
peresepan myalgia, dan Laporan indikator di puskesmas. Pada bulan ini pun apoteker harus
melakukan permintaan obat ke Dinkes Kabupaten Sigi sehingga pembenahan gudang farmasi
dan ruang pelayanan farmasi harus ditunda sampai tanggal 12 Maret 2017.
Menurut buku Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas yang dikeluarkan
Kemententerian Kesehatan pada tahun 2006, prasarana dan sarana yang harus dimiliki
Puskesmas untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian adalah sebagai berikut :
a) Papan nama “apotek” atau “kamar obat” yang dapat terlihat jelas oleh pasien. Di gedung
baru Puskesmas Kantewu, setiap ruangan di gedung tersebut telah diberi papan nama.
b) Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien. Ruang tunggu di gedung baru Puskesmas
Kantewu cukup nyaman dengan bangku besi panjang dan poster serta banner edukasi yang
dapat dibaca oleh pasien maupun keluarga pasien sementara menunggu antrian di Poli
umum, Poli KIA/KB, maupun ruang pelayanan farmasi.
c) Peralatan penunjang pelayanan kefarmasian, antara lain timbangan gram dan miligram,
mortir-stamper, gelas ukur, corong, rak alat-alat, dan lain-lain. Sampai saat ini Puskesmas
Kantewu tidak memiliki timbangan gram maupun miligram, gelas ukur, corong, dan rak
alat-alat. Beberapa perlengkapan tersebut baru akan diusulkan untuk diadakan.

14
d) Tersedia tempat dan alat untuk mendisplai informasi obat bebas dalam upaya penyuluhan
pasien, misalnya untuk memasang poster, tempat brosur, leaflet, booklet dan majalah
kesehatan. Puskesmas Kantewu telah terpasang banner di dalam gedung baru. Beberapa
poster pun telah terpasang disepanjang lorong di ruang tunggu pasien. Untuk tempat
brosur, leaflet, booklet dan majalah kesehatan pengadaannya akan diusulkan di lain waktu
mengingat ada kebutuhan yang lebih penting dan mendesak seperti pengadaan lemari obat
tambahan, lemari obat narkotika dan psikotropika, foot step, gelas ukur, map arsip dan
lain-lain.
e) Tersedia sumber informasi dan literatur obat yang memadai untuk pelayanan informasi
obat antara lain Farmakope Indonesia edisi terakhir, Informasi Spesialite Obat Indonesia
(ISO) dan Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI). Beberapa literatur penting telah
apoteker peroleh dalam bentuk ebook. Literatur dalam bentuk buku cetak yang dimiliki
apoteker saat ini hanya mims petunjuk konsultasi edisi 16, ISO farmakoterapi 1 dan 2.
f) Tempat penyimpanan obat khusus seperti lemari es untuk supositoria, serum dan vaksin,
dan lemari terkunci untuk penyimpanan narkotika sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku. Untuk lemari narkotika sedang diajukan pengadaannya.
g) Tersedia kartu stok untuk masing-masing jenis obat atau komputer agar pemasukan dan
pengeluaran obat, termasuk tanggal kadaluarsa obat, dapat dipantau dengan baik. Kartu
stok sudah dibuat dan digunakan sejak bulan Februari.
h) Tempat penyerahan obat yang memadai, yang memungkinkan untuk melakukan pelayanan
informasi obat. Tempat penyerahan obat di gedung baru Puskesmas kantewu cukup
memadai. Hanya memerlukan sedikit penataan ulang dan pembersihan agar lebih nyaman.
3. Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai di puskesmas yang menjamin seluruh rangkaian kegiatan perbekalan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan ketentuan yang
berlaku serta memastikan kualitas, manfaat, dan keamanannya. Pengelolaan sediaan farmasi
terdiri dari beberapa tahap diantaranya kegiatan perencanaan kebutuhan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian.
a) Perencanaan Kebutuhan
Kegiatan perencanaan di Puskesmas Kantewu dilakukan dengan memperhatikan data
pemakaian obat dan alkes pada bulan-bulan sebelumnya. Dari data pemakaian obat tersebut
dapat diketahui pula pola penyakit yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kantewu. Berdasarkan
buku catatan pengobatan pasien, penyakit yang paling sering diderita oleh penduduk di sekitar
wilayah kerja puskesmas kantewu adalah ISPA, gastritis, dan hipertensi. oleh karena itu, obat-
obat penyakit tersebut selalu tersedia di puskesmas.
b) Pengadaan

15
Kegiatan pengadaan di Puskesmas Kantewu menggunakan Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang dikirimkan ke Dinkes Kabupaten Sigi setiap dua bulan.
Walaupun permintaan obat dilakukan setiap dua bulan, tetapi dokumen LPLPO harus dilaporkan
setiap bulannya.
c) Penerimaan
Setelah permintaan obat dan alkes dalam LPLPO diterima pihak Dinkes Kabupaten,
kurang lebih 2 hari kerja obat dan alkes selesai disiapkan. Obat dan alkes akan dikirim ke gimpu
dan diserahterimakan disana. Proses serah terima obat biasanya dilakukan di rumah kepala
puskesmas di watukilo, gimpu. Saat proses serah terima berlangsung, dilakukan pula
pengecekan obat dan alkes disesuaikan dengan Surat Bukti Barang Keluar (SBBK). Beberapa
hal yang dicocokkan antara fisik obat dan alkes dengan SBBK diantaranya jumlah barang,
kekuatan obat, bentuk sediaan obat, dan kondisi fisik (apakah rusak atau tidak). Setelah proses
serah terima dilakukan, obat akan dikirimkan ke Puskesmas Kantewu menggunakan ojek motor.
Dokumen SBBK yang diterima dari Dinkes Kabupaten Sigi selanjutnya akan diarsipkan.
d) Penyimpanan
Setelah barang diterima perlu dilakukan penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian.
Gudang farmasi di Puskesmas Kantewu telah dipindahkan ke gedung baru yang lebih baik dan
memenuhi syarat. Namun, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, karena proses pemindahan
baru saja dilakukan dan apoteker akan menyerahkan beberapa laporan dan melakukan
permintaan obat dan alkes ke Dinkes Kabupaten Sigi maka proses pembenahan gudang farmasi
akan dilakukan kembali pada tanggal 12 Maret 2017.
e) Pendistribusian
Obat dan Alkes yang diterima dari Dinkes Kabupaten selanjutnya akan didistribusikan ke
Poli umum, Poli KIA/KB, Unit Gawat Darurat melalui apotek atau ruang pelayanan farmasi.
Untuk sebelas desa di bawah lingkup kerja Puskesmas Kantewu, obat dan alkes didistribusikan
setiap dua bulan. Perawat dan bidan desa diwajibkan membuat laporan pemakaian obat tiap
bulannya dan menyerahkan buku catatan pengobatan pasien agar apoteker dapat memperkirakan
kebutuhan obat dari masing-masing desa.
f) Administrasi
Kegiatan administrasi yang dilakukan meliputi pencatatan, pengarsipan, dan pembuatan
laporan. Kegiatan pencatatan diantaranya pencatatan atau penginputan obat yang masuk atau
diterima dari Dinkes Kabupaten Sigi, pencatatan obat yang keluar atau didistribusikan di desa-
desa, pencatatan pengobatan pasien untuk konseling, pencatatan lembar ceklis Pelayanan
Informasi Obat (PIO). Kegiatan pelaporan yang setiap bulan dilakukan dan dikirimkan ke
Dinkes Kabupaten Sigi diantaranya Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO),
Laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika, Laporan bulanan pemantauan penulisan
resep obat generik di puskesmas dan jaringannya, Laporan bulanan pelayanan kefarmasian di
puskesmas, Formulir laporan indikator peresepan diare non spesifik, Formulir laporan indikator

