SOAL KASUS : (semua soalnya lakukan pmx abdomen dan tes khusus yang sesuai)
1. Pasien seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke IGD puskesmas dengan keluhan.
Nyeri perut kanan bawah sejak tiga hari yang lalu. Pasien lebih nyaman dengan
berjalan membungkuk. Dokter sudah melakukan anamnesis dan curiga pasien
mengalami appendicitis
2. Pasien seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan.perut
terasa membesar dan sebah. Dokter sudah melakukan anamnesis dan curiga pasien
mengalami ascites
3. Pasien seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan. Nyeri
perut yang menusuk di bagian kanan atas. Dokter sudah melakukan anamnesis dan
curiga pasien mengalami Kolesistitis akut.
NGT
NO ASPEK PENILAIAN KETERANGAN
1 Sambung rasa pada pasien : Selamat pagi pak/bu, saya
a. Menyapa pasien, memperkenalkan diri dokter … yg berjaga di klinik.
b. Menanyakan identitas pasien (nupam) Bagaimana kabarnya?
Sehat?
Baik, saya bertanya
identitas ya, nama? Umur?
Pekerjaan? Alamat?
2 Persiapan : Indikasi NGT :
a. Mempersiapkan alat dan bahan a. Membantu
b. Menjelaskan indikasi pemasangan NGT memasukkan
c. Menjelaskan prosedur pemasangan NGT makanan
d. Meminta inform consent pasien b. Menegakkan
e. Meminta pasien berbaring diagnosis
f. Mencuci tangan dan sarung tangan c. Mengeluarkan cairan
dari lambung
(dekompresi
lambung)
Prosedur : nanti akan
dimasukkan pipa kecil dari
hidung hingga lambung,
agak tidak nyaman, nanti
bila ada rasa menelan,
silakan ditelan.
3 Persiapan memasang NGT Mengukur pipa dari ujung
a. Memeriksa lubang hidung yg akan dipasang hidung tengah telinga
NGT tengah antara umbilicus dan
b. Mempersiapkan pipa NGT procc. xiphoideus
c. Mengukur Panjang pipa NGT yg masuk ke
pasien (ujung hidung, ke telinga, lalu ke proc.
Xiphoideus-umbilikus)
4 Pemasangan : Whoosh test :
a. Memberikan gel di 15 cm pertama untuk
melicinkan pada pipa o Memasang membran
b. Memasukkan ujung pipa ke lubang hidung stetoskop setinggi epigastrium
kiri.
sembari meminta pasien untuk menelan o Melakukan aspirasi udara
c. Menguji apakah sudah masuk lambung dengan spoit 10 cc.
dengan WHOOSH TEST o Memasang spuit 10 cc yang
d. Bila tidak ada di lambung, segera Tarik pipa telah berisi udara ke NGT.
NGT, bila ada sianosis juga Tarik o Menyemprotkan udara yang
e. Memfiksasi pipa di hidung dengan plester berada di dalam spoit dengan
cepat sambil
f. Mengikat ujung pipa bila tidak digunakan atau o Mendengarkan ada tidaknya
dihubungkan dengan spuit bila ada injeksi suara “whoosh” pada
bolus stetoskop. Jika terdengar suara
“whoosh” maka NGT telah
masuk ke dalam lambung. Jika
tidak terdengar maka selang
NGT dimasukkan/dikeluarkan
beberapa cm. Kemudian
dilakukan pengulangan metode
“whoosh” hingga terdengar
suara pada stetoskop.
5 Penutup :
a. Edukasi pasien
b. Merapikan alat dan membuang sampah
c. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
SOAL KASUS :
Pasien seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat di RS karena stroke. Pasen mengeluh sulit
menelan sehingga tidak bisa makan dengan baik. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien,
dokter memutuskan untuk memasang nasogastric tube.
