Anda di halaman 1dari 17

KERTAS KERJA PERORANGAN (KKP)

“PENGENDALIAN POPULASI ECENG GONDOK TERHADAP


PERAIRAN DI DESA SUNGAI RAWA KECAMATAN BATANG TUAKA’’

OLEH:

NAMA : ZULFAHMI
NIM : 204181010012
PRODI : BUDIDAYA PERAIRAN
LOKASI : DESA SUNGAI RAWA
DPL : HERDIANSYAH, Lc.,MA

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
TEMBILAHAN
2021
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul KKN : “ Pengendalian Populasi Eceng Gondok


Terhadap Perairan Di Desa Sungai Rawa Kecamatan Batang Tuaka”
2. Lokasi : Desa Sungai Rawa Kecamatan Batang Tuaka
3. Data Mahasiswa
a. Nama : ZULFAHMI
b. NIM : 204181010012
c. Program Studi : Budidaya Perairan
d. Fakultas : Pertanian
e. Perguruan Tinggi : Universitas Islam Indragiri
4. Lembaga/institusi mitra
a. Nama Lembaga : Desa Sungai Rawa Kecamatan Batang Tuaka
b. Penanggung Jawab :-
c. Alamat/Telp/Surel :-
d. Bidang Kerja/Usaha : Kepala Desa
Desa Sungai Rawa, 07 September 2021
Mengetahui,
Ketua Kelompok Peserta KKN

RAHMAN ZULFAHMI
NIM. 401181010010 NIM. 204181010012
Menyetujui
Kepala Desa Dosen Pembimbing

H. SYAHRAN, SH HERDIANSYAH, Lc.,MA

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Penelitian yang berjudul
“Pengendalian Populasi Eceng Gondok Terhadap Perairan Di Desa Sungai
Rawa Kecamatan Batang Tuaka”.
Dalam penyusunan Laporan ini, saya mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan Laporan ini sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan penelitian ini
Dalam penyusunan, saya berharap Laporan Penelitian ini dapat bermanfaat
dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Saya menyadari
bahwa dalam Laporan ini terdapat kelebihan dan kekurangan sehingga saya
mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan Laporan
Penelitian selanjutnya
Terima kasih.

Desa Sungai Rawa,


31 Agustus 2021

ZULFAHMI

2
A. JUDUL
“Pengendalian Populasi Eceng Gondok Terhadap Perairan Di Desa Sungai
Rawa Kecamatan Batang Tuaka”
B. Nama : ZULFAHMI
NIM : 204181010012
C. Kata Kunci/Variabel Penelitian
a. Variabel X : Pengendalian populasi eceng gondok
b. Variabel Y : Perairan
D. Latar Belakang
Sejarah Desa Sungai Rawa sebagaimana diketahui pada umumnya
Sungai Rawa dibangun pada tahun 1940 an yang disebut sungai-sungai rawa
Secara administratif Desa Sungai Rawa termasuk dalam wilayah kecamatan
batang tuaka Kabupaten Indragiri Hilir provinsi Riau dan terletak di bagian
utara merupakan salah satu desa yang memiliki potensi ekonomi berkembang
didukung oleh infrastruktur di desa Sungai Rawa dilihat secara umum
keadaannya merupakan daerah dataran rendah Dengan persawahan luas yang
dialiri oleh sungai yaitu sungai Indragiri dengan beberapa anak sungai adalah
berasal dari rawa-rawa Sungai kecil dan alur sungai, dan terdiri dari beberapa
Perintis pada saat itu berkumpulah sekelompok orang yang membangun atau
membuka parit-parit di desa Sungai Rawa ini mereka dalam rombongan itu
adalah sebagai berikut:
1. Bapak tumming yang membangun di Parit 2.
2. Bapak Puput yang membangun di parit 3.
3. Bapak ntar umum yang membangun parit 4.
4. Bapak yin yang membangun di Parit 5
5. Bapak Ramang yang membangun di Parit 6
6. Bapak jahar yang membangun di Parit 7
7. Bapak asban yang membangun di Parit 8A
8. Bapak jam-jam yang membangun di Parit 8B
9. Bapak Paidi yang membangun di paret nomor 13
10. Bapak Sanu yang membangun di Parit Baru