16
peresepan ISPA non pneumonia, Formulir laporan indikator peresepan myalgia, dan Laporan
indikator di puskesmas. Semua laporan tersebut dicetak ganda untuk dilaporkan ke Dinkes
Kabupaten dan diarsipkan.
B. Pelayanan Farmasi Klinik
1. Pelayanan Resep
Puskesmas Kantewu tidak memiliki tenaga dokter maupun dokter gigi sehingga tidak
memiliki resep. Pelayanan pengobatan pasien dicatat dalam buku catatan pengobatan pasien.
Perawat dan bidan yang memeriksa pasien akan meminta saran kepada apoteker mengenai obat
yang sesuai untuk pasien tersebut. Setelah apoteker memberikan sarannya, bidan ataupun
perawat akan mencatat pada rekam medik dan buku catatan pengobatan pasien. Apoteker akan
menyiapkan etiket obat lalu mengambil obat di ruang pelayanan farmasi. Setelah obat selesai
dikemas, apoteker akan memanggil nama pasien dan menyerahkan obat tersebut disertai dengan
penyampaian informasi terkait obat.
Beberapa pasien telah memberikan komentar positif terhadap pelayanan kefarmasian
dalam hal ini pelayanan resep di Puskesmas Kantewu. Diantaranya berkomentar bahwa pasien
lebih jelas terhadap obat yang diterimanya karena tertulis indikasi dan cara pakai obat pada
etiket yang diberikan.
2. Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah kegiatan penyediaan dan pemberian informasi,
rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif, terkini oleh apoteker kepada pasien,
masyarakat maupun pihak yang memerlukan di puskesmas. Kegiatan PIO yang telah dilakukan
di Puskesmas Kantewu meliputi kegiatan menjawab pertanyaan dari pasien, keluarga pasien,
maupun petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Kantewu maupun yang tersebar di sebelas
desa di bawah wilayah kerja Puskesmas Kantewu. Selain kegiatan menjawab pertanyaan,
apoteker juga melakukan PIO saat menyerahkan obat. Kegiatan ini didokumentasikan dan
dilaporkan setiap bulannya ke Dinkes kabupaten Sigi.
Untuk pengembangan PIO selanjutnya apoteker berencana akan melakukan PIO saat
Lokakarya Mini (lokmin) untuk meningkatkan pengetahuan perawat serta bidan mengenai
penggunaan obat. Selain itu, apoteker juga berencana membuat semacam brosur mengenai
penggunaan obat khusus seperti supositoria, ovula, tetes mata, salep mata, tetes telinga, dan lain-
lain. Sehingga pasien dapat lebih mengerti cara penggunaan sediaan-sediaan tersebut dan tenaga
kesehatan lainnya pun dapat lebih paham dan dapat menjelaskan dengan baik penggunaan
sediaan-sediaan tersebut di wilayah kerja mereka masing-masing.
3. Konseling
Ketidakpatuhan pasien dalam menjalankan terapi merupakan salah satu penyebab
kegagalan terapi. Hal ini sering disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman
pasien tentang obat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan obat untuk
terapinya. Oleh karena itu, untuk mencegah penggunaan obat yang salah (drug misuse) dan

17
untuk menciptakan pengetahuan dan pemahaman pasien dalam penggunaan obat yang akan
berdampak pada kepatuhan pengobatan dan keberhasilan dalam proses penyembuhan maka
sangat diperlukan pelayanan informasi obat untuk pasien dan keluarga melalui konseling obat.
Pasien yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang obatnya akan menunjukkan
peningkatan ketaatan pada regimen obat yang digunakannya sehingga hasil terapi akan
meningkat pula. Oleh karena itu, apoteker mempunyai tanggung jawab untuk memberikan
informasi yang tepat tentang terapi obat kepada pasien.
Konseling obat sebagai salah satu metode edukasi pengobatan secara tatap muka atau
wawancara, merupakan salah satu bentuk pelayanan kefarmasian dalam usaha untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien dalam penggunaan obat. Kegiatan konseling
yang apoteker lakukan di Puskesmas Kantewu yaitu dengan menyeleksi pasien terlebih dahulu.
Pasien yang diutamakan mendapat konseling yaitu:
a) Menjalani terapi untuk penyakit kronis, dan pengobatan jangka panjang seperti diabetes,
TBC, epilepsi, HIV/AIDS, dll.
b) Mendapatkan obat dengan bentuk sediaan tertentu dan dengan cara pemakaian yang khusus
Misal : suppositoria, enema, inhaler, injeksi insulin dll.
c) Mendapatkan obat dengan cara penyimpanan yg khusus misalnya insulin.
d) Mendapatkan obat-obatan dengan aturan pakai yang rumit misalnya pemakaian
kortikosteroid dengan tapering down.
e) Golongan pasien yang tingkat kepatuhannya rendah misalnya geriatri dan pediatri.
f) Mendapatkan obat dengan indeks terapi sempit seperti digoksin, fenitoin, dll.
g) Mendapatkan terapi obat-obatan dengan kombinasi yang banyak (polifarmasi )
Konseling obat diharapkan tidak hanya memberikan informasi tentang obat tetapi
sekaligus memberikan pendidikan dan pemahaman tentang pengobatannya dan memastikan
bahwa pasien dapat menggunakan obat dengan benar.
Setelah dilakukan seleksi pasien, apoteker melakukan persiapan sebelum melakukan
konseling yaitu dengan melihat terlebih dahulu data rekam medik pasien. Sejak bulan Januari
2017 telah dilakukan pendataan pasien melalui rekam medik. Sehingga pengobatan pasien dapat
dipantau dari waktu ke waktu. Melihat rekam medik sebelum melakukan konseling penting
dilakukan agar apoteker dapat mengetahui kemungkinan masalah yang terjadi seperti interaksi
obat maupun kemungkinanan alergi pada obat-obatan tertentu. Selain melihat rekam medik,
apoteker juga harus mempersiapkan diri dengan informasi-informasi terbaru yang berhubungan
dengan pengobatan yang diterima oleh pasien. Kesuksesan pengobatan, senantiasa apoteker
beritahukan kepada pasien agar pasien semakin termotivasi untuk mematuhi terapi dan saran
yang apoteker sampaikan.
Beberapa kendala yang apoteker alami selama melakukan kegiatan konseling diantaranya
pasien agak kurang pendengarannya sehingga apoteker harus berbicara lebih keras dan lambat
agar pasien memahami apa yang apoteker sampaikan. Selain itu, ada pula pasien yang tidak mau

18
dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap dengan alasan biaya dan tidak ingin merepotkan keluarga.
Padahal apoteker perlu mengetahui perkembangan penyakit pasien dan kemungkinan pasien
menderita penyakit lain atau telah menderita komplikasi dari penyakit lamanya.
Kegiatan konseling yang dilakukan di Puskesmas Kantewu sudah mulai didokumentasikan
dan dilaporkan ke Dinkes Kabupaten Sigi sejak bulan Februari. Jumlah pasien yang
mendapatkan konseling selama bulan Februari berjumlah dua orang. Kedua pasien merupakan
pasien geriatri dengan penyakit kronis yaitu hipertensi. Salah satu pasien juga menderita
penyakit diabetes melitus tipe 2. Apoteker senantiasa menyampaikan informasi dan memberi
motivasi agar pasien dapat mematuhi dan memahami penggunaan obatnya untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien serta mencegah komplikasi lebih lanjut dari penyakitnya

2. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Kehamilan merupakan saat yang menyenangkan dan dinanti-nantikan tetapi juga dapat
menjadi hal yang memprihatinkan bagi sebagaian orang. Oleh karena itu kesehatan ibu dan anak
menjadi fokus dalam membangun keluarga sehat. Puskesmas kantewu memberikan pelayanan
rawat Inap dan rawat jalan. Pelayanan rawat jalan salah satunya adalah pelayanan kesehatan ibu
dan anak. Program inovasi nusantara sehat yang dilakukan dalam rangka penguatan pelayanan
kesehatan ibu adalah pemetaan ibu hamil yang terdapat dalam kantong persalinan. Di dalam
kantong persalinan tersebut terdapt data-data ibu hamil terutam data mengenai hari perkiraan
lahir faktor resiko pada ibu hamil, serta pemetaan terhadap ibu hamil yang sudah melahirkan hal
ini bertujuan agar penatalaksanaan kehamilan dapat dilakukan dengan tepat baik pada ibu hamil
normal maupun berisiko sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat dicegah.
Program inovasi yang kedua adalah pembuatan kantong neonatus dan kantong ibu nifas.
Pada kantong neonatus terdapat informasi mengenai bayi baru lahir yang berusia 0-28 hari
didalam kantong neonatus tersebut terdapt kajian informasi mengenai hasil pemeriksaan pada
bayi seperti data riwayat kelahiran, hasil pemeriksaaan fisik bayi, identifikasi bayi dan data hasil
kunjungan neonatus hal ini bertujuan agar penatalaksanaan neonatus dapat dilakukan dengan
baik dan bisa terregistrasi sesuai dengan pemetaan yang terdapat di kantong neonatus begitu
juga dengan kantong ibu nifas. Di dalam kantong ibu nifas tersebut terdapat data mengenai hasil
pemeriksaaan yang dilakukan pada kunjungan ibu nifas dari mulai 0-6 jam hingga 40 hari. Hal
ini bertujuan mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas sehingga dapat
memberikan penata laksanaan secara tepat dan akurat
Pembuatan SOP yang berkaitan dengan kebidanan. Diantaranya adalah SOP mengenai
antenatal care dan persalinan rencanya Tim NS akan membuat SOP yang berkaitan dengan
Kebidanan seperti SOP KB, SOP bayi baru lahir, SOP Penjaitan perineum dan masih ada
beberapa lagi. Pembuatan SOP ini bertujuan supaya agar tenaga kesehatan yang berada di
wilayah kerja puskesmas kanttewu dapat memberikan pelayanan sesuai denga standar yang
berlaku sehingga pasien dapat dilayani dengan optimal.

