Anda di halaman 1dari 3

CHALENGE 1

KETIKA TUHAN JATUH CINTA

SYARIF USMAN

Orang-orang memanggilku Aipkarenaakusendiri yang “meng-Aipkan” namakudarinama yang


sebenarnya, Syarif Usman. Ada sebabnyakenapapanggilankecilkujadiAip,
menurutibukudarisemenjakbisabicaraakumengalami “cadelberat”, tidakbisamenyebuthuruf S, R, K.
KetikaorangtuakumemanggilkudenganpanggilanSyarif, kuulangdenganlafal “Aip”,
hinggasaatinisampaiakupunya an 4 orang anak.

Menurutceriteraibu, akudilahirkan di sebuahRumahSakittuapeninggalanjamanBelanda yang terletak di


sudutkotaSukabumi yang sejukpadahariSeninsekitar jam lima subuhsetelahadzanberkumandang yang
bertepatandengantanggalduapuluh September tahunseribu Sembilan ratustujuhpuluh.
Kehadirankumelengkapikebahagiaanorangtuadantigakakakku yang semuanyaperempuan.
Walaupunakuanaklaki-lakisatu-satunya, tidakadapenyambutan yang “luarbiasa” hanyabedanya,
padausiaempatpuluhhariakusudahdikhitantanpaadaacaraaqiqahataukenduri yang
seringdilakukanolehmasyarakatsekitardimana kami tinggal. Alasannyajelas, kami
merupakankeluargasederhana, ayah hanyapegawainegeribiasa di
sebuahPuskesmasdanibuhanyaiburumahtanggabiasajaditidakcukupbiayauntukmelaksanakan ritual
itu.Setelahpulangdarikantor, biasanya ayah kekebun di
belakangrumahdengandibantuibubercocoktanampisang, papaya
dansesekalidenganjagungataukacangpanjang.

Masakecilsampaisekolahdasarsayalaluidengansukacita, kesekolahdengansepatukelinci,
tasdarikain, bermain bola, mandi di sungai, main layangan, danbanyaklagipermainananak tempo
dulusudahsayarasakan. Menginjak SMP
akumulaisadarsepertinyakehidupansemakinberatkarenaselainakuada kaka-
kakakyagjugabersekolah di SMP dan SMA. Akubarutahumengapa ayah
seringkedatanganbeberapa “tamu” yang orangnyaitu-itusaja, ternyatamereka “tengkulak”
pisangdan papaya sertahasilpertanian
lain.AkupernahmerengekkepadaibuingindibelikanbukumajalahBobodanpinsilgambar,
ibukubilang “nantiyaAiipkalopisangnya dah
lakuibubeliinyaa…..,”sambiltangannyamengusapkepalaku. Belakangan,
akumalahikutmenjualjagung rebus dankacang rebus di
depanrumahataukadangmenjajakannyaberkelilingkerumah-rumahtetangga. Jujur,
tadinyamalusekalisampaimelangkahpungemetaran, tapikarenadibujukterutamaolehkakakku yang
sulungakhirnyaakumaujualandenganditemanikakakku yang nomortiga.
Jualanjagungkulaluisampaikelastiga SMP.

Saat SMA jelas-jelasakumenolakuntukjualanbegitupundengankakakku. Akumulaipuberrupanya,


walaupunbelumberpacaranhanyasebatasmerasamalusajabilaberpenampilanasal-asalan. Yang
membuatorangtuakubanggaadalahprestasikumenjadilebihbaiklagi. Untukmenambahuangjajan yang
memangjarangsekalikudapatkandari orang tua, aku “kuli” membuatpekerjaanrumahteman-
temankuataubahkanmembericontekankepadamerekasaatujianatauulanganharian. Saatitu,
takterbersitdalamhatikubahwaperbuatantersebutmenyalahietikabahkandosa. Yang
adadibenakkuadalahbagaimanamenolongteman, diakuiolehteman-temandanmendapatkanuang yang
menurutkusaatitulumayanbesar. Karenaprestasi yang lumayanjugaberada di lingkunganPuskesmas,
akumempunyaicita-citamenjadiseorangDokter. Dan ketikahalitukuutarakankepada ayah
danibusertakakak-kakakkumerekahanyabisatersenyumdenganekspresi yang “tidakmembuatkubahagia”.

Ayahkuberkata,”kuliahkedokteranitumahalAip,
bukancumaratusanributapibutuhpuluhanbahkanratusanjutauntukbiayanya, jujurhal yang
tidakmungkinbagikitaapalagitahundepan ayah pensiun.”

