(MALARIA)
DALAM MEMENUHI PERSYARATAN MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1
KELOMPOK 1
b) Sel-sel darah/ butir-butir darah (bagian padat) kira-kira 45%, terdiri atas eritrositatau sel darah
merah (SDM) atau red blood cell (RBC), leukosit atau sel darah putih (SDP) atau white blood cell
(WBC), dan trombositplatelet.
5) Komposisi
a. Plasma darah yaitu bagian cair darah (55%) yang sebagian besar terdiri dari air (92%), 7% protein, 1%
nutrien, hasil metabolisme, gas pernapasan, enzim, hormon-hormon, faktor pembekuan dan garam-
garaman organic. Protein-protein dalam plasma terdiri dari serum albumin (alpha-1 globulin, alpha-2
globulin, beta globulin dan gamma globulin), fibrinogen, protombine dan protein essensien untuk koogulasi.
Serum albumin dan gamma globulin sangat penting untuk mempertahankan tekanan osmotik koloid dan
gamma globulin juga mengandung antibody (immnuglobulin) seperti IgM, IgG, IgA, dan IgE untuk
mempertahankantubuh terhadap mikroorganisme.
b. sel-sel darah / butir-butir darah (bagian padat) kira-kira 45% terdiri atas eritrosit atau sel darah
merah (SDM) atau red blood cell (RBC), leukosit atau sel darah putih (SDP) atau white blood cell (WBC) dan
trombosit platelet. Sel darah merah merupakan unsur terbanyak dari sel darah (44%) sedangkan sel darah
putih dan trombosit 1%. Sel darah putih terdiri dari basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit dan monosit
b. Struktur sel darah
1) Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dengan
diameter sekitar 7,5 mikron, tebal bagian tepi 2 mikron dan
bagian tengahnya 1 mikron atau kurang, tersusun atas membran
yang sangat tipis sehingga sangat mudah terjadi diffusi oksigen,
karbondioksida dan sitoplasma, tetapi tidak mempunyai inti sel.
Dalam setiap militer kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah. Sel
darah merah matang mengandung 200-300 juta hemoglobin
(terdiri hem merupakan gabungan protoporfirin dengan besi dan
globin adalah bagian dari protein yang tersusun oleh 2 rantai alfa
dan 2 rantai beta) dan enzim-enzim seperti G6PD (glucose 6 –
phosphate dehydogenase). Hemoglobin adalah protein berpigmen
merah yang terdapat dalam sel darah merah.
jumlah eritrosi normal laki-laki yaitu 4,5-5,5
Sel darah merah dibentuk dalam sum-sum tulang terutama dari tulang pendek, pipih dan tidak
beraturan dan jaringan kanselus pada ujung tulang pipa dan dari sum-sum dalam batang iga, iga dan
dari sternum (Evelyn C. Piere, 2006)
Sel darah merah biasanya bersikulasi selama 120 hari, septum menjadi rapuh dan mudah pecah.
Walaupun sel darah merah matang tidak memiliki nukleat, mitokondria ataupun retikulum
endoplasma, enzim sitoplasmanya mampu mengkonsumsi ATP untuk waktu yang terbatas ini. Fragmen
sel darah merah yang rusak atau terdisintegrasi akan mengalami fatogenesis oleh mikrofag dalam
limfa, hati, sum-sum tulang dan jarngan tubuh lain. Penghancuran sel darah merah dapat terjadi dalam
bentuk sebagai berikut :
1. Globin (bagian protein ) Hg A terdegredasi menjadi asam amino kemudian akan diperbaharui
untuk sintesis protein seluler.
2. Hem (bagian yang mengandung zat besi) dirubah menjadi biliverdin (pigmen hijau) dan kemudian
menjadi bilirubin (pigmen kuning) yang lepas kedalam plasma, bilirubin diserap hati dan disekresi
dalam empedu
3. Sebagian besar zat besi yag dileps oleh hem akan diambil untuk diperbaharui dalam proses
sintesis Hg A selanjutnya (Etheel Sloan, 2004)
2) Sel darah putih
Pada keadaan normal jumlah sel darah putih atau leukosit
5000- 10000 sel/mm3. Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu yang
granulosit dan yang agranulosit. Granulosit ialah sel darah putih
yang didalam sitoplasmanya terdapat granula, seperti eusinofil,
basofil dan netrofil. Agranulosit yaitu sel darah putih yang hanya
memiliki inti satu lobus dan sitoplasmanya bebas dari granula,
seperti limfosit dan monosit.