19
Pembenahan alur pemeriksaan pasien KIA penataan ulang ruang KIA dilakukam bersamaan
dengan pemusatan pelaayanan kesehatan dari gedung puskesmas lama berpindah ke gedung
puskesmas baru, pasien KIA saat ini sudah langsung dilayani di poliklinik KIA tidak melewati
poliklinik umum lagi hal ini disesuaikan dengan kebutuhan pasien sehingga pasien dapat
langsung ditangani.
Pengadaan kartu keluarga berencana peserta keluarga berencana di puskesmas kantewu belum
semua mendapat kartu KB oleh karena itu TIM NS mendapat kembali peserta KB dan akan
memberikan kartu hal ini dikarenakan mengigat pentingnya pencatatan dan kapan waktu
kunjung kembali pada peserta KB sehingga diharapkan dapat menekan angka kegagalan KB
yang di karenakan peserta lupa atau tidak tahu waktu kunjung kembali.
3. Gizi
Pelayanan gizi adalah salah satu pelayanan yang ada di puskesmas bersamaan dengan
pemusatan pelayanan dari gedung lama menuju gedung baru Tim Ns membat program inovasi
sehubungan dengan sudah adanya tenaga gizi dalam Tim NS makan Tim membuat pojok Gizi
yang bertugas melayanani konseling gizi mengenai penyakit tidak menular, gizi bayi dan balita,
serta gizi ibu hamil disamping itu TIM juga membuat SOP antropometri mengenai pengukuran
berat badan, panjang badan, tinggi badan dan pengkuran lingkar lengan atas hal ini ditujukan
agar status gizi dapat terpantau dengan baik serta tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan
sesuai standar yang telah di tetapkan sehingga di harapkan dapt menekan angka gizi kurang dan
gizi buruk yang ada di wilayah kerja puskesmas kantewu.
4. Perbaikan Pelayanan Dasar Internal Puskesmas Kantewu
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya
Kesehatan Perseorangan dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya.
Permenkes No. 75 tahun 2014 menyebutkan bahwa Puskesmas dalam melaksanakan
Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menaggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Sedangkan Upaya Kesehatan
Perseorangan yang selanjtnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan dan atau serangkain kegiatan
pelayana kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan.
Dalam penyelenggaraan UKM dan UKP, pelayanan kesehatan yang diebrikan adalah
upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat mencakup perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, pelaporan dan dituangkan dalam suatu sistem. Sistem yang dimaksud adalah Sistem
Informasi Puskesmas yakni suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses
pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas dalam mencapai sasaran
kegiatannya.

20
Merujuk pada Permenkes No. 75 tahun 2014, selain manajemen Puskesmas, pendirian
Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan,
ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium. Namun, pada kenyataannya tidak semua Puskesmas
dapat melakukan pelayanan sesuai standar yang berlaku termasuk Puskesmas Kantewu.
Puskesmas Kantewu berada di Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Propinsi Sulawesi
Tengah berdiri sejak tahun 1999. Di usianya yang matang, Puskesmas Kantewu belum dapat
melakukan pelayanan sesuai standar yang ada. Hal ini terjadi karena berbagai faktor seperti
sarana dan prasarana yang belum memadai hingga manajemen organisasi yang masih perlu
dibenahi.
Manajemen organisasi yang baik adalah salah satu kunci keberhasilan pelayanan disuatu
Puskesmas. Manajemen yang berhasil dapat dilihat dari proses pelayanan kesehatan seperti
mekanisme atau alur pelayanan, petugas yang kompeten serta sarana dan prasarana yang
memadai.
Berdasarkan pertimbangan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam Permenkes No.
75 tahun 2017, bahwa dalam penyelenggarannya Puskesmas perlu ditata ulang untuk
meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan dan kualitas pelayanan dalam rangka menigkatkan
derajat kesehatan masyarakat serta mensukseskan program jaminan social nasional.
A. Tujuan
1. Memelihara dan meningkatkan kualitas pelayanan di Pusekesmas Kantewu
2. Memberikan pelayanan sesuai standar yang berlaku di Puskesmas
3. Tercapainya kepuasan pasien di wilayah kerja Puskesmas Kantewu
4. Pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas lebih efektif dan efisien
5. Terciptanya pelayanan Puskesmas yang berorientasi pada keamanan pasien.
B. Pihak yang Terlibat dan Peranan
1. Kepala Puskesmas Kantewu bertanggung jawab dalam monitoring dan evaluasi
pelaksanaan manajemen pelayanan.
2. Petugas Puskesmas Kantewu berperan sebagai pelaksana kegiatan.
C. Sasaran
Kepala Puskesmas Kantewu, tenaga kesehatan Puskesmas Kantewu dan pasien di wilayah
kerjanya.
D. Rincian Kegiatan
1. Pemindahan aktivitas puskesmas ke gedung baru
2. Pembuatan struktur organisasi
3. Perbaikan alur pelayanan
4. Pembuatan SOP pelayanan
5. Pengaktifan kembali penggunaan Kartu Berobat
6. Pembuatan Buku Registrasi pasien rawat inap dan pasien rawat jalan
7. Pembuatan Rekam Medis pasien rawat inap dan pasien rawat jalan

21
8. Penyediaan obat emergensi dan alat kesehatan di UGD
9. Pembuatan kartu stok obat UGD
10. Pemeliharaan alat kesehatan
E. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pelayanan dasar Puskesmas Kantewu dimulai dengan orientasi
pelayanan di Puskesmas. Orientasi dilaksanakan sejak tanggal 5-18 Desember 2016. Dari
Orientsi tersebut didapati berbagai macam masalah yang ada di internal Puskesmas Kantewu.
Masalah-masalah yang ditemukan kemudian dipetakan berdasarkan unit-unit pelayanan
yang ada di Puskesmas yakni Poli Umum, UGD Poli KIA/KB, Instalasi gizi, dan Apotik.
Masalah yang telah diidentifikasi kemudian dianalisa untuk menentukan faktor penyebab serta
alternatif pemecahannya.
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah yang telah ditentukan, hal-hal yang sekiranya
dapat dirubah tanpa memerlukan biaya segera dilaksanakan dengan persetujuan
penanggungjawab Puskesmas Kantewu. Permasalahan yang memerlukan waktu dan biaya besar
direncanakan dan dipersiapkan untuk upaya perubahannya.
F. Pencapaian
a. Pemindahan Aktivitas Puskesmas Ke Gedung Baru
Sarana dan prasarana Puskesmas mendukung pelayanan kesehatan yang diberikan. Sarana
dan prasaran yang memadai menjadi titik awal pelayanan yang baik. Puskesmas sebagai tempat
berlangsungnya aktivitas pelayanan kesehatan haruslah menjadi tempat yang layak sehingga
petugas kesehatan yang memberikan pelayanan maupun pasien yang menerima pelayanan
merasa aman dan nyaman berada di Puskesmas tersebut.
Puskesmas Kantewu terbagi atas dua bangunan yaitu gedung rawat jalan dan gedung rawat
inap. Gedung rawat jalan sudah berdiri sejak tahun 1999 sedangkan rawat inap merupakan
gedung baru yang dibangun pada tahun 2013.
Gedung rawat jalan Puskesmas Kantewu merupakan rumah panggung tidak permananen
yang terbuat dari susunan papan dan balok. Saat ini kondisi bangunan sudah tidak layak huni
seperti penyangga gedung yang tidak lagi menyentuh tanah, dinding-dinding yang mulai
keropos dan banyaknya hewan pengerat yang memperparah kondisi gedung rawat jalan tersebut.
Gedung rawat inap Puskesmas Kantewu terdiri dari ruang UGD, Kamar Bersalin, Kamar
Bayi, Ruang Perawatan I – III, Ruang Farmasi dan Kamar Vaksin. Saat ini, gedung rawat inap
tidak difungsikan karena kurangnya angka rawat inap di Puskesmas Kantewu. Kondisi gedung
yang baik ini memungkinkan aktivitas rawat jalan dapat dipindahkan ke gedung tersebut tanpa
merubah fungsi utamanya.
Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada pasal
11 dijelaskan bahwa kondisi gedung Puskesmas harus memenuhi persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja, bersifat permanen dan terpisah dari bangunan lain serta menyediakam fungsi,

