Anda di halaman 1dari 10

http://journal.uir.ac.id/index.

php/JIAP E-ISSN : 2622-934X


P-ISSN : 2502-9757
PUBLIKA :
Jurnal Ilmu Administrasi Publik
Vol. 6, No. 2 / 2020

Evaluasi Pelaksanaan Tugas Ketua Rukun Tetangga Dalam


Membantu Tugas Kepala Desa Sungai Asam
Kecamatan Belat Kabupaten Karimun
Muhamad Asrizal1 Deska Zulkarnain2
Universitas Karimun, Jalan Canggai Puteri Kecamatan Tebing Kabupaten Karimun
muhamadasrizal2020@gmail.com deskaalhaqi@gmail.com

Received : September 10, 2020; Accepted : September 23, 2020


DOI 10.25299/jiap.2020.vol6(2).5969

Abstract
Government policy in order to assist the task of the Kelurahan / Desa to improve service and population
administration, the government has issued a Rukun Tetangga policy as an extension of the Kelurahan / Desa.
Based on the policies that have been issued by the government, for this reason, researchers make an approach and
offer to these policies by evaluating existing policies. This study aims to identify and analyze the evaluation of
the implementation of the duties of the head of the Rukun Tetangga in helping the village head of Sungai Asam,
Karimun Regency and also to identify and analyze the obstacles to the implementation of the duties of the Head
of the Rukun Tetangga in Assisting the Task Implementation of the Head of the Rukun Tetangga in Helping the
Task of the Village Head. Sungai Asam, Karimun Regency.

Key Words : Evaluation, Tasks of the Rukun Neighbors of Sungai Asam Village

Abstrak
Kebijakan pemerintah dalam rangka membantu tugas Kelurahan/Desa untuk meningkatkan
pelayanan serta administrasi kependudukan, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan Rukun
Tetangga sebagai perpanjangan tangan Kelurahan/Desa. Berdasarkan kebijakan yang telah
dikeluarkan oleh pemerintah, untuk itu peneliti melakukan pendekatan dan penawaran terhadap
kebijakan tersebut dengan mengevaluasi kebijakan yang telah ada. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan Menganalisa Evaluasi Pelaksanaan Tugas Ketua Rukun Tetangga Dalam Membantu
Tugas Kepala Desa Sungai Asam Kabupaten Karimun dan juga untuk mengetahui dan Menganalisa
hambatan-hambatan Pelaksanaan Tugas Ketua Rukun Tetangga Dalam Membantu Tugas Evaluasi
Pelaksanaan Tugas Ketua Rukun Tetangga Dalam Membantu Tugas Kepala Desa Sungai Asam
Kabupaten Karimun.
Key Words : Evaluasi, Tugas Rukun Tetangga Desa Sungai Asam

Pendahuluan dan Azzazyokai bertujuan untuk


merapatkan barisan di antara para
Rukun tetangga dan Rukun warga
penduduk Indonesia. Sistem ini
sudah ada sejak penjajahan militer Jepang
bermaksud mengetatkan pengendalian
dan masih ada hingga saat ini, ketika masa
pemerintah militer Jepang terhadap
penjajahan Jepang Rukun Tetangga
penduduk. Sistem Rukun Tetangga dan
dikenal dengan istilah Tonarigumi
Rukun Warga ini semula hanya
sedangkan Rukun Warga disebut dengan
ditetapkan di Yogyakarta pada masa
Azzazyokai. Pembentukan Tonarigumi

