Rut TPIM
Rut TPIM
NIM : 181440019
Kelas : INS 1
3) Diapraghm ( Diafragma )
Diafragma adalah piringan fleksible
(flexible disc) yang bisa berbentuk tipis (flat
diaphragm) atau memiliki lipatan konsentris
(corrugated diaphragm). Banyak digunakan
untuk mengukur tekanan rendah sampai
dengan 300 psi. dasar pemilihannya
tergantung pada besarnya simpangan yang
diinginkan, range tekanan yg diperlukan dan
nonlinearity yg ditolerir.
Capsule Diafragma
Capsule tersusun atas dua buah diafragma
yang dilas bersama-sama di sekitar
lingkarannya. Sensitivitas capsule
meningkat proporsional dengan
diameternya, yang pada umumnya
berdiameter secara konvensional bervariasi
antara 25 sampai 150 mm.
b. Sensor Temperature
1.) Termokopel
Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan sering digunakan
dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan
listrik dan Elektronika yang berkaitan
dengan Suhu (Temperature). Beberapa
kelebihan Termokopel yang membuatnya
menjadi populer adalah responnya yang
cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu berkisar
diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang cepat dan rentang suhu yang luas,
Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah digunakan.
Cara Kerja Termokopel :
Berdasarkan Gambar diatas, ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu yang
sama, maka beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut adalah
“NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung dalam rangkaian
diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan terjadi perbedaan
suhu diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian menghasilkan tegangan listrik yang
nilainya sebanding dengan suhu panas yang diterimanya atau V1 – V2. Tegangan Listrik yang
ditimbulkan ini pada umumnya sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat Celcius. Tegangan
tersebut kemudian dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga
menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.
d. Sensor Flow
1.) Orifice
Orifice adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran volum atau massa
fluida di dalam saluran yang tertutup (pipa) berdasarkan prinsip beda tekanan dengan
mengubah kecepatan aliran fluida. Alat ini berupa plat tipis dengan gagang yang diapit diantara
flens pipa.
Cara Kerja Orifice :
Orifice merupakan alat untuk mengukur laju aliran dengan prinsip beda tekanan atau disebut
juga Bernoulli’s principle yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara tekanan fluida
dan kecepatan fuida. Jika kecepatan meningkat, tekanan akan menurun begitu pula sebaliknya.
Pada dasarnya orifice berupa plat tipis dengan lubang di bagian tertentu (umumnya di tengah).
Fluida yang mengalir melalui pipa ketika sampai pada orifice akan dipaksa untuk melewati
lubang pada orifice. Hal itu menyebabkan terjadinya perubahan kecepatan dan tekanan. Titik
dimana terjadi kecepatan maksimum dan tekanan minimum disebut vena contracta. Setelah
melewati vena contracta kecepatan dan tekanan akan mengalami perubahan lagi. Dengan
mengetahui perbedaan tekanan pada pipa normal dan tekanan pada vena contracta, laju aliran
volume dan laju aliran massa dapat diperoleh dengan persamaan Bernoulli.
PD meter merupakan jenis flow meter yang mengukur volume atau flow rate gerakan fluida
dengan membagi suatu ruangan media yang tetap dengan volume yang terukur. Positif
perpindahan (PD) flowmeters membuat pengukuran aliran volumetrik mengambil kenaikan
terbatas atau volume dari fluida. Sebuah analogi dasar akan memegang ember di bawah keran,
mengisi ke tingkat yang ditetapkan, lalu cepat-cepat menggantinya dengan yang lain dan waktu
ember tingkat di mana ember diisi (atau jumlah ember untuk aliran "ditotal") . Dengan tekanan
yang tepat dan kompensasi suhu, laju aliran massa dapat ditentukan secara akurat.
Cara Kerja PD Meter :
Postive Displacement Flowmeters (PD meters), bekerja berdasarkan pengukuran volume
dari fluida yang sedang mengalir dengan menghitung
secara berulang aliran fluida yang dipisahkan kedalam suatu volume yang diketahui
(chamber), selanjutnya dikeluarkan sebagai volume tetap yang diketahui.