22
keamanan, kenyamanan, perlindungan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi
pelayanan.
Melihat kondisi gedung rawat jalan Puskesmas kantewu yang tidak sesuai dengan standar
yang ditetapkan maka Tim Nusantara Sehat bersama staf Puskesmas dan seluruh masyarakat
Desa Kantewu pada tanggal 03 Maret 2017 memindahkan seluruh aktivitas puskesmas ke
gedung rawat inap dengan persetujuan dari penanggung jawab Puskesmas Kantewu.
b. Pembuatan struktur organisasi
Puskesmas Kantewu sudah memiliki struktur organisasi yang telah disetujui oleh
penanggungjawab Puskesmas. Saat ini struktur organisasi tersebut telah ditempel di dinding
gedung rawat jalan Puskesmas. Namun, pada tanggal 1 Februari 2017 karena adanya pergantian
penanggungjawab Puskesmas maka terjadi perubahan pada struktur organisasi tersebut.
Merujuk pada hasil rapat staf Puskesmas dengan penanggung jawab Puskesmas yang baru,
pada awal Februari 2017 dibuatlah struktur organisasi baru berdasarkan kegiatan dan beban
tugas dari masing-masing staf Puskesmas.
c. Perbaikan alur pelayanan
Pelayanan yang berlangsung di Poli Umum, Poli KIA/KB dan Kefarmasian Puskesmas
Kantewu sudah berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Namun, Tidak semua tenaga
kesehatan yang bertugas mengerti bagaimana alur pelayanan yang baik.
Di Puskesmas Kantewu, pasien Poli Umum tanpa melalui loket langsung ke ruang
pemeriksaan begitu pula pasien program keluarga Berencana tanpa melalui loket langsung ke
ruang Poli KIA/KB. Dampaknya pasien sudah terbiasa dengan alur yang salah sehingga
pelayanan belum berjalan secara efektif. Untuk itu, dibutuhkan suatu mekanisme atau alur
pelayanan yang baik sehingga proses urutan pelayanan pasien di Puskesmas Kantewu sesuai
dengan kebutuhan pasien.
d. Pembuatan SOP pelayanan
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu perangkat instruksi/langkah yang
dilakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tetentu dengan memberikan langkah-
langkah yang benar dan terbaik berdasarkan consensus bersama untuk melaksanakan berbagai
kegiatan dan fungsi pelayanan dalam mengurangi kesalahan dan pelayanan di bawah standar.
SOP bermanfaat sebagai acuan dan dasar bagi tenaga pelaksana dalam pelayanan
kesehatan bermutu. Selain hal tersebut, standar dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pekerjaan serta melindungi masyarakat dari pelayanan tidak bermutu. Staf medis dan non medis
berperan aktif dalam pembuatan SOP serta disahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan/Kepala
Puskesmas.
Di Puskesmas Kantewu, petugas yang piket setiap harinya tidak memiliki pemahaman
yang sama tentang tindakan yang akan dilakukan. Tidak sedikit dari staf mengetahui tupoksi
masing-masing. Dalam hal tindakan medis, petugas juga tidak mengetahui aturan steril dan non-

23
steril. Untuk itu, acuan/pedoman tindakan dirasa sangat penting untuk dibuat dengan harapan
setiap petugas yang piket dapat meminimalisir kesalahan dalam memberikan pelayanan.
Pedoman/acuan tersebut dibuat oleh TIM Nusantara Sehat dan disusun dalam bentuk
Standar Operasional Prosedur (SOP). Telah diselesaikan rancangan/draft SOP dari Poli Umum,
KIA-KB, dan Instalasi Gizi. Rancangan/draft SOP tersebut akan disosialisasikan kepada seluruh
staf Puskesmas saat lokakarya mini. Kemudian, diharapkan setelah sosialisasi, petugas
puskesmas dapat memberikan saran dan masukan terhadap rancangan SOP tersebut sehingga
SOP yang dibuat merupakan komitmen bersama yang nantinya dapat disahkan menjadi SOP
yang resmi.
e. Pengaktifan kembali penggunaan Kartu Berobat
Sejak berdirinya, Puskesmas Kantewu sudah memiliki kartu berobat. Namun karena
rendahnya angka kunjugan pasien ke Puskesmas serta kurangnya pemahaman staf Puskesmas
mengenai pentingnya penggunaan kartu berobat maka penggunaannya ditiadakan.
Sisa stok kartu berobat yang tidak digunakan membuat Tim Nusantara Sehat mengaktifkan
kembali penggunaan kartu tersebut. Dengan melihat esensi dari penggunaan kartu berobat
seperti memberi kemudahan kepada petugas piket untuk mengetahui identitas pasien serta
memudahkan petugas KTU dalam menyediakan rekam medis bagi petugas piket, maka saat ini
kartu berobat telah diperbanyak untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
f. Pembuatan Buku Registrasi pasien rawat inap dan pasien rawat jalan
Buku Registrasi pasien rawat inap dan pasien rawat jalan adalah buku yang dibuat untuk
setiap pasien yang berkunjung ke Puskesmas guna mengetahui ringkasan masuk keluar pasien di
pelayanan rawat inap dan rawat jalan Puskesmas Kantewu.
Tujuan dari penggunaan Buku Register yaitu memperoleh informasi dari semua pasien
masuk dan keluar yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas. Selain memperoleh
informasi dari pasien, Buku Register juga mempunyai kegunaan untuk memonitor pasien,
mengetahui tanggal kunjugan pasien, ruang tempat pasien dirawat atau diperiksa, diagnosa
pasien, dokter atau tenaga kesehatan yang merawat dan sebagai data dasar jumlah kunjugan
pasien rawat jalan atau rawat inap serta sebagai arsip bagi bagian tata usaha dalam membuat
berbagai laporan.
g. Pembuatan Rekam Medis pasien rawat inap dan pasien rawat jalan
Menurut Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XXI/1989, Rekam Medis adalah keterangan
baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik, laboratorium,
diagnose, segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan
baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tertibnya administrasi dalam rangka upaya
peningkatan pelayanan kesehatan. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang
baik dan benar, maka tertib administrasi tidak akan berhasil.

