DISUSUN OLEH :
BETHESDA
2022/2023
ASUHAN KEPERAWATAN PRE DAN POST HERNIOPARHY
INGUINALIS DEXTRA PADA PASIEN Tn. R DI RUANG
PERAWATAN BETHESDA RUMAH SAKIT
MARDI RAHAYU KUDUS
DISUSUN OLEH :
BETHESDA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan “Asuhan Keperawatan Pre Dan Post Operasi Hernioraphy Inguinalis
Pada Pasien Tn. R Di Ruang Perawatan Bethesda Rumah Sakit Mardi Rahayu
Kudus” . Adapun tujuan dari penulisan laporan ini untuk memenuhi tugas masa
orientasi perawat tahun 2022/2023. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Dr. Pujianto, M.Kes selaku Direktur Utama Rumah Sakit Mardi Rahayu
Kudus
2. Ns. Sri Iswantiningsih, S.Kep selaku Kepala Ruang Perawatan Bethesda
Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus
3. Ns. Mesah Budianto, S.Kep selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing saya dalam menyusun
laporan ini
4. Keluarga dan teman-teman yang sudah memberikan dukungan semangat
dan doa untuk penulis
5. Seluruh rekan sejawat dan staff di Ruang Perawatan Bethesda yang juga
turut membantu dan membimbing saya
6. Pasien Tn. R dan keluarga yang berkenan membantu pengumpulan data
laporan ini
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
C. Intervensi Keperawatan Post Operasi .............................................................................. 29
D. Implementasi Keperawatan Post Operasi ......................................................................... 35
E. Evaluasi Keperawatan Post Operasi ................................................................................. 35
BAB 3 TINJAUAN KASUS ........................................................................................................ 36
3.1 Asuhan Keperawatan Pre Operasi .......................................................................................... 36
A. Pengkajian Keperawatan Pre Operasi .............................................................................. 36
B. Analisa Data ..................................................................................................................... 47
C. Diagnosa Keperawatan Pre Operasi ................................................................................. 48
D. Intervensi Keperawatan Pre Operasi ................................................................................ 49
E. Implementasi Keperawatan Pre Operasi .......................................................................... 51
F. Evaluasi Keperawatan Pre Operasi .................................................................................. 53
3.2 Asuhan Keperawatan Post Operasi ....................................................................................... 55
A. Pengkajian Keperawatan Post Operasi ............................................................................. 55
B. Analisa Data .................................................................................................................... 60
C. Diagnosa Keperawatan Post Operasi ............................................................................... 61
D. Intervensi Keperawatan Post Operasi .............................................................................. 61
E. Implementasi Keperawatan Post Operasi ......................................................................... 65
F. Evaluasi Keperawatan Post Operasi ................................................................................. 72
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dari data yang didapat dari Pusat Rekam Medis Rumah Sakit Mardi
Rahayu Kudus selama Bulan Maret- Mei 2022 ditemukan 55 kasus pasien
dengan jenis hernia inguinalis di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus. Dan
pasien dengan hernia inguinalis yang dirawat di ruang perawatan Bethesda
selama bulan Maret-Mei 2022 ada 9 kasus. Berdasarkan data-data diatas
penulis tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan pre dan post operasi
kepada pasien dengan hernia inguinalis yang dilakukan tindakan hernioraphy
di ruang perawatan Bethesda Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1) Laporan Asuhan Keperawatan ini di buat untuk memenuhi tugas masa
Orientasi Perawat tahun 2022/2023
2) Mampu melakukan pengkajian keperawatan pre dan post hernioraphy
inguinalis dextra pada pasien Tn. R di Ruang Perawatan Bethesda
Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus
3) Mampu menentukan diagnosa keperawatan pre dan post hernioraphy
inguinalis dextra pada pasien Tn. R di Ruang Perawatan Bethesda
Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus
4) Mampu menyusun intervensi keperawatan pre dan post hernioraphy
inguinalis dextra pada pasien Tn. R di Ruang Perawatan Bethesda
Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus
5) Mampu melakukan implementasi keperawatan pre dan post
hernioraphy inguinalis dextra pada pasien Tn. R di Ruang Perawatan
2
Bethesda Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus
6) Mampu melakukan evaluasi keperawatan pre dan post hernioraphy
inguinalis dextra pada pasien Tn. R di Ruang Perawatan Bethesda
Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus
7) Mampu melakukan dokumentasi keperawatan pre dan post hernioraphy
inguinalis dextra pada pasien Tn. R di Ruang Perawatan Bethesda
Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Hernia adalah keadaan dimana keluarya suatu organ yang tidak bisa kembali ke
tempat semula secara manual atau kembali ke struktur organ dari tempatnya yang normal
akibat defek pada dinding rongga sehingga dibutuhkan tindakan bedah untuk mengatasinya
(Deby,2020)
Kata hernia berarti penonjolan suatu kantong peritoneum, suatu organ atau lemak
praperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita (dapatan). Hernia terdiri atas cincin,
kantong, dan isi hernia. Hernia inguinalis adalah kondisi prostrusi (penonjolan) organ
intestinal masuk ke rongga melalui defek atau bagian dinding yang tipis atau lemah dari
cincin inguinalis. Materi yang masuk lebih sering adalah usus halus, tetapi bisa juga
merupakan suatu jaringan lemak atau omentum (Amrizal, 2015).
Hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan
di selangkangan atau skrotum. Orang awam biasa menyebutnya “turun bero”atau “hernia”.
Hernia inguinalis sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan (Kusuma & Nurarif,
2016).
4
B. Anatomi Fisiologi
5
adanya fasia tranversa yang kuat menutupi trigonum Hasselbabach yang umumnya hampir
tidak berotot. Pada kondisi patologis, gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan
terjadinya hernia inguinalis (Muttaqin, 2011: 586).
C. Klasifikasi
Menurut Faiz dan Moffat (2004) Klasifikasi hernia inguinalis dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Hernia inguinalis indirek
Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis, di duga mempunyai
penyebab kongenital. Timbul akibat menetapnya prosesus vaginalis saat embrio , isi
perut menonjol melalui anulus inguinasil profunda, melalui kanalis inguinalis, dan
akhirnya menuju skrotum. Hernia ini bisa dikendalikan melalui penekanan anulus
profunda dangan jari. Hernia ini lebih sering dijumpai pada sisi kanan. Sering di
temukan pada anak-anak dan dewasa muda.
D. Etiologi
6
E. Manifestasi Klinis
F. Komplikasi
Menurut Pambudi (2014) komplikasi hernia inguinalis yaitu;
1) Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan isi kantung hernia sehingga
isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan lagi, keadaan ini disebut hernia inguinalis
irreponibilis. Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus.
2) Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk
Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapa menimbulkan gangguan penyaluran isi
usus. Keadaan ini disebut dengan hernia inguinalis strangulata. Pada keadaan
strangulata akan timbul gejala illeus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi. Pada
strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi
merah dan pasien menjadi gelisah
7
G. Patofisiologis
Menurut Mutaqqin dan Sari (2011:587) patofisiologi hernia yaitu Hernia inguinalis
tidak langsung (hernia inguinalis lateral) dimana prostusi keluar dari rongga peritoneum
melalui anulus inguinalis internus yang teletak lateral pembuluh epigastrika inferior,
kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, akan menonjol
keluar dari anulus inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut, tonjolon akan sampai
ke skrotum melalui jalur yang sama seperti pada saat testis bermigrasi dari rongga perut ke
skrotum pada saat perkembangan janin. Jalur ini biasanya menutup sebelum kelahiran,
tetapi mungkin tetap menjadi sisi hernia dikemudian hari.
Ligamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole inferior gonad ke
permukaan interna labial/scrotum. Gubernaculum akan melewati dinding abdomen yang
mana pada sisi bagian ini akan menjadi kanalis inguinalis. Processus vaginalis adalah
evaginasi diverticular peritoneum yang membentuk bagian ventral gubernaculums
bilateral. Pada pria testes awalnya retroperitoneal dan dengan processus vaginalis testes
akan turun melewati canalis inguinalis ke scrotum dikarenakan kontraksi gubernaculum.
Pada sisi sebelah kiri terjadi penurunan terlebih dahulu sehingga ,yang tersering hernia
inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering
adalah yang sebelah kanan. Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian
inferior menjadi ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia majus.
Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan rongga peritoneal yang
melewati cincin interna. Pada pria kehilangan sisa ini akan melekatkan testis yang dikenal
dengan tunika vaginalis. Jika processus vaginalis tidak menutup maka hidrokel atau hernia
inguinalis lateralis akan terjadi, Sedangkan pada wanita akan terbentuk kanal Nuck timbul
gejala illeus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul
lebih berat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah
8
H. Pathway
Kongenital Di dapat
9
I. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Kusuma dan Nurarif (2016) pemeriksaan diagnostik hernia inguinalis
yaitu:
1) Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi
usus
2) Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih dan ketidak seimbangan
elektrolit.
J. Penatalaksanaan
Menurut Kusuma dan Nurarif (2016) penatalaksanaan hernia inguinalis yaitu;
1) Secara konservatif
a. Reposisi, dilakukan secara bimanual dengan tangan kiri memegang isi hernia
membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin
hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi.
b.Pemakaian bantalan-bantalan penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi dan tidak pernah
menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup.
2) Secara operatif
a. Herniotomi : pembebasan kantong hernia sampai kelehernya, kantong
dibuka dan diisi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan
kemudian direposisi kantong hernia dijahit-ikat setinggi
mungkin lalu dipotong.
b. Hernio plastic : dilakukan tindakan-tindakan memperkecil annulus inguinalis
iterus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
c. Hernioraphy : memotong seluruh kantong hernia atau dengan menjepit defek
(bagian lemak di dinding rongga yang bersangkutan) didalam
fasia.