Bentuk dasar dari PD meter adalah suatu chamber yang berfungsi
memisahkan atau menghalangi aliran fluida. Di dalam chamber tersebut
terdapat sebuah alat mekanik yaitu rotating/reciprocating unit yang
ditempatkan untuk menciptakan paket volume tetap dari fluida yang sedang
mengalir. Oleh karena itu, volume dari fluida yang melewati chamber dapat diketahui
dengan menghitung jumlah discreate parcels yang lewat atau setara dengan
jumlah putaran dari rotating/reciprocating. Dengan demikian volume flow rate dapat
dihitung dari laju perputaran alat rotating/reciprocating.
2. Apa yang dimaksud dengan transmitter? Bagaimana cara kerja transmitter pneumatik,
transmitter elektronik, dan transmitter fieldbus?
Jawaban :
Transmitter adalah suatu alat kelanjutan dari sensor, dimana merupakan salah satu
elemen dari sistem pengendalian proses. Untuk mengukur besaran dari suatu proses
digunakan alat ukur yang disebut sebagai sensor (bagian yang berhubungan langsung
dengan medium yang diukur), dimana transmitter kemudian mengubah sinyal yang
diterima dari sensor menjadi sinyal standart. Berdasarkan besaran yang perlu
ditransformasikan transmitter dapat digolongkan sebagai transmitter temperatur,
transmitter tinggi permukaan, transmitter aliran.Transmitter dapat dihubungkan dengan
berbagai alat penerima seperti instrument penunjuk, alat pencatat, pengatur yang
mempunyai sinyal masukan yang standart.
Cara Kerja Transmitter :
Transmitter adalah alat yang mengubah dan mentransmisikan besar nilai terukur dari
suatu besaran dalam range tertentu kedalam sinyal yang dapat dibaca receiver.
Cara kerja dari alat ini diperlihatkan pada gambar diatas. Jika tekanan input pada meter body
naik, maka pada batang torsi (torque rod) akan terjadi kenaikan torsi. Primary beam yang
dihubungkan langsung ke batang torsi mengakibatkan buffle (flapper) menutup nozzle. Pada
nozzle terjadi tekanan balik, tekanan balik dari nozzle ini diperkuat oleh amplifier (pilot relay)
dan relay output akan mengirimkan sinyal yang telah diperkuat ke receiver (receiver bellows)
ataupun instrument lainnya berupa optional external devices. Dalam waktu yang sama, tekanan
balik ini juga masuk ke feedback capsul. Kenaikan tekanan output dalam feedback capsul
memberikan gaya feedback ke secondary beam, dan melalui span rider, gaya tersebut menekan
primary beam untuk menggerakkan buffle menjauhi nozzle. Dalam umpan balik loop tertutup
akan terjadi gaya perlawanan untuk menghambat/melawan gaya akibat tekanan balik dari
nozzle. Pada akhirnya tekanan sinyal output akan sebanding dengan nilai proses variable yang
diukur.
Cara Kerja Transmitter Elektronik :
Secara garis besar untuk prinsip kerja
transmitter elektronik hampir sama
dengan transmitter pneumatic. Bedanya
untuk transmitter elektronik
menggunakan prinsip kerja elektrolis
sedangkan pneumatic menggunakan
prinsip kerja mekanis.
Transmitter elektronik juga memiliki
sensing element sebagai pengukur besaran, memiliki displayer screen untuk menampilkan hasil
pengukuran, filter current dan rangkaian elektronik sebagai penerima tegangan input (24 VDC
dari DCS *Beberapa transmitter menggunakan tegangan 110 / 220 / 240 VAC dari power
source sebagai tegangan inputnya dan menghasilkan tegangan output 24 VDC ke DCS ) dan
sebagai pengubah besaran terukur kedalam output arus (4-20 mA) ke DCS.
Pada transmitter elektronik, kita tidak akan menemukan part-part yang ada pada pneumatic
transmitter seperti air relay, flapper dan nozzle, serta belows. Pengaturan range transmitter dan
zero/span adjustment dilakukan menggunakan alat yang bernama field communicator. Jenis
field communicator sendiri umumnya menggunakan HART protocol sebagai protokol
komunikasinya. Sehingga proses setting range akan lebih mudah dilakukan.