Muhamad Asrizal dan Deska Zulkarnain / Publika : JIAP Vol. 6 No. 2 / 2020 192
Sultan Hamengku Buwono IX. Tetapi Dan pada pasal 15 berdasarkan
setelah Indonesia merdeka, sistem Rukun Peraturan Menteri Nomor 5 Tahun 2007
Tetangga dan Rukun Warga itu RT/RW dalam melaksanakan tugas
disebarkan di seluruh Indonesia dan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
sampai sekarang menjadi bagian yang mempunyai fungsi:
tidak terpisahkan lagi dari pemerintahan 1. Pendataan kependudukan dan
kelurahan di kota atau pemerintahan desa. pelayanan administrasi pemerintahan
Rukun Tetangga merupakan suatu lainnya;
kumpulan penduduk yang berdiam dalam 2. Pemeliharaan keamanan, ketertiban
suatu lokasi tertentu dalam suatu dan kerukunan hidup antar warga;
kelurahan yang berintraksi secara lansung 3. Pembuatan gagasan dalam pelaksanaan
maupun tidak lansung diantara mereka pembangunan dengan
kumpulan penduduk ini diakui dan mengembangkan aspirasi dan swadaya
dibina oleh Pemerintah Daerah, murni masyarakat; dan
kerukunan adalah bagian dari kerjasama 4. Penggerak swadaya gotong royong dan
yang mencakup gotongroyong dan tolong partisipasi masyarakat di wilayahnya.
menolong. Rukun Tetangga merupakan
Desa Sungai Asam Kecamatan Belat
suatu bentuk kehidupan bersama dimana
Kabupaten Karimun merupakan daerah
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan
yang kaya akan sumber daya alamnya
batin yang murni yang bersifat alamiah
seperti bauksit perkebunan, dan sektor
serta bersifat kekal. Dasar hubungan
kelautan yang masih terjaga kondisinya,
tersebut adalah rasa cinta dan rasa
secara administratife Kabupaten Karimun
kesatuan batin yang memang telah
mempunyai 12 Kecamatan salah satunya
dikodratkan (Rahyunir Rauf, 2015: 3).
Kecamatan Belat yang terdiri dari 6 Desa,
Adapun maksud dan tujuan untuk Desa sungai asam mempunyai RW
dibentuknya Rukun Tetangga dan Rukun 8 dan RT 16 yang dalam hal ini RT
Warga disebutkan dalam Peraturan mempunyai peran penting sebagai
Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun perpanjangan tangan dari Lurah dan
2007, Pasal 3 Tugas dan Fungsi adalah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
sebagai berikut : Negeri No 5 Tahun 2007 dan Tugas dan
1. Menyusun rencana pembangunan Fungsi Pedoman dan Penataan Lembaga
secara partisipatif; Kemasyarakatan pada Pasal 15.
2. Melaksanakan, mengendalikan, Berdasarkan Pasal 15 diatas maka
memanfaatkan, memelihara dan tugas dan fungsi RT/RW dalam
mengembangkan pembangunan secara melaksanakan tugas ada 4, yang terjadi
partisipatif; pada Desa Sungai Asam Kecamatan Belat
3. Menggerakkan dan mengembangkan Kabupaten Karimun pembentukan Rukun
partisipasi, gotong royong, dan Tetangga sesuai dengan peraturan
swadaya masyarakat; dan d. Pemerintah bahwa tugas Rukun Tetangga
menumbuhkembangkan kondisi adalah menjadi perpanjangan tangan
dinamis masyarakat dalam rangka pemerintah di Daerahnya masing-masing.
pemberdayaan masyarakat dan
Fenomena yang terjadi di Desa
4. Menumbuh kembangkan kondisi
Sungai Asam Kecamatan Belat Kabupaten
dinamis masyarakat dalam rangka
Karimun sesuai dengan tugas pokok
pemberdayaan masyarakat.
Rukun Tetangga berdasarkan Pasal 15

Muhamad Asrizal dan Deska Zulkarnain / Publika : JIAP Vol. 6 No. 2 / 2020 193
Tugas dan Fungsi, hal ini belum karena peran Rukun Tetangga sangatlah
terlaksanakan oleh Rukun Tetangga di vital dalam perpanjangan tangan di
Desa Sungai Asam Kecamatan Belat daerah, dan Rukun Tetangga merupakan
Kabupaten Karimun. Dari Peraturan pemimpin masyarakat yang seharusnya
Menteri Nomor 5 Tahun 2007 pasal 15 bisa dipercayai dan mempunyai
diatas ada beberapa item yang belum pemahaman yang tinggi dari angota yang
dalam dilaksanakan dengan baik, dari dipimpinnya, sehingga dengan factor
data penulis melihat ada 3 item yang diatas akan mempermudah kinerja desa
belum bisa dipenuhi oleh kinerja Rukun dalam melaksanakan tugas Pemerintahan
Tetangga di Desa Sungai Asam baik itu secara administrasi maupun hal-
Kecamatan Belat Kabupaten Karimun, hal lainnya.
yang mana peran Rukun Tetangga jauh
dari kata terlaksana dengan Pasal 15 Tinjauan Pustaka
Tugas dan Fungsi yaitu seperti
1. Pendataan kependudukan dan Evaluasi (pelaksanaan) kebijakan
pelayanan administrasi pemerintahan merupakan suatu bagian yang tidak bisa
lainnya; dipisahkan dari perumusan kebijakan
2. Pembuatan gagasan dalam pelaksanaan (public formulation), penetapan kebijakan
pembangunan dengan (policy adaption) dan evaluasi kebijakan
mengembangkan aspirasi dan swadaya (policy evaluation). Setelah kebijakan
murni masyarakat; dan ditetapkan secara sah dan mempunyai
3. Penggerak swadaya gotong royong dan kekuatan hukum (legitimasi), maka
partisipasi masyarakat di wilayahnya. kebijakan tersebut harus segera di
Evaluasikan sebab, kebijakan itu baru
Fenomena lain yang terjadi di Desa
mempunyai arti bila kebijakan di
Sungai Asam Kecamatan Belat Kabupaten
Evaluasikan melalui jalan yang sesuai dan
Karimun dimana masyarakat banyak yang
sebagaimana seharusnya untuk
tidak terlayani apalagi Rukun Tetangga di
kepentingan umum.
Desa Sungai Asam Kecamatan Belat
Kabupaten Karimun tidak mengtahui Melihat pentingnya pengawasan
batas daerahnya maupun tugas didalam suatu bentuk kebijakan, maka
pekerjaannya, sehingga angka Tugas dan Fungsi Pemerintah kepada
kependudukan yang harus dilaporkan masyarakat harus dilaksanakan dalam
setiap bulannya kepada atasan (Lurah) Evaluasi Pelaksanaan Tugas Ketua Rukun
sering tidak ada. Tetangga Dalam Membantu Tugas Lurah
Tanjung Kapal Kecamatan Rupat
Peran Rukun Tetangga di
Kabupaten Bengkalis haruslah diterapkan
Kelurahan Desa Sungai Asam Kecamatan
dengan sistem manjaemen yang baik dan
Belat Kabupaten Karimun dalam hal ini
diarahkan kepada penyuksesan suatu
jauh dari ekspektasi masyarakat, sehingga
kinerja yang dilandasi kebijakan. Winarno
banyak permasalahan yang terjadi di
(2012:229) mengatakan secara umum
wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan
evaluasi kebijakan dapat dikatakan
Tugas dan fungsinya Rukun Tetangga
sebagai kegiatan yang menyangkut
seakan kurang memahami kinerjanya, hal
estimasi atau penilaian kebijakan yang
ini juga menjadi penghambat kinerja Desa
mencakup substansi, implementasi dan
Sungai Asam dalam memenuhi pelayanan
dampak. Nugroho (2014:186) mengatakan
pemerintah daerah maupun pusat, hal ini
seharusnya diperhatikan oleh pemerintah
Muhamad Asrizal dan Deska Zulkarnain / Publika : JIAP Vol. 6 No. 2 / 2020 194
evaluasi kebijakan publik memiliki empat biasanya ditujukan untuk menilai sejauh
fungsi, yaitu : mana keefektifan kebijakan publik guna
1. Ekspalansi. Melalui evaluasi dapat dipertanggungjawabkan kepada
dipotret realitas pelaksanaan kebijakan konstituennya. Evaluasi diperlukan untuk
dan dapat dibuat suatu generalisasi melihat kesenjangan antara harapan dan
tentang pola–pola hubungan antar kenyataan”. Menurut Nugroho (2004:185)
berbagai dimensi realitas yang diamati. mengatakan bahwa “ evaluasi memberi
Dari evaluasi ini evaluator dapat sumbangan klarifikasi dan kritik terhadap
mengidentifikasi masalah, kondisi, dan nilai–nilai yang mendasari pemilihan
aktor yang mendukung keberhasilan tujuan dan target.”
atau kegagalan kebijakan. Hal ini Hal tersebut menunjukan bahwa
merupakan suatu hal yang penting evaluasi sangat berperan dalam nilai -
dalam proses serta hasil dari penerapan nilai suatu tujuan dan target yang telah
suatu kebijakan yang akan dibuat ditetapkan. Menurut Nawawi (2006:73)