24
Permenkes No. 749a Tahun 1989 menyebutkan bahwa Rekam Medis memiliki lima
manfaat yakni sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien, sebagai bahan
pembuktian dalam perkara hokum, sebagai bahan untuk kepntingan penelitian, sebagai dasar
pembayaran baiaya pelayanan kesehatan dan sebagai bahan untuk menyiapkan statistik
kesehatan,
Puskesmas Kantewu pernah menerapkan Rekam Medis untuk menunjung tertibnya
administrasi dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan namun karena alasan kurangnya
angka kunjugan ke Puskesmas dan kurangnya stok Family Folder maupun Kartu Rawat Jalan
dan Kartu Rawat Tinggal maka penggunaan Rekam Medis ditiadakan.
Melihat tujuan dan kegunaan dari rekam medis maka Tim Nusantara Sehat mengaktifkan
kembali penggunaan Rekam Medis baik Rekam Medis pasien rawat jalan maupun Rekam Medis
rawat inap. Saat ini, Rekam Medis rawat inap yang dipakai Puskesmas Kantewu adalah
formulir lama namun masih layak untuk digunakan sedangkan Rekam Medis rawat jalan adalah
formulir baru yang dibuat oleh Tim Nusantara Sehat berdasarkan standar yang berlaku.
Rekam Medis yang sudah disiapkan telah diperbanyak dan disosialisasikan kepada seluruh
petugas Puskesmas saat Lokakarya Mini tanggal 25 Januari 2017 untuk digunakan di Puskesmas
maupun jaringan Puskesmas lainnya.
h. Penyediaan obat emergensi dan alat kesehatan di UGD
Berada diwilayah yang sulit dijangkau, rawan bencana dengan akses transportasi yang
sulit, jarak tempuh pulang pergi dari ibukota kabupaten lebih dari 6 jam serta kesulitan
pemenuhan bahan pokok, Puskesmas Kantewu berdiri kokoh di kawasan sangat terpencil.
Menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 pasal 24 bahwa salah satu karakteristik
penyelenggaraannya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas kawasan sangat
terpencil adalah memberikan pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP). Dalam menjalankan upaya kesehatan perseorangan, pasal 37
menyebutkan bahwa UKP dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan gawat darurat maupun
bentuk lainnya.
Pada kasus gawat darurat atau emergensi, dalam melakukan penanganan pasien
memerlukan waktu yang cepat dan tepat. Terkadang tindakan medis terhambat/lama
dikarenakan ketersediaan obat atau alat-alat kesehatan masih berada di apotik. Selain itu dalam
hal penyediaan alat-alat kesehatan khusus kasus emergensi masih sangat minim. Melihat
keberadaan Puskesmas Kantewu serta pentingnya penyelenggaraan UKP maka penyediaan obat
emergensi dan alat kesehatan di UGD sangat dibutuhkan.
i. Pembuatan kartu stok obat UGD
Ketersediaan obat dan alkes habis pakai yang ada di ruang UGD sebaiknya dicatat
pemasukan dan pengeluarannya hal ini bertujuan untuk mengetahui sisa stok obat dan alkes
yang ada di UGD.

25
j. Pemeliharaan Alat Kesehatan
Kondisi alkes di Puskesmas Kantewu umumnya sudah rusak atau menurun fungsinya
seperti tensi yang air raksanya sudah rusak atau manset yang terpisah dari alat tensi, timbangan
berat badan yang sudah lama tidak dikalibrasi, ataupun instrumen heacting dan partus yang
sudah berkarat.
Permenkes No. 75 tahun 2014 pasal 15 menyebutkan bahwa peralatan kesehatan di
Puskesmas harus memenuhi persyaratan standar mutu, keamanan, keselamatan, memiliki izin
edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan serta diuji dan dikalibrasi secara berkala
oleh institusi penguji dan pengkalirasi yang berwenang.
Melihat persyaratan yang harus dipenuhi oleh Puskesmas dalam penggunaan alat
kesehatan maka permasalahan alkes yang tidak layak di Puskesmas kantewu menjadi perhatian
khusus untuk ditangani. Hal ini karena alat keperawatan dan alat kedokteran merupakan
peralatan penting yang sangat dibutuhkan untuk menunjang pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Saat ini pemeliharaan alat kesehatan yang telah dilakukan oleh Tim Nusantara Sehat yaitu
melaksanakan perawatan atau pemeliharaan alat keperawatan dan kedokteran dengan cara
membersihkan, mendisinfektan, mensterilkan, dan meniyimpannya. Tujuan dari pemeliharaan
alat kesehatan tersebut yaitu, menjaga alkes agar fungsi dan kegunaanya tetap/tidak
berubah/tidak menurun, serta menjaga kondisinya sehingga alkes tersebut tidak rusak atau layak
pakai.