Memasang EKG
NO ASPEK PENILAIAN KETERANGAN
1 Menjelaskan pada pasien Tujuan pemeriksaan EKG = untuk melihat kelistrikan
pemeriksaan yang akan jantung
dilakukan
2 Mencuci tangan sebelum JANGAN LUPA CUCI TANGAN SEBELUM PERSIAPAN
melakukan pemeriksaan MEMASANG DAN SETELAH MEMBERSIHKAN DENGAN
KAPAS ALKOHOL
3 Persiapan probandus/pasien 1. “pak, mohon aksesoris seperti jam, sabuk,
dilepas ya”
a. Bila menggunakan 2. “mohon maaf pak, baju bagian atas dibuka
perhiasan/logam/gaw nggih, unttuk memasang alat EKG”
ai supaya dilepas 3. “silakan tidur telentang nggih pak, sembari
b. Pasien diminta
saya mempersiapkan alat dan selama
membuka baju bagian
pemeriksaan nanti rileks saja dan mohon
dada
untuk tidak berbicara nggih”
c. Pasien disuruh tidur
telentang 4. CUCI TANGAN sarung tangan
d. Pasien diusahakan 5. Membersihkan bagian yang akan dipasang
untuk tenang, rileks, dengan kapas alcohol beri pasta EKG
bernafas tenang, pasang elektroda
selama perekaman
tidak boleh bicara
e. Bersihkan daerah
yang akan dipasang
elektroda dengan
alcohol
f. Pasangkan pasta EKG
pada elektroda
4 Memasang lead ekstremitas Memberi gel Memasang lead pada lengan kanan
bipolar dan unipolar lengan kiri, kaki kanan kaki kiri.
5 Memasang lead precordial 1) Pasang lead V1 pada spatium intercostale IV linea
a. Pasang lead V1 parasternalis kanan
b. Pasang lead V2
c. Pasang lead V3 2) Pasang lead V2 pada spatium intercostale IV linea
d. Pasang lead V4 parasternalis kiri
3) Pasang lead V3 di antara V2 dan V4
e. Pasang lead V5
4) Pasang lead V4 pada spatium intercostale V linea
f. Pasang lead V6 medio klavikularis kiri
6 Melepas semua alat EKG Setelah membersihkan, jangan lupa buang kapas
dan membersihkan badan alcohol.
pasien dengan kapas Lalu, lepas sarung tangan cuci tangan 6 langkah.
alcohol Bilang : “pemeriksaan EKG sudah selesai”
INTERPRETASI EKG
NO ASPEK PENILAIAN KETERANGAN
1 Irama jantung
2 Frekuensi denyut jantung
3 Aksis jantung
4 Transitional zone
5 Durasi gelombang P
6 Amplitude gelombang P
7 Interval P-R
8 Morfologi kompleks QRS
9 Durasi kompleks QRS
10 Gelombang Q
11 Segmen ST
12 Gelombang T
13 Gelombang U
14 Interval QT
15 Kesimpulan interpretasi
SOAL 1
SOAL 2
SOAL 3
403 KARDIO DAN PAYUDARA
KARDIO
NO ASPEK PENILAIAN KETERANGAN
1 Menjelaskan kepada pasien pemeriksaan yang akan
dilakukan
2 Mencuci tangan
3 Meminta pasien melepas baju bagian atas, berbaring,
dokter berada di sisi kanan pasien
4 Mengukur JVP
INSPEKSI
5 Menilai simetri bentuk dada
6 Mencari iktus kordis
PALPASI
7 Melakukan palpasi iktus kordis (3 posisi = tiduran,
miring, bungkuk)
8 Melaporkan hasil pmx iktus kordis (amplitude, lokasi,
diameter, durasi)
9 Melakukan pemeriksaan dan melaporkan ada
tidaknya thrill
PERKUSI
10 Melakukan pmx batas jantung
11 Melaporkan hasil pmx batas = batas kanan dan batas
kiri
AUSKULTASI
12 Melakukan auskultasi dengan benar (3 posisi)
13 Mengidentifikasi bj normal
14 Melaporkan BJ 1, BJ 2, intensitas, ada tidaknya
splitting
15 Mengidentifikasi BJ 3, BJ 4, opening snap, klik ejeksi,
ketukan pericardial, pericardial friction rub
16 Menilai dan melaporkan karakteristik bunyi
tambahan
17 Mengidentifikasi jantung
18 Menilai dan melaporkan bising jantung
19 Cuci tangan
KASUS
Seorang wanita 35 tahun memeriksakan diri ke IGD Rumah Sakit karena mengeluhkan sesak
napas, sesak dirasakan sejak 2 minggu yang lalu dan memberat 3 jam yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan batuk disertai bercak darah, perut terasa penuh, dan kaki bengkak. Sebelumnya
pasien memiliki riwayat penyakit jantung katup yang diketahui sejak 5 tahun yang lalu
namun tidak pernah kontrol
PEMERIKSAAN FISIK :
Tekanan darah : 110/80
Laju jantung : 130x per menit
Laju nadi: 113x per menit
Laju Napas: 34x per menit
General Survey: Pasien terlihat sesak nafas hebat
JVP: distensi, R+5cm H2O
Jantung:
Inspeksi :
normochest, dinding dada kanan kiri simetris, pengembangan dada kanan kiri sama
Ictus cordis tampak di SIC V, linea midclavicular sinistra
Palpasi :
Perkusi :
Auscultasi :
Tugas Responsi
Buatlah video responsi berdasarkan skenario kasus di atas (video wajib dibuat dengan
menggunakan probandus manusia)! Jelaskan penyakit katup jantung yang diderita pasien!