10
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PRE OPERASI
1. Identitas Pasien
Penyakit Hernia sering terjadi pada anak-anak maupun dewasa sehingga
identifikasi pasien sangatlah penting dilakukan. Pengkajian identitas
pasien yang harus dikaji adalah nama pasien, tanggal lahir, usia, jenis
kelamin, alamat tempat tinggal pasien, pekerjaan ,pendidikan, status
perkawinan dan agama. Agar menjadi lebih lengkap dapat ditambahkan
data terkait identitas penanggungjawab pasien dan tanggal masuk RS.
2. Keluhan utama
11
4. Riwayat penyakit sebelumnya
Tingkat kesadaran pasien dan juga keadaan pasien secara umum apakah
baik, tampak sakit atau tampak sakit berat atau tidak berdaya
b) Tanda-tandavital
12
tekan(-), pengembangan paru simetris
- Perkusi: Jantung = Dullness/ pekak,Paru=Sonor
g) Genetalia
- Inspeksi: Scrotum kiri dan kanan simetris, ada lesi, labia mayora
atau minora, vagina simetris,tidak ada benjolan
13
f) Pola kebutuhan berpakaian
Kemampuan untuk memilih pakaian yang cocok dan sesuai
g) Pola mempertahankan temperatur dan sirkulasi
14
B.Diagnosa keperawatan Pre operasi
a.Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (operasi) (D.0080)
a. Definisi
Data Subjektif :
Merasa bingung
Sulit berkonsentrasi
Mengeluh pusing
Anoreksia
Palpitasi
Merasa tidak berdaya
Data Objektif :
Tampak gelisah
Tampak tegang
Sulit tidur
Tremor
Suara bergetar
Sering berkemih
a) Definisi
DataSubjektif :
Mengeluh nyeri
DataObjektif :
Tampak meringis
Gelisah
Frekuensi nadi meningkat
Sulit tidur
Tekanan darah meningkat
Pola napas meningkat
Nafsu makan berubah
16
Menarik diri
17
C.Intervensi Keperawatan Pre Operasi
20
D. Implementasi Keperawatan Pre Operasi
Impementasi keperawatan merupakan tahap dimana perawat melakukan tindakan
atau melaksanakan intervensi keperawatan pre operasi yang telah disusun
sebelumnya. Adapun dapat terjadi perubahan sesuai dengan kondisi dan
perkembangan pasien dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Implementasi
keperawatan ini dilaksanakan untuk mencapai tujuan intervensi yang telah disusun
Evaluasi keperawatan yang dilakukan adalah evaluasi proses dan hasil dari
tindakan implemantasi yang telah dilakukan oleh perawat yang mengacu pada tujuan
dan kriteria hasil yang sudah dibuat. Keberhasilan intervensi yang telah dilakukan
oleh perawat dapat dilihat dari hasil evaluasi. Evaluasi dibagi menjadi 2 (dua) tipe
menurut Suarni & Heni (2017)yaitu :
1. Evaluasi proses (formatif)
Evaluasi ini menggambarkan hasil observasi dan analisis perawat
terhadap respon klien segera setelah tindakan. Evaluasi formatif
dilakukan secara terus-menerus sampai tujuan yang telah
ditentukan tercapai.
21
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Post Operasi
A. Pengkajian Keperawatan Post Operasi
Pengkajian keperawatan yang dilakukan dari mulai pasien di pindahkan dari
kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi (recoveryroom), perawatan post
anastesi diruang pemulihan (recoveryroom), hingga transportasi pasien ke ruang
rawat, perawatan di ruang rawat inap sampai pasien pulang (HIPKABI, 2014).
Pengkajian post operasi pada pasien meliputi :
1. KeluhanUtama
Keluhan yang dirasakan setelah dilakukan tindakan operasi. Keluhan
utama yang biasanya dikeluhkan seperti nyeri di area ingunalis
a) Keadaan umum
Tingkat kesadaran pasien dan juga keadaan pasien secara umum apakah
baik, tampak sakit atau tampak sakit berat atau tidak berdaya
b) Tanda-tandavital
22
Tekanan darah : (Normal =120/80 mmHg), suhu : (Normal=36 0C-
37,40C), nadi:(Normal=80-120x/mnt) dan pernapasan (Normal =30-60
x/mnt)
c) Kepala dan leher
- Inspeksi: Ekspansi wajah menyeringai, merintih, menahan sakit.
- Rambut: Distribusi merata/tidak, warna, ketombe ada/tidak, kerontokan
ada/ tidak dan kebersihan rambut
- Mata: Simetris/tidak, pupil isokor, sclera ikterik/tidak, konjunctiva
anemis / tidak anemis.
- Hidung:Terdapat mukusa atau tidak, pernafasan cuping hidung.
- Telinga: Simetris,terdapat serumen atau tidak
23
g) Genetalia
24
B. Diagnosa Keperawatan Post Operasi
Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis terhadap respons pasien
terkait masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialami baik aktual maupun
potensial. Menurut buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI,2017)
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien post operasi dengan
hernia inguinalis adalah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
a. Definisi
Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan yang aktual ataupun fungsional, dengan onset yang
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3 bulan.
Data Subjektif :
Mengeluh nyeri
Data Objektif :
Tampak meringis
Bersikap protektif (waspada, posisi menghindari nyeri)
Gelisah
25
Frekuensi nadi meningkat
Sulit tidur
Tekanan darah meningkat
Pola napas meningkat
Nafsu makan berubah
Proses berpikir terganggu
Menarik diri
Berfokus pada diri sendiri
Diaforesis
26
B. Intervensi Keperawatan Post Operasi
Intervensi keperawatan pada pasien pre operasi menurut (SIKI,2018) dan
(SLKI,2018) adalah sebagai berikut :
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan Keperawatan
27
1. Nyeri akut Setelah di 1. Identifikasi lokasi, 1. Mengetah
berhubungan lakukan tindakan karakteristik, ui
dengan agen keperawatan maka durasi, frekuensi, kareakteri
pencedera tingkat nyeri kualitas dan stik nyeri
fisiologis menurun intensitas nyeri yang
operasi 2. Identifikasi skala dirasakan
(D.0077) dengankriteria hasil: nyeri oleh
a. Keluhan nyeri 3. Identifikasi respon pasien
menurun (5) nyeri secara 2. Mengetahu
b. Sikap protektif non verbal i tingkat
dan gelisah, 4. Berikan teknik nyeri untuk
meringis non farmakologis penentuan
menurun (5) untuk mengurangi dosis obat
c. Frekuensi nadi, nyeri (misalnya, jika
pola nafas dan terapi diperlukan
tekanan darah 3. Respons
membaik (5) relaksasinafas non
dalam, teknik verbal/eks
imajinasi presi
terbimbing, menunjuk
kompres kan
hangat/dingin) adanya
5. Kolaborasi nyeri yang
pemberian dirasakan
analgetik sebelum pasien
pembedahan, jika 4. Teknik
perlu Non
farmakolog
i
mambantu
mengurang
i nyeri
tanpa
pemberian
28
obat
5. Pemberia
n
analgetik
yang
berfungsi
unuk
meredakan/
mengurangi
nyeri
2. Resiko infeksi Setelah 1. Monitor 1. Kondisi
berhubungan karakteristik luka luka
dengan efek dilakukantindakan 2. Monitor tanda yang
prosedur keperawatan maka dan gejala infeksi baik
invasive tingkat resiko 3. Ganti balutan luka mengind
(D.0142) menurun sesuai jadwal ikasikan
4. Jelaskan tanda proses
dengankriteria hasil: dan gejala infeksi penyem
a. Kemerahan 5. Kolaborasi buhan
menurun(5) pemberian yang
b. Nyeri antibiotik, jika baik
menurun(5) perlu 2. Mengide
c. Bengkak ntifikasi
menurun(5) adanya
d. Demam infeksi
menurun(5) lebih
e. Kultur darah awal
membaik(5) agar
f. Kultur area tidak
luka memperl
membaik(5) ambat
proses
penyemb
uhan
luka
29
3. Ganti
balutan
secara
berkala
sesuai
jadwal
memba
ntu
menjag
a
kebersi
han
luka
dan
mening
katkan
proses
penyem
buhan
luka
4. Penjela
san
membe
rikan
tambah
an
inform
asi dan
Wawasan
terkait
tanda
dan
gejala
terjadi
nya
30
infeks
i
5.Antibi
otik
berf
ungs
i
untu
k
men
gatas
i
infek
si
dan
men
cega
h
infeksi
31
D. Implementasi Keperawatan Post Operasi
Impementasi keperawatan merupakan tahap dimana perawat melakukan
tindakan atau melaksanakan intervensi keperawatan post operasi yang telah disusun
sebelumnya. Adapun dapat terjadi perubahan sesuai dengan kondisi dan
perkembangan pasien dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Implementasi
keperawatan ini dilaksanakan untuk mencapai tujuan intervensi yang telah disusun.
Evaluasi keperawatan yang dilakukan adalah evaluasi proses dan hasil dari
tindakan implemantasi yang telah dilakukan oleh perawat yang mengacu pada tujuan
dan kriteria hasil yang sudah dibuat. Keberhasilan intervensi yang telah dilakukan
oleh perawat dapat dilihat dari hasil evaluasi. Evaluasi dibagi menjadi 2 (dua) tipe
menurut Suarni & Heni(2017)yaitu :
1. Evaluasi proses(formatif)
32
BAB 3
TINJAUAN KASUS
33
2. Keluhan utama
Adanya benjolan yang semakin membesar di bagian inguinalis .
