Makalah Kelompok 2 Profesionalisme Kebidanan Compress
Makalah Kelompok 2 Profesionalisme Kebidanan Compress
Disusun oleh :
Kelompok 2
Assalamu’alaikum wr.wb
Wassalamu’alaikum wr.wb
Kelompok 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Otonomi 3
A. Kesimpulan 10
B Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
The International Confederation of Midwives (ICM) merupakan profesi bidan
dunia. Pada saat ini ICM telah memiliki lebih dari 1000 organisasi profesi bidan
dari berbagai negara di dunia ini. Misi ICM berusaha memperkuat asosiasi
anggota dan untuk memajukan profesi kebidanan secara global dengan
mempromosikan bidan otonom sebagai pengasuh yang paling tepat untuk
melahirkan anak perempuan dan dalam menjaga persalinan normal, dalam rangka
meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan, dan kesehatan bayi dan keluarga.
Akuntabilitas bidan dalam pratik kebidanan merupkan suatu hal yang penting
dan dituntut dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan
keselamatan jiwa manusia, adalah pertanggungjawaban dan tanggung gugat
(accuuntability) atas semua tindakan yang dilakukannya. Sehingga semua
tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu
evidence based. Accountability diperkuat dengan suatu landasan hukum yang
mengatur batas-batas wewenang profesi yang bersangkutan. Dengan adanya
legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak otonomi dan
mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir
logis dan sistematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.
Praktik kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan mutunya
melalui :
a. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
b. Penelitian dalam bidang kebidanan
c. Pengembangan ilmu dan tekhnologi dalam kebidanan
d. Akreditasi
e. Sertifikasi
f. Registrasi
g. Uji Kompetensi
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian otonomi dalam pelayanan kebidanan?
b. Apa bentuk-bentuk otonomi dalam pelayanan kebidanan?
c. Bagaimana transisi dari mahasiswa ke otonom bidan yang akuntabel?
d. Bagaimana pengembangan profesi berkelanjutan?
e. Apa yang dimaksud rencana belajar sepanjang hayat?
f. Apa yang dimaksud keterampilan belajar mandiri?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian otonomi dalam pelayanan kebidanan
b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk otonomi dalam pelayanan kebidanan
c. Untuk mengetahui transisi dari mahasiswa ke otonom bidan yang
akuntabel
d. Untuk mengetahui pengembangan profesional berkelanjutan
e. Untuk mengetahui rencana belajar sepanjang hayat
f. Untuk mengetahui keterampilan belajar mandiri
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Otonomi
Secara etimologi , Otonomi berasal dari bahasa Yunani autos yang artinya
sendiri, dan nomosyang berarti hukuman atau aturan, jadi pengertian
otonomi adalah pengundangan sendiri (Danuredjo, 1979).
a. Menurut Koesoemahatmadja (1979: 9),
Otonomi adalah Perundangan Sendiri, lebih lanjut mengemukakan bahwa
menurut perkembangan sejarahnya di Indonesia, otonomi selain memiliki
pengertian sebagai perundangan sendiri, juga mengandung pengertian
"pemerintahan" (bestuur)
b. Menurut Wayong (1979: 16),
Menjabarkan pengertian otonomi sebagai kebebasan untuk memelihara
dan memajukan kepentingan khusus daerah, dengan keuangan sendiri,
menentukan hukuman sendiri, dan pemerintahan sendiri.
Jika dilihat dari pengertian di atas, maka pengertian otonomi kebidanan
adalah kekuasaan untuk mengatur persalinan peran dan fungsi bidan sesuai
dengan kewenangan dan kompetensi yang dimiliki seorang bidan ( suatu bentuk
mandiri dalam memberikan pelayanan).
Otonomi pelayanan kesehatan meliputi pembangunan kesehatan,
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat dalam upaya
promotif, preventif, kualitatif, rehabilitatif untuk meningkatkan sumber daya
manusia yang berkualitas.
Profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia, adalah
pertanggung jawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua tindakan
yang dilakukannya. Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas,
bidan memiliki hak otonomi dan mandiri untuk bertindak secara profesional yang
dilandasi kemampuan berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai standar
profesi dan etika profesi.
Praktik kebidanan merupakan inti dan berbagai kegiatan bidan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan mutunya
melalui:
1. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.
2. Penelitian dalam bidang kebidanan.
3. Pengembangan ilmu dan tekhnologi dalam kebidanan.
4. Akreditasi.
5. Sertifikasi.
6. Registrasi.
7. Uji Kompetensi.
8. Lisensi.
Beberapa dasar dalam otonomi dan aspek legal yang mendasari dan terkait
dengan pelayanan kebidana antara lain sebagai berikut:
1. Kepmenkes Republik Indonesia 900/ Menkcs/SK/ VII/ 2002 Tentang
registrasi dan praktik bidan.
2. Standar Pelayanan Kebidanan, 2001.
3. Kepmenkes Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/ 2007 Tentang
Standar Profesi Bidan.
4. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
5. PP No 32/Tahun 1996 Tentang tenaga kesehatan.
6. Kepmenkes Republik Indonesia 1277/Menkes/SK/XI/2001 Tentang
organisasi dan tata kerja Depkes.
7. UU No 22/ 1999 Tentang Otonomi daerah.
8. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
9. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung, dan transplantasi.
10. KUHAP, dan KUHP, 1981.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 585/ Menkes/ Per/
IX/ 1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik.
12. UU yang terkait dengan Hak reproduksi dan Keluarga Berencana:
a. UU No.10/1992 Tentang pengembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera.
b. UU No.23/2003 Tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan
di Dalam Rumah Tangga.
A. Kesimpulan
Profesi kebidanan menyangkut dengan keselamatan jiwa manusia
yang menjadi tanggung jawab dan tanggung gugat atas semua tindakan
kebidanan yang dilakukan. Praktik kebidanan merupakan sesuatu yang
sangat penting dan dituntut dalam profesi kebidanan. Tindakan yang
dilakukan oleh profesi kebidanan ini didasari oleh kompetensi dan
evidence base dan diperkuat oleh landasan hukum yang mengatur profesi
yang bersangkutan.Seorang bidan memiliki kewenangan atas hak otonomi
dan kemandirian untuk bertindak secara professional yang memiliki ilmu
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar profesi kebidanan.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini diharapkan agar para pembaca
mampu mendapatkan ilmu pengetahuan tentang otonom bidan yang akuntabel
dan pengembangan profesi berkelanjutan, dan rencana belajar sepanjang
hayat, keterampilan belajar mandiri. Dan diharapkan para pembaca dapat
mengambil manfaat dalam makalah ini untuk dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA