Anda di halaman 1dari 33

AIRCRAFT SYSTEM – II

( AIRCRAFT ENVIRONMENTAL SYSTEM )

ENVIRONMENTAL SYSTEM
Environmental System (sistem environmental) adalah sistem yang digunakan untuk
menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman dan cocok untuk habitat kehidupan manusia.
Beberapa sistem environmental di dalam pesawat diantaranya adalah sistem pendingin
(cooling system), sistem pemanas (heating system) sistem kabin bertekanan (cabin
pressurized system), sistem oksigen (oxygen system) dan lainnya.

1.AIRCONDITIONING SYSTEM ( ATA 21 )

2.PRESSURIZATION SYSTEM (ATA 21 )

3.OXYGEN SYSTEM ( ATA 35 )

4.ICE & RAIN PROTECTION SYSTEM ( ATA 30 )

5.FIRE PROTECTION SYSTEM ( ATA 26 )

1.AIRCONDITIONING SYSTEM ( ATA 21 )


Introduction

Airconditioning System berfungsi memberikan udara yang dingin untuk passenger dan crew,
heats cargo compartment, cooling electronic equipment dan mensuply udara untuk
Pressurized System.

Klasifikasi Airconditioning System :

1.Ventilation Air

2.Cabin Heating System

3.Cabin Cooling System

1.Ventilation Air

Ventilation Air merupakan jenis Airconditioning System yang sangat sederhana yang
digunakan pada small aircraft.Dengan memberikan udara dari luar pesawat (ambient air)
kedalam cabin pesawat sebagai pendingin (cooling).

Airconditioning System jenis ini ada yang dibuat seperti jendela yang bisa dibuka pada saat
inflight.
1. Cabin Heating System (Sistem Pemanas Cabin)
Sistem pemanas digunakan untuk mempertahankan temperature didalam cabin. Seperti
halnya sistem pendingin, tidak semua pesawat menggunakan sistem ini. Sistem ini
berhubungan dengan sistem pendingin dan sistem cabin bertekanan (pressurized cabin
system). Pada beberapa jenis pesawat (kecil) umumnya memanfaatkan panas dari exhaust
untuk menaikkan suhu udara, tetapi terkadang juga memanfaatkan udara bertekanan dari
compressor (dengan bleeding)
a. Exhaust heating system
Sistem ini memanfaatkan exhaust gas untuk sistem pemanas, umunya dipergunakan pada
pesawat dengan engine piston.

Gambar. 3-7 exhaust heating


Udara panas digunakan untuk menukar kalor dengan udara dingin melalui suatu penukar
kalor (radiator). Radiator ini mirip dengan radiator pada otomotive, perbedaannya adalah
radiator pada pesawat untuk menukar kalor dari udara panas ke udara dingin sebagai
pemanas, sedangkan pada mesin otomotif untuk menukar kalor dari air panas ke udara
dingin sebagai pendingin.

Gambar. 3-8 macam-macam penukar kalor

Gambar 3-9 Exhaust heating pada pesawat piper Cherokee six


b. Combustion heating system
Sistem ini menggunakan suatu alat tersendiri untuk menghasilkan panas, dengan
membakar sejumlah fuel. Biasa diterapkan pada pesawat yang lebih besar.
Gambar 3-10 Combustion Heating System Light Twin Aircraft (Cessna ……)

Gambar 3-11 Proses pembakaran pada heater


c. Electric Heating System
Sistem ini banyak diterapkan karena beberapa keuntungan diantaranya adalah tidak
memerlukan instalasi sistem yang berlebihan dan relatif lebih aman dan hemat, tidak
memerlukan pembakaran fuel tambahan.