34
6. Genogram 3 generasi
x x
Keterangan:
:Laki-laki
:Perempuan
X :Meninggal
: garis pernikahan
: garis keturunan
: pasien
35
7. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum:
Pasien tampak sakit ringan,kesadaran composmentis, GCS:15,
E:4 V:5 M:6
b) Tanda-tanda vital
TD: 106/85 mmHg, Suhu: 36,2 0C, Nadi:75x/menit,
RR:20x/menit, SaO2: 98%
c) Pemeriksaan Nyeri
P : Nyeri timbul bila sekitar bagian inguinal di tekan
60
:
1,60X1,60
60
:
2,56
36
Telinga: Simetris, telinga bersih, pendengaran baik
Bibir: Lembab,tidak ada stomatitis
- Palpasi: Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar
limfea pada leher
f) Dada
- Paru-paru
Inspeksi: Simetris, tidak terdapat tarikan otot bantu
pernafasan, tidak terdapat jejas, tidak menggunakan alat
bantu pernapasan
Palpasi: pengembangan kedua paru simetris, vokal
fremitus kanan dan kiri simetris
Perkusi: Sonor
Auskultasi: Suara nafas normal atau vesikuler,
whezzing(-),ronchi (-)
- Jantung
Inspeksi : Simetris, tidak ada jejas, tidak ada luka, tak
tampak ictus cordis
Palpasi: Iktus cordis teraba di ICS 6,nyeri tekan(-)
Perkusi:Pekak, melebar sampai ke ICS6
(Cardiomegaly)
Auskultasi : Suara jantung reguler, mur-mur (-),
gallop(-)
g) Abdomen
- Inspeksi: terdapat benjolan di area abdomen terutama pada
inguinalis, perut bulat, wajah meringis saat sekitar inguinal di
tekan
- Palpasi : nyeri tekan pada daerah sekitar inguinal, nyeri skala
4, nyeri seperti tertusuk, nyeri saat ditekan
- Perkusi: Timpani
- Auskultasi: Bising usus 7x/menit
h) Ekstremitas
- Ekstremitas atas: Simetris, tidak ada luka dan dapat
digerakkan dengan normal
37
- Ekstremitas bawah: Simetris, tidak ada edema, kaki terasa
pegal-pegal kadang kebas
- Kekuatan otot: 5 5
5 5
c) Pola eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum dirawat BAB di
rumah kadang1x sehari kadang 2 hari 1x, BAK
±6x sehari
38
Saat sakit: Pasien mengatakan belum BAB sejak masuk RS,
BAK± 3x hari ini, pasien tidak terpasang DC
39
akan menggunakan baju tipis jika dingin
menggunakan baju yang tebal agar suhu tubuh
tetap hangat
Saat sakit : Pasien mengatakan saat di rumah sakit karena
menggunakan AC lebih sering menggunakan
selimut yang disediakan, namun bila panas
/gerah tidak akan menggunakan selimut
40
RS dan juga dengan pasien serta keluarga pasien
yang berada satu kamar dengan pasien
41
Saat sakit : Pasien mengatakan nyeri skala 4 saat
ditekan / tertekan dibagian sekitar inguinal.
Pasien mengatakan merasa cemas dengan
tindakan operasi yang akan dilakukan.Hal ini di
buktikan dengan total skor HARS (Halmiton
Rating Scale For Anxiety) yang berjumlah
dengan intepretasi 15 mengalami kecemasan
(kecemasan ringan)
9. Data Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan di lakukan pada tanggal 15 Juni2022
HEMOSTATIS
Pembekuan/CT 6.00 Menit 2-6
Perdarahan/BT 1.30 Menit 1-3
KIMIA
Gula Darah Sewaktu H 131 mg/dL 75-110
42
No JenisPemeriksaan Hasil
1. Pemeriksaan imunoserologi SARSCoV Negatif
Antigen
2. Pemeriksaan imunoserologi AntiHIVStik Negatif
3. Pemeriksaan imunoserologi HbsAgStik Negatif
b) Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan pada tanggal 9 Juni2022
Pemeriksaan USG Abdomen
Kesan:
Cystitis kronis (7.7mm)
BPH (27,91cc,29,31 gr)
Tampak penonjolan bowel loop regio inguinal kanan ,pada valsava
manuver +/- defek 9 mm hernia inguinal kanan tak dapat
disingkirkan.
c) Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan pada tanggal 15 Juni 2022
PemeriksaanEKG(Elektrokardiografi)
Kesan:
NSR
43
B. Analisis Data
Berdasarkan dari hasil pengkajian yang telah dilakukan didapatkan analisis
data pre operasi sebagai berikut:
Kemungkinan
No Data Masalah penyebab/
faktorrisik
o
1. Data Subjektif: Ansietas Krisis
- Pasien mengatakan situasional
cemas akan adanya (operasi)
operasi (kecemasan (D.0080)
sedang)
Data Objektif:
Pasien tampak cemas
(skor HARS: 15)
- Kesadaran:
composmentis,
GCS:15,E:4 V:5 M:6
- TD:106/85 mmHg
- Suhu:36,20C
- Nadi:75x/menit
- RR:20x/menit
- SaO2:98%
44
Data Objektif:
- Keadaan umum:
Pasien tampak sakit
ringan
- Kesadaran:
composmentis,
GCS:15,E:4 V:5 M:6
- TD:106/85 mmHg
- Suhu:36,20C
- Nadi:75x/menit
- RR:20x/menit
- SaO2:98%
- Palpasi : terdapat nyeri
tekan pada daerah
sekitar inguinalis
- Pasien tampak
meringis ketika area
Inguinal ditekan
45
D. Intervensi Keperawatan Pre Operasi
Intervensi berdasarkan SIKI (2018) dan SLKI (2018):
No Tujuan dan Kriteria Rencana Rasional
Hasil
1. Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tingkat 1. Mengetahui
keperawatan maka tingkat ansietas. tingkat ansietas
ansietas 2. Monitor tanda-tanda yang dialami
Menurun dengan kriteria ansietas oleh pasien
hasil: 3. Ciptakan suasana 2. Tanda-tanda
- Verbalisasi khawatir teraupetik untuk ansietas
akibat kondisi menumbuhkan mempengaruhip
yang di hadapi cukup kepercayaan erubahan status
menurun(4) 4. Dengarkan pasien hemodinamikap
- Perilaku tegang dan dengan penuh asien
gelisah cukup perhatian 3. Suasana yang
menurun (4) 5. Jelaskan prosedur, terapeutik
- Pucat dan termasuk sensasi membantu
tremor cukup
yang mungkin mengurangi
menurun(4)
- Frekuensi pernapasan, dialami kecemasan
nadi,dan tekanan 6. Anjurkan keluarga 4. Pasien dapat
darah cukup menurun untuk tetap bersama lebih leluasa
(4) pasien, jika perlu untuk
7. Kolaborasi menyampaikan
u dengan
penjelasan yang
lengkap dan
jelas .