Ayah pembawaannyahalus, tidaksepertiibu yang agakcerewetsepertipadaumumnyaperempuan,


setidaknyasepertiitulahpenilaianku. Akuhanyabisadiam, kecewa,
sedihbercampurmenjadisatusehinggamembuatmatakumenjadisembabbasahberair. “Oya,
kepalaPuskesmasnanyainkamulho, kapankamu lulus, terusmauenggakkalaukamujaditenagaadministrasi
di Puskesmas? Menurut ayah sihkesempatan yang bagus,
siapatahuinimerupakanbatuloncatanuntukmasadepankamu, gimanabu?” ayah melirikkeibu yang duduk
di sampingnya. Ibu pun mengacungkanjempolnya “setuju!” diikutiolehtiga orang kakakku.

Semalamanakunyaristidakdapattertidurbayangankuliah, kota Bandung atau Jakarta


tempatkuakankuliahbesertakampusnya yang megah “hilirmudik” dalambenakku.
Tapiakutidakbolehegois, begitubanyakpengorbanan yang sudahdiberikanorangtuakukepadakudankakak-
kakaku. Merekapunhanyatamat SMA dan SMK. Tidakada yang mengenyambangkukuliah.
Ketiganyamenjaditenagahonorer di berbagaiinstansipemerintah. Tamat SMA tamat pula cita-
citakumenjadiseorangdokter. Kiniakumenjaditenagahonorer di Puskesmas, mencatatjumlahpasien yang
masuk, mencatat diagnose penyakit, mencatatapapun yang diperintahkan senior-
seniorku.Sorenyaakupunikutbekerja di klinikseorangdokterdenganmenjaditenagaadministrasijuga.
Alhamdulillah walaupuntidakbanyakakubisamenabungdariuanghonorku. Duatahunsudahaku di
Puskesmas, tertawa, menangis, sedih,
bahagiasudahkurasakan.Semuanyamenjadimotivasidanpembelajaranbagaimanaseharusnyahidup agar
lebihbermakna.

Tuhantidaktidur, suatuhariadasuratdariDinasKesehatanPropinsi,
adakesempatanuntukmelanjutkankuliahkejenjang Diploma keperawatandenganbiaya semi beasiswa.
Dan ataskebaikan sang kepalaPuskesmasakudiijinkanuntukmengikutiseleksi di kota Bandung.
Akuseringmendengar kata “Bandung” tapibelumpernahsekalipunkesana. Hanyamelihat di
Televisiataumembacadikoransajatentang Bandung yang banyakmembuat orang “gandrung”. Singkatnya,
dengandiantarkakaknomorduakuakumengikutiseleksi di Bandung tepatnya di GOR Padjadjaran.
Akukagetbukankepalang, ternyata yang mengikutiseleksisepertimaumenonton PERSIB yang
akanbertanding. Jujurmembuatkuagakkeder, dansaatitukakaklah yang membesarkanhatiku,
“kamupastibisa,”bisiknya. Soal test Bahasa Indonesia, BahasaInggris, IPA
Terpadudanpsikotestkulaluidengancukuptenang. AkupasrahkansemuanyapadaTakdir Allah.
Akusudahpernahgagal, sudahpernahkecewa, sedihmaupunberduka,
jadikalauhasilnyatidaksesuaidenganharapankuakutakkanbegitukecewa.
Duaratussoaldanpadasaatkeluardaritempatseleksilangkahkusepertimelayang.
Siang itusepulangkerjaakumembacabuku novel BumiManusiakaranganPramudya AT di
terasrumahsambilmengangkat kaki keatasmeja. Tiba-tibaadasuara yang memanggilku, “Aiiiiiiiippp,
kamululuuus .."”ambilmengacungkanamplopcoklatpanjang. DiaTono, perawat yang sedangtugasjaga
sore.Akupunterperanjat, kurebutsuratitu, kubukaisinyaternyatasuratpemberitahuanbahwaakuditerima
di Program Diploma Keperawatan DEPKES RI Jakarta. Akuberteriak, langsungsujudsyukur. Orang tuadan
kaka-kakakkuberhamburankeluar. Hari yang sangatindah, kulihatlangit Nampak
putihkebiruandenganawanberaraksepertikapas. Siang menjaditakterasabegitupanas.

Dan inilahtitiktolak “keberhasilanku”, keajaiban-keajaibankuasaTuhansepertinyabegituakrabdenganku.


Lulus Diploma Tigaakumenjadiseorang PNS, setahunkemudianberkesempatankuliahke S 1
Keperawatandenganmasihmendapatkanbeasiswa yang inimalah full kudapatkan.
Tigatahunkemudianakupunmelanjutkanke Strata DuaManajemenKesehatanjugadenganbeasiswa full.
KetikaTuhanjatuhcinta yang tidakkitamintapunakandiberikanNyadengansegalacintakasihNya.
Kuceritakansemuakisahkupadaistrikusaatmalampertama di pernikahanku, jualanjagungdankacang,
memberikancontekan…..semuanyasehinggamembuatmalampertamakulebihberwarna.

Anda mungkin juga menyukai