Anda di halaman 1dari 4

MUSIK KLASIK

Merupakan istilah luas yang biasanya mengarah pada musik yang dibuat di atau berakar dari
tradisi seni Barat, dan musik orkes, mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-
21.[1]
Musik klasik Eropa dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan musik populer terutama oleh
sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak sekitar abad ke-16.[2] Notasi musik barat
digunakan oleh komponis untuk memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi
nada, kecepatan, metrum, ritme individual, dan pembawaan tepat suatu gubahan musik. Hal
ini membatasi adanya praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi ad libitum yang
sering didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan musik klasik India dan musik
tradisional Jepang) maupun musik populer.[3][4][5]

MUSIK JAZZ
Jazz ([Jes]) adalah aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal abad ke-
20 dengan akar-akar dari musik Afrika dan Eropa. Musik  jazz banyak
menggunakan gitar, trombon, piano, trompet, dan saksofon. Elemen penting dalam jazz
adalah blue notes, improvisasi, polyrhythms, sinkopasi, dan shuffle note.

ALIRAN MUSIK POP


Musik Pop adalah sebuah genre musik populer yang berasal dari bentuk modernnya di
Amerika Serikat dan Inggris pada pertengahan 1950-an.[4] Istilah "musik populer" dan "musik
pop" sering digunakan secara bergantian, meskipun yang pertama menggambarkan semua
musik yang populer dan mencakup banyak gaya yang beragam. "Pop" dan "rock" adalah
istilah yang hampir identik dengan musik pop sampai akhir 1960-an, ketika mereka menjadi
semakin berbeda satu sama lain.
Meskipun banyak dari musik yang muncul di tangga lagu rekaman dipandang sebagai musik
pop, genre ini dibedakan dari musik tangga lagu. Musik pop sering meminjam elemen dari
gaya lain seperti urban, dance, rock, Latin, dan country; meski demikian, terdapat banyak
elemen inti yang menentukan musik pop. Faktor-faktor pengidentifikasian jenis musik ini
meliputi umumnya lagu yang ditulis dengan durasi pendek hingga sedang dalam format
dasar, serta penggunaan pengulangan paduan suara, nada melodi, dan kait yang umum.
ALIRAN MUSIK DANGDUT
Dangdut merupakan salah satu dari genre musik populer tradisional Indonesia yang
khususnya memiliki unsur-unsur musik Hindustani (India Utara), Melayu, dan Arab. Dangdut
memiliki ciri khas pada dentuman tabla (alat musik perkusi India) dan gendang.[2][3] Dangdut
juga sangat dipengaruhi dari lagu-lagu musik tradisional India dan Bollywood.
Awalnya musik dangdut dikenal dengan nama "orkes Melayu". Kemudian, dangdut
dipengaruhi musik India melalui film Bollywood yang dibawakan oleh Ellya Khadam dengan
lagu "Boneka India", sehingga terlahir sebagai Dangdut pada tahun 1968 dengan tokoh
utama Rhoma Irama. Dalam evolusi menuju bentuk musik kontemporer, sekarang masuk
pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok
dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia pada akhir tahun 1960-an membuka
masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan
juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam
bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap
pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung,
gambus, rok, reggae, pop, bahkan musik dansa elektronik ( house dll ). "Dangdut rohani"
dapat dianggap sebagai arah lirik khusus ( misalnya, album Haji oleh Rhoma Irama ).
Pengaruh India juga sangat kuat didalam genre musik dangdut ini, melainkan dari gaya
harmoni dan instrumen, juga dipopulerkan dengan lagu-lagu dangdut klasik yang bertema
India yang dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi dangdut populer seperti Rhoma Irama
dengan lagunya yang berjudul Terajana, Mansyur S. dengan lagunya yang
berjudul Khana, Ellya Khadam dengan lagu Boneka India dan Via Vallen dengan lagu
berjudul Sayang menjadikan musik dangdut lebih dikenal lagi saat ini.
Dangdut sebenarnya telah menjadi musik rakyat di Indonesia dan mengungguli aliran musik
lain dalam popularitas:[2][3] orang-orang suka menyanyikan lagu-lagunya dengan karaoke,
baik untuk diri sendiri maupun saat perayaan se-keluarga, pegawai di kantor-kantor
pemerintahan pusat melakukan senam dengan musiknya sebelum mulai bekerja, dan
sebagainya. Selain di Indonesia dangdut cukup popular pula di Malaysia, meliputi sejumlah
nama pedangdut dari Indonesia.[4][5]