Gambar 3-12. Circuit Diagram Electric Heating System


d. Heating with Bleed Air
Udara panas diambilkan dari bleeding exhaust gas dari turbin di gas turbine engine. Udara
panas ini digunakan untuk memanaskan udara yang akan dihembuskan ke dalam cabin.
Gas panas yang diambil dari daerah turbin ini disebut bleed air.
Prinsip dari sistem ini sama dengan exhaust heating system, perbedaannya adalah sumber
gas panas, pada exhaust heating diterapkan pada piston engine, sedang sistem bleled air
ini diterapkan pada gas turbin engine.
Gambar 3-13. Single Engine Turboprop Heating and Bleeding Hot Air
2. 1. Sistem Pendingin Cabin (Cabin Cooling System)
Sistem pendingin kabin juga disebut air conditioning system, digunakan untuk menurunkan
temperatur dalam ruang awak dan penumpang agar nyaman. Dua macam metode dasar untuk
menurunkan temperatur pesawat.yaitu dengan mensirkulasikan freon (vapor cycle machine)
dan dengan sirkulasi udara (air cycle machine). Mesin sirkulasi uap (freon) merupakan
sistem tertutup dengan menggunakan evaporator (mesin penguap) dan condensator freon
guna melepas kalor dari dalam kabin. Mesin siklus udara menggunakan proses kompresi dan
ekspansi udara untuk menurunkan temperatur udara dalam kabin.
a. Sistem Pendingin Siklur Uap (Vapor-Cycle Cooling System).
Sistem AC siklus uap digunakan pada pesawat kecil dengan tenaga engine piston dan
pesawat bermesin turboprop. Kerja mesin siklus uap dikendalikan oleh pilot dan
dilengkapi dengan sistem pemutus otomatis (automatic cut out atau interrupt system).
Sistem pemutus otomatis untuk melepas (disengage) kompresor selama dibutuhkan daya
engine penuh atau misal salah satu engine mati.
Sifat suatu gas menunjukkan bahwa temperatur gas berbanding lurus terhadap tekanan
atau volume. Selain itu jika kalor ditambahkan ke zat padat, maka zat tersebut akan
menjadi cair lalu menjadi gas. Sebaliknya jika kalor diambil dari gas, maka gas akan
menjadi cair lalu menjadi padat.
Beberapa sifat dasar dalam perubahan kalor terhadap suatu benda adalah :
 Jika fase cair berubah menjadi fase gas (atau proses penguapan), akan menyerap
kalor. Kalor ini disebut kalor laten untuk penguapan.
 Jika sejumlah tertentu gas mengembun menjadi cair, gas akan mengeluarkan kalor
sama besar dengan saat berubah dari cair ke gas.
 Jika gas dikompresi, temperatur akan meningkat dan jika tekanan gas diturunkan
temperatur akan turun.
 Kalor hanya akan mengalir dari benda temperatur lebih tinggi ke
temperatur yang lebih rendah.
 Hukum lain yang digunakan pada sistem pendingin dengan siklus uap adalah banwa
jika dua benda mempunyai beda temperatur, maka kalor akan mengalir untuk
mencapai kesamaan temperatur.
Sistem pendingin dengan siklus uap (gambar 3-1) memanfaatkan hukum di atas dengan
menggunakan 2 alat penukar kalor untuk mengontrol temperatur dalam cockpit dan cabin.
Satu alat penukar kalor mengambil kalor dari sistem tertutup yang disebut evaporator.
Alat penukar kalor yang lain membuang kalor ke udara dan disebut condenser. Sebagai
pengganti air dalam alat penukar kalor adalah fluida khusus yang disebut refrigerant .
Refrigerant yang biasa digunakan adalah freon, yang dalam proses berbentuk 2 fase yaitu
gas dan cair.
Gambar 3-1. Siklus uap dalam mesin pendingin

Proses pendinginan bermula dari kompresor, dimana refrigerant dalam bentuk uap
Fungsi kompresor adalah memberikan tekanan terhadap refrigerant yang selanjutnya
refrigerant bertekanan disirkulasikan dalam sistem. Saat gas masuk dalam kondenser,
kalor dalam refrigerant dibuang ke atmosfer. Pendinginan refrigerant tersebut
menghasilkan perubahan fase yaitu dari refrigerant fase uap menjadi refrigerant cair
bertekanan. Selanjutnya refrigerant cair bertekanan dilewatkan katub ekspansi
(expansion valve) dalam bentuk tetesan-tetesan (droplet) yang terukur, sehingga terjadi
penurunan tekanan. Tetesan-tetesan tersebut kemudian masuk ke evaporator untuk
proses penguapan, dimana refrigerant menyerap kalor dari udara untuk menjadi gas.
Kalor yang diserap dari udara mengakibatkan temperatur udara turun, sedangkan
temperatur udara yang diturunkan adalah temperatur udara dalam kabin. Skema diagram
dirunjukkan pada gambar 3-2.
Sistem biasanya menggunakan freon 12 sebagai refrigerant . Refrigerant ini mengikuti
standart tekanan dan temperatur gas, salah satu sifat freon adalah akan menjadi cair jika
tekanannya meningkat secara cukup atau jika temperatur diturunkan sampai batas
tertentu. Jarak (rentang) tekanan dan temperatur saat freon 12 mencair atau menguap,
menjadikan gas freon sangat ideal untuk menghasilkan efek pendinginan dalam kabin.
Tabel 3-1 di bawah menunjukkan temperatur dan tekanan freon 12 dalam evaporator
sistem refrijerasi (refrigerant system).
Gambar 3-2. Diagram Siklus Uap Mesin Pendingin

