ENVIRONMENTAL SYSTEM
Environmental System (sistem environmental) adalah sistem yang digunakan untuk
menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman dan cocok untuk habitat kehidupan manusia.
Beberapa sistem environmental di dalam pesawat diantaranya adalah sistem pendingin
(cooling system), sistem pemanas (heating system) sistem kabin bertekanan (cabin
pressurized system), sistem oksigen (oxygen system) dan lainnya.
Airconditioning System berfungsi memberikan udara yang dingin untuk passenger dan crew,
heats cargo compartment, cooling electronic equipment dan mensuply udara untuk
Pressurized System.
1.Ventilation Air
1.Ventilation Air
Ventilation Air merupakan jenis Airconditioning System yang sangat sederhana yang
digunakan pada small aircraft.Dengan memberikan udara dari luar pesawat (ambient air)
kedalam cabin pesawat sebagai pendingin (cooling).
Airconditioning System jenis ini ada yang dibuat seperti jendela yang bisa dibuka pada saat
inflight.
1. Cabin Heating System (Sistem Pemanas Cabin)
Sistem pemanas digunakan untuk mempertahankan temperature didalam cabin. Seperti
halnya sistem pendingin, tidak semua pesawat menggunakan sistem ini. Sistem ini
berhubungan dengan sistem pendingin dan sistem cabin bertekanan (pressurized cabin
system). Pada beberapa jenis pesawat (kecil) umumnya memanfaatkan panas dari exhaust
untuk menaikkan suhu udara, tetapi terkadang juga memanfaatkan udara bertekanan dari
compressor (dengan bleeding)
a. Exhaust heating system
Sistem ini memanfaatkan exhaust gas untuk sistem pemanas, umunya dipergunakan pada
pesawat dengan engine piston.
Proses pendinginan bermula dari kompresor, dimana refrigerant dalam bentuk uap
Fungsi kompresor adalah memberikan tekanan terhadap refrigerant yang selanjutnya
refrigerant bertekanan disirkulasikan dalam sistem. Saat gas masuk dalam kondenser,
kalor dalam refrigerant dibuang ke atmosfer. Pendinginan refrigerant tersebut
menghasilkan perubahan fase yaitu dari refrigerant fase uap menjadi refrigerant cair
bertekanan. Selanjutnya refrigerant cair bertekanan dilewatkan katub ekspansi
(expansion valve) dalam bentuk tetesan-tetesan (droplet) yang terukur, sehingga terjadi
penurunan tekanan. Tetesan-tetesan tersebut kemudian masuk ke evaporator untuk
proses penguapan, dimana refrigerant menyerap kalor dari udara untuk menjadi gas.
Kalor yang diserap dari udara mengakibatkan temperatur udara turun, sedangkan
temperatur udara yang diturunkan adalah temperatur udara dalam kabin. Skema diagram
dirunjukkan pada gambar 3-2.
Sistem biasanya menggunakan freon 12 sebagai refrigerant . Refrigerant ini mengikuti
standart tekanan dan temperatur gas, salah satu sifat freon adalah akan menjadi cair jika
tekanannya meningkat secara cukup atau jika temperatur diturunkan sampai batas
tertentu. Jarak (rentang) tekanan dan temperatur saat freon 12 mencair atau menguap,
menjadikan gas freon sangat ideal untuk menghasilkan efek pendinginan dalam kabin.
Tabel 3-1 di bawah menunjukkan temperatur dan tekanan freon 12 dalam evaporator
sistem refrijerasi (refrigerant system).
Gambar 3-2. Diagram Siklus Uap Mesin Pendingin
Pada tabel terlihat bahwa semakin tinggi tekanan dari freon (refrigerant) maka dibutuhkan
temperature yang semakin tinggi pula untuk melakukan penguapan freon.
Siklus refrijerasi dimulai dari kompresor berupa proses kompresi. Uap freon
meninggalkan kompresor dengan tekanan dan temperatur tinggi (sekitar 180 psig / 1241
kpa atau lebih). Dari kompresor, uap panas dari tekanan tinggi mengalir ke kondenser
guna proses pendinginan. Kalor dari refrigerant dibuang ke udara atmosfer, sehingga
refrigerant berubah fase menjadi cair bertekanan. Selanjutnya refrigerant mengalir
melalui katub ekspansi untuk menurunkan tekanan, sehingga refrigerant mengalami
proses perubahan fase menjadi uap.
Proses penguapan membutuhkan kalor yang diperoleh dari aliran udara berhembus
melalui sekitar evaporator.
Evaporator yang dipergunakan berbentuk coil (kumparan) agar diperoleh efek
pendinginan yang optimal saat udara pendingin melewatinya. Saat pesawat sedang
terbang, aliran yang digunakan untuk pendinginan pada kondenser bisa berasal dari
aliran udara yang melalui celah-celah di sayap atau fuselage.
Ada beberapa jenis pesawat yang menempatkan condenser berupa kumparan pada
bagian pesawat yang langsung memperoleh aliran udara saat terbang. Saat pesawat di
ground, udara pendingin diperoleh melalui blower yang menghasilkan aliran udara.
Saat uap refrigerant didinginkan. dalam condenser, refrigerant akan mencair dan
selanjutnya mengalir ke saringan pengering (receiver dryer filter).
Receiver dryer filter berfungsi sebagai
reservoir yang berisi filter dan desiccant
(bahan penyerap uap air). Kaca peaglihatan
(sight glass) biasanya ditempatkan pada
receiver dryer filter bagian atas untuk
mengamati aliran refrigerant yang melalui
unit ini. Jika aliran terlihat berbuih,
menandakan bahwa sistem kekurangan
refrigerant sehingga perlu penambahan.
