A. Konsep Dasar
Malaria 1. Pengertian
2. Anatomi Fisiologi
1) Warna
2) Viskositas
3) pH
7.00).
4) Volume
blood cell (RBC), leukosit atau sel darah putih (SDP) atau
globin adalah bagian dari protein yang tersusun oleh 2 rantai alfa
merah 32g/dl.
Pada keadaan normal jumlah sel darah putih atau leukosit 5000-
3
10000 sel/mm . Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu yang
3) Trombosit
darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1-2 minggu atau kira-
sebagai cadangan.
c. Hemopoisis (hematopoisis)
1) Limpa
Tersusun atas 3 tipe jaringan yaitu white pulp, red pulp dan
2) Hati
jika produksi sel darah merah dalam susum tulang tidak normal.
vitamin k .
d. Fungsi darah
1) Transport internal
metabolisme.
melalui ginjal.
plasma.
(Tarwoto, 2008).
3. Etiologi
Gambar 2.4 Sedian darah tepi sedian hapus tipis pada masing-masing
parasit plasmodium.
Selain di tularkan melalui gigitan nyamuk, malaria dapat menjangkiti
orang lain melalui bawaan lahir dari ibu ke anak, yang disebabkan karena
Metode penularan lainya adalah melalui jarum suntik, yang banyak terjadi
pada pengguna narkoba suntik yang sering bertukar jarum secara tidak steril.
Disebutkan dalam literatur bahwa melalui metode ini, hanya akan terjadi
siklus eritrositer. Siklus hati tidak terjadi karena tidak melalui sporozoit yang
4. Manifestasi klinis
punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan, anoreksia (hilang nafsu
makan), perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin.
penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada
saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk,
sehat. Trias malaria lebih sering terjadi pada infeksi plasmodium vivax,
plasmodium malariae.
Keterangan :
Serangan primer : yaitu keadaan mulai dari akhir masa inkubasi dan
penderita.
(Harijanto, 2009).
5) Patofisiologi
4
(p. Vivax, dan p.ovale memiliki stadium dorman . (hipnozoit) berdiam
dalam hati dan dapat kambuh kembali untuk menginvasi kembali dalam
darah beberapa minggu atau satu tahun kemudian) sesudah memperbanyak
A
diri dalam hati ini (exo-erythrocytic schizogony) . Selanjutnya parasit
memasuki perkembang biakan secara aseksual dalam eritrosit (erythrocytic
B 4
schizogony) . Merozoit mengifeksi sel darah merah . Stadium ring,
trofozoit matur selanjutnya menjadi skizon, yang akan menghasilkan
5
merozoit . Beberapa parasit berubah menjadi bentuk stadium sexual
6
erythrocytic (gametosit) . Pada stadium parasit dalam darah muncul gejala
klinis penyakit ini. Gametosit, jantan (mikrogametosit) dan betina
(makrogametosit), masuk nyamuk dalam tubuh nyamuk anopheles melalui
7
darah yang terhisap . Dalam tubuh nyamuk, parasit memperbanyak diri
C
dengan cara sporogonic cycle . Di dalam tubuh nyamuk, mikrogamet
8
melakukan penetrasi ke makrogamet untuk menghailkan zigot . Zigot
9
bergerak dan memanjang (ookinet) . Keluar dari dinding lambung nyamuk
10
untuk berkembang menjadi ookista . Ookista tumbuh, matang dan
11
mengeluarkan sporozoit . Selanjutnya hidup berdiam dalam pada kelenjar
6. Komplikasi
b. Anemia berat (Hb <5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan
hemoglobinopati lainnya.
c. Gagal ginjal akut (urin <400 mL/24 jam pada orang dewasa atau <1
keringat dingin.
hipertermia.
a. Pemeriksaan mikroskopis
darah) tebal dan preparat darah tipis, untuk menentukan ada tidaknya
parasitnya.
berikut:
tebal adalah menghitung jumlah parasit per 200 leukosit. Pada SDr
d. Pemeriksaan penunjang
(Widoyono, 2008).
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
3) Nutrisi
4) Eliminasi
alcohol dan air es) dan bila pasien menggigil berikan selimut.
c. Penatalaksanaan medis
golongan, yaitu :
28
derivatnya: artemeter, artesunat, arte-ater, pironaridin, atovakuan,
klien dapat teratasi. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap, yaitu :
2009).