Tabel 3-1. Tekanan (Pressure value) dari Refrigerant (Freon) 12


Evaporate Pressure Evaporate Temperature
o o
Psig Kpa F C
0 0 -21 -29.45
10.1 69.64 -10 -23.33
21 144.8 20 -6.67
30 206.85 32 0.0
41.7 287.52 45 7.22
60 413.70 62 16.67
79.2 546.08 77 25.0
101.3 698.46 91 32.78
116.9 806.03 100 37.78

Pada tabel terlihat bahwa semakin tinggi tekanan dari freon (refrigerant) maka dibutuhkan
temperature yang semakin tinggi pula untuk melakukan penguapan freon.
Siklus refrijerasi dimulai dari kompresor berupa proses kompresi. Uap freon
meninggalkan kompresor dengan tekanan dan temperatur tinggi (sekitar 180 psig / 1241
kpa atau lebih). Dari kompresor, uap panas dari tekanan tinggi mengalir ke kondenser
guna proses pendinginan. Kalor dari refrigerant dibuang ke udara atmosfer, sehingga
refrigerant berubah fase menjadi cair bertekanan. Selanjutnya refrigerant mengalir
melalui katub ekspansi untuk menurunkan tekanan, sehingga refrigerant mengalami
proses perubahan fase menjadi uap.
Proses penguapan membutuhkan kalor yang diperoleh dari aliran udara berhembus
melalui sekitar evaporator.
Evaporator yang dipergunakan berbentuk coil (kumparan) agar diperoleh efek
pendinginan yang optimal saat udara pendingin melewatinya. Saat pesawat sedang
terbang, aliran yang digunakan untuk pendinginan pada kondenser bisa berasal dari
aliran udara yang melalui celah-celah di sayap atau fuselage.
Ada beberapa jenis pesawat yang menempatkan condenser berupa kumparan pada
bagian pesawat yang langsung memperoleh aliran udara saat terbang. Saat pesawat di
ground, udara pendingin diperoleh melalui blower yang menghasilkan aliran udara.
Saat uap refrigerant didinginkan. dalam condenser, refrigerant akan mencair dan
selanjutnya mengalir ke saringan pengering (receiver dryer filter).
Receiver dryer filter berfungsi sebagai
reservoir yang berisi filter dan desiccant
(bahan penyerap uap air). Kaca peaglihatan
(sight glass) biasanya ditempatkan pada
receiver dryer filter bagian atas untuk
mengamati aliran refrigerant yang melalui
unit ini. Jika aliran terlihat berbuih,
menandakan bahwa sistem kekurangan
refrigerant sehingga perlu penambahan.
Penampang samping receiver-dryet-filter
ditunjukkan pada gambar 3-3. Beberapa
sistem, dryer filter dipasang terpisah dari
receiver
Gambar 3-3 Receiver-dryer-filter