3
11. Bapak Usman yang membangun di Parit 12
12. Bapak durahman atau adum yang membangun di Parit 11
13. Bapak Atan yang membangun diparut 10
14. Bapak taah yang membangun di Parit 9B
15. Bapak karya yang membangun di Parit 9A
16. Bapak arti yang membangun di Paret Salur
17. Bapak Umar yang membangun di Paret Umar
18. Bapak Asnawi yang membangun 17
19. Bapak dandang yang membangun di Parit 16

Dalam perjalanan rombongan ini mereka menemukan Rintisan yang


sangat pahit sekali karena pada malam hari mereka harus tidur hanya beralaskan
dedaunan kayu mahal dan daun-daun apa yang bisa dijadikan sebagai alat untuk
tidur karena pada waktu itu Desa Sungai Rawa merupakan daerah yang penuh
dengan semak-semak belukar Walaupun demikian mereka terus melanjutkan
Rintisan sehingga mereka berhasil membangun daerah ini sebagai lahan
perkebunan atau persawahan serta tempat pemukiman penduduk yang terutama
bagi keluarga-keluarga mereka sehingga mereka pada waktu itu menamakan
daerah ini dengan nama sungai Rawa dan terus-menerus berkembang hingga
anak cucu mereka dan pada akhirnya daerah ini mulai dimekarkan pada tahun
1999 maka yaitu Desa ini dinamakan Desa sungai Rawa sampai sekarang ini.

Secara geografis desa Sungai Rawa terletak di bagian Barat Kabupaten


Indragiri Hilir dengan luas wilayah lebih kurang 5828 ha dan berada pada posisi
0,2 derajat Celcius lintang selatan diantaranya 0,5 W bujur timur dengan batas
sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Rambaian


2. Sebelah selatan berbatasan dengan Tanjung Siantar
3. Sebelah barat barat berbatasan dengan Sungai Junjangan
4. sebelah timur berbatasan dengan Sungai Luar.

4
Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan tumbuhan air yang
tumbuh di rawa-rawa, danau, waduk dan sungai yang alirannya tenang.
Penyebaran tumbuhan eceng gondok sangat cepat sehingga tumbuhan eceng
gondok dianggap sebagai tumbuhan gulma yang dapat merusak lingkungan
perairan. Eceng gondok dikatakan sebagai gulma di air karena dapat menutupi
permukaan air dan mengancam kehidupan yang ada di bawahnya, kemudian
dapat menimbulkan masalah pada lingkungan. Selain merugikan karena cepat
menutupi permukaan air, eceng gondok juga dapat bermanfaat sebagai salah
satu tumbuhan air yang mampu menyerap zat organik, anorganik serta zat
kimia lain yang terkandung dalam perairan.
Tumbuhan eceng gondok mampu menurunkan berbagai logam berat
beracun (Cu, Pb dan Hg) pada berbagai kondosi lingkungan, hal tersebut
dikarenakan tumbuhan eceng gondok mampu mengakumulasi zat yang bersifat
racun (Padmapriya. G dan AG Murugesan, 2012). Hal tersebut dikarenakan
tumbuhan eceng gondok berpotensi sebagai agen fitoremediasi dan mampu
tumbuh pada nutrisi dengan pH, suhu, dan bahan beracun. Tumbuhan eceng
gondok juga memiliki potensi sebagai tumbuhan hiperaccumulator, karena
tumbuhan ini dapat membersihkan limbah air yang tercemar logam berat
(Yunus, dkk 2015).
Tumbuhan eceng gondok yang menyerap bahan yang tercemar diperairan
akan mengalami perubahan morfologi serta struktur anatominya. Berdasarkan
hasil penelitian (Farisi, dkk, 2015) bahwa daun eceng gondok pada lingkungan
yang tercemar limbah batik memiliki ketebalan kutikula yang tipis, sedangkan
yang tidak tercemar limbah batik memiliki kutikula yang lebih tebal.
Selanjutnya pada organ akar juga menunjukan perbedaan yaitu organ akar yang
tercemar limbah batik memiliki bagian epidermis lebih tipis dibandingkan yang
tidak tercemar limbah batik. Berdasarkan hasil penelitian (Qaisar dkk, 2005)
tentang studi anatomi tumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipes) dibawah
pengaruh air limbah tekstil menunjukan suatu perbedaan struktur anatominnya.
Struktur anatomi organ akar pada tumbuhan kontrol memiliki ruang udara dan
berkas pengangkut lebih panjang dibandingakan yang terpapar limbah testil.

