KLIPING
HELARAN BUDAYA KABUPATEN CIANJUR
dalam Menyambut HUT RI ke – 77
Di susun oleh :
Intan
Sri Handrayani
Eka Damayanti
Nabila Syahrani
Nova Tazkia Fitri
Naila Khoerunisa
Siti Aisyah Salsabila
Siti Nuraisah
XII Grafika
Indonesia yang terdiri dari banyak pulau menjadikannya kaya akan keberagaman suku, adat, dan
kebudayaan. Kesenian yang merupakan bagian penting dari kebudayaan berkaitan erat dengan
sistem sosial masyarakat setempat. Kesenian diartikan sebagai perilaku atau aktivitas yang
dikembangkan oleh masyarakat melalui berbagai bentuk, serta memiliki estetika tersendiri.
Wujud kesenian tersebut dapat dilihat dalam Kuda Kosong di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Kuda Kosong merupakan kesenian asli Cianjur yang digelar satu tahun sekali pada saat hari jadi
kabupaten Cianjur, yakni 12 Juli atau pada saat memperingati hari kemerdekaan Republik
Indonesia.
Kuda Kosong merupakan kuda dengan postur tubuh yang besar, dibalut dengan kain hijau. Kuda
tersebut berjalan dengan dikawal dua orang berbaju putih. Meskipun tidak ada orang yang
menaiki kuda tersebut atau kosong, tetapi kuda ini berjalan seolah-olah sedang ditunggangi.
Hadirnya Kuda Kosong berkaitan erat dengan sejarah berdirinya Kabupaten Cianjur. Pada
masa itu, sedang berlangsung kepemimpinan Raja Mataram. Saat itu, Raja Mataram mengetahui
bahwa terdapat daerah kecil yang sedang dibangun, yakni Cianjur. Raja Mataram pun
mengirimkan surat kepada pemimpin Cianjur untuk menyerahkan upeti ke raja Mataram.
Raja Mataram memberikan balasan dengan keris, kuda kerajaan, dan pohon Saparantu kepada
pemimpin Cianjur. Kuda tersebut dibawa Aria dengan dituntun atau tidak ditunggangi,
dikarenakan untuk memberikan rasa hormat kepada pemimpin Cianjur saat itu. Setelah sampai di
Cianjur, kuda tersebut diarak mengelilingi kota dan menjadi sebuah kebanggaan bagi Kabupaten
Cianjur.
Kuda yang dibawa pulang itu tanpa ditunggangi, hingga akhirnya disebut sebagai kuda kosong.
Namun, masih banyak masyarakat Cianjur yang memaknai Kuda Kosong dengan sesuatu yang
mistis. Beberapa masyarakat meyakini bahwa kuda tersebut ditunggangi oleh Suryakencana.
Menurut beberapa masyarakat, Suryakencana merupakan anak dari hasil pernikahan Raden Aria
Wira Tanu (Dalem Cikundul) dengan jin. Mereka percaya bahwa Suryakencana sering hadir dan
duduk di Kuda Kosong tersebut. Walaupun sebagian masyarakat merasa hal ini kedengarannya
tidak rasional, tetapi kita sebagai masyarakat harus menghormati adat dan kepercayaan orang lain.
Kesenian Kuda Kosong ini pernah dilarang untuk dipertunjukan pada tahun 1998--2006 oleh
pemerintah Kabupaten Cianjur. Hal itu disebabkan sebagian besar masyarakat Cianjur masih
mengartikan Kuda Kosong dengan hal mistis dan gaib.
HELARAN BUDAYA KABUPATEN CIANJUR
dalam Menyambut HUT RI ke – 77
Akan tetapi, pada tahun 2006, saat masa kepemimpinan Bupati Tjetjep Muchtar Soleh, pemerintah
daerah bermusyawarah dengan para ulama dan budayawan untuk membahas kesenian Kuda
Kosong tersebut. Alhasil, kesenian Kuda Kosong dapat dipertunjukan kembali dengan
menghilangkan sifat-sifat mistik.
Masih berkaitan dengan hal yang gaib, sebagian masyarakat meyakini bahwa yang bertugas
menuntun Kuda Kosong hanyalah orang-orang tertentu saja. Namun, faktanya siapa saja boleh
bertugas sebagai penuntun Kuda Kosong. Asalkan penuntun tersebut telah memahami dan
mengenal watak dari kuda, agar kuda merasa nyaman dan tidak berontak atau kabur ketika
pertunjukan.
Dalam pelaksanaan kesenian Kuda Kosong juga melibatkan berbagai peralatan dan perlengkapan.
Peralatan dan perlengkapan tersebut meliputi aksesoris kuda untuk menghiasi kaki, dan kepala
kuda serta bunga warna-warni di bagian badan kuda.
Terdapat pula payung yang digunakan untuk memayungi kuda agar kuda tidak kepanasan. Jika
kuda kepanasan, kuda dapat ngamuk dan berontak. Kesenian Kuda Kosong dilakukan dengan
beberapa tahap.
Pada tahap pertama adalah memandikan kuda agar kuda tampak bersih dan tidak bau. Tahap
selanjutnya adalah berdoa yang dilakukan pada sore hari satu hari sebelum kesenian berlangsung,
dengan memohon pertunjukan di esok hari akan berjalan dengan lancar.
Tahap ketiga adalah tasawul, dilaksanakan setelah sholat isya yang bertujuan untuk mendoakan
para leluhur yang telah meninggal. Kemudian, prosesi penyalaan dupa. Pada pagi hari sebelum
pawai Kuda Kosong dilaksanakan, para pemimpin pawai akan menyalakan dupa dengan tujuan
untuk wewangian. Setelah keempat tahapan tersebut, barulah pawai akan diselenggarakan pada
sekitaran jalan di Kabupaten Cianjur.*
HELARAN BUDAYA KABUPATEN CIANJUR
dalam Menyambut HUT RI ke – 77
HELARAN BUDAYA KABUPATEN CIANJUR
dalam Menyambut HUT RI ke – 77
HELARAN BUDAYA KABUPATEN CIANJUR
dalam Menyambut HUT RI ke – 77
HELARAN BUDAYA KABUPATEN CIANJUR
dalam Menyambut HUT RI ke – 77
HELARAN BUDAYA KABUPATEN CIANJUR
dalam Menyambut HUT RI ke – 77