Anda di halaman 1dari 3

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran dengan tujuan untuk mendorong peserta didik aktif dalam
mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Dari dulu sampai sekarang pendidikan merupakan topik pembahasan yang tiada
habisnya untuk dibahas, karena pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat.
Begitu luas dan banyaknya faktor yang mempengaruhi proses pendidikan tidak
menghambat para ahli dan peneliti untuk memperbaiki dan menjadikan dunia pendidikan lebih
baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah dengan cara
melalui perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses
belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Proses belajar mengajar di sekolah tidak luput dari peran guru dan siswa. Guru sebagai

pemimpin dalam proses pengajaran, berperan dalam mempengaruhi atau memotivasi siswa agar

mau melakukan pekerjaan yang diharapkan sehingga pekerjaan guru dalam mengajar menjadi

lancar, murid mudah paham dan menguasai materi pelajaran sehingga tercapai tujuan

pengajaran. Maryono dan Trisngati ( 2011) menyatakan bahwa hal itu tidak dapat dipungkiri

bahwa proses belajar mengajar di dalam kelas muncul cenderung menjadi pasif , pembelajaran

lebih terfokus pada guru dan siswa masih tergantung pada guru , dapat dilihat dari tendencing

dari kebanyakan guru yang aktif dalam berbicara di depan kelas sehingga siswa mendapatkan

membosankan , mengantuk dan mengganggu siswa lain .

Apalagi dalam hal belajar bahasa inggris, banyak kendala yang diperoleh siswa dalam

bidang studi ini. Berangkat dari kurangnya minat siswa dalam belajar bahasa inggris, waktu dan

tempat yang tidak sesuai, serta sarana dan prasarana yang tidak mendukung. Selain itu,

minimnya pengetahuan siswa dalam berbahasa inggris, serta kurang sadarnya siswa akan

pentingnya belajar bahasa inggris. Semua itu disebabkan oleh minimnya kemampuan guru dalam

mengajar.
Oleh sebab itu, diperlukan keahlian khusus atau peran seorang guru dalam mempengaruhi

siswa untuk belajar bahasa inggris. guru memegang peranan penting dalam memberikan gairah,

semangat dan rasa senang dalam belajar bahasa inggris sehingga yang mempunyai motivasi

tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar bahasa inggris.

“Siswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnya dan sangat

sedikit pula kesalahan dalam belajarnya”(Palardi, 1975).

Berbagai teori dalam belajar bahasa inggris telah dikemukakan namun seringkali gagal.

Siswa tetap tidak memiliki keinginan dalam belajar bahasa inggris, yang nampak melalui nilai-

nilai akademik, banyaknya siswa-siswi yang membolos sekolah pada saat jam pelajaran bahasa

inggris hingga menimbulkan banyak masalah. Contohnya; tawuran diantara siswa.

Hal ini membuat para guru bahasa inggris menjadi serba salah dalam bertindak, karena

merasa telah melaksanakan berbagai cara ataupun teori belajar bahasa inggris namun hasil yang

dicapai tidak kunjung terlihat. Sehingga seringkali timbul kesan bahwa guru-guru bahasa inggris

di Indonesia adalah guru yang memiliki kemampuan minim. Padahal bila dibuktikan akan

terlihat bahwa banyak guru bahasa inggris di Indonesia adalah guru-guru yang memiliki

kompeten tinggi dalam dunia pendidikan.

Saat ini yang sering menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara yang terbaik yang harus

dilakukan oleh seorang guru bahasa inggris agar ia dapat melaksanakan fungsinya sebagai

seorang guru dalam mata pelajaran bahasa inggris. Oleh sebab itu kami mengangkat

judulhubungan antara kemampuan guru dalam mengimplementasikan kompetensi dasar

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa inggris kelas dua di MTs. Negeri

Tilamuta.
Guru sebagai personel yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan
sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti berkembangnya konsep-konsep baru dalam
dunia mengajar. Guru di tuntut untuk bagaimana dapat mengelola proses belajar mengajar dan
pendekatan keterampilan proses belajar.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 ditegaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari pengertian
pendidikan dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa pendidikan bertujuan untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.
Dalam dunia pendidikan guru memegang peranan penting, karena guru salah satu yang
terlibat langsung dalam pembentukan dan pengembangan intelektual dan kepribadian siswa. Oleh
karena itu, guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan dijadikan tokoh identitas diri, dengan
demikian guru harus memilki perilaku, keterampilan dan kemampuan yang memadai untuk
melaksanakan tugasnya dengan baik.
Salah satu komponen dari pendidikan adalah pembelajaran yang ada di sekolah yang
meliputi beberapa bidang studi atau mata pelajaran yang sudah diajarkan sejak anak masih
menduduki bangku sekolah dasar sampai jenjang tertinggi yakni perguruan tinggi. Dimana salah
satu mata pelajaran tersebut adalah pendidikan kewarganegaraan.
Keterampilan guru di MAN 3 Jakarta sangat beragam dalam melakukan kegiatan proses
belajar dan mengajar dalam pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan. Hal ini peneliti ketahui
karena peneliti merupakan pengajar pembelajaran pada saat PPL disekolah tersebut.
Peneliti ini ingin berupaya untuk mendapatkan data empiris mengenai hubungan antara
keterampilan dasar guru dalam mengajar dengan hasil belajar PKn siswa.

Anda mungkin juga menyukai