5
Struktur anatomi tangkai daun menunjukkan pada bagian epidermis dan
jaringan parenkim memiliki ukuran yang tebal dibandingkan dengan terpapar
limbah tekstil. Selanjutnya pada organ daun bagian permukaan bawah
menunjukan suatu penurunan pada indeks stomata karaena lama paparan
limbah tekstil yang mengandung berbagai logam berat. tetapi bagi masyarakat
juga dapat menimbulkan penyumbatan laluan bagi masyarakat yang inging
melakukan perjalan dengan menggunakan motor pompong baik itu dengan
tujuan membawa barang-barang jualan dan sebagainya sehingga masyarakat di
desa sungai rawa kecamatan batang tuaka melakukan penbersihan eceng
gondok sebagai salah satu bentuk pembersihan laluan masyarakat. 

Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk


melakukan penelitian dengan judul “Pengendalian Populasi Eceng Gondok
Terhadap Perairan Di Desa Sungai Rawa Kecamatan Batang Tuaka”.
E. Pokok-Pokok Permasalahan
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah di jelaskan di atas,
maka terdapat beberapa pokok persoalan sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengendalian Populasi Eceng Gondok Terhadap Perairan Di
Desa Sungai Rawa Kecamatan Batang Tuaka?
2. Apa faktor penghambat dan pendukung Pengendalian Populasi Eceng
Gondok Terhadap Perairan Di Desa Sungai Rawa Kecamatan Batang
Tuaka?

6
F. Pokok-Pokok Pemecahan Permasalahan
1. Kebijakan
Melakukan pengkajian dan diskusi bersama pemerintah desa dan
masyarakat bagaimana mengatasi eceng gondok sehingga menjadikan dapat
melakukan laluan masyarakat dengan bergotong royong bersama masyarakat
di Desa Sungai Rawa Kecamatan Batang Tuaka.
2. Strategi

Mengaplikasikan setiap program kerja dan membantu pemerintah


desa dan masyarakat dalam melakukan pembersihan eceng gondok
sehingga dapat menjadikan laluan bagi masyarakat yang ada di hulu
sungai.
3. Upaya

Upaya yang dilakukan untuk pemecahan masalah ini yaitu dengan


lebih memberikan semangat kepada masyarakat bergotong royong
melakukan kegiatan pembersihan sungai yang di penuhi eceng gondok.

7
G. Alur Pikir

Pengendalian Populasi Eceng Gondok


Terhadap Perairan Di Desa Sungai Rawa
Kecamatan Batang Tuaka

Melakukan pembersihan dan gotong royong


bersama masyarakat dalam membersihkan kanal
atau parit

Persoalan Konsepsi

1. Bagaimana Pengendalian Melakukan kegiatan


Populasi Eceng Gondok secara bersama-sama
pemberdayaan Terhadap Perairan Di Melakukan
eceng gondok seperti kegiatan
Desa Sungai Rawa pembersihan
dalam Kecamatan Batang gotong royong secara
pembersihan sungai
Tuaka? bersama-sama
sungai
2. Apa saja faktor yang sehingga menjadikan
menjadi pendorong dan masyarakat lebih
penghambat Pengendalian
memiliki rasa Melakukan
Populasi Eceng Gondok
Terhadap Perairan Di
kebersamaan. pekerjaan
Desa Sungai Rawa pembersihan
Kecamatan Batang Tuaka sungai secara
bersama-sama
Pengelola Bumdes dengan sistem
gotong
royong

