A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning,
Peserta didik menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua teks laporan hasil
observasi, dengan yang mencerminkan sikap profil pelajar pancasila kolaborasi, bekerja
sama (gotong royong), serta mengembangkan karakter akhlak beragama, akhlak
bernegara, akhlak pribadi.
B. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran (berdoa, Membaca Alqur’an(Profil Pelajar Pancasila:
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME), mengecek kebersihan
kelas (berakhlak pada alam), Menyanyikan lagu Indonesia Raya (akhlak
bernegara), absensi peserta didik)
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari pendidik berhubungan
dengan pembelajaran sebelumnya dan mengaitkannya dengan
pembelajaran yang akan dipelajari, yaitu menganalisis isi dan aspek
kebahasaan dari minimal dua teks laporan hasil observasi.
3. Peserta didik menyimak informasi tentang manfaat dan aplikasi
materi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pendidik memberikan motivasi kepada peserta didik dengan membaca
surat Al-Hujurat ayat 6 dan memberikan penjelasan serta mengajak
peserta didik memahami filosofi Minangkabau tentang ”Batuah ka
nan bana, mancontoh ka nan sudah”.
5. Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang akan
dipelajari, yaitu menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal
dua teks laporan hasil observasi (KD), indikator, tujuan, langkah-
langkah pembelajaran, dan penilaian.
Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok, dengan jumlah
anggota setiap kelompok 4 orang
Verification (pembuktian)
Peserta didik memeriksa ketepatan hasil diskusi sebelumnya dalam
bentuk diskusi hasil pengumpulan dan pengolahan informasi tentang:
a. peserta didik menganalisis isi (struktur) teks laporan hasil observasi
b. peserta didik menganalisis aspek kebahasaan teks laporan hasil
observasi
b. Afiksasi
Sebuah kata dalam teks dapat berupa kata dasar atau kata turunan.
Kata turunan terbentuk melalui afiksasi, yaitu proses pengimbuhan.
Suatu kata yang melalui afiksasi bisa saja berubah jenis. Sebagai
contoh, suatu jenis verba suatu ketika muncul sebagai nomina
dengan hanya menambah atau mengubah imbuhan. Suatu kata
dasar dapat berubah menjadi verba jika diberi imbuhan me (N)-. Be
(R)- , di-, bahkan terkadar ter- atau ke-an. Sementara itu kata dasar
yang sama dapat berubah menjadi nomina jika diberi imbuhan pe
(N)-, pe (R) -, -an atau terkadang ke-an.
a. Teknik Penilaian
1) SIKAP
Bentuk penilaian : Penilaian Observasi (lembar pengamatan), jurnal harian yang
menunjukkan rasa ingin tahu, percaya diri, bekerja sama dan disiplin dalam diskusi
2) KETERAMPILAN
Bentuk penilaian :Penilaian Observasi (lembar pengamatan) selama mempresentasikan
hasil diskusi kelompok (model modifikasi), Instrumen Penilaian Kinerja, Lembar
Observasi Presentasi, Lembar Penilaian Laporan percobaan
3) PENGETAHUAN
Bentuk penilaian : Penilaian Tes tertulis, Penugasan soal-soal dalam LKPD/bahan ajar
2. Pengayaan : Kajian materi lebih luas dan bentuk pembahasan soal lebih tinggi
(Situasional)
: Media cetak (bahan ajar), soal-soal latihan HOTS
: Menggunakan kelas kosong
a) Peserta didik yang mencapai nilai
n (ketuntasan) n n (maksimum) diberikan materi masih
dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan
b) Peserta didik yang mencapai nilai n n(maksimum)
diberikan materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman
sebagai pengetahuan tambahan
c) Pengayaan dilaksanakan seminggu setelah penilaian harian
(PH)
Padang Gelugur, Agustus 2022
Mengetahui
Kepala SMAN 1 Padang Gelugur Guru Mata Pelajaran
Tindak Tanda
Nama Catatan Perilaku Butir Sikap +/-
No Waktu Siswa Lanjut Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Rosdawanti, S.Pd.
NIP.
