Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PPWK

Nama : Indah Permatasari Hutagalung


NIM : 2124050
Prodi : Perencanaan Wilayah dan Kota
KONDISI UMUM KOTA MEDAN

Kota Medan merupakan kota yang secara geografis rawan banjir. Penyebabnya adalah posisi Kota Medan
yang secara geografis berada pada ketinggian 2,5 – 50 m di atas permukaan laut, serta dilalui oleh banyak
sungai yang mengalir (sungai belawan, deli, kera, dan sungai percut serta sungai tuan), dan juga kondisi
sungai yang sebahagian besar rusak. Kondisi ini juga diperburuk dengan kurangnya singkronisasi dan
keterpaduan rencana tata ruang antar daerah. Suatu daerah diharapkan diperuntukkan untuk daerah
resapan air, tetapi digunakan untuk pemanfaatan lain oleh daerah lain terutama di daerah hulu DAS
sungai. Di samping itu, banjir juga disebabkan karena badan-badan air semakin menyempit, akibat
tumbuhnya bangunan liar di atas bantaran sungai, dan masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak
mencemari sungai. Pada dasarnya untuk menampung dan mengalirkan curah hujan yang terjadi ke sistem
sungai, telah ada saluran drainase sekunder maupun tersier yang menghubungkannya dengan saluran
primer, namun akibat penyempitan dimensi saluran karena sedimentasi lumpur dan sampah, saluran
drainase dalam kondisi saat ini tidak mampu menampung dan mengalirkan debit air hujan yang ada
secara keseluruhan, sehingga menyebabkan munculnya titik-titik banjir di berbagai kawasan di Kota
Medan. Dengan demikian, banjir di Kota Medan merupakan masalah lingkungan yang tidak mudah untuk
dipecahkan, walaupun upaya penanggulangannya sudah dan terus dilakukan setiap tahun sehingga
memerlukan koordinasi dan penanganan terpadu, s konprehensif secara regional.

Pemukiman liar dan kumuh merupakan masalah lingkungan yang belum sepenuhnya bisa dihindari,
karena semakin mahal dan terbatasnya lahan yang tersedia untuk pemukiman, sedangkan kemampuan
masyarakat untuk memiliki lahan yang lebih layak masih terbatas. Pemukiman liar yang terdapat di Kota
Medan umumnya berlokasi di bantaran sungai dan rel kereta api. Berdasarkan data yang ada pada saat ini
terdapat sedikitnya 50 kawasan yang dianggap kumuh di Kota Medan. Penduduk yang tinggal, umumnya
pendatang dari luar Kota Medan, yang berusaha mencari penghidupan di Kota Medan. Sedangkan
pemukiman kumuh yang tidak liar banyak dijumpai pada masyarakat yang berpenghasilan lebih baik,
karena mereka mampu tinggal di kawasan pemukiman normal, hanya saja daya beli mereka tidak cukup
baik, sehingga tidak mampu tinggal di kawasan yang lebih baik. Kawasan kumuh yang tidak liar ini
sebahagian besar tersebar di kawasan Medan Utara terutama yang dihuni oleh perumahan nelayan.

Oleh karena permasalahan diatas, perlu dibuat resapan air disekitar pemukiman warga agar
masalah banjir dapat terselesaikan. Terlebih juga dibuat lahan yang cukup untuk perumahan
warga disekitarnya , agar tidak ada penyalahgunaan lahan di kota medan contohnya membangun
rumah di pinggir sungai yang menyebabkan banjir.

Anda mungkin juga menyukai