maupun yang akan diterapkan di “evaluasi kinerja diartikan juga sebagai
masyarakat. kegiatan mengukur atau menilai
2. Kepatuhan. Melalui evaluasi dapat pelaksanaan untuk menetapkan sukses
diketahui apakah tindakan yang atau gagalnya seorang pekerja dalam
dilakukan oleh para pelaku, baik melaksanakan tugas dan tanggung jawab
birokrasi maupun prilaku lainnya dibidang kerjanya masing-masing.
sesuai dengan standart dan prosedur Nawawi (2006:87) “pelaksanaan atau
yang diterapkan oleh kebijakan. actuating didefinisikan sebagai tindakan
Merupakan suatu sikap yang perlu untuk mengusahakan agar semua anggota
dijadikan tolak ukur dalam suka berusaha untuk mencapai sasaran
melaksanakan suatu kebijakan karena sesuai dengan perencanaan manajerial
jika tidak ada sikap konsistensi maka dan usaha-usaha organisasi”.
kebijakan tersebut tidak akan Menurut Nawawi (2006:94)
terlaksana dengan optimal. “pengawasan atau controlling adalah
3. Audit. Melalui evaluasi dapat diketahui sebagai kegiatan manajer yang
apakah output benar–benar sampai mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan
tangan kelompok sasaran kebijakan, terlaksana sesuai rencana yang ditetapkan
atau justru kebocoran atau dengan hasil yang dikehendaki”. Rencana
penyimpangan. Merupakan tolak ukur yang betapapun baiknya akan gagal sama
suatu kebijakan dari segi ekonomi sekali bila mana pemimpin atau manajer
dimana kajian dilakukan dengan tidak melakukan pengawasan. Setelah itu
memperhatikan dari segi ekonomi baru dilakukan tahap evaluasi sampai
terutama biaya dalam pembuatan suatu sejauh mana program itu berhasil.
kebijakan sampai dengan biaya dalam Evaluasi merupakan suatu hal yang
pelaksanaan kebijakan tersebut. sangat penting dalam suatu proses kerja
Evaluasi memberi informasi yang dalam suatu proses pekerjaan, karena
valid dan dapat dipercaya mengenai dengan adanya evaluasi maka hal tersebut
kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh akan mempermudah jalannya suatu
kebutuhan, nilai dan kesempatan telah proses kerja dalam suatu organisasi.
dapat dicapai melalui tindakan publik. Soemardi (1992:165) mengatakan
Nugroho (2004:183) mengatakan “evaluasi “penilaian (evaluation) dapat diberikan
pengertian atau definisi sebagai suatu
Muhamad Asrizal dan Deska Zulkarnain / Publika : JIAP Vol. 6 No. 2 / 2020 195
proses atau rangkaian kegiatan administrasi negara, hingga hak asasi
pengukuran dan pembanding dari hasil – manusia.
hasil pekerjaan atau produktifitas kerja 3. Evaluasi politik, yaitu menilai sejauh
yang telah tercapai dengan target yang mana penerimaan konstituen politik
direncanakan”. terhadap kebijakan publik yang
Evaluasi kebijakan publik menurut diimplementasikan.
Muhadjir dalam Widodo (2008:112), Menurut Dunn William (2000:608)
merupakan suatu proses untuk menilai memberikan batasan evaluasi kebijakan
seberapa jauh suatu kebijakan publik publik sebagai berikut : “Istilah evaluasi
dapat membuahkan hasil, yaitu dengan mempunyai arti yang berhubungan,
membandingkan antara hasil yang masing-masing menunjuk pada aplikasi
diperoleh dengan tujuan atau target beberapa nilai terhadap hasil kebijakan
kebijakan publik yang ditentukan. dan program. Secara umum, istilah
Bingham dan Felbinger, Howlet dan evaluasi disamakan penaksiran
Ramesh (1995) dalam Nugroho (2011:676- (appraisal), pemberian angka (rating), dan
677) mengelompokkan evaluasi menjadi penilaian (assesment).” Batasan lain
tiga, yaitu: tentang evaluasi kebijakan publik juga
1. Evaluasi administratif, yang berkenaan diberikan oleh Suchman (dalam Wahab,
dengan evaluasi sisi administrative 1997: 22 ), yang mengartikan evaluasi
anggaran, efisiensi, biaya-dari proses sebagai “the process of assigning value to
kebijakan di dalam pemerintah yang some objective and then determining the degree
berkenaan dengan: of success in attaining this value objective”.
a. effort evaluation, yang menilai dari Pengertian ini dapat diartikan bahwa
sisi input program yang evaluasi merupakan proses melekatkan
dikembangkan oleh kebijakan suatu nilai pada beberapa tujuan dan dari
b. performance evaluation, yang menilai situ dapat ditentukan derajat keberhasilan
keluaran (output) dari program dalam mencapai nilai yang sudah
yang dikembangkan oleh kebijakan dilekatkan tersebut.
