A. Pengertian
et al, 2009).
2010).
a. Pembuluh Darah
1. Arteri
vasavasorum.
2. Vena
3. Kapiler
b. Darah
Gambar 2.4 Anatomi Darah (Syaifudin 2011)
keseluruh tbuh.
1. Sel-sel darah :
a. Eritrosiit
b. Leukosit
c. Trombosit
darah.
2. Plasma
Air : 91-92%
Protein plasma :
dibentuk di hepar).
o Fibrinogen
o Protrombin.
jaringan.
pembekuan darah.
2.3.3 Etiologi
disebabkan oleh :
a. Virus Dengue.
empat tipe yaitu virs dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus
Albopictuus.
b. Vektor.
1) Demam.
2) Perdarahan.
dan 3 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat
berupa uji torniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada
hebat.
3) Anoreksia
4) Mual muntah
6) Nyeri kepala
9) Hepatomegali.
meskipun pada anak yang kurng gizi hati juga sudah. Bila terjadi
kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki srta
sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam
2.3.5 Klasifikasi
Derajat I
perdarahan(ujitourniquiet positif).
Derajat II
perdarhan lain.
Derajat III
Derajat IV
Rnjatan berat dengan nadi tak terba dan tekanan darah yang tidak
dapat diukur
a. Patofisiologi
plasma dapat meniurun hingga 30%. Hal ini lah yang dapat
a) Darah
Trombosit menurun
Hb Meningkat lebih 20 %
Ht Meningkat Lebih 20 %
Na dan Cl rendah
b) Rontgen thorax
a. Keperawatan
kencing / tidak.
lambung.
Kontrol TD dan nadi harus lebih sering dan dicatat secara baik
suportif
pasien dehidrasi dan harus. Pada pasien ini perlu diberi banyak
teh manis, sirup, susu, dan bila mau lebih baik oralit. Cara
setiap hari mlai hari ke-3 sakit sampai demam telah turun 1
pemberian darah.
2.3.9 Komplikasi
a. Gagal ginjal.
b. Efusi pleura.
c. Hepatomegali.
d. Gagal jantung
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
orang tua.
2. Keluhan Utama
panas terjadi antara hari ke-3 sampai ke-7, dan anak semakin
otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa
Penyakit apa saja yang pernah diderita pada DHF, anak bisa
6. Riwayat imunisasi
8. Kondisi lingkungan
baju di kamar).
9. Pola kebiasaan
terjadi hematuria.
secara umum:
(diatas 37,5oC)
7) Mulut
hyperemia pharing.
mengalami pembesaran
9) Dada / thorak
10) Abdomen
(hepatomegali) Per
13) Ekstremitas
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang. Pada
kuku sianosis/tida
rendah.
SGOT / SGPT mungkin meningkat.
kering
Edukasi :
- Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
- Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan IV
28
isotonis ( misalnya : NaCl, RL )
- Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis ( missal : glukosa 2,5%,
NaCl 0,4% )
- Kolaborasi pemberian cairan
koloid ( miosal : albumin,
plasmanate )
- Kolaborasi pemberian produk
darah
Pemantauan
cairan Observasi :
- Monitor status hidrasi ( mis.
Frekuensi nadi, kekuatan nadi,
akral, pengisian kapiler,
kelembaban mukosa, turgor kulit,
tekanan darah )
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium ( mis. MAP, CVP,
PAP, PCWP jika tersedia )
Terapeutik :
- Catat intake-output dan hitung
balans cairan 24 jam
- Berikan asupan cairan, sesuai
29
kebutuhan
- Berikan cairan intravena, jika
perlu
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian diuretik,
jika perlu
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakuan tindakan Manajemen
psikologis (keengganan untuk keperawatan 1 x 24 jam diharapkan nutrisi Observasi :
makan) makanan ditandai dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang - Identifikasi status nutrisi
berat badan menurun dari kebutuhan tubuh terpenuhi. - Identifikasi alergi dan intoleransi
Kriteria Hasil : makanan
Status Nutrisi - Identifikasi makanan yang disukai
Porsi makanan yang dihabiskan - Identifikasi kebutuhan kalori dan
sedang jenis nutrient
Frekuensi makan - Identifikasi perlunya penggunaan
Nafsu makan cukup membaik selang nasogastric
Mermban mukosa sedang - Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik :
- Lakukan oral hygiene, jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman
dier ( mis. Piramida makanan )
30
- Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat
untuk menjegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika
perlu
- Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogatrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
- Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk jika
mampu
- Anjurkan diet yang
diprogramkan Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan ( mis. Pereda
nyeri, antiemetic ), jika perlu
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan
31
Pemantauan nutrisi
Observasi :
- Identifikasi factor yang
mempengaruhi asupan gizi ( mis.