Blok Diagram Transmitter Elektronik :
Transmitter elektronik juga mempunyai mekanisme umpan balik pada sistem keseimbangan
gaya untuk mendapatkan ketelitian dan stabilitas yang tinggi. Sistem ini menjaga tetap suatu
keseimbangan gaya antara input dan output. Input sinyal atau variable proses dirubah kedalam
suatu gaya melalui input transfer element, output sinyal listrik juga suatu gaya akibat dari
feedback transfer element. Output akan berubah, yang disebabkan berubahnya beban,
akibatnya keseimbangan dari mekanisme transmitter akan berubah. Jika hal ini terjadi, maka
system akan menjadi seimbang kembali melalui mekanisme umpan balik sebagaimana elemen
detektor mendeteksi terjadinya kesalahan. Setiap transfer element mempunyai karakteristik
yang linear dan oleh karena itu output juga linear dan seimbang dengan sinyal input.
Transducer Input
Transduser Input merupakan Transduser yang dapat mengubah energi fisik (physical
energy) menjadi sinyal listrik ataupun Resistansi (yang kemudian juga dikonversikan
ke tegangan atau sinyal listrik). Energi fisik tersebut dapat berbentuk Cahaya, Tekanan,
Suhu maupun gelombang suara. Seperti contohnya Mikropon (Microphone), Mikropon
dapat mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik yang dapat dihantarkan melalui
kabel listrik. Transduser Input sering disebut juga dengan Sensor.
Contoh komponen elektronika transducer input :
LDR (Light Dependent Resistor) mengubah Cahaya menjadi Resistansi
(Hambatan)
Thermistor (NTC/PTC) mengubah suhu menjadi Resistansi (Hambatan)
Variable Resistor (Potensiometer) mengubah posisi menjadi Resistansi
(Hambatan)
Mikropon (Microphone) mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik
Transducer Output
Transduser Output merupakan Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi
bentuk energi fisik (Physical Energy). Seperti contohnya Loudspeaker, Loudspeaker
mengubah sinyal listrik menjadi Suara yang dapat di dengar oleh manusia. Transduser
Output sering disebut juga dengan istilah Actuator.
Contoh komponen elektronika transducer output :
LED (Light Emitting Diode) mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
Lampu mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
Motor mengubah listrik menjadi Gerakan (motion)
Heater mengubah listrik menjadi Panas
Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi Suara
Sinyal analog / Isyarat Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang
kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang.
Dua parameter/ karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah
amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang
sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat
analog.
Gelombang pada Sinyal Analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus
memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase.
• Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.
• Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.
• Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.
Pengertian Sinyal Digital
Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami
perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1.Teknologi Sinyal digital
hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh
derau/noise, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau
pengiriman data yang relatif dekat. Sinyal Digital juga biasanya disebut juga Sinyal
Diskret.
Sistem Sinyal Digital merupakan bentuk sampling dari sytem analog. digital pada
dasarnya di code-kan dalam bentuk biner (atau Hexa). besarnya nilai suatu system
digital dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit (bandwidth). jumlah bit juga sangat
mempengaruhi nilai akurasi system digital.
Perbedaan Sinyal Analog dan Sinyal Digital
1. Sinyal Analog
Gelombang elektromagnetik kontinous yang disebar melalui suatu
media, tergantung pada spektrumnya. Memiliki amplitude yang
merupakan sinyal pada satu ukuran waktu dan frekuensi yang
merupakan banyaknya gelombang per detik.
Dirancang untuk suara
Perbaikan error sulit
Mudah terkena noise
Kecepatan rendah
Media penyimpanan sinyal analog adalah pita tape magnetik.
Sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang kontinyu, yang
membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang
2. Sinyal Digital
Serangan tegangan yang dapat ditransmisikan melalui suatu medium
kawat. Tersusun atas dua keadaan yang disebut bit, yaitu keadaan 1 yang
berarti aktif dan 0 non aktif.
Dirancang untuk data dan suara
Perbaikan error mudah
Lebih tahan terhadap noise
Kecepatan tinggi
Untuk menyimpan sinyal digital dapat menggunakan media digital
seperti CD, DVD, Flash Disk, Hardisk.
Sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang
tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1.