c. adequacy of performance evaluation atau Dari kedua pendapat tersebut di
effectiveness evaluation, yang menilai atas, dapat diambil suatu kesimpulan
apakah program dijalankan bahwa evaluasi merupakan suatu upaya
sebagaimana yang sudah ditetapkan yang dilakukan untuk mengetahui dan
d. efficiency evaluation, yang menilai menilai apakah tugas tersebut mampu
biaya program dan memberikan mewujudkan sesuatu yang diinginkan
penilaian tentang keefektifan biaya dalam rencana tugas. Dengan kata lain,
tersebut kegiatan evaluasi kebijakan publik pada
e. process evaluations, yang menilai dasarnya merupakan aktivitas penilaian
metode yang dipergunakan oleh apakah sebuah tugas telah berhasil atau
organisasi untuk melaksanakan belum, dan apakah yang terjadi sesudah
program tugas dilaksanakan betul-betul merupakan
2. Evaluasi judicial, yaitu evaluasi yang dampak program secara langsung ataukah
berkenaan dengan isu keabsahan karena hal lainnya. Evaluasi kebijakan
hukum tempat kebijakan publik merupakan bagian tak terpisahkan
diimplementasikan, termasuk dari keseluruhan proses kebijakan publik.
kemungkinan pelanggaran terhadap Sebagai sebuah kegiatan pengumpulan,
konstitusi, sistem hukum, etika, aturan penganalisaan, dan penilaian mengenai
Muhamad Asrizal dan Deska Zulkarnain / Publika : JIAP Vol. 6 No. 2 / 2020 196
akibat dan konsekuensi kebijakan publik, atau karakteristik dari populasi objek,
evaluasi kebijakan publik bertujuan untuk yang dipilih adalah informan yang
memberikan informasi mengenai mengetahui dengan jelas dan sesuai
keberhasilan sebuah tugas dan dampak dengan tujuan dari permasalahan. Dalam
apa yang diakibatkan oleh tugas tersebut. hal ini peneliti mengunakan teknik
Evaluasi kebijakan publik harus mampu pengambilan informan dengan metode
memberikan pertimbangan kepada purposive sampling yaitu mengambil
pengambil kebijakan dalam memutuskan informan karena ada tujuan dan alasan
apakah program/kebijakan tersebut layak tertentu.
untuk diteruskan ataukah perlu
pembenahan atau bahkan harus Hasil dan Pembahasan
dihentikan. Informan didalam hal ini adalah
Kepala Desa, Kasi Pemerintahan, Rukun
Metode Warga, Rukun Tetangga, Tokoh
Dalam penelitian penulis Masyarakat, Masyarakat. Jumlah RT di
menggunakan jenis penelitian kualitatif Desa Sungai Asam Kecamatan Belat
dan menggunakan metode deskriptif. Kabupaten Karimun berjumlah 16 orang.
Metode deskriptif adalah penelitian yang Informan dalam hal ini merupakan orang-
mencoba memberikan gambaran secermat orang yang terkait lansung dengan
mungkin mengenai suatu individu, masalah penelitian. Didalam penelitian
keadaan, atau kelompok tertentu. metode ini, pengambilan informan dilakukan
penelitian deskriptif adalah penelitian secara triangulasi dengan jumlah 26 yang
yang dilakukan untuk mengetahui nilai terdiri dari Kasi Pemerintahan, Rukun
variabel mandiri, baik satu variabel atau Warga, Rukun Tetangga, Tokoh
lebih (independent) tanpa membuat Masyarakat, Masyarakat.
perbandingan, atau menghubungan Data informan berdasarkan
variabel satu dengan variabel yang lain. pendidikan terakhir dan usia diperoleh
Dengan demikian, penelitian ini hasil bahwa berdasarkan pendidikan
bermaksud untuk mengumpulkan data terakhir didapat jumlah informan dengan
tentang Evaluasi Pelaksanaan Tugas Ketua tidak berpendidikan yaitu 8 orang,
Rukun Tetangga Dalam Membantu Tugas sedangkan informan Sekolah Dasar
Desa Sungai Asam Kecamatan Belat Sebanyak 6 Orang, Sekolah Menegah
Kabupaten Karimun kemudian hasilnya Pertama 4 orang, Sekolah Menengah Atas
dideskripsikan atau digambarkan secara 2 orang, Diploma 3 orang, dan Starata
jelas sebagaimana yang terjadi dilapangan Satu 3 orang, hal ini dapat dilihat dari
Pelaksanaan Tugas Ketua Rukun Tetangga tabel berikut:
Dalam Membantu Tugas Desa Sungai Tabel 1.
Asam Kecamatan Belat Kabupaten Identitas informan Berdasarkan
Karimun. Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Terahir Jumlah
Menurut Moeleong (2002 : 90),
1. Tidak Bersekolah 8
“Informasi adalah orang yang 2. Sekolah Dasar 6
dimanfaatkan untuk memberikan Sekolah Menengah
3. 4
informasi tentang situasi dan kondisi latar Pertama
penelitian secara faktual “. Dalam 4. Sekolah Menengah Atas 2
5. Diploma 3
menentukan informan, yang pertama
6. Starata Satu 3
dilakukan adalah menjabarkan ciri-ciri Jumlah 26