3) Trombosit
Trombosit merupakan sel tak berinti, berbentuk cakram
dengan diameter 2-5 um, berasal dari pertunasan sel raksasa
berinti banyak megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang.
Pada keadaan normal jumlah trombosit sekitar 150.000-
300.000/mL darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1-2
minggu atau kirakira 8 hari. Trombosit tersusun atas substansi
fospolifid yang penting dalam pembekuan dan juga menjaga
keutuhan pembuluh darah serta memperbaiki pembuluh darah
kecil yang rusak.
c. Hemopoisis (hematopoisis)
Hemopoisis adalah proses pembentukan dan pematangan darah. Organ-organ yang
penting dalam hemopoisis adalah:
1) Limpa
Limpa berada dibawah diafragma sebelah kiri dari lambung. Tersusun atas 3 tipe jaringan
yaitu white pulp, red pulp dan marginal pulp, yang semua berperan dalam keseimbangan
pembentukan dan pemecahan sel darah.
2) Hati
Hati merupakan organ sangat penting dalam eritropoisis, terutama jika produksi sel
darah merah dalam susum tulang tidak normal.
d. Fungsi darah
1) Transport internal, Darah membawa berbagai macam substansi untuk fungsi metabolisme.
a) Respirasi. Gas oksigen dan karbondioksida dibawah oleh hemoglobin dalam sel darah merah
dan plasma, kemudian terjadi pertukaran gas di paru-paru.
b) Nutrisi, nutrient/zat gizi diabsorpsi dari usus, kemudian dibawa dalam plasma kehati dan
jaringan-jaringan lain yang digunakan untuk metabolisme.
c) Sekresi. Hasil metabolisme dibawa plasma kedunia luar melalui ginjal.
d) Mempertahankan air, elektrolit dan keseimbangan asam basa dan juga berperan dalam
hemoestasis.
e) Regulasi metabolisme, hormon dan enzim atau keduanya mempunyai efek dalam
mengaktivitas metabolisme sel, dibawa dalam plasma.
2) Proteksi tubuh terhadap bahaya mikroorganisme, yang merupakan fungsi dari sel darah putih.
3) Proteksi terhadap cedera dan perdarahan Proteksi terdahap respon peradangan local
terhadap cedera jaringan. Pencegahan perdarahan merupakan fungsi dari trombosit
karena adanya faktor pembekuan, fibrinolitik yang ada dalam plasma.
4) Mempertahankam temperatur tubuh Darah membawa panas dan bersirkulasi keseluruh tubuh.
Hasil metabolisme juga menghasilkan energi dalam bentuk panas
(Tarwoto, 2008).
Etiologi
Penyebab infeksi malaria ialah protozoa obligat intraseluler dari genus plasmodium dan
ditularkan oleh nyamuk species anopheles betina. Plasmodium ini pada manusia menginfeksi
eritrosit (sel darah merah) dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit.
Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk yaitu anopheles betina (Harijanto, 2009).
Genus Plasmodium merupakan penyebab penyakit malaria yang mempunyai keunikan
karena memiliki 2 hospes, yakni manusia sebagai hospes intermediate dan nyamuk anopheles
sebagai hospes definitif.
Selain di tularkan melalui gigitan nyamuk, malaria dapat menjangkiti orang lain melalui
bawaan lahir dari ibu ke anak, yang disebabkan karena kelainan pada sawar plasenta yang
menghalangi penularan infeksi vertikal.
Metode penularan lainya adalah melalui jarum suntik, yang banyak terjadi pada pengguna
narkoba suntik yang sering bertukar jarum secara tidak steril.
Model penularan infeksi yang terakhir adalah melalui tranfusi darah. Disebutkan dalam
literatur bahwa melalui metode ini, hanya akan terjadi siklus eritrositer. Siklus hati tidak terjadi
karena tidak melalui sporozoit yang memerlukan siklus hati (Widoyono, 2008).
