Anda di halaman 1dari 2

PEMELIHARAAN AL-QUR’AN PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW.

Al-Qur’an turun pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW. Pada tanggal 17
Romadhon yaitu pada saat nabi berusia 41 tahun. Surat yang pertama kali turun adalah
Al-Alaq ayat 1-5 dan yang terakhir turun adalah surah Al-m-Maidah ayat 3. Proses
turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Semasa Nabi
Muhammad masih hidup beliau telah memiliki beberapa pencatat wahyu, diantaranya
adalah Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar As Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan,
dan Ali bin Abi Tholib), Muawiyah, Zaid bin Tsabit, Khalid bin Walid, Ubay bin ka'ab, dan
Tsabit bin Qies. 
Setiap kali Wahyu turun, Rasulullah memanggil beberapa sahabat dan
memerintahkan salah seorang di antara mereka untuk menuliskannya dan sekaligus
memberitahukan kepada mereka di mana ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan itu harus
diletakkan. Untuk menghindari tercampurnya Al-Qur’an dengan yang lainnya maka
Rasulullah SAW memerintahkan kepada para sahabat untuk tidak menuliskan sesuatu
selain Al-Qur’an. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu
Sa'id Al-Khudri RA. bahwasannya Rasulullah bersabda: “janganlah kalian tulis
(sesuatu)  dariku. Dan barang siapa yang telah menulis dariku selain Al-Qur’an
hendaklah dihapus”. 
Pola pengumpulan Al-Qur’an pada masa Rasulullah SAW masih sangat
sederhana. Adapun alat tulis yang dipergunakan para sahabat pada waktu itu sangat
beraneka ragam, Antara lain al-Riqa (jamak dari ruq’ah, Yang berarti lembaran kulit,
lembaran daun, atau lembaran kain), al-Usb (pelepah kurma), al-likhaf (batu-batu yang
tipis), al-karanif (kumpulan pelepah kurma yang lebar), al-aktab (Kayu yang diletakkan
kan di punggung unta sebagai Alas untuk ditunggangi), al-aktaf (Tulang kambing atau
tulang unta yang lebar ), dan lain sebagainya. 
Pengumpulan dan penulisan ayat-ayat Al-Qur’an pada masa Rasulullah SAW
masih berserakan dan belum terkumpul dalam satu mushaf seperti sekarang, namun
demikian semuanya telah ditulis dan mencakup tujuh huruf. Ada beberapa sebab
Mengapa pada masa Nabi SAW Al-Qur’an belum ditulis dan dibukukan menjadi satu
mushaf, diantaranya: 
1. Para penghafal di kalangan sahabat masih banyak jumlahnya
2. Nabi masih selalu menunggu akan turunnya wahyu dari waktu ke waktu
3. Kemungkinan adanya ayat Al-Qur’an yang  menasakh berapa ketentuan hukum
yang telah turun sebelumnya. 
Suhuf Alquran yang masih dalam keadaan demikian itu tu dikumpulkan di rumah
Rasulullah SAW di sisi lain para sahabat juga memiliki mushaf sendiri di samping
hafalannya. Sehingga kalau kita membaca beberapa pernyataan-pernyataan, yang
terdapat dalam kitab shahih Al Bukhari, shahih Al Muslim,  Tahdzib al-Tahdzib, dan
kitab lainnya, maka jumlah salinan Al-Qur’an pada masa Rasulullah SAW paling tidak
mencapai 15 salinan. Setelah wafatnya Rasulullah SAW jumlah salinan Al-Qur’an
tersebut semakin bertambah banyak sehingga sebelum masa pemerintahan Khalifah
Usman bin Affan sudah terdapat beribu-ribu salinan Al-Qur’an. Dengan demikian, maka
akan terjadi saling kontrol antara mushaf yang berada pada sahabat dengan suhuf yang
berada di rumah Rasulullah SAW yang juga dikuatkan oleh hafalan para sahabat.
sehingga Al-Qur’an akan selalu tetap terjaga keauuthentickan dan kemurniannya
sebagaimana janji Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Hijr/15:9, yang artinya:
“Sesungguhnya kami telah menurunkan Al-Dzikra (Al-Qur’an) dan sesungguhnya kami
juga lah yang menjaganya.

Anda mungkin juga menyukai