b. Perdagangan
Raja Mpu Sindok mendirikan ibu kota kerajaan Mataram Hindu Jawa
Timur di tepi Sungai Brantas, dengan tujuan menjadi pusat pelayaran dan
perdagangan di daerah Jawa Timur. Masa pemerintahan Dharmawangsa
Teguh, aktivitas perdagangan tidak hanya di Jawa Timur, tetapi berkembang
ke luar wilayah Jawa Timur hingga sampai Asia dan Kerajaan Mataram Hindu
Jawa Timur menjadi pusat aktivitas pelayaran perdagangan di Nusantara
Timur. Kota pelabuhan pada masa Kerajaan Mataram Hindu Jawa Timur yaitu
Hujung Galuh menurut Pasasti Kamalagyan selalu ramai dikunjungi oleh
perahu-perahu dagang dari pulau-pulau di Nusantara dan pedagang-pedagang
dari kerajaan-kerajaan lain di luar Nusantara.
Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno dimulai pada era Dinasti Sanjaya dan
Syailendra. Pada era kedua dinasti tersebut, berbagai bidang dapat berlambang secara pesat.
Bidang-bidang tersebut meliputi Budaya, Kesenian, Tatanan Sosial dan juga Ilmu
Pengetahuan. Kekuatan tempur yang sangat kuat juga berada di era Dinasti Syailendra.
Akibat dari kekuatan tempur dari kerajaan tersebut, wilayah kekuasaan berhasil mencapai
Semenanjung Malaka, dan juga berhasil mengalahkan Kerajaan di Chenla, Kamboja.
Dinasti Syailendra juga dikenal sebagai kuat dalam Ilmu Pengetahuan, sehingga
warisan sejarah penting banyak ditinggalkan pada masa kerajaan ini. Beberapa candi bekas
peninggalan yang masih terkenal hingga saat ini adalah Candi Borobudur dan juga Candi
Prambanan. Toleransi agama yang ada pada Dinasti Syailendra juga sangat baik. Hal ini
dibuktikan dengan perkawinan antara pemeluk agama Hindu dan juga Budha.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini ialah menggunakan metode
analisis deskriptif dan pendekatan kualitatif, karena metode dan pendekatan ini cocok dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis. Sehingga, diharapkan dengan metode dan pendekatan
tersebut dapat dihasilkan gambaran yang jelas tentang sejarah Kerajaan Mataram Kuno.
Pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu dengan menggunakan studi pustaka.
Menurut M. Nazir dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian” mengemukakan
bahwa yang dimaksud dengan studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelahaan terhadap buku, literatur, catatan dan laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Kemudian, data yang tersajikan akan
dianalisis secara kualitatif sesuai pada teori yang ada dan penyajian data secara deskriptif
dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang berkaitan dengan sejarah Kerajaan
Mataram Kuno. Dengan menggunakan metode dan pendekatan ini diharapkan dapat
dipahami oleh pembaca dari seluruh kalangan, sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai sarana pembelajaran dan sumber pengetahuan.