Penampang samping receiver-dryet-filter
ditunjukkan pada gambar 3-3. Beberapa
sistem, dryer filter dipasang terpisah dari
receiver
Gambar 3-3 Receiver-dryer-filter
Setelah gas meninggalkan evaporator, akan disedot kompresor dan siklus akan berulang
kembali dari awal. Evaporator menghasilkan pendinginan dalam kabin, sedangkan
condenser membuang kalor yang terjadi saat gas terkompresi. Sistem refiijerasi uap
mempunyai bagian bertekanan tinggi mulai dari kompresor sampai katub ekspansi,
sedangkan tekanan rendah mulai katub ekspansi sampai bagian inlet dari kompreso.
Bagian sistem yang bertekanan tinggi disebut sisi tekanan tinggi (high pressure side),
sedangkan bagian sistem bertekanan rendah disebut sisi tekanan rendah (low pressure
side). Kedua bagian sisi ini harus diperhatikan oleh para teknisi.
Pengetesan kerja AC dimulai dari engine hidup, kemudian AC dibidupkan selanjutnya
dilakukan pengetesan temperatur pada evaporator. Gelas penglihatan (sight glass) pada
receiver-dryer-filter harus diamati terhadap adanya gelembung-gelembung atau busa. Jika
terjadi gelembung berarti perlu ditambah freon. Jika sistem, dihidupkan dan menghasilkan
pendinginan cukup baik namun hanya beberapa saat berhenti, mungkin kondisi tersebut
disebabkan oleh adanya air dalam sistem. Air tersebut membeku pada katub ekspansi dan
menutup aliran refiijeran. Sistem dilengkapi dengan sensor tekanan yang dapat
mengontrol sirkuit listrik yang akan melepas kopling kompresor jika tekanan pada sisi
tekanan tinggi terlalu besar.
b. Sistem Pendingin dengan Mesin Siklus Udara (Air Cycle Machine/ACM)
Pesawat besar modern bermesin turbin biasanya menggunakan sistem pendingin mesin
siklus udara, untuk mengatur temperatur langsung ke kabin penumpang dan ke ruang crew
(cockpit). Pesawat besar menggunakan sistem pendingin dengan siklus udara dengan
pertimbangan lebih sederhana, bebas dari kerusakan dan lebih ekonomis.
Airconditioning System
Airconditioning System ACM
2.Komponen yang mengontrol fungsi dari airconditioning selama dalam penerbangan yang terletak di
Electrical Electronic Compartment (EE Compartment).
a.Cabin temperature controller
- berfungsi mengontrol temperature di dalam cabin pesawat yang terdiri dari :
- Pack cooling temperature
- Flight compartment temperature
- Passenger cabin temperature.
Terdapat pengontrol (switch) yang terletak di cockpit (fight compartment panel) yaitu :
- Cabin temperature panel
- Air conditioning/bleed air controls panel
- Equipment cooling panel
- Cabin pressure control panel
- Cabin altitude panel.
Airconditioning system didistribusikan ke :
- Main distribution manifold (cabin pesawat untuk penumpang dan cockpit untuk flight crew)
- Recirculation fan (untuk pendingin instrument)
- Ground conditioned air connection (disambungkan ke ground airconditioning ketika on
ground airconditioning tidak berfungsi.
.
Bagian utama dari Airconditioning yang memasok udara segar (recirculation of conditioned air) :
- Pack flow control
- Pack cooling system
- Zone temperature control
- Recirculation
- Air distribution.
- Mengontrol quantitas udara segar yang masuk ke dalam pesawat, yang di control oleh
flow control dan shutoff valve.
Jumlah udara segar yang diperlukan untuk ventilasi lebih besar dibanding untuk Pressurized system.
Quantitas udara segar memiliki hubungan jumlah untuk flight crew dan kebocoran (leakage) yang
mempengaruhi terhadap Pressurization system dan jumlah penumpang (passenger seat).
Biasanya flow control systems kiri dan kanan mensupply udara segar yang sama. Perubahan aliran
udara segar ( fresh air) terjadi ketika kondisi pesawat berubah (Perssurized system problem).
- Menghilangkan air (water) seperlunya dan mengontrol suhu udara segar sebelum itu
masuk ke bagian distribusi aircondtioning yang terbagi dua yaitu kiri dan kanan.
Kontrol untuk airconditioning kiri digunakan untuk flight compartment dan airconditioning kanan untuk
kebutuhan penumpang (passenger compartment).
.
Zone Temperature Control
- Mengontrol temperature di dua zona, yaitu flight compartment dan passenger compartment.
Perubahan temperature dibuat bercampur oleh mix valve yang mendapat signal (sensor) dari
temperature regulator.
Recirculation
- Bagian dari airconditioning yang menempatkan 50 persen dari udara cabin kembali ke system
untuk ventilasi . Ini mengurangi jumlah udara segar yang diperlukan dari pneumatic system
untuk ventilasi. Recirculation fan dan filter komponen utamanya.
COOLING SYSTEM
Cooling system:
- Mengontrol jumlah udara dari pneumatic ke airconditioning system
- Menghilangkan panas dari udara yang masuk ke airconditioning system
- Mengontrol temperature dan kelembaban (moisture) yang ke airconditioning system.
Cooling system menggunakan komponen dan system untuk pendinginan dari bleed air :
a.Air conditioning/bleed air controls panel
b.Flow control shutoff valve
c.Heat exchangers (Primary & Secondary Heat exchanger)
d.Air cycle machine
e.Ram air system
f.Low limit (35F) system
g.Water separator.
g.Water separator
-Memisahkan udara dengan air (menghilangkan kelembaban sebelum masuk ke distribution
system.
Component Locations