1. Pengkajian
informasi yang bersangkutan dengan masa lalu dan saat ini, data objektif
a. Identitas pasien
29
Terdiri dari: nama pasien, umur, pendidikan, agama, pekarjaan, alamat
tulang, berkeringat.
endemik.
keluarga.
a) Pola nutrisi
d) Pola aktivitas
e) Personal hygiene
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
0 0
Pasien mengalami demam 37,5 C - 40 C, penurunan tekanan
darah, nadi berjalan cepat dan lemah, serta frekuensi nafas
meningkat.
3) Pemeriksaan fisik
a) Pernapasan
luka.
Perkusi : Resonan.
b) Pencernaan
Perkusi: Timpani
c) Penglihatan
32
e) Pendengaran : Tidak ada gangguan pada pendengaran
f) Kardiovaskuler
teh.
1) Psikologi
2) Spiritual
pasien.
e. Pemeriksaan penunjang
33
2) Rontgen : pada penderita malaria kronis terlihat pembesaran hati
dan limpa.
3) Laboratorium
muntah > 3x, tidak ada keinginan untuk minum. gangguan elektrolit
Do :
TTV : TD : hipotensi, nadi : takikardi,
0
suhu >38 C.
Tugor kulit tidak elastis
Haluaran urin tidak adekuat
Intake dan output tidak seimbang
Membran mukosa kering
<4444 <4444
<4444 <4444
2. Diagnosa keperawatan
tubuh.
b. Aktual/resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
mual/muntah.
osmotik, diaforesis.
pola hidup.
3. Intervensi keperawatan
diharapkan dari klien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh
(Deswani, 2009)
dapat meliputi :
mual/muntah.
1) Menetapkan tujuan
sianosis ke otak.
pendidikan ketidak
diberikan. menggigil
sebagai respon
Klien mampu
sekunder dari
termotivasi
hipertermi.
untuk
melaksanakan 4. Beri kompres 4. Terjadi
penjelasan dengan air vasodilatasi
yang telah hangat - pembuluh darah,
diberikan. hangat kuku sehingga terjadi
pada aksila, penguapan
lipat paha, dan (evaporasi).
temporal bila
terjadi panas.
5. Berikan klien 5. Dengan banyak
banyak minum minum dapat
2000-3000 menggantikan
cc/hari. cairan yang
hilang.
6. Kolaborasi 6. Pemberian
untuk cairan infus
pemberian dapat mencegah
cairan infus. terjadinya
kekurangan
cairan serta
untuk mengganti
cairang tubuh
yang hilang.
7. Kolaborasi 7. Anti piretik
untuk dapat
pemberian merangsang
antipiretik, hipotalamus
anti malaria, untuk
dan antii menurunkan
biotik. suhu tubuh,
pemberian anti
malaria dapat
membunuh
parasit/plasmodi
um penyebab
malaria,
antibiotik untuk
mengatasi
infeksi.
8. Atur 8. Kondisi ruang
lingkungan kamar yang
yang tidak panas,
konduksif. tidak bising, dan
sedikit
pengunjung
memberi
efektivitas
terhadap proses
penyembuhan.
4 Ketidakseimbangan Tujuan : Setelah 1. Kaji 1. Tingkat
yang sesuai
klien Dengan
normalseimban mengetahui
badan pengetahuan
berkurang dengan
efisien dan
efektif.
2. Untuk
hangat. mengurangi
sering 4. Dapat
meningkatkkan
masukan
makanan yang
disukai klien
murni. mengurangi
mual dan
5. Kolaborasi muntah.
pemberian 6. Penimbangan
emetik. dilakukan
sebagai evaluasi
terhadap
perkembangan diberikan.
berat badan.
dalam
Secara nyeri.
mengidentifika kebutuhan
si aktivitas metabolisme
yang basal.
4. Manajemen 4. Lingkungan
Lingkungan akan
istirahatkan pembatasan
klien. pengunjung
akan membantu
meningkatkan
kondisi oksigen
ruangan yang
akan berkurang
apabila banyak
pengunjung
yang berada di
ruangan.
Istirahat
akan.menurunk
an kebutuhan
oksigen
jaringan perifer.