Musik Perkusi
Instrumen perkusi pada dasarnya merupakan benda apapun yang dapat
menghasilkan suara baik karena dipukul, dikocok, digosok, diadukan, atau dengan cara
apapun yang dapat membuat getaran pada benda tersebut. Istilah instrumen perkusi biasanya
digunakan sebagai pengiring dalam suatu permainan musik

Tanjidor (kadang hanya disebut tanji)


Adalah sebuah kesenian Betawi yang berbentuk orkes. Kesenian ini sudah dimulai sejak abad
ke-19 atas rintisan Augustijn Michiels atau lebih dikenal dengan nama Mayor Jantje di
daerah Citrap atau Citeureup.[1] Alat-alat musik yang digunakan biasanya sama
seperti drumben. Kesenian Tanjidor juga terdapat di Kalimantan Barat, sementara
di Kalimantan Selatan sudah punah. Ada juga fungsi musik tanjidor untuk daerah setempat
yaitu untuk menghibur, tetapi terkadang bisa juga sebagai acara untuk meramaikan lamaran
tapi yang melakukan lamaran biasanya orang betawi

Musik Gamelan 
adalah musik ansambel tradisional Jawa, Sunda, dan Bali di Indonesia yang memiliki tangga
nada pentatonis dalam sistem tangga nada ( laras ) slendro dan pelog. Terdiri dari instrumen
musik perkusi yang digunakan pada seni musik karawitan. Instrumen yang paling umum
digunakan adalah metalofon antara lain gangsa, gender, bonang, gong,
saron, slenthem dimainkan oleh wiyaga menggunakan palu ( pemukul ) dan membranofon
berupa kendhang yang dimainkan dengan tangan. Juga idiofon berupa kemanak dan
metalofon lain adalah beberapa di antara instrumen gamelan yang umum digunakan.
Instrumen lain termasuk xilofon berupa gambang, aerofon berupa seruling, kordofon
berupa rebab, dan kelompok vokal disebut sinden.[2]
Seperangkat gamelan dikelompokkan menjadi dua, yakni gangsa pakurmatan dan gangsa
ageng. Gangsa pakurmatan dimainkan untuk mengiringi hajad dalem (upacara adat
karaton), jumenengan (upacara penobatan raja atau ratu), tingalan dalem (peringatan
kenaikan takhta raja atau ratu), garebeg (upacara peristiwa penting), sekaten (upacara
peringatan hari lahir Nabi Muhammad). Gangsa ageng dimainkan sebagai pengiring
pergelaran seni budaya umumnya dipakai untuk mengiringi beksan (seni tari), wayang (seni
pertunjukan), uyon-uyon (upacara adat/hajatan), dan lain-lain.[3] Saat ini, gamelan banyak
digunakan di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok.

Musik Melayu 
Adalah aliran musik tradisional yang bermula dan berkembang di wilayah pantai
timur Sumatra, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Musik ini biasanya dinyanyikan oleh
orang-orang dari suku bangsa Melayu yang tidak jarang diiringi pula
dengan tarian khas Melayu setempat misalnya tari Persembahan dalam perhelatan atau pesta
adat, penyambutan tetamu kehormatan, dan dalam kegiatan keagamaan. Yang menarik dari
aliran musik ini terletak pada susunannya yang terdiri dari lirik lagu yang mengandung syair
yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari dan penuh dengan tunjuk ajar (pesan moral),
diisi dengan suara atau vokal khas cengkok Melayu, dan aransemen musik yang tersusun
rapi.
Seiring dengan perkembangan zaman musik Melayu mengalami keberingsutan gaya musik
misalnya saja mengalami perpaduan dengan aliran musik pop, musik rok, dan dangdut.
Aliran ini dapat dijumpai di negara-negara serumpun Melayu, seperti Indonesia,
Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pada awal perkembangannya alat musik yang digunakan lebih didominasi oleh
tingkahan rebana yang disebut Kompang dari Ponorogo, petikan gambus, gesekan biola,
picitan akordion, tingkahan gong, dan tiupan serunai. Ini dipengaruhi oleh kebudayaan dari
tanah Arab dan Eropa tradisional. Seiring dengan perkembangan teknologi itu semua
digantikan dengan alat musik elektronik berupa kibor. Walaupun demikian, dalam kegiatan-
kegiatan tertentu alat musik tradisional masih tetap digunakan demi
melestarikan warisan kebudayaan.
Dalam kiprahnya aliran ini sempat populer pada era '80-an bahkan memasuki era "puncak
kegemilangan" pada era '90-an. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya penyanyi &
grup band Melayu, dan pendatang baru yang bermunculan dengan lagu-lagu andalan masing-
masing.

Anda mungkin juga menyukai