Anda di halaman 1dari 4

LATIHAN SOAL UKOM KMB KE-2

1. Tn. S, usia 55 tahun di rawat di ruang bedah. Pasien mengeluh luka di kaki kanannya tidak
sembuh-sembuh, lemas dan anoreksia. Lokasi ulkus di punggung dan digit 1 dan 2 kaki
kanan akibat tertusuk duri, warna dasar luka nekrotik 60% , slough 30%, merah 10%,
eksudat sedang, berbau busuk, area sekitar luka kemerahan, bengkak, teraba hangat, nyeri
dan kulit kering. Riwayat DM sejak 7 tahun yang lalu. TB/BB = 165 cm/42 kg, GDS 350
g/dl, leukosit 21.000 ribu/ul.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien tersebut?
a. Risiko infeksi
b. Kerusakan intergritas kulit/jaringan
c. Nyeri akut
d. Intoleransi aktifitas
e. Defisit nutrisi

2. Tn. R, usia 45 tahun di rawat di ruang bedah. Pasien mengeluh luka di kaki kanannya tidak
sembuh-sembuh sejak ½ bulan yang lalu. Riwayat DM 5 tahun yang lalu, ada ulkus di
punggung kaki kanan digit 1,2, dan 3. Warna dasar luka nekrotik 40% , slough 40%,
merah 20%, eksudat sedang, berbau busuk, area sekitar luka kemerahan, bengkak, teraba
hangat, nyeri dan kulit kering.
Manakah yang tidak termasuk tindakan mengangkat/menghilangkan jaringan yang mati
pada luka tersebut?
a. Surgical
b. Madu
c. Maggot
d. Autolitic : hipermoist
e. Kasa kering

3. Tn. T , usia 42 tahun di rawat di ruang bedah pria dengan post operasi tumor pada lengan
kanan bagian atas hari ke-3. Pada saat dibuka balutan kondisi luka tampak kering,
panjang insisi 10 cm, ada 7 jahitan, eksudat sedikit, tidak berbau, di area sekitar luka
insisi bengkak, kemerahan, dan nyeri. Bagaimana manajemen luka akut pada pasien
tersebut?
a. Kontrol infeksi
b. Mengganti balutan kering
c. Angkat/hilangkan jaringan yang mati
d. Mempertahankan kelembaban luka dan merangsang epitelisasi
e. Mempertahankan kelembaban saja

4. Tn. T , usia 42 tahun di rawat di ruang bedah pria dengan post operasi insisi tumor pada
lengan kanan bagian atas hari ke-3. Perawatan akan melakukan perawatan luka. Pada
standar prosedur operasioanl perawatan luka diawali dengan fase pra interaksi. Apakah
kegiatan yang bisa dilakukan oleh perawat pada fase tersebut?
a. Salam terapeutik
b. Validasi dan evaluasi
c. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
d. Melakukan kontrak dengan pasien
e. Membaca laporan/instruksi dan menyiapkan alat yang akan digunakan
5. Seorang perawat ruangan melakukan perawatan luka ulkus diabetikus. Perawat sudah
melakukan tindakan pra interaksi dan interaksi. Pada fase kerja perawat sudah melakukan
cuci tangan, menggunakan APD, memberi posisi nyaman pasien dan meletakan pengalas
dan mendekatkan alat, melepaskan plester/verban dan membuka balutan luka secara
perlahan. Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan perawat tersebut?
a. Mengganti sarung tangan steril
b. Merendam kaki ke dalam baskom
c. Membersihkan dengan antiseptik non toksik
d. Mengkaji karakteristik luka dan tanda-tanda infeksi pada luka
e. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9% dengan antiseptic non toksik

6. Tn. P, usia 55 tahun dirawat di ruang penyakit dalam. Pasien mengeluh lemah, dan letih.
Keadaan umum lemah, anoreksia, mual dan kadang muntah. Riwayat konsumsi obat
analgesik dan muntah darah dan pasien tidak tahu penyakit yang di deritanya. Nyeri
epigastric, kulit pucat, CRT 3 detik, berat badan menurun baru-baru ini, sulit melakukan
aktifitas sehari-hari. TD 100/60 mmHg, nadi 98 x/menit, teraba lemah. Hb 6,5 g/dl,
eritrosit 2,5 jt/mcl, leukosit 9.000 sel/uL darah.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien tersebut?
a. Nyeri akut
b. Hipovolemia
c. Defisit nutrisi
d. Intoleransi aktifitas
e. Defisit pengetahun tentang proses penyakit dan pengobatan