47
E. Implementasi Keperawatan Pre Operasi
TTD
No Diagnosa Implementasi Respons
Tanggal/ Nama
jam terang
O:
- Pasien sudah puasa
- Pasien tampak meringis
jikan yeri
-TD :106/85 mmHg
- N : 75 x/menit
- RR : 20x/menit
-S: 36,20C
50
-SaO2 : 98%
51
3.2 Asuhan Keperawatan Post Operasi
A. Pengkajian Keperawatan Post Operasi
Pengkajian post operasi dilakukan pada tanggal 16 Juni 2022 pukul
08.00 WIB di Ruang Bethesda Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka post operasi.
3. Laporan Operasi
Diagnosa pre-Operasi :Hernia inguinalis
Diagnosa post-Operasi :Hernia inguinalis
52
Nama P Tanggal Operasi : 15 Juni 2022
Jam Operasi Dimulai : 18.33 WIB
Jam Operasi Selesai : 20.00 WIB
Lama Operasi : 1 ,5 jam
Jenis Anestesi :Anestesi spinal
Pasien operasi tanggal 15 Juni 2022, lalu tiba di ruang operasi
jam 18.00 WIB, mulai anestesi jam18.20 WIB, operasi dimulai pukul
18.33 WIB sampai dengan 20.00 WIB,jenis tindakan hernioraphy,
klasifikasi luka bersih, posisi pasien supine. Di ruang pemulihan
(Recovery room) kesadaran pasien DPO (dalam pengawasan obat),
Aldrete skor 10 obat analgetik forgesik 50mg, pasien menggunakan
anastesi spinal, pasien dianjurkan untuk bedrest selama 24 jam, dari
tanggal 15 Juni 2022 pukul 20 .00 WIB sampai tanggal 16 Juni 2022
pukul 20.00WIB.
4. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Pasien tampak sakit sedang, akral hangat, nadi kuat,nafas spontan
b) Kesadaran: Composmentis
c) Tanda –tanda vital
Tekanan darah: 115/73mmHg, nadi:83x/menit,suhu:36,80C,
SaO2:98%,RR: 20x/menit, score nyeri: 4 pada luka post operasi
d) Pemeriksaan Nyeri
P : Nyeri timbul bila pasien bergerak/merubah posisi
Q: Nyeri seperti disayat-sayat
R : Nyeri pada bagian perut di sekitar inguinalis
S: Nyeri skala4
T:Nyeri hilang timbul ketika bergerak
e) Pemeriksaan Fisik
Wajah dan Mata
Inspeksi : pasien tampak meringis ketika terasa nyeri,
konjungtiva tidak anemis
53
Abdomen
Inspeksi : Terdapat balutan luka operasi di bagian inguinalis,
balutan luka operasi tidak ada rembesan dan bersih.
Auskultasi: bising usus 5x/menit
Palpasi: Terdapat nyeri tekan pada perut sekitar
inguinalis
b) Pola eliminasi
BAB: Pasien mengatakan belum BAB sejak di RS 2 hari
BAK : Pasien mengatakan setelah operasi pasien baru bisa BAK
saat pagi tadi sebanyak 2 kali
54
c) Pola kebutuhan aktivitas dan latihan
Pasien mengatakan sudah bedrest sampai dengan pukul 20.00,
kemudian pasien dianjurkan untuk mobilisasi bertahap miring
kanan dan kiri lalu duduk kemudian jalan jika sudah mampu.