Maka kita cukup melakukan Kalibrasi nilai Zero saja. Pastikan Span Adjuster nantinya
tidak diganggu. Namun kalau seperti ini
f) Kemudian naikkan tekanan input hingga 100 Kg/cm2. Perhatikan output transmitter,
apabila nilai output belum 15 psi, putar range wheel di gambar yang dtunjukan dengan
nomor 18 hingga output mengeluarkan nilai 15 psi. Setelah di adjust range wheel
tersebut, kencangkan dengan menguncinya menggunakan locknut.
g) Ulangi langkah no.5 dan 6 sampai transmitter benar-benar menunjukan nilai output
yang sesuai dengan kesalahan di bawah toleransi ketika diberikan tekanan 0 dan 100
Kg/cm2.
h) Apabila dirasa sudah pas, cek hasil kalibrasi dengan menginput tekanan 0, 25, 50, 75,
100 kemudian catat hasilnya.
i) Hasil kalibrasi yang baik adalah yang nilai outputnya sesuai standar. Apabila terjadi
error maka nilai errornya harus di bawah toleransi error. Toleransi error setiap
perusahaan bisa berbeda, ada yang 0,5% bahkan ada yang 0,2%. Pastikan hasil kalibrasi
memiliki prosentase error di bawah nilai tolerable error.
j) Bila hasilnya belum baik, ulangi langkah no. 5 dan 6 hingga didapatkan hasil yang baik.
k) Pengalaman melakukan kalibrasi menentukan seberapa lama kita dapat menemukan
setting yang pas untuk zero dan span transmitter.
l) Laporkan hasil kalibrasi dengan mengisi form kalibrasi alat.
9. Bagaimana cara kalibrasi Transmitter Elektronik ?
Jawaban :
Kalibrasi Transmitter Tipe Elektronik untuk Pressure Transmitter
Spesifikasi transmitter yang akan di kalibrasi mempunyai range 0 Bar sampai 100 Bar,
Type Differential pressure transmitter, model SMART transmitter HART applicable,
output transmitter 4-20 mA, type sensor diaphragm, material 316SS.
Langkah-langkah kalibrasi.
1. Pertama-tama kita siapkan alat kerja seperti; Multimeter, kunci pas, kunci inggris,
obeng, sumber power 24V DC, kalibrator misalnya DWT, HART communicator.
2. Pasangkan pressure transmitter pada DWT pastikan tidak ada kebocoran, karena
kita akan memberikan tekanan sampai 100 Bar pada transmitter tersebut.
3. Pasangkan power dan multimeter untuk membaca keluaran transmitter( lihat
gambar A)
4. Siapkan alat untuk mencatat nilai-nilai hasil kalibrasi,
5. Pasangkan HART, karena transmitter ini HART applicable maka proses konfigurasi
dan eksekusi kalibrasi akan dilakukan melalui alat yang disebut HART.
6. Setelah semua perlengkapan terpasang, dalam keadaan tanpa tekanan lihat keluaran
transmitter harus 4mA jika tidak lakukan pengaturan zero trim melalui HART
sehingga keluaran yang terukur pada multi meter menunjukkan 4mA.
7. Naikan tekanan ke transmitter sampai mencapai tekanan batas atas (100Bar)
pertahankan tekanan dalam keadaan ini untuk beberapa saat sementara itu amati
multimeter harus menunjukkan 20mA jika tidak maka lakukan langkah pengaturan
melalui HART yang biasa disebut span adjustment.
8. Ulangi langkah 6 dan 7 hingga keluaran transmitter menunjukkan nilai yang
seharusnya yaitu 4mA ketika transmitter tidak bertekanan dan 20mA pada saat
transmitter mendapat tekanan 100Bar.
Jika sudah demikian maka proses kalibrasi hampir selesai, tetapi jangan lupa untuk
memeriksa nilai keluaran transmitter pada beberapa titik antar LRV dan URV, untuk
itu mulai dengan memberi tekanan sebesar 25% catat mA yang dihasilkan, lakukan hal
yang sama untuk tekanan 50% dan tekanan 75%, nila mA yang dihasilkan pada point-
point antara LRV dan URV tersebut dapat dihitung dengan formula dibawah ini;
10. Kemudian turunkan tekanan kalibrator sampai menjadi 0 Bar, pada kondisi ini
jarum pressure gauge harus menjunjuk angka 0, jika tidak , cabut jarum dengan
menggunakan puller lalu pasang kembali jarum dengan menempatkannya pada possisi
0 ( nol).
11. Ulangi langkah 8 , 9, 10 hingga posisi jarum menunjuk pada angka yang sama
dengan besarnya tekanan kalibrator.