7. Tn. S, usia 55 tahun dirawat di ruang penyakit dalam. Pasien mengeluh lemah, dan letih.
Keadaan umum lemah, anoreksia, mual dan kadang muntah, kadang sesak napas. Riwayat
muntah darah. Nyeri epigastric, kulit pucat, CRT 3 detik, sulit melakukan aktifitas sehari-
hari. TD 90/60 mmHg, nadi 104 x/menit, teraba lemah. Hb 6 g/dl, eritrosit 2,2 jt/mcl,
leukosit 11.000 sel/uL darah. Manakah rencana keperawatan yang tepat pada pasien
tersebut?
a. Berikan makan sedikit tapi sering dan kolaborasi dalam pemberian antiemetik
b. Kaji ulang riwayat nutrisi, dan konsultasikan dengan ahli gizi
c. Kaji kemampuan klien melakukan ADL, kolaborasi dalam pemeriksaan Hb, Ht,
eritrosit, terapi oksigen, transfuse
d. Pertahankan teknik aseptic ketika melakukan prosedur dan kolaborasi dalam
pemberian antibiotic
e. Kaji karakteritik nyeri dan kolaborasi dalam pemberian analgesic

8. Seorang perempuan usia 20 tahun di rawat di ruang bedah dengan keluhan nyeri pada kaki kiri. Ada
bengkak, spasme otot, deformitas, luka robek di kaki kiri dan perdarahan, nadi teraba lemah, akral
dingin, kulit pucat, area fraktur dibalut tekan dan terpasang bidai. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi
110 x/menit, frekuensi pernapasan 24 x/menit, suhu 36,8°C. X--ray : fraktur femur terbuka1/3
medial sinistra, Hb 7,5 gr/dl, leukosit 11.000 ribu/ul.
Manakah diagnosa keperawatan prioritas pada pasien tersebut?
a. Hipovomeia b.d perdarahan
b. Nyeri (akut) b.d gerakan fragmen tulang, spasme otot
c. Hambatan mobilisasi fisik b.d fraktur femur sinistra
d. Risiko infeksi b.d penurunan imun
e. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya b.d kurangnya informasi
9. Seorang perempuan usia 20 tahun di rawat di ruang bedah dengan keluhan nyeri pada kaki kiri
bawah. Ada bengkak dan spasme otot, deformitas, pemendekan kaki kiri sekitar ± 2,5 cm. TD
120/80 mmHg, frekuensi nadi 80 x/menit, frekuensi pernapasan 20 x/menit, suhu 36,5°C. Seorang
perawat akan memperbaiki bidai pada pasien tersebut.
Manakah prinsip pemasangan bidai yang benar pada pasien tersebut?
a. Pemasangan bidai melewati 2 sendi di bagian proksimal dan distal dari fraktur tibia-fibula
b. Boleh memindahkan/menggerakkan anggota gerak sebelum dilakukan pembidaian
c. Tidak perlu melakukan penarikan, jika terjadi deformitas (perubahan bentuk)
d. Kaji pulsasi, sensorik dan motorik dibagian distal dari fraktur sebelum pemasangan bidai
e. Bidai yang di beri bantalan lunak bagian bawah saja

10. Seorang laki-laki usia 24 tahun mengalami fraktur pada tulang tibia dan fibula 1/3 medial dextra.
Tulang yang mengalami fraktur telah dilakukan operasi dengan dengan fiksasi pelat sekrup
(ORIF), tulang akan mengalami proses penyembuhan tulang.
Manakah proses penyembuhan tulang yang tepat dibawah ini?
a. Fase hematom-proliferasi-prokallus-osifikasi-konsolidasi/remodeling
b. Fase proliferasi-hematom-osifikasi-prokallus-konsolidasi/remodeling
c. Fase konsolidasi/remodeling-prokallus-osifikasi-hematoma-osifikasi
d. Fase hematom-prokallus-proliferasi-osifikasi-remodeling
e. Fase hematom-proliferasi-maturasi