6. Terapi Medis
No NamaObat Dosis Indikasi Rute
1. Anbacim 1 gr Antibiotik untuk Drip
(2x1) mengatasi infeksi bakteri
gram positif/negatif,
kadang dijadikan sebagai
profilaksis pada infeksi
abdomen, jantung dan
lain-lain
55
2. Ketorolac (3x1 amp) Obat anelgesik yang IV
digunakan untuk
mengurangi nyeri
ringan seperti nyeri
Post operasi
Pemberian obat
Tanggal Tanggal
Namaobat Dosis 16/06/202 17/06/202
1 1
P S M P S M
Anbacim 1 gr 08.54 20.00 - 08.34 - -
(dalam ns
100)
Antrain 1 gr - 16.00 23.59 08.34
56
A. Analisis Data
Berdasarkan dari hasil pengkajian yang telah dilakukan didapatkan
analisis data post operas isebagai berikut:
Kemungkinan
No Data Masalah penyebab/
faktorrisik
o
1. DataSubjektif: NyeriAkut Agen pencedera fisiologis
operasi
- Pasien mengatakan
Nyeri pada luka post
operas idibagian
inguinalis,nyeri skala4,
nyeri seperti disayat,
nyeri saat bergerak
Data Objektif:
- Keadaan umum:
pasien tampak sakit
sedang, akral hangat,
nadi kuat,nafas spontan
- Kesadaran: CM
- TD:115/73 mmHg
- N:83x/menit
- S:36,80C
- SaO2:98%
- RR:20x/menit
- Pasien tampak
meringis saat nyeri
- Nyeri tekan disekitar luka
post operasi
57
- Terdapat balutan luka
operasi di bagian
inguinalis.
- Balutan luka operasi
tidak ada rembesan dan
bersih.
- Terdapat nyeri tekan
pada perut sekita
inginalis.
- Hasil pemeriksaan lab
tanggal 15/06/2022:
Lekosit :
5.9010^3/ul
58
nyeri menurun dengan kriteria karakteristik, nyeri yang
hasil: durasi, frekuensi, dirasakan oleh
- Keluhan nyeri menurun kualitas, skala dan pasien dan
(5) intensitas nyeri membantu
- Sikap protektif dan 2. Identifikasi penentuan dosis
gelisah, meringis respon nyeri obat jika
menurun (5) secara nonverbal diperlukan
59
2. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor 1. Kondisi luka yang
keperawatan maka tingkat karakteristik luka baik
resiko menurun dengan 2. Monitor tanda dan mengindikasikan
kriteria hasil: gejala infeksi proses
- Kemerahan menurun(5) 3. Ganti balutan luka penyembuhan
- Nyeri menurun (5) sesuai jadwal yangbaik
60
61
- Kultur area luka Perlu Proses
membaik(5) penyembuhan luka
6. Ganti balutan secara
berkala sesuai
jadwal membantu
menjaga kebersihan
luka dan
meningkatkan
proses
penyembuhan luka
7. Penjelasan
memberikan
tambahan
informasi dan
wawasan terkait
tanda dan gejala
terjadinya infeksi
8. Antibiotik
berfungsi untuk
mengatasi infeksi
dan mencegah
infeksi
62
2. 16/12/2021 Nyeri akut Memberikan obat S:
08.59 analgesik - Pasien
Ketorolac secara mengatakan Zr.Sya’adah
IV nyeri berkurang
setelah
mendapatkan
obat pengurang
nyeri
O:
- Pasien tampak
tenang
- Tidak ada tanda
alergi obat
3 16/06/2022 Risiko infeksi Memberikan S:
08.59 terapi antibiotik Zr.Sya’adah
- Pasien
Anbacin 1 gr
mengatakan
dalam Ns
tidak ada reaksi
100 secara drip
alergi selama
obat diberikan
O:
- Obat diberikan
secara drip
- Aliran infus
lancar
- Tidak ada reaksi
alergi pada
pasien
A : Pasien masih
mengalami risiko
infeksi
P:Lanjutkan
Intervensi sesuai dx
Risikoinfeksi
(D.0142)
63
4. 16/12/2021 Nyeri akut Memonitor tanda- tanda S:
09.15 vital pasien - Pasien mengatakan
nyeri sudah Zr.Sya’ada
h
berkurang karena
sudah diberiobat
O:
- Pasien tampak
tenang
-TD : 110/60
mmHg
-S : 370C
- N : 81x/menit
- RR: 20x/menit
-SaO2:98%
64
edukasi dengan
baik
A:Pasien masih
mengalami nyeri
akut
P:Lanjutkan
intervensi sesuai dx
Nyeri akut
(D.0077)
65
-Pasien
kooperatif
selama
penggantian
Balutan
66
8 17/06/2022 Nyeri akut Memonitor tanda- S:
09.00 tanda vital - Pasien
mengatakan Zr.Sya’adah
nyeri sudah
berkurang
menjadi skala
2 bila bergerak
dan bila sedang
istirahat tidak
nyeri
O:
- Pasien tampak
tenang
-TD : 104/67
mmHg
- N : 78x/menit
-S :36,30C
- RR:20x/menit
-SaO2: 97%
67
di sayat dan
hilang timbul
- Pasien
mengatakan tidak
nyeri bila
istirahat hilang
timbul
O:
- Pasien tampak
tenang jika
Nyeri tampak
meringis
- Pasien sudah
dapat duduk dan
berjalan dengan
Baik
68
- N : 78x/menit
- RR: 20x/menit
-SaO2 : 97%
A:Tujuan tercapai sebagian
P:Lanjutkan program post operasi
69
diberikan sesuai program
A:Tujuan tercapai sebagian
P:Lanjutkan penatalaksanaan
post operasi: ganti balutan
Setiap 2 hari
BAB 4
70
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pre dan post operasi pada
pasien Tn R dengan hernia inguinalis dextra dengan tindakan hernioraphy di
Ruang Perawatan Bethesda Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus yang
dilakukan selama tiga hari pada tanggal 15 Juni 2022 sampai dengan 17 Juni
2022. Penulis melakukan asuhan keperawatan pre dan post operasi secara
komprehensif mulai dari tahapan pengkajian, intervensi, implementasi, sampai
dengan evaluasi.