Muhamad Asrizal dan Deska Zulkarnain / Publika : JIAP Vol. 6 No. 2 / 2020 197
penilaiannya berdasarkan keadaan
Berdasarkan Tabel 1. di atas, dapat pelaksanaan tugas ketua Rukun Tetangga
digambarkan bahwa jumlah informan dalam membantu tugas Kepala Desa
dengan Tidak Bersekolah lebih banyak Sungai Asam Kecamatan Belat Kabupaten
dibandingkan dengan informan dengan Karimun dikarenakan informan
pendidikan Sekolah Dasar, pendidikan merupakan usia produktif maka informan
Menengah Pertama, Pendidikan Menegah tersebut sangatlah memahami
Atas, Diploma, dan Starata Satu. pelakasanaan tugas RT sesuai dengan
Berdasarkan data tersebut, dapat Peraturan yang ada, sehingga memiliki
diketahui bahwa salah satu faktor responsivitas didalam memberikan
penyebab tidak terlaksananya tugas RT di evaluasi terhadap pelaksanaan tugas RT
Desa Sungai Asam Kecamatan Belat dalam membantu tugas Kepala Desa
Kabupaten Karimun adalah tingkat Desa Sungai Asam Kecamatan Belat
pendidikan yang rendah, dari pendidikan Kabupaten Karimun.
masyarakat yang rendah menyebabkan Hasil penelitian menunjukan bahwa
mereka mengalami kesulitan untuk Pelaksanaan Tugas Ketua Rukun
melaksanakan dan memahami tugas serta Tetangga Dalam Membantu Kepala Desa
fungsi dari RT. Selain itu tingkat Sungai Asam Kecamatan Belat Kabupaten
pendidikan yang rendah dari masyarakat Karimun belum terlaksana dengan baik,
tersebut juga menyebabkan mereka dari hal tersebut ada beberapa yang harus
kurang menguasai keahlian maupun diperbaiki untuk lebih jelas dapat dilihat
keterampilan yang dapat mereka pada identifikasi masalah yang telah
manfaatkan untuk bekerja disektor dibuat oleh peneliti. Peneliti membuat
Pemerintahan. Usia informan paling identifikasi masalah dengan berdasarkan
sedikit pada rentang Usia 45 Tahun – 55 pada observasi awal dilapangan, yaitu
Tahun, sedangkan usia informan paling sebgai berikut :
banyak berada pada rentang usia 36 1. Kurangnya koordinasi dari lembaga
Tahun – 44 Tahun. Hal ini dapat dilihat pemerintah yang terkait dengan tugas
dari tabel berikut : dan fungsi Rukun tetangga yang di
atur pada Peraturan Menteri Dalam
Tabel 2. Negeri Nomor 5 Tahun 2007 Tentang
Identitas informan Berdasarkan Usia Penataan Lembaga Kemsayarakatan,
No Rentang Umur Jumlah sehingga Tugas dan fungsi RT belum
terlaksana dengan baik.
1. 27- 35 Tahun 6
2. 36-44 Tahun 16 2. Pemberitahuan tentang adanya rapat
3. 45-55 Tahun 4 yang belum berjalan dengan baik. Hal
Jumlah 26 Orang ini terbuktu dengan banyaknya Rukun
Tetangga di Desa Sungai Asam jarang
Berdasarkan tabel 2 tersebut, dapat mengikuti rapat yang diselenggrakan
digambarkan bahwa tingkat usia oleh Desa, hal ini juga membuat Rukun
informan di RT Desa Sungai Asam Tetangga tidak efektif dan efisien
Kecamatan Belat Kabupaten Karimun dalam melaksanakan Tugas akibat
didominasi oleh jumlah informan yang kurangnya Komunikasi antara Rukun
produktif, dalam hal ini menunjukan Tetangga dan pihak Desa.
bahwa jumlah informan didalam 3. Sosialisasi dan pemberdayaan Rukun
penelitian dapat memberikan Tetangga yang masih belum ada pada
Muhamad Asrizal dan Deska Zulkarnain / Publika : JIAP Vol. 6 No. 2 / 2020 198
tingkat pelaksanaan tugas dan fungsi berdampak kurangnya informasi
Rukun Tetangga yang mengakibatkan terhadap tanggung jawab yang akan
tidak sinkronya pelayananan diberikan pihak kelurahan kepada
administrasi dan pendataan Rukun Tetangga.
masyarakat. 4. Kecilnya dana operasional/gaji yang
4. Keterbatasan sarana dan prasarana didapatkan oleh Rukun Tetangga,
dari melaksanakan tugas dan fungsi sehingga kurangnya perhatian Rukun
RT seperti tidak adanya bantuan Tetangga terhadap tugas yang
pemerinath Kelurahan dalam diberikan oleh desa.
merealisasikan tugas mendata 5. Keterbatasan sarana dan prasarana
masyarakat, dalam hal ini yang dalam melaksanakan tugas Rukun
dibutuhkan Rukun Tetangga adalah Tetangga yang merupak perpanjangan
bantuan dana untuk menjalankan tangan dari Desa.
transportasi mereka dalam mendata
msyarakat yang jumlahnya banyak. Kesimpulan
5. Kurangnya kesejahteraan bagi Rukun
Tetangga, akibat dari seringnya Pelaksanaan Tugas Ketua Rukun
keterlambatan gaji yang keluarnya Tetangga Dalam Membantu Tugas Kepala
pertriwulan sekali dalam 1 Tahun, Desa Desa Sungai Asam Kecamatan Belat
akibatnya banyak persepsi Rukun Kabupaten Karimun belum terlaksana
Tetangga sebagai kerja sambilan dengan baik, hal ini bisa dilihat dari
semata bukan menjadikan tugas kinerja Rukun Tetangga dalam hal
pelayanan, kevalidtan data penduduk,
tersebut sebagai perpanjangan tangan
Kepala Desa yang mempunyai peran dan kurangnya hadir Rukun Tetangga
krusial dalam pemerintahan Desa. sebagai perpanjangan tangan dari
Kelurahan kepada masyarakat. Hambatan
dalam pelsanaan Tugas Rukun Tetangga
Hambatan
adalah kurangnya sarana dan prasarana
Hambatan-hambatan dalam
belum memadai untuk pelaksanaan tugas
pelaksanaan Tugas Rukun Tetangga
dan fungsi Rukun Tetangga, hal ini juga
adalah sebagai berikut :
membuat tingkat kepuasan masyarakat
1. Kurangnya pendidikan yang memadai dalam menerima pendataan masyarakat
di tingkat masyarakat, termasuk dan pelayanan administrasi di Desa
pendidikan yang di miliki oleh Rukun Sungai Asam belum maksimal,
Tetangga. Sehingga Rukun Tetangga kekurangan selanjutnya adalah
tidak bisa melaksanakan tugas serta kecukupan kesejahteraan bagi Rukun
memahami ketentuan peraturan yang Tetangga belum mendapatkan jaminan
ada. dari pemerintah, hal ini bias dilihat dari
2. Kurangnya sosialisasi pemerintah insentif para Rukun Tetangga yang selalu
kepada Rukun Tetangga terkait tugas telat keluarnya.
dan fungsi yang ada pada peraturan,
sehingga hal ini berdampak pada
Saran
kinerja Rukun Tetangga dilapangan.
Berdasarkan hasil penelitian dan
3. Kurangnya perhatian Rukun Tetangga
kesimpulan yang telah dipaparkan
dalam mengikuti kegiatan rapat yang
sebelumnya, maka peneliti mencoba
dilakukan oleh pihak desa, hal ini juga
memberikan saran terhadap hasil