5 Spesies Plasmodium yang dapat menginfeksi manusia
Keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam berupa : kelesuhan, malaise, sakit
kepala, merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan, anoreksia (hilang nafsu
makan), perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin. Keluhan prodromal
sering terjadi pada Plasmodium vivax dan ovale, sedang pada plasmodium falcifarum dan
malariae keluhan prodromal tidak jelas bahkan gejala dapat mendadak.
a. periode dingin (15-60 menit) : mulai menggigil, penderita sering membungkus diri dengan
selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi
saling terantuk, diikuti dengan meningkatnya temperatur
b. periode panas :penderita muka merah, nadi cepat, dan panas badan tetap tinggi beberapa
jam, diikuti dengan keadaan berkeringat
c. periode berkeringat : penderita berkeringat banyak dan temperatur turun, dan penderita
merasa sehat.
2. Anemia
Gejala anemia merupakan gejaia yang sering dijumpai. Derajat malaria
tergantung pada species penyebab yang paling berat adalah karena
Falciparum. Beberapa mekanisme terjadinya anemia adalah:
a. Pengerusakan eritrosit oleh parasit
b. Hambatan eritropoesis yang sementara
c. Hemolisis karena proses complemen mediatel immune complex
d. Eritrofagositosis
e. Penghambatan pengeluaran retikulosit
3. Splenomegali
Splenomegali merupakan gejala khas malaria kronik, limpa akan teraba
setelah 3 hari dari serangan infeksi akut, limpa menjadi bengkak, nyeri dan
hiperemis. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras
karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang
bertambah
Komplikasi
Menurut Widoyono (2008) komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit malaria sebagai
berikut :
a. Malaria serebral (malaria otak) adalah malaria dengan penurunan kesadaran. Pada orang dewasa
GCS ≤11, sedangkan pada anak berdasarkan Blantyre Coma Scale≤3, atau koma >30 menit setelah
serangan kejang yang tidak disebabkan oleh penyakit lain.
b. Anemia berat (Hb <5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung parasit >10.000/uL. Bila
anemia hipokromik mikrositik, harus dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia, atau
hemoglobinopati lainnya.
c. Gagal ginjal akut (urin <400 mL/24 jam pada orang dewasa atau <1 mL/kgBB/jam pada anak
setelah dilakukan rehidrasi, dengan kreatinin darah meningkat>3 mg%).
f. Gagal sirkulasi atau syok : tekanan sistolik <70 mmHg, disertai keringat dingin.
g. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan atau disertai kelainan
laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler.
h. Kejang berulang >2 kali per 24 jam setelah pendinginan pada hipertermia.
Merozoite lepas
Lemas
Peningkatan Kasus Eritrosit pecah Peningkatan
pada reseptor Metabolisme
Ginjal Serebral
Sirkulasi jaringan
terganggu
Darah ke ginjal Hipoksia
mengalami penurunan Jaringan
b. Sirkulasi
Gejala : Batuk, diaforesis, pegal, mengigil, kebas, badan terasa panas
Tanda : TD normal/menurun, takikardi/brakikardia, diaforesis, suhu badan meningkat, mengigil seluruh badan dan
bergetar, gigi saling terantuk, sianosis, membran mukosa kering, kunjungtiva anemia, sklera ikterus, bibir kering,
hemoglobin rendah, trombositopeni
c. Integritas ego
Gejala : Tinggal di daerah tropis, ansietas, perasaan tidak berdaya, putus asa
Tanda : Gelisah, letupan suasana hati, cemas, marah, tidak sabar
d. Eliminasi
Gejala : Diare, melena, albuminuria, hialin dan kristal yang granuler, poliuria, hialin, kristal granuler, perut tidak
enak
Lanjutan
Tanda : Nyeri pada perabaan limpa Poliuri, hialin, kristal granuler Limpa teraba pada palpasi
e. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, nyeri epigastrium, muntah, mual, kehilangan berat badan, perut tidak enak