PAYUDARA
N ASPEK PENILAIAN KETERANGAN
O
1 Memperkenalkan diri, menjelaskan prosedur pmx,
meminta izin melakukan pmx
2 Melakukan anamnesis berupa :
a. Sejak kapan terjadi keluhan
b. Pertama sebesar apa, sekarang seberapa?
c. Berapa jumlah benjolan
d. Hilang timbul/terus menerus
e. Ada luka/tidak
f. Apakah keluar cairan dari putting? Bila ada
warna apa
g. Putting retraksi/tidak
h. Ada nyeri, demam?
i. Ada benjolan di ketiak kanan/kiri?
j. Ada benjolan di sekitar tulang selangka?
k. Ada benjolan di sekitar tulang dada?
l. Ada sakit pada tulang, sesak napas, batuk,
sebah?
3 Menanyakan Riwayat penyakit
a. Riwayat dahulu yang berhubungan dengan
penyakit sekarang
b. Riwayat keluarga
c. Riwayat ekonomi
4 Menanyakan factor risiko
a. Usia menarche
b. Usia melahirkan anak pertama
c. Riwayat menyusui
d. Riwayat KB
e. Jumlah kehamilan
f. Usia menopause
5 CUCI TANGAN
6 Melakukan dan melaporkan hasil pemeriksaan Manuver pectoralis =
INSPEKSI (pasien duduk), meliputi : tangan di pinggang, lalu
suruh pasien meregangkan
a. Simetrisitas posisi pasien duduk, tangan di dada.
pinggang
SKENARIO KASUS
1. Seorang wanita muda usia 21 tahun mengeluh ada benjolan pada payudara kanan
sejak 2 bulan terakhir, ukuran benjolansebesar telur puyuh. benjolan tidak terasa nyeri
dan mudah digerakkan. Kakak perempuannya juga mengalami keluhan serupa dan
sudah dioperasi 2 tahun yang lalu. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan payudara
pada pasien tersebut.
2. Seorang wanita umur 30 tahun mengeluh ada benjolan pada payudara kanan dan kiri
sejak 2 bulan yang lalu, benjolan hilang timbul dan kadang terasa nyeri. Pasien
merasa takut jika ada mengidap kanker payudara dan harus kehilangan salah satu
payudaranya. Ketika dokter melakukan pemeriksaan tidak terdapat benjolan pada
payudara kanan maupun kiri. Lakukan edukasi kepada pasien dengan mengajari untuk
SADARI
SOAL SKENARIO :
1. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke rumah bersalin untuk mendapatkan suntik
kontrasepsi.
2. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dirawat di rumah sakit dan akan diberikan terapi antibiotik
intravena. Sebelum dilakukan pemberian antibiotik tersebut, dokter menginstruksikan tes
sensitivitas antibiotik.
3. Seorang laki-laki berusia 20 tahun yang menderita sakit Diabetes Mellitus datang ke praktek
dokter umum untuk mendapatkan terapi insulin.
Lakukan injeksi obat insulin kepada pasien tersebut! SC FEMUR
4. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke instalasi gawat darurat rumah sakit dengan
keluhan nyeri ulu hati hebat. Perempuan tersebut memiliki riwayat sering sakit maag. Setelah
dilakukan pemeriksaan, dokter memutuskan untuk memberikan terapi antagonis reseptor
histamin H2. Tugas: Lakukan tindakan yang sesuai untuk pasien tersebut! IV
5. Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik rumah sakit dengan keluhan nyeri saat
kencing. Nyeri disertai dengan demam. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter memutuskan
untuk melakukan pemeriksaan darah.
Tugas: Lakukan tindakan yang sesuai untuk pasien tersebut! pungsi VENA
405 (BHD, BEBAT, BIDAI)
BHD
Jangan lupa perhatikan kasus, kalau ada luka di dada, hanya
menunggu ambulans atau medis saja karena berbahaya.