G. Evaluasi dan Rekomendasi


No. Kegiatan Evaluasi Rekomendasi
1. Pemindahan aktivitas Pasien belum mengetahui - Terus melakukan
puskesmas ke gedung pemindahan aktivitas sosialisasi kepada
baru pelayanan Puskesmas ke pasien
gedung baru - Memberitahu pasien
yang datang tentang
tahapan pelayanan di
puskesmas
2. Pembuatan struktur Petugas Puskesmas belum Melakukan sosialisasi
organisasi mengetahui struktur struktur organisasi yang
organisasi yang baru baru pada saat Lokakarya
Mini Puskesmas.
3. Perbaikan alur - Masih ada Petugas - Terus melakukan
pelayanan yang belum sosialisasi kepada
mengetahui alur petugas Puskesmas dan
pelayanan Puskesmas pasien
- Pasien masih belum - Memberitahu pasien

26
tahu mengenai alur yang berkunjung
pelayanan dikarenakan tentang tahapan
kebiasaan selama ini pelayanan di
puskesmas
4. Pembuatan SOP - Belum semua - Melakukan sosialisasi
pelayanan rancangan SOP tentang penggunaan
disusun SOP kepada petugas
- Petugas belum pada saat Lokakarya
mengetahui Mini.
penggunaan SOP di - Meningkatkan target
Puskesmas pembuatan rancangan
SOP masing-masing
unit
- Terus melakukan
sosialisasi dan diskusi
mengenai SOP dengan
Nakes lain
5. Pengaktifan kembali - Tidak semua petugas - Terus melakukan
penggunaan Kartu kesehatan mengetahui sosialisasi kepada
Berobat pentingnya petugas Puskesmas
penggunaan Kartu dan pasien
Berobat
- Tidak semua pasien
mengetahui
penggunaan Kartu
Berobat
6. Pembuatan Buku - Tidak semua petugas - Terus melakukan
Registrasi pasien rawat kesehatan mengetahui sosialisasi tentang
inap dan pasien rawat pentingnya penggunaan Buku
jalan penggunaan Buku Registrasi pasien pada
Registrasi pasien saat Lokakarya Mini
7. Pembuatan Rekam - Tidak semua petugas - Terus melakukan
Medis pasien rawat kesehatan mengetahui sosialisasi tentang
inap dan pasien rawat pentingnya penggunaan Rekam
jalan penggunaan Rekam Medis pasien pada saat
Medis pasien Lokakarya Mini
8. Penyediaan obat - Belum tersedianya - Mendiskusikan dengan
emergensi dan alat obat-obat emergensi di pimpinan puskesmas,

27
kesehatan di UGD ruang UGD PJ. UGD dan bagian
- Alat-alat kesehatan di pelayanan
UGD tidak lengkap kefarmasian.
9. Pembuatan kartu stok - Belum tersedianya - Mengingatkan kembali
obat UGD kartu stok obat kepada petugas bahwa
emergensi obat emergensi yang
- Lemari obat telah dipakai di catat
berantakan atau tidak dan alat yang sudah
rapi digunakan
dikembalikan ke
tempat semula.
- Membuat kartu stok
obat dan mengampra
perbulan keperluan
obat ruang UGD dan
alat yang habis
10. Pemeliharaan alat - Jadwal pemeliharaan - Melakukan sosialisasi
kesehatan atau sterilisasi alkes terjadwal kepada
masih belum teratur petugas mengenai
- Masih ada petugas jadwal sterilisasi alkes
yang selesai - Mengadakan mini
melakukan tindakan diskusi/seminar tentang
medis tidak langsung pemeliharaan alkes
membersikan alat

H. Dokumentasi Kegiatan
a. Pemindahan aktivitas puskesmas ke gedung baru

28
29
b. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Puskesmas Kantewu

Kepala Puskesmas
Arwin Sukara, SKM

KTU/SP2TP
Upaya Kesehatan Perseorangan
Erlin, SKM

Bendahara Puskesmas Aset/Inventaris Pj. UGD/P.Umum/Ranap Pj. P. KIA/KB Pj. Apotik/G.Obat


Sr. Yulin Hendrik N. Nurul A, Amd.Keb Janri N. Benu, S.Kep., Ns Ayu Ningtyas, Amd.Keb Indana A. Soraya, S.Farm.,Apt

Bidan Koordinator
Olviana Kanta, Amd.Keb

Jampersal/ KB Imunisasi Gizi MTBS Promkes/ Kesling/ Diare/ Lansia


KIA Bd. Ayu N Melki, Amd.Kep Aulia, S.Gz Bd. Novi PTM STBM Surveilance Sr. Jesi
Bd. Paulina Sr. Debi A N.Fero. Amd.KL Bd. Wiwi U

Malaria TB Kusta HIV/AIDS ISPA Filariasis Rabies UKS Penaggulangan


Bd. Meilin Sr. Astrid Sr. Yulismawati Sr. Thresia Y Bd. Yunita Sr. Nelvin Bd. Mariati Bd. Nancy Bencana
Ritha K. Sello, SKM

Pol. Kantewu II Pol. Peana Pol. Lonebasa Pustu Onu Pustu Koja Pos. Porelea II
Bd. Nelly Lapasila Bd. Olviana K Bd. Nelvian T Sr. Olga R Bd. Paulina Sr. Debi A
30
c. Perbaikan alur pelayanan

d. Pembuatan SOP pelayanan (Terlampir)

e. Pengaktifan kembali penggunaan Kartu Berobat

31
f. Pembuatan Buku Registrasi pasien rawat inap dan pasien rawat jalan

g. Pembuatan Rekam Medis pasien rawat inap dan pasien rawat jalan

32
h. Pembuatan kartu stok obat dan alkes

33
i. Pemeliharaan alat kesehatan
ii.

4. Hambatan
Tim Nusantara Sehat Membuat program yang mendukung pelaksanaan kegiatan
puskesmas. Program - program tersebut sudah melebur dengan Rencana usulan Kegiatan (RUK)
milik puskesmas yang dinamakan Rencana kerja dan anggaran (RKA) tercantum dalam
gambaran pelaksanaan. Adapun dalam pelaksanaan program tersebut terdapat beberapa macam
hambatan di antaranya adalah

