Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Filsafat Hukum

Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto merumuskannya dengan sederhana ,yaitu bahwa Filsafat hukum itu adalah cabang filsafat yang
mempelajari hukum yang benar ,sedangkan Langemeyer mengatakannya pembahasan secara filosofis tentang hukum .Beberapa penulis hukum
seperti van Apaldoorn ,E.Utrecht ,dan Kusumadi Pudjosewojo tidak mengetengahkan definisi atau perumusan ,tetapi ,mereka menjelaskan arti
filsafat hukum itu dengan penjelasan yang agak panjang .« Tak dapatkah ilmu pengetahuan tentang kita dan bertanya pada diri sendiri ,apa
yang sebenarnya kita tanggapi tentang » hukum « .Dapat ,hanya ,tak dapat ia memberikan jawaban yang serba saya muaskan karena ia tidak
lebih dari jawaban yang sepihak ,karena ilmu pengetahuan hukum hanya melihat gejala - gejala hukum .
Jumlah tersebut tak terhingga banyaknya ,ilmu pengetahuan tak memberi jawaban satu pertanyaan atas pertanyaan hukum tersebut .Segala
pertanyaan hukum dapat merupakan obyek pertimbangan filsafat,sebagai juga Socrates membuat hal - hal dari kehidupan sehari - hari yang
biasa sebagai titik pangkal dari pandangan - pandangan filsafatnya .Akan tetapi ,ahli filsafat hukum pada hakikatnya lebih suka mempelajari
pertanyaan - pertanyaan yang terpenting .Kita akan berhenti sebenarnya pada masalah pokok tentang filsafat hukum itu ,tentunya bukan untuk
memberikan jawaban segera ,melainkan hanya dengan harapan .
Akan tetapi ,bagi banyak jawaban ilmu hukum tidak memuaskan .Ilmu hukum sebagai suatu ilmu empiris hanya melihat hukum sebagai suatu
gejala saja ,yaitu menerima hukum sebagai suatu gegebenheit belaka .Filsafat hukum hendak melihat hukum sebagai aturan dalam arti kata
ethisch wardeoordeel .Filsafat hukum berusaha membuat ' dunia etis yang menjadi latar belakang yang tidak dapat diraba oleh pancaindera '
dari hukum ! Filsafat hukum menjadi suatu ilmu normatif ,seperti halnya dengan politik hukum .
Filsafat hukum berusaha mencari suatu rechtsideaal yang dapat menjadi dasar umum dan etis bagi berlakunya sistem hukum positif suatu
masyarakat .Kerugian atas Filsafat » Uraian lainnya tentang Filsafat hukum dari Kusumadi Pudjosewojo ,yang mengajukan beberapa
pertanyaan penting yang harus didasarkan pada filsafat hukum .Pertanyaan - yang dikemukakan ,karena sifatnya yang sangat mendasar ,tidak
dapat dijawab oleh ilmu hukum .« Namun ,saya sama sekali tidak meminta agar para pembaca menerima dalil bahwa filsafat hukum itu
merupakan bagian dari etika ,sebelum diyakinkan oleh bukti - buktinya .
Akan tetapi ,untuk sementara dalil ini saya kemukakan begitu saja bagi mereka yang membaca dan mempelajari bahasan ini akan bermanfaat
bila sejak semula telah mengetahui di mana tempat filsafat hukum dalam kerangka keseluruhan filsafat .Mengapa buktinya baru akan
dikemukakan kemudian ? Oleh karena untuk membuktikan pengertian yang baik tentang hukum ,pengertian yang baik tentang apa hukum itu
.Obyek Filsafat hukum pun ,karenanya ,adalah hukum yang demikian .la hakikat hukum ,alasan memasalahkan terdalam dari eksistensinya
,sifat - sifatnya .
Bukan mengenai hukum ini atau hukum itu ,misalnya mengenai hukum Belanda atau hukum Romawi ,bukan mengenai hukum pidana ,tetapi
tetapi hukum an sich .Oleh sebab itu ,kesimpulan - kesimpulan filsafat hukum berlaku umum bagi setiap hukum .Sebab ,apa yang baik bagi
hukum ,dengan sendirinya baik juga bagi hukum Belanda dan hukum Cina ,bagi hukum perdata dan bagi hukum pidana .Filsafat hukum hanya
membahas satu bagian saja dari hukum ,yaitu bagian dari hukum ,dalam hukum alam yang paling umum dan hukum positif .