Jangan lupa amankan posisi korban
Jangan lupa hitungannya diomongkan
Jangan lupa bertanya ke dokter penguji tentang nadi dan
napasnya
N ASPEK PENILAIAN KETERANGAN
O
1 Pastikan keamanan lokasi “kita pindahkan ke sisi pinggir jalan terlebih
kejadian dahulu dan tolong beri ruang bagi bapak/ ibu
ini”
2 Memeriksa/menentukan Pastikan tidak ada cedera pada korban
kesadaran pasien, dengan (terutama di dada)
memanggil dan merangsang nyeri 1. “Pak, pak” = ada jawaban/tidak. Bila
(AVPU) tidak dilanjutkan ke nomer 2
2. Ujung jari telunjuk mengepal dan
menekan di bagian dada tengah sembari
“pak/bu” = ada jawaban/tidak. Bila tidak
ada lanjut ke nomer 3
3. Menyampaikan = Korban dalam
keadaan tidak sadar/unconcious
3 Bila tidak sadar berteriak minta “tolong telponkan ambulance dan paramedis
tolong /aktivasi sistem emergensi karena korban tidak sadarkan diri” berkata ke
orang lain bukan penolong.
5 Posisi pasien harus tidur Periksa posisi pasien, tangan di samping kiri
terlentang, dipertahankan pada kanan dan tidur telentang.
posisi horizontal dengan alas yang
keras, dengan kedua tangan di
samping
6 Posisi penolong, berlutut sejajar Posisikan senyaman mungkin dan tangan siap2
di samping kanan atau kiri pasien untuk CRP dengan tangan kiri di bawah dan
tangan kanan di atas seperti gambar.
8 Setelah 5 siklus, lakukan evaluasi Setelah siklus 30:2 sebanyak 5 kali, cek arteri
nadi arteri carotis : jika (-), ulangi carotis. Tanya ke penguji sembari tangan kanan
sekuens RJP; jika (+), lakukan di leher. “APAKAH TERABA DENYUT NADI
evaluasi breathing. ARTERI CAROTIS?”
“LALU, BAGAIMANA DENGAN PERNAFASANNYA
DOK?”
Bila teraba dan nafas kuat langsung posisi
MANTAP.
Bila belum ada nadi dan napas, maka ROTASI ke
penolong kedua.
Bila ada nadi namun napas tidak kuat maka
lakukan VENTILASI.
9 Jika breathing pasien tidak Berikan breathing tiap 6 detik.
adekuat, maka berikan breathing Jangan lupa hitung 1,2,3,4,5,6.
support sebanyak 10x nafas/menit
(1 kali nafas tiap 6 detik).
10 Jika pasien kembali nadi dan Di akhir berkata = pemeriksaan sudah selesai.
nafasnya, maka baringkan pasien
pada posisi mantap
SOAL SKENARIO
BEBAT
- Fraktur paha
1. Seorang wanita berusia 30 tahun datang memeriksakan diri ke UGD Rumah Sakit
karena mengeluhkan nyeri pada lengan kanan bawahnya setelah diserempet sepeda
motor saat sedang mengendarai sepeda. Pasien tidak mengeluhkan nyeri di bagian
tubuh lainnya. Pemeriksaan Fisik :
VS : T/N/Rr/t : 110/70mmHg; 90x/menit; 16x/menit; 36 C ̊ per axiler
Skala Nyeri VAS : 7 dari 10
General survey : pasien nampak kesakitan.
Status lokalis :
Regio Antebrachii kanan :
Look : kulit intak (+), oedem (+), tidak didapatkan deformitas
Feel : nyeri tekan (+) pada antebrachii sisi dorsal, pulsasi arteri radialis teraba kuat,
tidak didapatkan defisit neurologis
Move : ROM elbow dan wrist aktif dan pasif dalam batas normal
Pemeriksaan penunjang :
X-Ray Antebrachii kanan AP dan lateral: Tidak tampak tanda fraktur atau dislokasi
Lakukan tatalaksana non farmakologis pada kasus di atas!
2. Seorang pria berusia 35 tahun dibawa ke UGD Rumah Sakit oleh keluarganya karena
pergelangan kaki kirinya bengkak. Sebelumnya, pasien jatuh terpeleset pada saat
menuruni tangga. Pergelangan kaki kirinya bengkak dan nyeri tetapi masih dapat
digunakan untuk berjalan. Akan tetapi, lama kelamaan bengkak dan nyeri dirasakan
semakin memberat. Pemeriksaan Fisik :
VS : T/N/Rr/t : 110/70mmHg; 90x/menit; 16x/menit; 36 C ̊ per axiler
Skala Nyeri VAS : 7 dari 10
General survey : pasien nampak kesakitan.