Muhamad Asrizal dan Deska Zulkarnain / Publika : JIAP Vol. 6 No. 2 / 2020 199
penelitian agar dapat membantu Rukun 3. Perlu adanya Program pemberdayaan
Tetangga di dalam menjalankan Tugas Rukun Tetangga, dalam hal ini
Kepala Desa Sungai Asam Kecamatan seharusnya Pihak Desa, Kecamatan,
Belat Kabupaten Karimun yang sesuai dan Kabupaten untuk melakukan
dengan proses pelaksanaan yang telah pemberdayaan terhadap Rukun
ditetapkan di dalam Peraturan Menteri Tetangga agar meningkatkan
Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 pelaksanaan tugas dan fungsi Rukun
Tentang Lembaga Kemasyarakatan. Saran- Tetangga lebih baik lagi.
saran tersebut, yaitu sebagai berikut : 4. Perlu adanya peningkatan sarana dan
prasarana yang menyangkut
Pemerintah Daerah
pelaksanaan tugas dan fungsi Rukun
1. Perlu adanya peraturan daerah yang
Tetangga seperti bantuan (minyak
dikeluarkan oleh Kabupaten Karimun
motor) dalam proses pendataan
tentang Rukun Tetangga sehingga
masyarakat yang jauh, hal ini agar
Rukun Tetangga mampu melaksanakan
mempermudah Rukun Tetangga dalam
tugas dan fungsinya secara baik.
melaksanakan tugasnya.
2. Perlu adanya sosialisasi oleh
Pemerintah Kabupaten Karimun Masyarakat
terhadap tugas dan fungsi Rukun Untuk masyarakat seharunya lebih
Tetangga. selektif dalam memilih Rukun Tetangga,
3. Perlu adanya kebijakan oleh sehingga mampu melaksnakan tugasnya
pemerintah Kabupaten Karimun dengan baik.
terhadap peingkatan dana
operasional/gaji terhadap tugas Rukun Daftar Pustaka
Tetangga
4. Perlu adanya perbaikan didalam proses Dunn, William N, 2003. Evaluasi
penilaian terhadap pelaksanaan Tugas pemberdayaan masyarakat miskin,
dan Fungsinya di dalam mencapai Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
tujuannya.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian
Kecamatan dan Desa Kualtitatif, (Bandung: PT Remaja
1. Peran Rukun Tetangga harus ikut Rosdakarya,1998), h 11.
dilibatkan di dalam proses pelaksanaan Rahyunir Rauf, 2015. Lembaga
penilaian mengenai pelaksanaan Tugas Kemasyarakatan Indonesia, Zanafa
dan Fungsi Rukun Tetangga. Hal ini Publishing, Pekanbaru
perlu dilakukan untuk mengetahui apa Rahyunir Rauf, 2005, Menuju RT/RW
saja keluhan-keluhan Rukun Tetangga Profesional., Zanafa Publshing,
dalam pelaksanaan Tugas dan Pekanbaru
Fungsinya.
Saparin, Sumber. 1994. Tata Pemerintah
2. Perlu adanya pengawasan yang lebih
dan Administrasi Pemerintah Desa.
baik terhadap kinerja Rukun Tetangga,
Ghalia Indonesia. Jakarta
hal ini penulis menyarankan agar
Soekanto, 2012. Evaluasi Kinerja Sumber
adanya pendamping serta sosiliasasi
Daya Manusia. Bandung. Salemba
terhadap tugas dan fungsi Rukun
Empat.
tetangga agar kedepannya Rukun
William Dunn, Pengantar Analisis
Tetangga memahami tugas dan
Kebijakan Publik, (Yogyakarta:
fungsinya.