12. Setelah kondisi jarum pada tekanan nol dan pada tekanan range atas sesuai dengan
besarnya tekanan kalibrator , langkah berikutnya adalah memeriksa linearitas, caranya
yaitu dengan menaikkan tekanan kalibrator per 25% lalu membandingkannya dengan
posisi jarum pressure gauge jika sudah sesuai maka langkah kalibrasi selesai, jika ada
penyimpangan atau penunjukkan pressure gauge tidak linear misalnya pada saat
tekanan kalibrator 12,5 Bar lalu pressure gauge menunjuk angka 13,5 berarti telah
terjadi penurunan kualitas bagian dalam pressure gauge seperti bourdon flexsibilitasnya
sudah tidak merata, untuk kasus seperti ini maka pressure gauge sudah tidak layak pakai
lagi.
11. Bagaimana memasang transmitter pada proses cairan, gas, dan uap ?
Jawaban :
Pemasangan Transmitter pada proses cairan :
Transmiter ditempatkan agak kebawah dari sambungan tekanan pada flange. Tekanan
ini diambil dari samping gunanya mencegah terjebaknya vapor pada sensing line dan
menghindari adanya endapan-endapan yang terpanjang dasar pipe line masuk kedalam
instrument, untuk cairan yang kental dan korosip untuk pengukuran liquidini harus
memakai seal.
Untuk pipa horizontal
1. Bila mengukur cairan, transduser Vortex dan Transmitter harus dipasang di
bagian bawah pipa jika cairan mengandung sedikit gas.
141,5
°𝐴𝑃𝐼 = − 131,5
𝑆𝐺
16. Apa itu viskositas? Ada berapa macam viskositas? Apa satuan dari viskositas?
Jawaban :
Pengertian Viskositas
Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida yang menunjukkan besar kecilnya
gesekan internal fluida.
Macam-Macam Viskositas dan Satuannya
1. Viskositas Dinamik
Viskositas dinamik merupakan gaya tangensial persatuan luas yang digunakan agar
dapat memindahkan suatu bidang horisontal ke sebuah bidang yang lain, dalam unit
velositas (velocity), ketika mempertahankan jarak dalam sebuah cairan.
Satuan : Poise (P) → cgs
1 P = 1dyne cm-2s
1 P = 0,1 Pa s
Satuan SI : MKS = Nm-2s = Pa s
2. Viskositas Kinematik
Viskositas kinematis ialah suatu rasio antara viskositas absolut untuk kepadatan
(densitas) dengan jumlah dimana tidak ada kekuatan yang terlibat.
Satuan : Stokes (St)
1 St = 1 cm2/s
17. Bagaimana cara menentukan Density, SG, dan Viskositas ?
Jawaban :
Density → Alat = Piknometer
1. Timbang bobot piknometer kosong
W piknometer = A g
2. Timbang bobot piknometer + sampel
W pinometer + sampel = B g
B−A
3. Tentukan density sampel → ρ = V
Sampel
SG → Alat : Piknometer
1. Timbang bobot piknometer kosong
W piknometer = A g
2. Timbang bobot piknometer + sampel
W pinometer + sampel = B g
B−A
ρsampel VSampel
3. Tentukan SG sampel → SG = =
ρH 2 O ρ H2 O
18. Apa fungsi orifice concentric, orifice exentric, dan orifice segmental ?
Jawaban :
Tipe Concentric
Ini adalah tipe yang paling populer dipakai untuk suatu range yang luas dari fluida
seperti air, steam dan gas. Tipe ini mempunyai suatu lubang yang concentris (di tengah-
tengah) dengan pinggiran dari up stream face. Pinggiran ini harus tajam, sehingga
cahaya tidak dapat direfleksikan dari padanya. Tipe ini khusus liquid yang sudah bersih
tidak boleh mengandung zat padat yang abrasive yang akan menyebabkan erosi.
Tipe Eccentric
Tipe ini dipakai pada aliran yang masih mengandung partikel.
Tipe Segmental
Khusus dipakai pada aliran berat, yaitu fluida yang mengandung bagian-bagian padat
(solid) atau suatu aliran yang bersifat corrosive
(P 1 P2)
P2
p, V 2 , A2
Dengan nilai 𝐴 , 𝜌, 𝑑𝑎𝑛 𝛽 ( 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡 )
1 p, V 1 , A1 2
Persamaan Bernoulli :
𝑃1 𝑉12 𝑃2 𝑉22
+ + 𝑍1 = + + 𝑍2 ( 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡 )……… (1)
𝜌 2𝑔 𝜌 2𝑔
𝑉1 𝐴1 = 𝑉2 𝐴2 = 𝑄………….. (2)
Berasumsi bahwa 𝜌 constant dan dengan sebuah pipa sirkular dan dan sebuah
pembatas ( restriction ) sirkular, sehingga :
Hubungan antara Hukum Bernoulli dan Hukum Kontinyuitas :
1
𝐴1 = 𝜋𝐷2
4
1 2
𝐴2 = 𝜋𝑑
4
Dimana : A1 = Area pada Pipa
A2 = Area pada Pelat Orifice
1
𝐴2 𝜋𝑑 2 𝑑2
= 4
1 = = 𝛽2 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 ………. (3)
𝐴1 𝜋𝐷2 𝐷2
4
2
𝐴22 𝑑2
= [ 2] = 𝛽4 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜
𝐴12 𝐷
2𝑔(𝑃1 − 𝑃2)
𝑄 = 𝐴2 √
𝜌(1 − 𝛽 4)
2𝑔 2𝑔
𝑄 = 𝐴2 √ . √𝑃1 − 𝑃2 = 𝐴2 √ . √∆𝑃
𝜌(1− 𝛽4 ) 𝜌(1− 𝛽4 )
Simbol
V, Q
umum
Satuan m3/s
SI
Konversi Satuan
1 US ( Gallon per Minute ( GPM))
Per detik
Satuan Pressure
Defenisi
Pressure (tekanan) adalah gaya yang diberikan pada per unit area. Bisa juga
dijelaskan bahwa pressure adalah ukuran intensitas gaya yang diberikan pada
suatu titik permukaan.
Satuan tekanan :
psi bar
psf atmosphere (atm)
mm Hg N/m2 (Pascal)
in. Hg
Tabel Satuan
Tabel Konversi
Satuan Level
Level merupakan parameter yang ada pada hampir setiap proses industri, ada
banyak cara mengukur level, yang paling sederhana adalah dengan
menggunakan sight glass. Dengan menggunakan sight glass, ketinggian dari
liquid di dalam sebuah bejana/vesel akan secara fisik terlihat, sehingga dengan
membuat skala pada sight glass, kita dapat langsung menentukan berapa
persenkah tinggi permukaan cairan tersebut dari tinggi vessel/tangki/bejana.
1 kilopascal = 0.1450377377 PSI (pound per square inch)
1 kilopascal = 0.01019716213 kg/cm²
Tabel Satuan :
22. Buktikan bahwa satuan tekanan bias dalam satuan ketinggian air ( inH 2O,
cmHg, cmH2O, mmHg)
Jawaban :
Memahami arti dari 1 InH2O adalah tekanan yang diberikan oleh H2O (air)
pada suatu titik dengan jarak dari titik tersebut ke permukaan air adalah 1 Inchi.
Kalau kita memiliki tangki berapapun diameter atau luas alasnya jika diisi oleh
air setinggi 1 inchi maka tekanan di dasar tangki adalah 1 InH2O + Tekanan
Atmospher (atau Tekanan Permukaan). Konsep tekanan 1 InH2O memang tidak
secara langsung menunjukkan berapa gaya yang harus diderita oleh permukaan
tangki per satuan luas. Karena yang pernah bersekolah di SMA akan
mengatakan bahwa tekanan adalah Gaya per Satuan Luas. Keberadaan satuan
InH2O ini terlihat seakan-akan tidak sejalan dengan konsep satuan tekanan
seperti N/m2 atau Pound Square Inch yang memang gamblang menghubungkan
gaya terhadap luas. Padahal InH2O pasti bisa dihubungkan dengan konsep gaya
per luas N/m2 dan Psi.
Tanki dengan air di dalamnya setinggi 1 Inch tanpa ada tekanan awal Po dari
atmospher maka dasarnya menderita tekanan 1 InH2O. Berapa equivalent Psi-
nya? Tentu saja adalah gaya yang diderita oleh permukaan dasar seluas 1 square
inch akibat air di atas-nya setinggi 1 inchi. Kita timbang air dengan volume 1
qubic-Inch (luas 1 square-inch x tinggi 1 inch) berapa pound (lbs) beratnya
maka itulah beban yang diterima per square-inch. Kalau tidak mau menimbang
kita bisa menghitung pound-nya dengan menggunakan konsep density atau
berat jenis yang menghubungkan volume 1 qubic-inch ke berat dalam pound.