Bagian yang paling umum ini berlandaskan hakikat hukum itu sendiri dan mengarah pada dua kategori hukum yang keduanya sangat umum
,yang masing - masing langsung oleh Filsafat hukum .Kemudian ia juga menjawab pertanyaan - pertanyaan yang sama yang mengenai hukum
positif .Untuk memperoleh pengertian yang tepat mengenai sifat filsafat hukum ,pengertian yang baik mengenai perbedaan yang ada antara
ilmu ini dengan ilmu - ilmu yang lain menunjukkan kesamaan ,tidak sedikit bantuannya .Pertama - tama adalah ilmu hukum yang merupakan
mata kuliah paling penting yang diajarkan di setiap peraturan hukum .
Subyek ilmu ini bukan untuk mengetahui apa hukum itu ,melainkan untuk mengetahui apa isi undang - undang tertentu sukar ditinggalkan,di
antara kedua ilmu itu ada perbedaan hakiki Yang pertama menemukan kebenaran mengenai hukum,yang kedua mencari pendapat - pendapat
mengenai hukum,tanpa apakah pendapat - pendapat itu menyatakan atau tidak Menganggap filsafat pada umumnya dan filsafat hukum
khususnya sebagai pengetahuan tentang pendapat yang dianut dalam berbagai zaman adalah kesalahan yang sangat serius ,yang dalam zaman
ini banyak dilakukan ,walaupun hal itu dilakukan oleh para ahli filsafat kenamaan .perbandingan hukum juga sediki t berbeda dengan Filsafat
hukum .menetapkan sistem untuk memperbandingkan sistem - hukum yang ada ,yang ditetapkan dalam peraturan - undangan ,baik yang ada
pada masa akhir maupun yang berlaku di berbagai ,agar dengan demikian dapat mengenal unsurnya yang ,di mana ada hukum ,selalu dan di
mana pun dapat ditemukan .filsafat hukumi filsafat hukum Namun ,studi sesungguhnya .
ini yang Lebih sukar lagi untuk menyatakan dengan tepat ,apa yang harus diartikan dengan ajaran hukum umum .Biasanya ajaran umum
diartikan sebagai pengantar ilmu hukum positif yang biasa dan ,di samping tafsiran dan keterangan mengenai istilah - istilah ,juga tanpa dapat
dihindari penjelasan - penjelasan yang termasuk ke dalam hukum .Memang ,ajaran hukum yang paling umum tidak lain adalah filsafat hukum
.Ajaran hukum umum adalah substitusi dari filsafat hukum .
Di sana juga dibahas mengenai kebajikan - kebajikan dan kesusilaan yang baik dan ,di samping itu ,juga mengenai keadilan dan hukum
.Jadi,ada suatu perjanjian teologis mengenai hukum .Perjanjian ini ,sebagai teologi hukum ,dapat kita hadapkan dengan filsafat hukum .Namun
,perlu kita ketahui dengan baik ,tepatnya dalam hal apa teologi hukum berbeda dengan filsafat hukum .
Kedua mengenai hukum .Keduanya membahas masalah umum yang sama mengenai hukum .Dari apa yang kita katakan dengan singkat di sini
mengenai teologi ,ternyata bahwa pendapat yang menyata kan ahli filsafat hukum tidak boleh membicarakan tentang Tuhan ,dan ia dilarang
menyangkutpautkan Tuhan dalam argumentasinya ,adalah yang serius .Hal ini juga dinyatakan oleh para ahli filsafat hukum yang terkenal
seperti Giorgio del Vecchio .
Masalah - masalah Sering kali dibuat kesalahan ,yaitu mengidentifikasikan filsafat hukum dengan hukum alam .Dengan ini terjawab bahwa
ilmu hukum hanya ditugasi untuk mempelajari hukum positif ,dan filsafat hukum untuk mempelajari hukum alam .filsafat yang diajukan
hukum ,misalnya apa hukum itu ,apa daya - paksa - hukum ,dan sebagainya ,sama - sama mem punyai kaitan dengan positif hukum .Ini bukan
hukum positif Nederland ,melainkan hukum yang kini berlaku di Indonesia karena itu adalah hukum ,yang selalu dan di mana pun berlaku.
Tidak ada yang akan membantah hal itu . « sebagai cabang filsafat, yaitu filsafat atau objek pembahasannya . mempelajari / mempelajari lebih
lanjut hal - hal yang tidak dapat dijawab oleh ilmu - ilmu hukum .