Pengetahuan, ketersediaan
makanan, agama/kepercayaan,
budaya, mengunyah tidak adekuat,
gangguan menelan, penggunaan
obat-obatan atau pascaoperasi )
- Identikasi perubahan berat badan
- Identifikasi kelainan pada kulit
- Identintifikasi kelainan eliminas (
mis. Kering, tipis, kasar, dan
mudah patah )
- Identifikasi pola makan ( mis.
Kesukaan/ketidaksukaan makanan,
konsumsi makanan cepat saji,
makan terburu-buru )
- Identifikasi kelainan pada kuku (
mis. Diare, darah, lender, dan
eliminasi yang tidak teratur )
- Identifikasi kemampuan menelan (
mis. Fungsi motoric wajah, reflex
menelan, dan reflex gag )
32
- Identifikasi kelainan rongga mulut
( mis. Peradangan, gusi berdarah,
bibir kering dan retak, luka )
- Identifikasi kelainan eliminasi (
mis. Diare, darah, lender. Dan
eliminasi yang tidak teratur )
- Monitor mual dan muntah
- Monitor asupan oral
- Monitor warna konjungtiva
- Monitor hasil laboratorium ( mis.
Kadar kolestrol, albumin serum,
transferrin, kreatinin, hemoglobin,
hematocrit, dan elektrolit darah )
Terapeutik :
- Timbang berat badan
- Ukur antropometrik komposisi
tubuh ( mis. Indeks massa tubuh,
pengukuran pinggang, dan ukuran
lipatan kulit )
- Hitung perubahan berat badan
- Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi :
33
- Jelaskan tujuan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
3. Defisit Pengetahuan berhubungan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
dengan gangguan fungsi kognitif keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
ditandai dengan kurang informasi deficit pengetahuan meningkat. - Identifikasi kesiapan dan
Kriteria Hasil : kemampuan menerima informasi
Tingkat Pengetahuan - Identifikasi faktor-faktor yang
Kemampuan menjelaskan dapay meningkatkan dan
pengetahuan tentang suatu menurunkan motivasi perilaku
topik meningkat hidup bersih dan sehat
Pertanyaan tentang masal;ah Terapeutik :
yang dihadapi meningkat - Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi :
- Jelaskan factor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
34
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
4. Resiko Perdarahan berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Perdarahan
dengan gangguaan koagulasi keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
(penurunan trombosit) ditandai tingkat perdarahan menurun . - Monitor tanda dan gejala
dengan trombositopenia Kriteria Hasil : perdarahan
Tingkat Perdarahan - Monitor nilai hematocrit /
Kelembapan membran hemoglobin sebelum dan sesudah
mukosa kehilangan darah
Suhu tubuh meningkat - Monitor tanda dan gejala ortostatik
Hematokrit membaik - Monitor koagulasi ( mis.
Prothrombin time (PT), Partial
thromboplastin time (PTT),
fibrinogen, deradasi fibrin
dan/atau platelet )
Terapeutik :
- Pertahankan bedrest selama
perdarahan
- Batasi tindakan invasive, jika perlu
- Gunakan kasur pencegah
decubitus
- Hindari pengukuran suhu rektal
35
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
- Anjurkan menggunakan kaus kaki
saat ambulasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
untuk menghindari konstipasi
- Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
- Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
- Anjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perlu
- Kolaborasi pemberian produk
darah, jika perlu
- Kolaborasi pemberian pelunak
tinja
5. Hipertermi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia
proses infeksi virus dengue keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
hipertermi membaik. - Identifikasi penyebab hipertemia (
Kriteria Hasil : mis. Dehidrasi, terpapar
36
Termoregulasi lingkungan panas, penggunaan
Menggigil incubator )
Kulit merah - Monitor suhu tubuh
Kejang - Monitor kadar elektrolit
Pucat - Monitor haluan urine
Suhu tubuh - Monitor komplikasi akibat
Tekanan darah hipertermia
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami
hyperhidrosis ( keringat berlebihan
)
- Lakukan pendinginan eksternal (
mis. Seliput hipotermia atau
kompres dingin di dahi, leher,
dada, abdomen, aksila )
- Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
- Berikan oksigen jika perlu
37
Edukasi :
- Anjurkan tiring baring
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan
elektrolit intravena, jika perlu
6. Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi
dengan kelemahan fisik keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
intoleransi aktivitas meningkat. - Identifikasi gangguan fungsi tubuh
Kriteria Hasil yang mengakibatkan kelelahan
Toleransi aktivitas - Monitor kelelahan fisik dan
Frekuensi nadi emosional
Kemudahan dalam - Monitor pola dan jam tidur
melakukan aktivitas sehari- - Monitor lokasi dan
hari ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus ( mis. Cahaya,
suara, kunjungan )
- Lakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempay
38
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawatb
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
39
2.2.4 Implementasi Keperawatan
2.2.5 Evaluasi
jenis yaitu :
40
41