11. Seorang laki-laki usia 25 tahun di rawat bedah dengan keluhan luka bekas operasi di kaki kiri
bawah tidak sembuh-sembuh. Pada kaki kiri bawah ditemukan sinus, drainase purulen dan berbau
busuk, area sekitarnya bengkak, kemerahan, nyeri tekan dan nyeri bila digerakkan, suhu 38,5°C,
leukosit 18.000 rb/ul.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
a. Nyeri (kronik)
b. Hambatan mobilisasi fisik
c. Gangguan integritas kulit
d. Risiko perluasan/penyebaran (septikemia)
e. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya

12. Seorang laki-laki usia 35 tahun di rawat bedah dengan keluhan luka bekas operasi di paha kanan
tidak sembuh-sembuh. Pada paha kanan ditemukan sinus, drainase purulen dan berbau busuk, area
sekitarnya bengkak, kemerahan, nyeri tekan, leukosit 16.000 rb/ul.
Manakah penatalaksanaan yang tepat pada pasien tersebut?
a. Pemberian antibiotic, debridement, stabilisasi tulang
b. Open reduction internal of fixation (ORIF)
c. Open reduction external of fixation (OREF)
d. Rendam salin dan hiperbarik oksigen
e. Amputasi

13. Seorang perempuan usia 22 tahun di rawat di ruang bedah dengan keluhan nyeri pada kaki kanan
bawah. Nyeri bertambah bila ditekan atau digerakkan, skala nyeri 7/10, hilang timbul, bengkak
dan spasme otot, deformitas, pemendekan kaki kiri sekitar ± 2 cm. TD 110/70 mmHg, frekuensi
nadi 88 x/menit, frekuensi pernapasan 24 x/menit, suhu 37,2°C.
Manakah rencana tindakan keperawatan yang tepat pada pasien tersebut?
a. Immobilisasi area fraktur dengan pemasangan bidai dan elevasikan area fraktur
b. Kaji kondisi luka dan catat adanya tanda-tanda infeksi dan rawat luka secara aseptic
c. Berikan edukasi kesehatan tentang pengobatan dan perawatan di rumah
d. Kolaborasi dalam pemberian obat antibiotic
e. Lakukan latihan range of motion (ROM) aktif dan pasif

14. Seorang laki-laki usia 25 tahun di rawat di ruang bedah dengan keluhan nyeri pada kaki bawah
kanan. Pasien mengalami fraktur terbuka tibia-fibula dextra, perdarahan, terpasang balut tekan
dan bidai, kulit pucat, nadi lemah, akral dingin. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit,
frekuensi pernapasan 28 x/menit, suhu 37,1°C. Hb 6,5 g%, IVFD RL 30 TPM.
Manakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada pasien tersebut?
a. Berkolaborasi dalam pemberian transfusi darah
b. Melakukan perawatan luka secara aseptic
c. Berkolaborasi dalam pemberian analgesic
d. Memberi edukasi kesehatan tentang proses penyakit
e. Melakukan latihan ROM aktif/pasif segera mungkin

15. Seorang laki-laki usia 35 tahun dirawat di ruang bedah dengan keluhan nyeri pada luka operasi.
Klien telah dilakukan angkat pelat sekrup (remove) hari ke-3 pada femur dextra. Balutan tampak
kotor oleh rembesan darah kering, drain sudah dilepas, CRT 2 detik, akral hangat.
Manakah tindakan keperawatan yang tepat pada pasien tersebut?
a. Kaji nyeri; lokasi, durasi, intensitas nyeri, factor yang memperingan/memperberat
b. Lakukan perawatan luka secara aseptic dan kaji adanya tanda infeksi pada luka
c. Kolaborasi dalam pemberian transfusi darah
d. Kolaborasi dalam pemberian obat analgesic
e. Memantau intake dan output

Anda mungkin juga menyukai