Tempat Filsafat Hukum dalam Kerangka Filsafat pada Umumnya

Untuk menjawab pertanyaan ini terlebih dahulu harus disimak secara ringkas apa yang dimaksud dengan filsafat itu. Kata Filsafat ini terdiri
dari kata filo yang artinya cinta atau ingin , sedangkan sofie dapat ditambahkan. Filosofie dapat diartikan cinta atau menginginkan sesuatu yang
ada di dunia . Yang dilakukan para ahli filsafat berusaha menjelas kan apa sebenarnya arti filsafat itu .

apa? Tuhan YME menciptakan manusia disertai alat - alat yang dapat kelengkapan yang lengkap dan sempurna digunakan sepanjang hayatnya .
Dalam manusia berkarya, ketiga alat perlengkapan itu digunakan secara bersamaan karena ketiganya tidak dapat dipisahkan dengan yang lain.
Hanya terdapat perbedaan tidak , mana yang paling menonjol yang digunakan dalam karya - buku . Mereka yang mencapai tujuan hidupnya
seperti para yang mencangkul tanah sawah atau kebun , dan mereka yang mengangkat barang - barang penumpang , dan lain - lain , jelas di sini
menonjolkan penggunaan unsur raganya .

Sedangkan mereka yang bekerja di bidang seni akan menonjolkan rasanya. Dalam hal orang berkarya filsafat , pada mulanya yang tampil di
hadapan adalah tidak diragukan rasanya . Rasa takjub dan kagum manusia di atas alam semesta dengan segala isinya yang dilihatnya
menyebabkan manusia itu kemudian mengajukan berbagai pertanyaan terkait dengan cara bagaimana terjadinya alam itu beserta segala isinya.
Dalam usaha menjawab pertanyaan - pertanyaan itulah yang muncul di hadapan rasionya .

Lalu , apa yang dimaksud dengan hakikat sesuatu itu ? Ada yang mengatakan hakikat bahwa sesuatu itu adalah tempat sesuatu di alam semesta
dan hubungan sesuatu tadi dengan isi alam semesta yang lain . Jika yang menjadi »sesuatu« tadi adalah manusia sebagai salah satu isi alam
semesta, maka berfilsafat tentang manusia mengkaji secara mendalam tempat manusia itu di alam semesta dan bagaimana hubungan manusia
tadi dengan segala isi alam semesta lainnya . Atau ada juga yang mengatakan dengan cara yang lebih sederhana , mengkaji manusia dari segi
inti dan dasar yang sedalam - dalamnya . Filsuf Memiliki kenamaan pada zaman purbakala , seperti Thales , Anaxi mandros , Anaximenes ,
Pitagoras , dan lain - lain , mencari inti alam semesta dengan kemampuan berpikir yang dimiliki oleh mereka .

Thales yang hidup pada tahun 624-548 alam . Anaximandros mengatakan toapeiron yang menjadi inti alam . yaitu suatu zat yang tidak tentu
sifat - sifatnya . Yang sangat berbeda sekali pendapatnya adalah Pitagoras .

Menurut , yang menjadi dasar dari segala sesuatunya adalah bilangan . Baru setelah masa Socrates , yang juga dimulai oleh besar ini , Perhatian
untuk diarahkan pada manusia sebagai obyek filsafat mereka . Hukum adalah sesuatu yang berkenaan dengan manusia . Hanya ada hukum jika
ada manusia , yaitu manusia dalam pergaulannya dengan yang lain .

Sebab , salah satu aspek dari manusia yang sangat erat kaitannya adalah tingkah lakunya . Sering kali juga orang mengatakan bahwa filsafat
manusia itu merupakan genus filsafat , sedangkan filsafat etika adalah species filsafat yang memiliki filsafat hukum sebagai sub species - nya .
Filsafat hukum mempelajari sebagian dari tingkah laku manusia , yaitu tingkah laku yang akibatnya diatur oleh hukum .

Manfaat Filsafat Hukum

Anggapan ini ada benarnya , terutama bagi mereka yang tergolong praktisi hukum , yaitu yang tugasnya melaksanakan hukum positif . Bagi
mereka ini manfaat filsafat hukum paling tidak adalah untuk mengimbangi efek dari spesialisasi yang sempit yang diperoleh mereka
disebabkan oleh adanya program spesialisasi yang dimulai di fakultas - fakultas hukum pada tahun keempat . Bagi mereka yang bergerak di
dunia teoretisi dan yang tugas pokoknya dalam lingkup pembentukan atau pembinaan hukum , amatlah besar manfaat mempelajari filsafat
hukum . Dan lagi pada dewasa ini tampaknya harus dikesampingkan anggapan bahwa tidak ada guna praktisnya mempelajari filsafat hukum
apabila kenyataan menunjukkan bahwa se menjak pertengahan abad kedua puluh , melalui ajaran - ajaran Sociological Jurisprudence dan
Pragmatic Legal Realism ditonjolkan peranan hukum yang semakin meningkat , yaitu bukan semata - mata menjaga dan mewujudkan
keadilan , melainkan juga dapat bekerja sebagai alat perbaikan dalam masyarakat .