Cairan refrigerant yang mengalir dari


receiver bertekanan tinggi, temperaturnya
turun karena mengalami pendinginan pada
condenser. Refrigerant cair setelah
meninggalkan receiver-dryer-filter mengalir ke
katub ekspansi (expansion valve). Katub ini berisi variable-orifice (lubang-lubang kecil
yang dapat berubah ukurannya), sehingga refrigerant cair bertekanan tinggi dipaksa
mengalir melalui katub ekspansi. Aliran refrigerant akan keluar katub ekspansi dalam
bentuk tekanan rendah. Begitu refrigerant cair mengalir melalui katub ekspansi (masuk
dalam daerah tekanan rendah), refrigerant akan keluar dalam bentuk tetesan-tetesan
(droplets) dan. saat meninggalkan evaporator berubah fase menjadi gas. Proses
perubahan fase dari refrigerant cair menjadi uap, membutuhkan kalor sehingga
menghasilkan efek pendinginan. Ukuran droplets (tetesan refrigerant) berpengaruh
terhadap laju penyerapan kalor.
Semakin kecil ukuran droplets, maka semakin luas permukaan perpindahan kalor, Udara
yang mengalir di sekitar evaporator akan diserap kalornya oleh proses penguapan
refrigerant , sehingga temperatur turun. Lubang kecil (orifice) pada katub ekspansi
thermal (thermal expansion valve), bekerja dengan sensing temperatur dari gas yang
meninggalkan evaporator. Jika temperatur gas lebih tinggi yang ditentukan, berarti
pendinginan dalam kabin berkurang. Dengan demikian droplets akan lebih kecil sehingga
menghasilkan efek pendinginan yang lebih tinggi Sebaliknya jika temperatur dalam kabin
terlalu rendah (terlalu dingin) katub akan lebih membuka sehingga menghasilkan droplets
yang lebih besar. Dengan demikian akan menghasilkan efek pendinginan yang lebih
kecil.

Gambar 3-4 Expansion valve

Setelah gas meninggalkan evaporator, akan disedot kompresor dan siklus akan berulang
kembali dari awal. Evaporator menghasilkan pendinginan dalam kabin, sedangkan
condenser membuang kalor yang terjadi saat gas terkompresi. Sistem refiijerasi uap
mempunyai bagian bertekanan tinggi mulai dari kompresor sampai katub ekspansi,
sedangkan tekanan rendah mulai katub ekspansi sampai bagian inlet dari kompreso.
Bagian sistem yang bertekanan tinggi disebut sisi tekanan tinggi (high pressure side),
sedangkan bagian sistem bertekanan rendah disebut sisi tekanan rendah (low pressure
side). Kedua bagian sisi ini harus diperhatikan oleh para teknisi.
Pengetesan kerja AC dimulai dari engine hidup, kemudian AC dibidupkan selanjutnya
dilakukan pengetesan temperatur pada evaporator. Gelas penglihatan (sight glass) pada
receiver-dryer-filter harus diamati terhadap adanya gelembung-gelembung atau busa. Jika
terjadi gelembung berarti perlu ditambah freon. Jika sistem, dihidupkan dan menghasilkan
pendinginan cukup baik namun hanya beberapa saat berhenti, mungkin kondisi tersebut
disebabkan oleh adanya air dalam sistem. Air tersebut membeku pada katub ekspansi dan
menutup aliran refiijeran. Sistem dilengkapi dengan sensor tekanan yang dapat
mengontrol sirkuit listrik yang akan melepas kopling kompresor jika tekanan pada sisi
tekanan tinggi terlalu besar.
b. Sistem Pendingin dengan Mesin Siklus Udara (Air Cycle Machine/ACM)
Pesawat besar modern bermesin turbin biasanya menggunakan sistem pendingin mesin
siklus udara, untuk mengatur temperatur langsung ke kabin penumpang dan ke ruang crew
(cockpit). Pesawat besar menggunakan sistem pendingin dengan siklus udara dengan
pertimbangan lebih sederhana, bebas dari kerusakan dan lebih ekonomis.