Tanda : Perubahan berat badan, turgor kulit jelek, mukosa kering, bibir kering, kulit kering. limpa membesar,
hepatomegali, dehidrasi, angka metabolik meningkat
f. Higiene
Gejala : Kesulitan/ketergantungan dalam melakukan beberapa hal dari kebutuhan sehari-hari, menggunakan alat
bantu khusus/jasa pelayan secara khusus
Tanda : Kebiasaan personal yang buruk yang menimbulkan penampilan yang lusuh
g. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, pusing, nyeri tubuh, kelemahan, mengigil, terasa capek
Tanda : Syok, delirium, malaise, apatis, somnolen, perdarahan dalam otak, vasokontriksi perifer, plasma meningkat
h. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejal : Nyeri kepala, epigastrium, tubuh, nyeri tekan pada limpa, perut tidak enak, berdebar
Tanda : Perilaku distraksi Gelisah
Lanjutan
i. Pernafasan
Gejala : Batuk, syok, hipoksia
Tanda : Respirasi meningkat, edema paru, sianosis/pucat, pneumoni
j. Keamanan
Gejala : Demam, nyeri tubuh, diaforesis, dingin pada punggung
Tanda : Suhu tubuh meningkat, diaforesis, integritas kulit kering, kulit kemerahan
k. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan hematologi
1) Kadar hemoglobin menunjukkan adanya anemia dari derajat ringan sampai berat, jumlah leukosit normal atau
lekopenia, LED meningkat, trombosit normal
2) Pemeriksaan mikroskopis/parasitologis miroskopis sediaan darah tebal dan sediaan tipis merupakan pemeriksaan
yang terpenting. Hitung parasit tetes tebal dihitung berdasarkan leukosit, sediaan tipis malaria dan parasit
plasmodium dihitung per 1000 eri atau IQOOOeritrosit
3) Pemeriksaan imunoserologis pemeriksaan kimia klinis menunjukkan tanda infeksi malaria tetapi pemeriksaan
mikroskopis negatif
4) Pemeriksaan biokimiawi/kimia klinis antara lain bilirubin, kreatinin, ureum, glukosa darah, urinalis termasuk
adanya hemoglobinuria, faal koagulasi
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang
di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh.
2. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme dan suhu tubuh
3. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan penurunan produksi urine
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
Intervensi / Implementasi
No Diagnosa keperawatan Noc Nic
1 Ketidakefektifan perfusi jaringan otak Status sirkulasi Terapi oksigen
Kriteria hasil : - Periksa mulut, hidung dan sekret
Definisi - Tekanan sistol dan diastol dalam trakea
Keadaan ketika individu mengalami rentang yang diharapkan - Pertahankan jalan napas yang
penurunan sirkulasi jaringan otak - Tidak ada ortostatikhipertensi paten
- Tidak ada tanda-tanda peningkatan - Atur peralatan oksigenasi
Batasan karakteristik : tekanan intrakranial - Monitor aliran oksigen
- Penurunan kesadaran - Mempertahankan tekanan - Pertahankan posisi pasien
- Perubahan tanda vital intrakranial - Observasi tanda-tanda hipoventilasi
- Papila edema - Tekanan darah dalam rentang - Monitor adanya kecemasan pasien
- Perubahan pola nafas normal terhadap oksigen
- Hasil pemeriksaan CT scan adanya - Tidak ada nyeri kepala
edema serebri, Hematoma - Tidak ada muntah Monitoring peningkatan
- Gangguan oklusif - Memonitor tingkat kesadaran intrakranial
- Hemoragic - Monitor tekanan perfusi serebral
- Vasospasme serebral - Catat respon pasien terhadap
- Edema serebral stimulasi
- Monitor tekanan intrakranial pasien
Berhubungan dengan : dan respon neurologi terhadap
- Aliran arteri terhambat aktifitas
- Reduksi mekanis dari aliran vena/arteri - Monitor intake dan output cairan
- Kerusakan transportasi oksigen - Kolaborasi dalam pemberian
melewati kapiler/alveolar antibiotic
No Diagnosa keperawatan Noc Nic
- Posisikan pasien pada posisi semi
fowler
- Minimalkan stimulasi dari ilngkungan