Anda di halaman 1dari 9

Jalur

Rempah
Nusantara
MASA PRA AKSARA HINGGA HINDHU
- BUDHA
Jalur Rempah pada Masa Pra
Aksara
A. Bukti Arkeologis
Sejak 4.500-5.000 tahun yang lalu ditunjukkan melalui gambar perahu layar dan manusia dengan senjata terselip di pinggang di situs
Liang Kacamata (Kalimantan Selatan) yaitu kelompok manusia berbahasa Austronesia, yang masuk ke pedalaman Kalimantan melalui
jalur sungai menggunakan perahu rakit dan dayung. Ada pula lukisan perahu serta lukisan penari dan gendang logam di batu di situs Here
Sorot Entapa di Kisar, Maluku. Juga ditemukan gendang Dong Son dari Vietnam utara dan Tiongkok barat daya era ±2.500 tahun yang
lalu. Di galeri Mesir, terdapat lukisan yang menggambarkan ekspedisi kapal besar yang diprakarsai Ratu Hatshepsut (berkuasa 1503-1482
SM). Di Terga, sebuah situs kuno di Mesopotamia (sekarang Suriah), ditemukan jambangan berisi cengkih di gudang dapur rumah
sederhana tahun 1721 SM (Liggett, 1982). Selain itu, di dalam lubang hidung Ramses II (1224 SM) ditemukan lada hitam sebagai bahan
pengawetan mumi. Sementara itu, manik-manik kaca, karnelian, dan geraba dari Arikamedu (India selatan) banyak ditemukan di Situs
Karangagung (Sumatra Selatan), situs Buni dan Patenggeng (Jawa Barat), dan situs Sembiran (Bali).
B. Bukti Tertulis

 Sumber tertulis India dari abad ke-3 SM berulang kali menyebut "Jawa sebagai asal rempah-rempah. Kitab Petunjuk Pelaut ke Lautan
Erythrea (nama kuno Yunani untuk Samudra Hindia) menyebut kapal rempah-rempah dari arah timur.
 Berdasarkan informasi dalam kitab-kitab sastra India yaitu kitab Ramayana, sumber emas yang baru tersebut ada di daerah timur
Nusantara. India menyadari emas yang dimaksud dalam kitab-kitabnya Itu adalah rempah. Selain lada dan kayu manis, ditemukan juga
cengkih, pala, kayu cendana, kapur barus, kemenyan, dan berbagai hasil hutan. Rempah-rempah Nusantara pun membanjiri pasar
Romawi. Romawi ketika itu tengah menikmati Pax Romana, yang meningkatkan permintaan atas rempah.
 Penulis berkebangsaan Romawi bernama Pliny the Elder dalam catatan perjalanannya menyebutkan tentang para pelaut pemberani dari
timur yang datang membawa kayu manis dengan menggunakan perahu sederhana (Tanudijo, 2010). Plinius mengatakan perahunya bukan
digerakkan oleh layar, melainkan oleh semangat dan keberanian. Dia meyakini tanaman tersebut merupakan endemik Asia Tenggara.
 Membanjirnya rempah Nusantara di wilayah-wilayah Kekaisaran Romawi diperjelas melalui peta "Guide to Geography" (abad ke-1 M)
yang dibuat astronom Alexandria (Mesir), Claudius Ptolomaeus. Di dalam peta tersebut, ia menulis kota Barus yaitu kota pelabuhan kuno
sumber kapur barus, komoditas yang diburu pelaut Yunani-Romawi, Mesir, Arab, Tiongkok, dan Hindustan pada masa itu.
 Kontak dagang dengan Tiongkok baru dimulai sejak abad II M. Sumber lain menyebutkan cengkih (chi shelting hsiang) dari mo wu
(Maluku) yang digambarkan berbentuk seperti paku. Adanya kontak dengan Tiongkok juga dibuktikan dengan catatan perjalanan ke Jawa
(Yeh-po-tilShe-po) melalui laut dari dua pendeta Buddha, yaitu Fa Hsien (413 M) dan Gunavarman.
Jalur Rempah Pada Masa
Hindhu-Budha
Menurut sumber-sumber arkeologis ataupun tulisan terdapat 4 Kerajaan yang menemukan jalur
rempah pada masa hindhu-budha yaitu :