Maka InH2O akan mendapatkan equivalent PSI sebagaimana konsep tekanan
adalah gaya per luasan. Jadi ada satu faktor penting untuk menghubungkan
keduanya yaitu Density
berawal dari penggunaan SG (Specific Gravity) dalam perhitungannya.
Dimana SG merupakan rasio antara Masa Jenis cairan dengan masa jenis
cairan referensi, umumnya yang menjadi referensi adalah masa jenis benda
yang memiliki fasa yang sama, misalnya cairan dengan cairan. Untuk cairan
umumnya digunakan air pada tekanan atmosfer dan pada temperatur yang
disepakati, sebagai referensi (1000 kg/m³ atau 1 g/cm³).
Misalnya ada bejana berisi air dengan ketinggian 1m (1000mm), maka
tekanan hidrostatiknya adalah (kita sepakati ρ = 1000 kg/m³ dan g = 9,8m/s²):
P=ρ•g•h
P = 1000 kg/m³ • 9,8 m/s² • 1 m
P = 9800 Pascal
Kemudian kita juga bisa menyatakan tekanan tersebut dalam satuan mH2O,
cmH2O atau mmH2O:
P = SG • h
P = {(1000 kg/m³) / (1000 kg/m³)} • 1 m
maka:
P = 1 mH2O atau 100 cmH2O atau 1000 mmH2O
Dalam satuan mmH2O, H2O merupakan warisan dari rasio masa jenis cairan
terhadap masa jenis air.
23. Apa yang dimaksud dengan Reynold Number ? Rumusnya , Satuannya apa ?
Untuk tujuan apa ?
Jawaban :
Definisi
Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap
gaya viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut
dengan suatu kondisi aliran tertentu.
Tujuan :
Bilangan Reynold adalah bilangan yang digunakan sebagai penentu jenis aliran
fluida apakah laminar atau turbulen. Bilangan reynold sangat dipengaruhi oleh
kecepatan aliran fluida dan kekentalan fluida.
Rumus :
- Bilangan Reynold terbagi dua, yaitu:
a. Internal flow
Merupakan aliran fluida yang mengalir di dalam pipa. Untuk aliran
internal, jenis aliran yang terjadi dapat diketahui dengan mendapatkan
bilangan Reynold nya dari persamaan:
𝑉𝐷
Re = 𝑣
Orifice merupakan alat untuk mengukur laju aliran dengan prinsip beda tekanan atau
disebut juga Bernoulli’s principle yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara
tekanan fluida dan kecepatan fuida. Jika kecepatan meningkat, tekanan akan menurun
begitu pula sebaliknya.
Pada dasarnya orifice berupa plat tipis dengan lubang di bagian tertentu (umumnya di
tengah). Fluida yang mengalir melalui pipa ketika sampai pada orifice akan dipaksa
untuk melewati lubang pada orifice. Hal itu menyebabkan terjadinya perubahan
kecepatan dan tekanan. Titik dimana terjadi kecepatan maksimum dan tekanan
minimum disebut vena contracta. Setelah melewati vena contracta kecepatan dan
tekanan akan mengalami perubahan lagi. Dengan mengetahui perbedaan tekanan pada
pipa normal dan tekanan pada vena contracta, laju aliran volume dan laju aliran massa
dapat diperoleh dengan persamaan Bernoulli.
Venturi
Pada Venturi meter ini fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan ke bagian outlet
cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan tekanan awal. Pada bagian
inlet cone fluida akan mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh bagian inlet
cone yang berbentuk kerucut atau semakin mengecil kebagian throat. Kemudian fluida
masuk kebagian throat inilah tempat-tempat pengambilan tekanan akhir dimana throat
ini berbentuk bulat datar. Lalu fluida akan melewati bagian akhir dari venturi meter
yaitu outlet cone.
Nozzle
Bentuk alat ini seperti lonceng dengan profil ellips diikuti dengan leher silindris. Flow
nozzle ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang berfungsi untuk
mendapatkan beda tekanannya. Pada flow nozzle kecepatan bertambah dan tekanan
semakin berkurang seperti dalam venturi meter. Dan aliran fluida akan keluar secara
bebas setelah melewati lubang flow nozzle sama seperti pada plat orifice.
3. Bagaimana prinsip kerja dari magnetic dan rotameter ? Jelaskan beserta rumusnya !
Jawaban :
Prinsip Kerja Magnetik
Prinsip Kerja Magnetik
Prinsip kerja magnetic flow meter adalah berdasarkan
prinsip hukum faraday mengenai induksi elektromagnetik.