5. Tingkatkan 5. Pengetahuan
pengetahuan mengenai hal
membantu
mengurangi
nyerinya dan
dapat
membantu
mengembangka
n kepatuhan
klien terhadap
rencana
terapeutik.
dengan diharapkan.
membaik serta
Tanda- menyediakan
senyaman memulihkan
mungkin kesehatan.
aktivitas meninggkatkan
melakukan
aktivitas sendiri.
6. Membangun
pemenuhan keluaraga.
kebutuhan
klien.
malaria. lingkunganya.
3. Anjurkan 3. Akan mencegah
dapat untuk
menyebutkan membasmi
cara sarang
malaria. tempat
berkembang
biak nyamuk.
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama :Ny. T
Pendidikan :SMA/FARMASI
Agama :Islam
Alamat :Lapodi
No. RM :568642
Nama :Tn M
Pendidikan :SMA
Agama :Islam
Alamat :Lapodi
Hubungan dengan Keluarga : Suami
2. Keluhan utama
x/menit, Pernafasan
0
: 22 x/menit, Suhu : 38 C, Berat badan : 49 kg, Tinggi badan :
155 cm.
mual, nyeri pada uluh hati, lidah terasa pahit, tidak ada nafsu
dua tahun yang lalu dan dirawat selama 3 hari di ruang Ruang
tahun 2003.
anak kedua.
3. Pemeriksaan Fisik
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 370C
Pernapasan : 22 x/menit
a. Kepala :
1) Rambut :
klien.
2) Mata :
3) Telinga :
4) Hidung :
peradangan.
5) Mulut :
b. Leher :
c. Thorak
d. Abdomen :
luka operasi.
Perkusi : Timpani.
e. Ekstermitas :
4444 4444
4444 4444
4. Data Psikologi :
pada ventilasi rumah tidak terpasang kawat kasa, klien juga tidak
6. Data Spiritual
Bagi klien sakit yang dideritanya adalah cobaan yang diberikan oleh
Hematologi :
Hemaktokrit L 23 % 40– 54
Haemoglobin L 7,5 Gr/dl 12.0– 16.0
^
Leokosit H 17,4 10 3/µl 4.0 – 10.0
µ
Trombosit 320.000 Sel/mm 3 150.000– 400.000
Malaria/DDR :
Plasmodium (+) Positif (-) Negatif
vivax
Kimia klinik :
Ureum serum 29.0 Mg/dl 20 -40
Kreatinin serum 0.6 Mg/dl 0.5 -1.2
Glukosa sewaktu :
Glukosa sewaktu H 167 Mg/dl 70 – 120
8. Penatalaksanaan Medis :
Nutrisi :
A. Makan
- Pola makan 3x sehari 3 x sehari
- Porsi 1 porsi 3 sendok makan
- Jenis makanan Nasi, lauk, sayur, dan Bubur, nasi, buah, susu,
buah sayur
- Pantangan Tidak ada Makanan yg pedas
- Kesulitan Tidak ada Mual, nyeri pada uluh
B. Minum hati, lidah terasa pahit
Jenis Air putih, sirup, dan teh Air putih, susu
Frekuensi 1750 cc – 2000 cc /hari 1500 – 1750 cc / hari
Kesulitan Tidak ada Mual
Eliminasi :
Pola BAB 1 x sehari 1x sehari
Konsistensi Lembek Lembek
Bau Khas Khas
Warna Kuning Kuning
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Pola BAK
Frekuensi 4 – 5 x sehari 3 -4 x sehari
Warna Kuning Kuning
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Personal Hygiene
Mandi 2 x sehari 2x (dilap oleh ibu
dengan air hangat).
Istirahat / tidur :
Frekuensi 6 – 8 jam / hari 4-6 jam / hari
Kesulitan Tidak ada Tubuh sering terasa
panas ketika malam
hari, sering berkeringat,
nyeri pada sendi tulang
dan otot, tubuh terasa
pegal-pegal sehingga
tidur menjadi
terganggu.
Pola aktivitas Klien dapat melakukan Klien mengatakan
aktivitas sendiri seperti tubuhnya lemah.
mandi, makan dan Aktivitas klien seperti
aktivitas lainya. makan, minum,
personal hygiene dan
eliminasi dibantu oleh
keluarga dan perawat.