Muhamad Asrizal dan Deska Zulkarnain / Publika : JIAP Vol. 6 No. 2 / 2020 200
Gadjah Mada University Press,
1998), 24.
William N. Dunn, Public Policy Analysis;
an Introductoin (Analisis Kebijakan
Publik), terjemahan (Yogyakarta: PT.
Hanindita Graha Widya, 2003) 132.
Yusril Munaf, 2016, Hukum Administrasi
Negara, Marpoyan Tujuh,
Pekanbaru.
Yanuar. Pelaksanaan Tugas Rukun
Tetangga dan Rukun Warga
(RT/RW) Kelurahan Delima
Pekanbaru. Hlm 11.
Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang- Undang Nomor 9 tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintah Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7
Tahun 1983 Tentang Pembentukan
Rukun Tetangga
Permendagri Nomor 4 Tahun 1999
Tentang pencabutan beberapa
Peraturan Menteri Dalam Negeri,
Keputusan Menteri Dalam Negeri
dan Instruksi Menteri Dalam Negeri
mengenai pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1979
tentang pemerintahan desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5
Tahun 2007 Tentang Pedoman
Penataan Lembaga
Kemasyarakatan.

Muhamad Asrizal dan Deska Zulkarnain / Publika : JIAP Vol. 6 No. 2 / 2020 201

Anda mungkin juga menyukai