Anda di halaman 1dari 2

BAB 3 TATA BAHASA DAYAK NGAJU

Awal mula bahasa Dayak dari bahasa Austronesia yang masuk melalui bagian utara Kalimantan
kemudian menyebar ke arah timur hingga masuk ke pedalaman, serta pulau-pulau di Pasifik dan
Selandia Baru. Sampai saat ini, bahasa Dayak berkembang seiring beragam pengaruh. Kedatangan
bangsa-bangsa ini membawa pengaruh dan kebudayaan yang beragam. Biasanya penduduk suatu
wilayah dibedakan antara “pribumi sejati” yaitu orang Dayak yang memiliki animism dan orang Melayu
yang Muslim, serta penetap Cina dan India yang datang kemudian. Ciri-ciri budaya, bahasa dan agama
menyebar tanpa mengindahkan asal suku dan melanggar batas kebudayaan serta bahasa yang tadinya
ada.

Beberapa sumber mengatakan bahwa bahasa di Kalimantan termasuk dari rumpun bahasa Austronesia.
Namun para ahli membedakan bahasa yang di pakai di Sabah dan Filipina, bahasa Melayu dari Sumatra
dan Semenanjung Melayu. Selain pengaruh bahasa dari luar, bahasa dan dialek juga dipengaruhi letak
geografis yang ditumbuhi hutan hujan trofis. Pada umumnya orang Dayak di Kalimantan Timur sudah
dapat berbahasa Indonesia, terutama kaum muda, karena mereka sudah cukup lama berinteraksi
dengan masyarakat lainnya dan juga mereka harus bisa berkomunikasi dengan suku Dayak lainnya yang
memiliki perbedaan bahasa. Bahasa perantara orang Dayak adalah bahasa Ot Danum atau Dohoi.
Sedangkan bahasa tertua adalah Sangen atau Sangiang yang dipakai dalam upacara adat. Pada saat ini,
hanya sedikit orang Dayak yang mengetahui bahasa Sangiang ini.

Orang Dayak di Kalimantan, terutama Kabupaten Kutai Kartanegara, memilki bahasa dan dialek masing-
masing, seperti Dayak Kenyah dan Dayak Kayan memiliki bahasa yang tidak jauh berbeda dan masih
lebih banyak persamaannya yang termasuk dalam rumpun Apau Kayan. Dayak Bahau sendiri sebenarnya
termasuk suku Kayan yang memiliki 2 dialek, Bahau Sa’ dan Bahau Busang. Dayak Modang juga
menggunakan bahasa Bahau. Dayak Benuaq dan Dayak Ngaju memiliki bahasa yang sama yaitu bahasa
otrang Ma’anyan. Dayak Punan yang memiliki 24 sub suku Punan, masing-masing memiliki bahasa dan
dialek sendiri. Beberapa sub suku menggunakan bahasa Punan dan Busang, ada juga bahasa Bekatan
dan Lisum yang digunakan. Dayak Tunjung memiliki bahasa sendiri yaitu bahasa Tunjung, ada 4 dialek
yang mereka gunakan. Mereka juga menggunakan bahasa Kutai, mereka juga mengerti bahasa Benuaq.

Bahasa Ngaju adalah Bahasa barito (Austronesia) yang dituturkan oleh suku besar Dayak Ngaju dan
suku-suku lainnya di Prov Kalteng. Terdapat perbedaan dialek Antara sub etnis yang ada dalam suku
Dayak Ngaju seperti Antara pengguna dialek Kapuas/Kahayan, katingan, dengan bakumpai, seruyan,
mendawai dan mengkatip. Perbedaan ini umumnya dalam pilihan kata tetapi mengandung arti yang
sama. Tetapi umumnya dapat dipahami dengan mudah.

Bahasa Ngaju bertetangga dengan Bahasa banjar. Secara gradiasi semakin mendekati wilayah Banjar,
maka pengaruh Bahasa banjar semakin dominan misalnya ditemukan pada dialek/Bahasa berangas yang
unsur Bahasa banjarnya mencapai 70%. Kesamaan Bahasa banjar dengan Bahasa dayak ngaju sekitar
35%.

Anda mungkin juga menyukai