Dari asuhan keperawatan kelolaan pre dan post operasi tentang penyakit
hernia inguinalis dapat disimpulkan bahwa terdapat tindakan-tindakan
keperawatan yang cukup efektif untuk mengurangi masalah keperawatan pada
pasien seperti tingkat ansietas pasien berkurng , nyeri pasien berkurang, dan
dapat menangani resiko infeksi pada pasien yang dilakukan operasi.
4.2 Saran
Adapun saran dari penulis untuk berbagai pihak yang akan memberikan
asuhan keperawatan selanjutnya yaitu sebagai berikut:
a. Bagi Rumah Sakit
Dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien hernia inguinalis
dextra dengan pre dan post operasi tindakan hernioraphy secara
komprehensif serta diharapkan mampu meningkatkan pelayanan
sebagai layanan kesehatan serta mampu meningkatkan mutu pelayanan
yang optimal
b. Bagi penulis
Laporan asuhan keperawatan kelolaan pre dan post operasi ini dapat
menjadi bahan referensi dalam melakukan pemberian asuhan pada
pasien dengan hernia inguinalis , laporan ini masih banyak kekurangan,
sehingga penulis berharap laporan ini dapat digunakan sebagai evaluasi
dan dapat dijadikan acuan dalam proses pembuatan laporan selanjutnya.
71
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat,WimDeJong,1997,BukuAjarIlmuBedah,edisirevisi,penerbit EGC,
Jakarta.
DoengesMarylinnE,2000.MoorhouseMaryFrances,geisslerAlice.RencanaAsuhanKeper
awatan, (Edisi 3), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
72
LAMPIRAN
Lampiran 1
Nomor Responden 1
Nama Responden : Tn. R
Tanggal Pemeriksaan : 15 JUNI 2022 pukul 16.00 WIB
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
√
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
73
2 Ketegangan √
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gemetar
- Gelisah
3 Ketakutan √
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4 Gangguan Tidur √
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan √
- Sukar Konsentrasi
- Daya Ingat Buruk
6 Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
74
7 Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil
8 Gejala Somatik (Sensorik) √
- Tinitus
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
- Perasaan ditusuk-Tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler √
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
- Detak Jantung Menghilang
(Berhenti Sekejap)
10 Gejala Respiratori √
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak
11 Gejala Gastrointestinal √
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung
75
- Mual
- Muntah
- Buang Air Besar Lembek
- Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12 Gejala Urogenital √
- Sering Buang Air Kecil
- Tidak Dapat Menahan Air Seni
- Amenorrhoe
- Menorrhagia
- Menjadi Dingin (Frigid)
- Ejakulasi Praecocks
- Ereksi Hilang
- Impotensi
13 Gejala Otonom √
- Mulut Kering
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
14 Tingkah Laku Pada Wawancara √
- Gelisah
- Tidak Tenang
- Jari Gemetar
- Kerut Kening
- Muka Tegang
- Tonus Otot Meningkat
- Napas Pendek dan Cepat
- Muka Merah
Score = 15 (ada kecemasan)
76
Lampiran 2
Metode : Demostrasi
Rencana evaluasi :
77
Sumber :
Roosyidah, HF., Palupi, SAD., Fauziyah, NE. (2018). Perawatan Luka Post
Operasi di Rumah. Retrieved from :
https://www.academia.edu/37498032/SAP_POST_OPERASI_docx
78
MATERI SAP
3. Komplikasi
a. Terjadinya infeksi
b. Luka lama sembuh
c. Klien menjadi demam
d. Nekrosis jaringan
79
b. Rutin membersihkan luka. Pembersihan luka dilakukan kurang lebih
1x sehari jika keadaan balutan rembes atau kotor atau 2 hari sekali.
c. Cucilah dan bersihkan luka dengan cairan saline (seperti NaCl).
d. Gantilah verban bila verban terkena basah.
e. Oleskan salep antibiotik yang dianjurkan oleh dokter.
f. Gunakan pakaian yang longgar dan juga nyaman untuk menghindari
terjadinya iritasi karena tekana dan gesekan
g. Konsumsi obat-obatan dan vitamin sesuai saran dokter. Tetap
konsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter Anda untuk
mempercepat penyembuhan luka bekas operasi. Berkonsultasilah
dengan dokter jika diperlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri
81
Lampiran 3
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106