Menurut hukum ini , ketika medium konduktif melewati
medan magnet menghasilkan tegangan yang berbanding
lurus dengan kecepatan medium konduktif, kecepatan
medan magnet, dan panjang konduktor. Dalam hukum
faraday 3, nilai tersebut dikalikan secara bersama-sama
beserta dengan konstanta, untuk menghasilkan besarnya tegangan. Oleh karena
itu, medium yang diukur oleh elektromagnetik flow meter harus bersifat sebagai
konduktor magnetik.
𝐕𝐞 = 𝐁 × 𝐋 × 𝐕 𝐐 = 𝐀 × 𝐕
Dimana :
Ve = Induced Voltage V = Flow Velocity
B = Magnetic Induction Q = Volume Flow
(Magnetic Field) A = Pipe Cross-Section
L = Electroda Gap I = Current Strength
𝐅𝐝 × 𝐠𝐜 = (𝐕𝐟 × 𝛒𝐟 × 𝐠) − (𝐕𝐟 × 𝛒 × 𝐠)
Dimana :
Fd = Gaya (lb) g = Vf = Volume Float (ft 3)
Percepatan Gravitasi 𝜌𝑓 = Densitas Float (𝑙𝑏⁄𝑓𝑡3)
(9,81 𝑚⁄𝑠2 = 32,17 𝑓𝑡⁄𝑠) 𝜌 = Densitas Fluida (𝑙𝑏⁄𝑓𝑡3)
gc = Faktor Konversi Newton Vf = mf = Massa dari float
(32,17 𝑓𝑡. 𝑙𝑏⁄𝑙𝑏. 𝑠2)
14. Apa perbedaan massa dan berat ? Tuliskan contoh, rumus, dan satuannya !
Jawaban :
Perbedaan Massa dan Berat
Massa merupakan jumlah partikel(banyaknya materi) yang dikandung
zat/benda, sedangkan berat massa yang dipengaruhi gravitasi.
Nilai massa tidak berubah/tetap, sedangkan nilai berat dapat berubah,
bergantung gravitasi di mana benda itu berada.
Massa dinyatakan dalam satuan kg(Kilogram), sedangkan berat dinyatakan
dalam satuan Newton
Massa termasuk besaran skalar dan pokok, sedangkan berat termasuk
besaran vektor dan turunan.
Massa merupakan besaran yang tidak mempunyai arah, sedangkan berat
besaran yang mempunyai arah.
Massa diukur menggunakan neraca, sedangkan berat diukur menggunakan
neraca pegas atau dinamometer.
Contoh Massa dan Berat
Massa merupakan ukuran banyaknya materi yang terkandung dalam suatu benda.
Massa diukur dengan menggunakan neraca. Satuan massa dalam SI adalah kilogram.
Massa termasuk besaran skalar. Massa merupakan besaran yang tidak memiliki arah
Berat merupakan gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda. Berat
termasuk besaran vektor, berat merupakan besaran yang memiliki arah. Arah berat
selalu tegak lurus terhadap permukaan bumi. Berat merupakan salah satu bentuk
gaya, berat dapat diukur dengan menggunakan neraca pegas atau dinamometer.
Satuan berat dalam SI dinyatakan dalam Ne.
Contohnya sebuah apel yang bermassa 200 g akan mempunyai berat yang berbeda-
beda ketika ditimbang pada tempat yang berbeda. Apel yang bermassa 200 g,
mempunyai berat 1,96 N ketika ditimbang dipermukaan bumi (percepatan gravitasi
9,8 m/s2), beratnya 1,952 ketika ditimbang di atas gunung (percepatan gravitasi
9,76 m/s2), bahkan beratnya hanya 0,327 ketika ditimbang di bulan.
Rumus dan Satuannya
Berat dihitung dengan mengalikan massa sebuah benda dengan percepatan gravitasi
di mana benda tersebut berada. Berat sebuah benda di bumi akan berbeda dengan
beratnya di bulan. Sebuah benda bermassa 10 kilogram, akan tetap mempunyai
massa 10 kilogram di bumi maupun di bulan, namun di bumi benda tersebut akan
mempunyai berat 98 Newton, sedangkan di bulan, benda tersebut akan mempunyai
berat 16,3 Newton saja.
W = mg