Terjadinya
kebersihan sungai
yang mudah di
lalui masyarakat

8
H. Pola Pikir

Pengendalian Populasi Eceng Gondok


Terhadap Perairan Di Desa Sungai Rawa
Kecamatan Batang Tuaka

INSTRUMENTAL
INPUT

Paradigma Pengendalian Populasi Eceng Gondok


Terhadap Perairan Di Desa Sungai Rawa Kecamatan
Batang Tuaka

S O M
Pengendalian
Populasi Eceng melakukan Terjadinya kebersihan
ZULFAHMI Masyarakat Observasi sungai sehingga
Gondok gotong royong
Wawancara masyarakat dapat
Terhadap secara
dan Gotong bersama-sama melalui sungai dengan
Perairan Di
royong mudah
Desa Sungai
Rawa
Kecamatan
Batang Tuaka

PELUANG DAN KENDALA

FEED BACK

9
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dengan keadaan sungai yang saat ini memiliki kondisi dimana kedalam air tidak
lebih dari 2 meter dan setiap tahun terus mengalami pendangkalan akibat dari tanah-
tanah yang terdapat pada sisi sungai mengalami lonsor dan juga populasi tanaman
eceng gondok yang tidak dapat dikontrol dengan baik merupakan alasan utama
pendangkalan sungai. Apabila ingin membuat sebuah kapal pada sungai tersebut maka
sarat garis airnya harus kurang dari 2 meter. Saat ini sudah terdapat kapal pembersih
eceng gondok, akan tetapi dari kegunaannya hanya untuk membersihkan eceng
gondok saja.
Enceng Gondok yang telah dibersihkan dari badan air diangkut ke tepi sungai dan
diletakkan dengan rapi pada daerah yang tidak terpengaruh lagi oleh muka air Danau
Toba. Selanjutnya, Enceng Gondok tersebut akan terurai menjadi kompos sehingga dapat
digunakan oleh masyarakat di sekitarnya. Selain itu  Enceng gondok dapat juga
dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan, pakan ternak dan lain sebagainya. Populasi enceng
gondok yang berkembang pada daerah badan sungai yang dekat dengan pemukiman
penduduk, akan dibersihkan dan disposalnya akan dipindahkan ke tempat lain sesuai
dengan hasil musyawarah dengan masyarakat dan diketahui oleh kepala desa terkait.
2. Saran
1. Melakukan kegiatan gotong royong bersama masyarakat sehingga terjadinya
keakraban dan meghasilkan pekerjaan yang baik jika di lakukan secara bersama-
sama.
2. kepada pemerintah desa agar lebih di perhatikan bagaimana keberlangsungan
kebersihan sungai tersebut karena itu merupakan salah satu transportasi masyarakat
yang membawa muatan hasil panen dan sebagainya.
3. Melakukan perbaikan dan perdalaman sungai sehingga tidak terjadinya kandas bagi
pompong yang melintas.
4.

10
DAFTAR PUSTAKA
Chambers, Robert. 1988. Pembangunan Desa Mulai dari Belakang. Jakarta: LP3ES
(Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial)

Coristya, Heru, Suwondo. “Keberadaan BUMDes sebagai Penguatan Ekonomi Desa


(Studi di Desa Landungsari, Kecamatan Bau, Kabupaten Malang,” Jurnal
Administrasi Publik (JAP,) Volume I Nomor 6

Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan


(PKDSP). 2007. Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan


(PKDSP). 2007. Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Gunawan, Ketut. “Manajemen BUMDes dalam Rangka Menekan Laju Urbanisasi.”


Widyatech Jurnal Sains dan Teknologi. Volume 10 Nomor 3. April, 2011

https://sda.pu.go.id/balai/bwssumatera2/2018/11/pembersihan-enceng-gondok-kawasan-
danau-toba/

11
DOKUMENTASI

12
13
14
15
16

Anda mungkin juga menyukai