Tujuan kami lebih banyak untuk memberikan pengetahuan tentang filsafat hukum yang baik dan sehat kepada para ahli hukum yang paling
sering , dengan alasan apa pun , tidak mendapat pendidikan filsafat yang khusus dan mendalam . Menurut pendapat kami , sangat besar
kemungkinannya untuk menulis filsafat hukum yang dapat dibaca , dipelajari , dan dipahami dengan sangat bermanfaat dan sangat
memuaskan , oleh semua orang terpelajar. Alasannya ialah karena obyek filsafat hukum , ya tu hukum , adalah sesuatu yang mendapat cukup
kepercayaan semua orang . Hukum juga bukan pengertian yang ter alu umum dan terlalu abstrak .

Filsafat hukum yang dapat dilihat dan dijangkau tanpa dibuktikan pengamatan yang terlalu dalam tentang pengertian yang paling umum dan
sulit . Terutama bagi kita tidak cukup untuk , tanpa bantuan ilmu yang lain , belajar filsafat sebagai ilmu , misalnya untuk memberi kan
bantahan ilmian dan sistematik terhadap sistem - sistem filsafat hukum yang tidak benar , atau untuk melawan dalil yang berdasarkan atas
penyesatan dari prinsip - prinsip pertama semua filsafat . Prinsip - prinsip , yang diragukan atau diingkari oleh paling banyak beberapa orang ,
itu hanya secara teori , yaitu oleh para ahli filsafat yang ketika menyusun sistem filsafat tidak tertarik pada kenyataan , atau tidak mengenal
kenyataan , sehingga meniru sistem orang lain yang disusunnya salah .

Sekarang tidak bagi kita untuk me mahami sulit bahwa seseorang harus membuat dan menyempurnakan sesuatu tidak dapat acuh tak acuh
terhadap sesuatu yang harus dilakukan itu ; dengan kata - kata lain , ia harus mengenal hakikat , tujuan , dan sifat - sifat benda itu . Jika tugas
saya membangun usaha pertanian yang baik dan sesempurna - sempurnanya , maka yang pertama kali harus saya ketahui adalah : apa usaha
pertanian itu . Orang yang tidak mengenalnya dan kemudian membuat rencana , maka sama besar kemungkinannya bahwa rencana yang
dikemukakannya adalah rencana usaha pertanian , rencana sebuah toko , satu sebuah pabrik cerutu . Hal yang sama berlaku hukum . Seseorang
yang harus membuat atau menyempurnakan hukum , sendiri atau bersama orang lain , harus tahu apa hukum itu . Jika tidak, ada resiko yang
mereka hasilkan tidak dapat dilaksanakan, dan yang bukan hukum, melainkan sesuatu yang mungkin ada bagiannya yang mirip hukum, tetapi
sebenarnya bukan hukum; ada resiko pekerjaan itu bukan penyempurnaan hukum yang ada, melainkan merusak dan membebaninya. Justifikasi
Filsafat hukumlah yang menjawab pertanyaan umum mengenai hukum , mengenai hakikat dan sifat - sifat . Oleh karena itu , Filsafat hukum
bermanfaat dan diperlukan oleh ahli hukum . Satu - satunya cara bagi ahli hukum agar terbebas dari kebutuhan itu , serta membuatnya sedikit -
banyak dapat meninggalkan pengetahuan filsafat hukum , ialah dengan seumur hidupnya membatasi diri pada sebagian dari tugas yang
diperuntukkan bagi ahli hukum , yaitu pada pencari keterangan tentang undang - undang yang dibuat orang lain , dan menerapkannya .
Pengaruh ini dapat juga baik atau buruk akibatnya , sesuai dengan benar atau tidaknya pendapat - pendapat dalam bidang filsafat hukum , dari
para ahli yang berpengaruh . Akan tetapi , di lain pihak , orang dapat juga berlebihan dengan menyatakan bahwa bagi ahli hukum praktis yang
baik , bagi pengacara atau hakim , filsafat hukum itu mutlak tidak dapat ditinggalkan . Walaupun demikian , bagi para ahli hukum ,
pengetahuan filsafat hukum yang baik itu menghilangkan suatu kekosong an , yang bagi orang terpelajar . apalagi yang berpendidikan
akademis , dirasakan sebagai kekurangan yang menyakitkan . Sudah pembawaannya jiwa manusia memiliki kebutuhan akan pengertian yang
lebih mendalam .

Anda mungkin juga menyukai