Anda di halaman 1dari 4

RESUME PERTEMUAN KETIGA

MATA KULIAH KEPEMIMPINAN (UNP)


PERMATA

NAMA : VALERIANY AGUSTINE


NIM : 20042345

Ada pula bentuk dan jenis kepemimpinan mulai dari yang terbesar sampai ruangan kopi yang
terkecil itu ada rumah tangga, RT,RW, Desa, kecamatan, kabupaten kota, provinsi, dan
negara.
Secara orientasi Terbagi menjadi dua yaitu swasta yang bersifat profitivitas dan NGO (Para-
Public) yang bersifat nirlaba (non-profit). Serta ada yang berorientasi pemerintah yang
tujuannya adalah melayani serta menyokong pengapdian.
Bkt kelompok dalam jenis kepemimpinan bermacam-macam ada dalam bentuk professi,
kepentingan, arisan, kepemudaan, kesenian, pelajar, Militer, mahasiswa, sipil, olahraga, etnik
sub etnik, majelis atau ta’lim.

Secara legalitas bentuk kemungkinan ada dua yaitu formal dan in-formal
Kepemimpinan secara formal yaitu orang yang oleh organisasi atau lembaga tak tunjuk
sebagai pop berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan
dalam struktur organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengan nya untuk
mencapai sasaran atau tujuan organisasi. Sedangkan in-formal adalah orang Yang tidak
mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin. Namun karena ia memiliki sejumlah
kualitas unggul di maka dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi
kondisi psikis Dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

Ciri-ciri pemimpin formal adalah Status formal kepemimpinan nya berlaku selama masa
jabatan tertentu atas dasar legitimasi formal dari pihak berwenang, harus memiliki beberapa
persyaratan formal sebelumpengangkatannya, ia diberi dukungan oleh organisasi formal
untuk menjalankan tugas kepemimpinan nya dan karena itu ia mengerti atasan atau
Superiore, ia mendapat balas jasa material dan imateril tertentu serta emolumen (keuntungan
ekstra, penghasilan Sampingan), iya bisa mencapai promosi atau kenaikan pangkat formal
dan dapat dimutasikan, bila melakukan kesalahan maka ia dapat dihukum, Selama menjabat
kepemimpinan iya diberi kekuasaan dan wewenang antara lahir untuk menentukan kebijakan,
memotivasi bawahan, menggariskan pedoman, mengalokasikan jabatan dan penempatan
bawahannya, melakukan komunikasi, supervisi, dan kontrol, menetapkan sasaran organisasi,
dan mengambil keputusan penting lainnya.

Ciri ciri pemimpin informal adalah tidak memiliki penunjukan forma atau legitimasi sebagai
penghubung, penunjukan dan pengakuannya sebagai pemimpin muncul dari rakyat atau
masyarakat dan berlangsung selama mereka mau mengakui dan menerima dirinya, ia tidak
mendapat dukungan dari organisasi formal untuk menjalankan tugas kepemimpinan, dan
karena itu ia tidak memiliki atasan atau Superiore, iya biasanya tidak mendapat imbalan jasa,
atau imbalan balas jasa itu diberikan secara suka rela, ia tidak memperoleh promosi atau
kenaikan pangkat dan tidak dapat dimutasikan serta tidak memiliki atasan, bila melakukan
kesalahan tidak dapat dihukum hanya saja respek orang menjadi berkurang, pribadinya tidak
diakui, atau ditinggalkan massanya, Bkt masyarakat formal tertentu dan biasanya ditentukan
oleh keturunan, kekayaan, Taraf pendidikan, pengalaman hidup yang banyak, sifat
kharismatik, keunggulan tertentu, atau jasa jasa nya.

Teori Kepemimpinan tentang asal-usul pemimpin :

1. Pemimpin itu dilahirkan (Paham deterministik)


“ seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan dengan bakat
bakat kepemimpinan jika seorang memang sudah ditakdirkan untuk menjadi seorang pun,
maka suatu ketika akan timbul situasi yang menempatkan tampil pada panggung
kepemimpinan dan akan efektif menjalankan fungsi kepemimpinannya. Begitu sebaliknya,
Orang yang tidak dilahirkan menjadi pemimpin maka tidak akan pernah menjadi pemimpin
yang efektif.”

2. Pemimpin itu dibentuk dan ditempa (Paham Egalitarianistik)


“ Litas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan ditempa, dengan cara memberikan
kesempatan yang luas kepada yang bersangkutan untuk menumbuhkan dan mengembangkan
nya efektivitas kepemimpinan nya melalui pendidikan dan latihan”
3. Paham/Aliran Konvertensi (Teori Ekologis/Sintesis)
“ atas kepemimpinan seorang dilandasi oleh modal dan bakat yang dibawa sejak lahir, akan
tetapi ditumbuhkan dan dikembangkan melalui dua jalur yaitu adanya kesempatan untuk
menduduki jabatan pimpinan (memperoleh pengalaman kepemimpinan) dan tersedianya
kesempatan yang cukup luas untuk menempuh pendidikan dan latihan kepemimpinan

Maka dapat disimpulkan bahwa seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif
apabila:
1. Memiliki bakat secara genetik
2. Memiliki pengalaman
3. Memiliki pendidikan dan Latihan

Orang yang tidak memiliki ketiga hal tersebut akan sulit untuk menjadi pemimpin yang
efektif.

Apakah aktivitas kepemimpinan seseorang dapat dialihkan dari satu organisasi ke organisasi
yang lain oleh seorang pemimpin yang sama?

Ada tiga kemungkinan jawaban:


a) keberhasilan seseorang memimpin suatu organisasi dengan sendirinya dapat dialihkan
kepada kepemimpinan oleh orang yang sama pada organisasi lain
b) Keberhasilan seseorang memimpin suatu organisasi tidak merupakan jaminan
keberhasilan nya dalam memimpin organisasi yang lain
c) Keberhasilan seseorang satu organisasi dapat menjadi modal penting untuk menjadi
pemimpin pada organisasi lain, dengan cara mempelajari situasi baru yang dihadapi
Ngada menyesuaikan, perilaku, dan gaya kepemimpinan nya dengan situasi nyata
yang dihadapinya

Apakah gaya kepemimpinan tertentu yang menjadi ciri seseorang akan digunakan secara
konsisten dalam segala situasi?
Ada pula dua kemungkinan jawaban:

a) Bkt seseorang tidak berubah menghadapi situasi yang bagaimanapun. Yang otokratik
akan otokratik dan Yang demokratis akan tetap demokrat dimanapun ia memimpin
b) Gaya kepemimpinan seseorang sangat bersifat situasional. Tidak ada seorang
pemimpin yang konsisten dengan satu gaya ketemu efektivitas kepemimpinan sangat
bergantung pada kemampuan membaca situasi dan menyesuaikan dengan situasi
tersebut.

Apa kriteria yang digunakan dalam menentukan kemampuan seorang pemimpin dalam
mengambil keputusan yang efektif?

Ada lima kriteria dan persyaratan:


1. Kualitas, Mutu dari keputusan yang diambil
2. Ketepatan model pengambilan keputusan yang dipilih sesuai dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi
3. Ketepatan teknik pengambilan keputusan yang digunakan sesuai dengan sifat masalah
yang dipecahkan dan sasaran yang ingin dicapai
4. Penerimaan para pelaksana keputusan harus sesuai dengan semangat dan jiwa
keputusan, sehingga tidak diwarnai persepsi dan interpretasi subyektif dari para
pelaksana
5. Terbukti mendekatkan organisasi kepada tujuan yang telah ditetapkan untuk dicapai

Anda mungkin juga menyukai