1. Kerajaan Sriwijaya

2. Kerajaan Mataram Kuno

3. Kerajaan Majapahit

4. Kerajaan Singasari
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan sriwijaya berdiri pada abad VII – XV M. Yangmerupakan kerajaan paling maritim dari kerajaan-kerajaan yang
ada di nusatara dan sebuah kerajaan yang perniagaan yang berkuasa di laut. Ada beberapa jalur pelayaran dan
perdagangan Kerajaan Sriwijaya yaitu :

• Timur Nusantara

• Jawa (Selat Sunda)

• Sumatra

• Selat Malaka dan Hindia

• Tiongkok dan Arab

• Persia
Terdapat 3 Faktor yang mendukung kejayaan Sriwijaya sebagai Kerajaan maritim.

1) Letaknya sangat strategis, yaitu berada di antara rute Samudra Hindia, Laut Cina Selatan, dan Samudra Pasifik. Itu
berarti, Sriwijaya berada di tengah-tengah jalur pelayaran perdagangan antara India dan Tiongkok. Letak geografis
yang sangat strategis masih ditambah angin musim yang bertiup secara teratur

2) Memiliki hasil alam berupa rempah (cengkih, pala, lada, kapulaga, pinang, kayu manis, kayu gaharu, kayu cendana,
kemenyan, kapur barus), besi, timah, perak, dan emas. Rempah khas Sumatra adalah lada, kamper/kapur barus,
kemenyan, dan kayu manis, sedangkan cengkih dan pala diperoleh di Kepulauan Maluku.

3) Menjalin perdangan dengan India, Arab, dan Tiongkok.


Kerajaan Mataram Kuno
• Bukti utama Jalur Rempah pada masa Kerajaan ini adalah relief-relief pada Candi Borobudur, yang
dibangun pada 770 – 825 M pada masa pemerintahan raja Samaragrawira dan raja Samaratungga (berkuasa
792 – 835). Ada 63 spesies tanaman kuno di relief candi ini.

• Relief candi Borobudur juga menggambarkan potret Masyarakat saat itu sedang meracik jamu.

• Pada relief candi Borobudur, terdapat relief perahu kuno (perahu layar bercadik) membuktikan nenek
moyang bangsa Indonesia adalah pelaut. Terdapat 10 relief yang memuat gambar perahu kuno dengan
model yang berbeda-beda.

• Bukti lain Jalur Rempah pada era Mataram Kuno adalah penemuan cengkih era 900 – 1100 M dan lada
hitam era 600 -700 M di bekas Pelabuhan kuno Mantai, Srilangka.
Kerajaan Majapahit
• Dalam kitab Negarakertagama (1365), disebutkan nama-nama yang pernah dikunjungi Majapahit di
bagian timur Nusantara, seperti : Seram, Gurun Maluku, Banda.
• Tome Pires (1468 – 1540) yang mendengar cerita dari penduduk wilayah yang dikunjungi bahwa
kekuasaan Majapahit membentang dari sebagian besar wilayah barat Nusantara hingga Maluku
wilayah timur. Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk.

• Penguasaan banyak wilayah strategis dan memiliki armada laut yang kuat membuat Majapahit turut
andil dalam perdagangan rempah secara internasional
Kerajaan Singasari
• Jejak jalur rempah pada era Singasari tampak jelas pada masa pemerintahan Kertanegara (berkuasa 1268 – 1292)

• Bukan hanya Majapahit dengan visi Mahapatih Gajah Mada dengan Sumpah Palapanya, Singasari memiliki visi politik
dengan Cakrawala Mandala untuk melakukan ekspansi hingga keluar Nusantara

• Singasari menjalin hubungan dagang dengan banyak mitra asing, terutama Tiongkok masa Dinasti Yuan (1271 – 1368).
Komoditas andalan Singasari adalah beras, emas, dan rempah-rempah.

• Bukti arkeologis adanya hubungan dagang dengan Tiongkok pada era Singasari adalah penemuan kapal kargo Tiongkok
di Pantai Hanzhou pada 1973, Menurut Chee Beng Tan, guru besar Univ. Sun Yat Sen. (Kapal tersebut tenggelam pada
1271 M era Singasari, kapal memiliki Panjang 24 m dan lebar 9 m tersebut mengangkut barang – barang keperluan medis,
seperti lada, kacang areca, ambar, cangkang kura-kura, kayu laka, dan kayu gaharu)

Anda mungkin juga menyukai