Status lokalis :
Regio Ankle kiri :
Look : kulit intak (+), oedem (+), memar (+), deformitas tidak jelas
Feel : nyeri tekan (+) pada maleolus lateral, pulsasi arteri dorsalis pedis teraba kuat,
tidak didapatkan defisit neurologis
Move : ROM ankle aktif dan pasif terbatas nyeri
Pemeriksaan penunjang : X-Ray Ankle kiri AP dan lateral: Tidak tampak tanda
fraktur atau dislokasi
Lakukan tatalaksana non farmakologis pada kasus di atas!
3. Seorang wanita berusia 40 tahun dibawa ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri
pada lengan kirinya. Satu jam sebelumnya, pasien jatuh terpeleset saat mengendarai
sepeda motor karena bannya selip. Pasien terjatuh dan lengan kirinya terbentur stang
sepeda motornya sehingga memar dan nyeri bila digerakkan.
Pemeriksaan Fisik :
VS : T/N/Rr/t : 110/70mmHg; 90x/menit; 16x/menit; 36 C ̊ per axiler
Skala Nyeri VAS : 8 dari 10
General survey : pasien tampak sangat kesakitan sambil memegangi lengan kirinya
dan tampak cemas.
Status lokalis :
Regio Humerus kiri :
Look : kulit intak (+), oedem (+), memar (+), deformitas tidak jelas
Feel : nyeri tekan (+) pada 1/3 tengah humerus, pulsasi arteri radialis teraba kuat,
tidak didapatkan defisit neurologis
Move : ROM bahu aktif dan pasif terbatas nyeri, ROM siku aktif dan pasif terbatas
nyeri
Pemeriksaan penunjang :
X-Ray Humerus kiri AP dan lateral: Tampak fraktur os humerus 1/3 tengah
Lakukan tatalaksana non farmakologis pada kasus di atas!
4. Seorang pria berusia 30 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri
pada tungkai kanannya. Nyeri dirasakan setelah kakinya dijegal saat sedang bermain
bola 1 jam yang lalu. Tampak tungkai kanan membengkok dan bertambah nyeri jika
kaki digerakkan. Pemeriksaan Fisik :
VS : T/N/Rr/t : 120/80mmHg; 90x/menit; 16x/menit; 36 C ̊ per axiler Skala Nyeri
VAS : 8 dari 10
General survey : pasien nampak sangat kesakitan, dan cemas.
Status lokalis :
Regio Cruris kanan:
Look : kulit intak (+), oedem (+), tampak medial angulasi pada 1/3 tengah cruris
Feel : nyeri tekan (+) pada 1/3 tengah cruris, krepitasi (+), arteri dorsalis pedis teraba
kuat
Move : ROM lutut aktif dan pasif terbatas nyeri, ROM ankle aktif dan pasif terbatas
nyeri
Pemeriksaan penunjang :
X-Ray Cruris kanan AP dan lateral: Tampak fraktur os tibia dan os fibula 1/3 tengah
Lakukan tatalaksana non farmakologis pada kasus di atas!
5. Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke UGD Rumah Sakit tempat anda bekerja
dengan keluhan nyeri pada bahu kiri. Keluhan nyeri semakin lama bertambah
terutama jika digerakkan. Awalnya pasien terjatuh saat melakukan salto ketika
berlatih senam 1 jam yang lalu.
Pemeriksaan Fisik :
VS : T/N/Rr/t : 120/80mmHg; 90x/menit; 16x/menit; 36 C ̊ per axiler
Skala Nyeri VAS : 8 dari 10
General survey : pasien nampak sangat kesakitan.
Status lokalis :
Regio Shoulder kiri :
Look : kulit intak (+), oedem (+), memar (+), deformitas tidak jelas
Feel : nyeri tekan (+) pada 1/3 tengah clavicula, pulsasi arteri radialis teraba kuat,
tidak didapatkan defisit neurologis
Move : ROM bahu aktif dan pasif terbatas nyeri
Pemeriksaan penunjang :
X-Ray Clavicula kiri AP: Tampak fraktur os clavicula 1/3 tengah, minimal displaced
Lakukan tatalaksana non farmakologis pada kasus di atas!