Airconditioning System
Airconditioning System ACM

Gambar 3-5 Siklus udara pada sistem pendingin


Sebagai refrigerant untuk sistem pendingin digunakan udara. Sistem pendingin dengan
siklus udara menggunakan prinsip thermodinamika dan hukum yang sama dengan gas-gas
yang digunakan pada siklus uap. Hanya satu perbedaan bahwa dalam siklus udara, udara
tidak pernah berubah menjadi cair seperti pada siklus uap. Jika gas (udara) ditekan, akan
menjadi panas dan jika tekanan diturunkan akan menjadi dingin. Jika silinder
dihubungkan ke kompresor, maka udara bertekanan masuk ke silinder. Silinder akan
menjadi panas, tergantung tingkat penekanan dan laju aliran yang dikompresikan. Jika
silinder berisi udara bertekanan tinggi, kemudian didinginkan dengan temperatur udara
ambien (setempat), maka tekanan akan turun. Jika katub dibuka dan udara dibiarkan
keluar dari silinder, maka udara akan keluar dengan temperatur lebih rendah dari
temperatur udara ambien. Selanjutnya udara dingin tersebut digunakan sebagai bahan
pendingin. Dalam sistem siklus udara, udara dikompresi secara kontinyu dan didinginkan
dengan aliran udara luar (ram air). Selanjutnya tekanan dituruakan dengan melewatkan
udara melalui turbin ekspansi.
Udara yang meninggalkan turbin ekspansi, bertekanan dan bertemperatur rendah.
Turbin-kompresor dimana udara didinginkan disebut mesin siklus udara (air-cycle
machine) seperti gambar 3-5.
Udara panas bertekanan dari kompresor engine mengalir melalui penukar kalor primer
(primary heat exchanger). Disini terjadi proses pendinginan oleh udara luar (ram air).
Selanjutnya udara dikompresi lagi oleh kompresor sehingga menaikkan temperatur yang
kemudian didinginkan oleh penukar kalor kedua (secondary heat exchanger). Udara yang
telah didinginkan oleh secondary heat exchanger dialirkan. ke trubin ekspansi. Turbin
ekspansi menyerap energi dari udara yang mengalir dan digunakan untuk memutar
kompresor. Saat udara keluar dari turbin ekspansi, udara masuk ke ruang besar sehingga
terjadi ekspansi yang menyebabkan penurunan tekanan dan temperatur.
Dengan demikian udara meninggalkan turbin menjadi dingin, karena sebagian kalor
diserap untuk dirubah menjadi tenaga mekanis guna memutar kompresor serta
terjadinya proses ekspansi pada turbin ekspansi. Penurunan temperatur yang
besar menyebabkan mengembunnya uap air, selanjutnya uap air tersebut di
dipisahkan dalam pemisah uap air (water separator). Udara dingin. dan kering
selanjutnya disirkulasikan melalui saluran dengan batas temperatur yang ditentukan
dalam kabin. Pada gambar dipertunjukkan saluran bypass yang dilengkapi dengan
katub pengontrol temperatur kabin, akan mengalirkan udara melalui saluran bypass
jika pendingin tidak dibutuhkan.

AIRCONDITIONING SYSTEM ACM


The air conditioning system mengontrol kenyamanan dalam pesawat terbang untuk flight crew,
penumpang (passenger) dan peralatan (equipment).

Komponen – komponen Airconditioning system.


Terdiri atas :
1.Pengontrol dari Airconditiong system :
a.Air conditioning/bleed air controls panel
b.Cabin temperature panel
c.Equipment cooling panel
d.Cabin pressure control panels.

2.Komponen yang mengontrol fungsi dari airconditioning selama dalam penerbangan yang terletak di
Electrical Electronic Compartment (EE Compartment).
a.Cabin temperature controller
- berfungsi mengontrol temperature di dalam cabin pesawat yang terdiri dari :
- Pack cooling temperature
- Flight compartment temperature
- Passenger cabin temperature.

b.Air conditioning accessory unit (ACAU)


- berfungsi untuk operational logic pesawat dan system udara (air system).

c.Cabin pressure controllers (CPCs).


- berfungsi mengontrol tekanan (pressure) dari Pressurized system

Terdapat pengontrol (switch) yang terletak di cockpit (fight compartment panel) yaitu :
- Cabin temperature panel
- Air conditioning/bleed air controls panel
- Equipment cooling panel
- Cabin pressure control panel
- Cabin altitude panel.
Airconditioning system didistribusikan ke :
- Main distribution manifold (cabin pesawat untuk penumpang dan cockpit untuk flight crew)
- Recirculation fan (untuk pendingin instrument)
- Ground conditioned air connection (disambungkan ke ground airconditioning ketika on
ground airconditioning tidak berfungsi.

.
Bagian utama dari Airconditioning yang memasok udara segar (recirculation of conditioned air) :
- Pack flow control
- Pack cooling system
- Zone temperature control
- Recirculation
- Air distribution.

Pack Flow Control

- Mengontrol quantitas udara segar yang masuk ke dalam pesawat, yang di control oleh
flow control dan shutoff valve.
Jumlah udara segar yang diperlukan untuk ventilasi lebih besar dibanding untuk Pressurized system.
Quantitas udara segar memiliki hubungan jumlah untuk flight crew dan kebocoran (leakage) yang
mempengaruhi terhadap Pressurization system dan jumlah penumpang (passenger seat).
Biasanya flow control systems kiri dan kanan mensupply udara segar yang sama. Perubahan aliran
udara segar ( fresh air) terjadi ketika kondisi pesawat berubah (Perssurized system problem).

Pack Cooling System

- Menghilangkan air (water) seperlunya dan mengontrol suhu udara segar sebelum itu
masuk ke bagian distribusi aircondtioning yang terbagi dua yaitu kiri dan kanan.
Kontrol untuk airconditioning kiri digunakan untuk flight compartment dan airconditioning kanan untuk
kebutuhan penumpang (passenger compartment).
.
Zone Temperature Control

- Mengontrol temperature di dua zona, yaitu flight compartment dan passenger compartment.
Perubahan temperature dibuat bercampur oleh mix valve yang mendapat signal (sensor) dari
temperature regulator.

Recirculation

- Bagian dari airconditioning yang menempatkan 50 persen dari udara cabin kembali ke system
untuk ventilasi . Ini mengurangi jumlah udara segar yang diperlukan dari pneumatic system
untuk ventilasi. Recirculation fan dan filter komponen utamanya.

COOLING SYSTEM

Cooling system:
- Mengontrol jumlah udara dari pneumatic ke airconditioning system
- Menghilangkan panas dari udara yang masuk ke airconditioning system
- Mengontrol temperature dan kelembaban (moisture) yang ke airconditioning system.
Cooling system menggunakan komponen dan system untuk pendinginan dari bleed air :
a.Air conditioning/bleed air controls panel
b.Flow control shutoff valve
c.Heat exchangers (Primary & Secondary Heat exchanger)
d.Air cycle machine
e.Ram air system
f.Low limit (35F) system
g.Water separator.

a.Air Conditioning/Bleed Air Controls Panel


- Mengontrol dan memberikan indikasi cooling system :
- RAM DOOR FULL OPEN lights
- L/R PACK switches
- PACK TRIP OFF lights
- TRIP RESET button.

b.Flow control shutoff valve


- Bleed air dari pneumatic system baik dari engine (engine bleed air) maupun APU (APU
bleed air) mensupply bleed air melalui flow control shutoff valve dan masuk melalui primary heat
exchanger.

c.Primary heat exchanger


- Menerima bleed air from dari flow control shutoff valve kemudian membuang panas dan
menjadi dingin yang kemudian mengalir ke compressor section dari Air Cycle Machine (ACM).

Secondary heat exchanger


-Menerima compress air dari air cycle machine.kemudian membuang panas dan menjadi
dingin yang kemudian mengalir water extractor duct dan kembali ke turbine section dari Air
Cycle Machine (ACM)

d.Air cycle machine


- Air cycle machine merupakan three-wheel air bearing berfungsi merubah udara panas
(bleed air) menjadi dingin (cooled bleed air)

e.Ram air system


-Mengontrol quantity udara luar (ambient air) melalui heat exchangers.
f.Low Limit (35F) System
-Menjaga temperature ke wter sepatrator pada 35F

g.Water separator
-Memisahkan udara dengan air (menghilangkan kelembaban sebelum masuk ke distribution
system.

Component Locations

Air conditioning cooling system pada pesawat terbang :


- Flight compartment
- EE compartment
- Distribution compartment
- Air conditioning compartment and wing-to-body fairing.
Terdiri atas :
1.Airconditioning System Overview
2.Pack Operations
3.Equipment Cooling System
4.Non – Normal Operation
AIRCONDITIONING SYSTEM OVERVIEW
PACK OPERATION
DISTRIBUTION
3.EQUIPMENT COOLING SYSTEM
4.NON – NORMALOPERATION
AIR CONDITIONING

Anda mungkin juga menyukai