BB : 49 kg
TB : 155 cm
IMT : Indeks Masa Tubuh
BB Kg
IMT : TB2 (m)
: 49 kg
2
(1,55 m)
: 49 kg
2.4025 m
: 20.4 (Normal)
20 -25 : Normal
25 – 30 : overweight
>30 : obesitas
Analisa Data
Perubahan regulasi
temperatur
Muncul demam
Hipertermi
3 Ds : Klien mengatakan Invasi parasit malaria Resiko
bahwa klien tidak ketidakseimbanga
nafsu makan dan Jumlah skizon yang pecah n nutrisi kurang
perutnya terasa dalam sirkulasi dari kebutuhan
mual,dan pernah meningkat, penekanan
muntah 1x, lidah proses hematopoiesis, dan
terasa pahit dan uluh peningkatan pembersihan
hati terasa nyeri. sel darah di limpa
Do :
Porsi makan yang Respon intestinal
dihabiskan terlihat P. mencapai sirkulasi
hanya 3 sendok makan saluran cerna
Keadaan umum
tampak lemah Pelepasan serotonin 5HT3
BB : 49 kg ke dalam usus halus
Tinggi badan : 155 cm
Klien tampak pucat Saraf vagus
Mukosa bibir tampak menyampaikan
kering rangsangan ke CTZ,
syaraf eferen dan kortek
serebral
Mialgia, arthralgia
5 Ds : Klien mengatakan Invasi parasit malaria Gangguan
tubuhnya terasa aktifitas
lemas. Jumlah skizon yang pecah
Do : dalam sirkulasi
Klien tampak lemah meningkat, penekanan
Aktivitas klien hanya proses hematopoiesis, dan
ditempat tidur peningkatan pembersihan
Semua kebutuhan klien sel darah di limpa, intake
dibantu oleh keluarga yang kurang
dan perawat
Kekuatan otot Anemia dan hipovolemi,
kekurangan energi
4444 4444
4444 4444 Respon muskuloskeletal
Gangguan aktivitas
sehari-hari
6 Ds : Klien dan keluarga Invasi parasit malaria Resiko penularan
mengatakan tidak penyakit malaria.
tahu tentang penyakit
malaria dan cara Kurang informasi tentang
penularan penyakit cara penularan penyakit
malaria. malaria
Do :
Keluarga dan klien Resiko penularan
tidak menjawab ketika penyakit
ditanya tentang cara
penularan penyakit
malaria dan cara
pencegahanya,
keluarga dan klien
hanya mengelengkan
kepala.
Keluarga
bertanya tentang
apa penyakit yang
di derita
keluarganya.
B. Diagnosa Keperawatan
tubuh.
hidup.
C. Intervensi Keperawatan
76
4. Menganjurkan 4. Klien mau
klien untuk mendengarkan
meningkatkan tirah anjuran perawat
baring. dan klien tidur
dengan satu bantal.
5. Klien tampak
5. Observasi gelisah.
perubahan sensori
dan tingkat
kesadaran pasien
yang menunjukan
penurunan perfusi
otak (gelisah,
confuse/bingung,
apatis, somnolen).
6. Transfusi darah
6. Memantau tetesan telah diberikan.
transfusi darah. Pada pukul 10.00
(Pemberian WIB. Sebelum
transfusi darah tranfusi darah
PRC (packed red terlebih dahulu
cells). diberikan, NaCl,
dexamethasone,
Dhipinehidramine.
Dengan tetesan 30
gtt/menit. Transfusi
darah PRC habis
pukul 13.00 WIB
langsung ganti
dengan NaCL
dengan tetesan 20
gtt/menit.
4. Klien tampak
4. Mengobservasi tenang namun
perubahan sensori lemah
dan tingkat (composmentis).
kesadaran klien.
5. Hasil labor klien
5. Memeriksa hasil pada tanggal
Labor 21/03/2019 yaitu 9
haemoglobin klien. gr/dl.
A : Masalah perubahan
perfusi jaringan
berhubungan dengan
penurunan komponen
seluler yang di
perlukan untuk
pengiriman oksigen
dan nutrient dalam
tubuh dapat teratasi.
P : Intervensi dihentikan.