34
1. Adanya pergantian bendaraha BOK puskesmas sehingga Tim NS harus
mensosialisasikan kembali program yang akan dilakukan tim NS dan dana yang di
butuhkan untuk menjalankan program.
2. Belum tersedianya dana BOK yang diperlukan untuk menjalankan program kerja Tim
NS pada Triwulan Satu.
3. Jangkauan wilayah kerja puskesmas kantewu jauh sehingga dalam menjalankan program
tim NS harus mengeluarkan biaya sendiri dalam transportasi.
4. Sulitnya akses komunikasi di karenakan tidak ada sinyal apa bila mengirim informasi
dan bendaraha BOK tidak bertempat tinggal di desa kantewu.
5. Komunikasi dengan lintas sektor seperti kepada Bidan koordinator, Penanggung jawab
Program puskesmas sulit di jangkau di karenakan letak desa yang berjauhan dan tidak
adanya sinyal.
6. Tidak tersedia jaringan seluler dan internet untuk mendukung proses pembuatan media
persiapan materi, pembuatan dan pengiriman laporan.
7. Tidak adanya kendaraan milik tim NS sehingga sulit untuk menjangkau cakupan wilayah
kerja Puskesmas Kantewu.
8. Ada beberapa penanggung jawab program puskesmas yang tidak melibatkan Tim NS
dalam melaksanakan kegiatan program.
5. Pemecahan Masalah
1. Kerjasama lintas sektoral dengan pemerintah daerah dalam upaya pengadaan jaringan
komunikasi.
2. Kerjasama dengan BOK baru untuk mensosialisasikan program NS yang terdapt di
dalam RKA.
3. Membuat dan mengirim laporan di tempat yang terdapat jaringn seluler dan internet yang
jaraknya 3 jam dari penempatan Tim NS.
4. Menggunakan uang Tim NS (Pribadi) dalam pelaksanakan Program seperti IKS
(Indikator Keluarga Sehat)
5. Berkoordinasi dengan kepala puskesmas, penanggung jawab program dan staff
puskesmas dalam menjalankan program.

35
BAB III
A. Dukungan Pemangku Kepentingan

Nusantara sehat adalah program emerintah yang menempatkan tenaga kesehatan berbasis
Tim di daerah terpencil dalam pelaksanaan program Nusantara Sehat, tidak terlepas dari
dukungan pemangku kepentingan seperti puskesmas, kecamatan, Dinkas kesehatan Kabupaten
dan pemerintah daerah

a. Dukungan Puskesmas
Nusantara sehat melebur jadi satu dengan puskesmas begitu juga dengan program nusantara
sehat menyatu dengan program puskesmas yang tercantum dalam RKA (Rencana kerja dan
anggaran) Tim Ns selalu melibatkan Staff puskesams dalam program NS.
b. Dukungan Kecamatan
Tim NS mengikuti Musyawarah perencanaan dan pembangunan yang di adakan oleh
kecamatan yang di hadiri oleh anggota DPRD kabupaten Sigi dan Staff Dinas Kabupaten
Sigi. Di dalam musyawarah tersebut Tim Ns mengusulkan beberapa usulan kegiatan seperti
pemeliharaan sarana air minum yang ada di desa, pengelolaan kincir sebagai sumber daya
listrik Puskesmas, penetapan tarif ambulance sesuai dengan perda dan pengadaan jaringan
komunikasi.
c. Dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Selama penempatan Tim NS telah beberapa kali mengunjungi Dinkes kabupaten untuk
melakukan konsultasi dan menjalin kerja sama diantaranya adalah :
a) Pelayanan Dasar ( Yandas)
Tim berkonsultasi dengan bagian pelayanan dasar untuk terkait dengan program IKS,
bagian pelayanan dasar menyarankan Tim NS untuk memperbanyak form IKS
dikarenakan form IKS belum terdistribusi di Dinkes Kabupaten
b) Farmasi
Tim NS berkolaborasi dengan petugas farmasi Dinkes Kabupaten dalam pengadaan obat-
obatan puskesmas kantewu, pengadaan sarana prasaran sedia farmasi, pelayanan farmasi
klinik, serta penanggung jawab bagian farmasi Dinkes Kabupaten senantiasa memfasilitasi
Tim dalam pemenuhan kebutuhan kebutuhan penunjang kefarmasian.
c) Inventaris
Saat pertama kali Tim NS ditempatkan di Puskesmas Kantewu belum tersedia peralatan
medis yamg lengkap untuk menunjang pelayanan oleh karena itu Tim mengajukan
permintaan peralatan medis ke bagian inventaris dan di cocokan dengan permintaan
puskesmas tahun lalu di Dinkes kabupaten, pada januari 2017 Dinkes Kabupaten
memberikan peralatan medis untuk menunjang pelayanan di Puskesmas Kantewu
d) KIA

36
Tim Berkonsultasi untuk meminta data sasaran KIA kepada bidan koordinator pada
kesempatan tersebut Tim menyapaikan bahwa alat pemeriksaaan ANC di Puskesams
Kantewu sangat kurang oleh karena itu bidan koordinator kabupaten sigi memberikan
beberapa alat pemeriksaan ANC, Lab sederhana serta tensi meter untuk menunjang
pelayanan KIA.
e) Gizi
Pada bulan Maret 2017 Tim Ns menjadi slah satu Pemegang program di puskesmas
Kantewu, dalam menjalankan program tersebut Tim NS akan melakukan pelacakan Gizi
buruk dan hasilnya akan di laporan ke Dinkes kabupaten. Tim NS berencana pemberian
formula gizi buruk F75 dan F100 dan mensosialisasikan pelaporan penemuan gizi buruk di
Desa, pada bulan akhir Februari Tim NS mengikuti seminar yang diadakan oleh Dinkes
kabupaten yang bertema orientasi data validasi gizi dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan kesehatan tingkat kabupten sigi 2017.
d. Pemerintah Daerah
Desa kantewu dikunjungi oleh salah satu anggota DPRD Tim berkesempatan langsung
berbicara langsung dengan anggota DPRD tersebut. Pada kesempatan tersebut Tim NS
mengusulkan pengadaan jaringan komunikasi, pemenuhan alat medis puskesmas.

37
BAB IV

A.Rencana Kegiatan Selanjutnya dan Alternatif Pembiayaan Beserta Gan Chart ( Time Schedule )

No Jenis kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 Indikator Keluarga Sehat
2 Home Visit ANC
3 Refreshing Hipertensi, PTM & Diet rendah garam
4 Penyuluhan dan demosntrasi pembuatan
makanan formula
5 Kemitraan dukun dan bidan
6 Kelas Ibu hamil
7 Penyuluhan bebas ISPA
8 Penyuluhan bebas Rokok
9 Review Resusitasi Neonatal terintegrasi
10 Taman gizi kantewu
11 Pemberian vitamin A
12 Pelayanan Kesehatan
13 Penyusunan RUK 2018
14 Penyusunan RKA Tim NS & Staff Puskesmas

38
Scanned by CamScanner

Anda mungkin juga menyukai