Jurnal Penilaian Sikap Sosial
Nama Sekolah : SMAN 1 Padang Gelugur
Kelas / Semester : X-MIPA/1
Tahun pelajaran : 2022/2023
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tindak
Nama +/- Tanda
No Waktu Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap Lanjut Tangan
1. Lanjut
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Rosdawanti, S.Pd.
NIP.
2) Instrumen Penilaian Pengetahuan
1. KISI-KISI SOAL
N Kompetensi Level Bentuk No
IPK Materi Indikator Soal
o Dasar Kognitif Soal Soal
10
c. Kalimat definisi paragraf 1:
c. Kalimat Definisi dan Deskripsi
Orang kanekes atau orang baduy atau
badui adalah suatu kelompok masyarakat
adat subetnis Sunda di wilayah
Kabupaten Lebak, Banten.
Paragraf 5:
Badui Luar merupakan orang-orang yang
telah keluar dari adat dan wilayah Badui
Dalam
Kalimat Deskripsi paragraf 2:
-Mereka memakai pakaian yang berwarna
putih dengan ikat kepala putih serta
membawa golok dan pakaiannya pun
tidak berkancing atau kerah.
10
d. Kalimat Simpleks dan Kompleks d. - Kalimat Simpleks
Paragraf 4:
Suku Badui Dalam tidak mengenal
C budaya baca tulis (S P O Pel)
- Kalimat Kompleks
Paragraf 2:
Badui Dalam belum mengenal budaya
luar dan terletak di hutan pedalaman.
(S P O konjungsi koordinatif P O Pel)
Pedoman penilaian =
Keterangan:
Nilai = Perolehan skor x 100
Skor maksimum
Padang Gelugur, Agustus 2022
Penilai
Rosdawanti, S. Pd.
NIP.
Soal:
1. Tentukanlah topik/judul teks laporan hasil observasi!
2. Susunlah kerangka teks laporan hasil observasi!
3. Susunlah teks laporan hasil observasi sesuai kerangka dengan memerhatikan isi dan aspek kebahasaan teks
laporan hasil observasi!
Jenis kata dan kelompok kata (frasa) yang dominan digunakan dalam sebuah teks laporan
hasil observasi adalah verba (kata kerja) dan nomina (kata benda). Kata berbentuk morfem
atau morfem bebas, yaitu satuan bahasa terkecil (dapat memiliki arti maupun tidak) yang
bersifat bebas. Frasa merupakan unsur yang lebih luas yaitu kelompok kata nonpredikatif
hanya menduduki satu fungsi dalam sebuah kalimat
Contoh: kata ( wayang), frasa (seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan
budaya asli Indonesia)
Frasa verba adalah frasa yang dibentuk dengan menggabungkan kata kerja (verba) dan
sebagai pengganti kata kerja dalam suatu kalimat. Contoh: sudah membagi (paragraf 1 teks
wayang)
Frasa nomina adalah kata yang memperluas sebuah kata benda.
Contoh: wayang orang, wayang gung, wayang topeng ( paragraf 3 teks wayang)
b. Afiksasi
Sebuah kata dalam teks dapat berupa kata dasar atau kata turunan. Kata turunan terbentuk
melalui afiksasi, yaitu proses pengimbuhan. Suatu kata yang melalui afiksasi bisa saja
berubah jenis. Sebagai contoh, suatu jenis verba suatu ketika muncul sebagai nomina dengan
hanya menambah atau mengubah imbuhan. Suatu kata dasar dapat berubah menjadi verba
jika diberi imbuhan me (N)-. Be (R)- , di-, bahkan terkadar ter- atau ke-an. Sementara itu
kata dasar yang sama dapat berubah menjadi nomina jika diberi imbuhan pe (N)-, pe (R) -, -
an atau terkadang ke-an.
Contoh kalimat definisi terdapat dalam teks laporan hasil observasi berjudul wayang adalah
sebagai berikut:
- Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli
Indonesia.
- Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari
rumput (bahasa jawa: suket).
Kalimat deskripsi yaitu kalimat yang menggunakan verba sebagai deskriptif.
Contoh kalimat deskripsi yang terdapat dalam teks tersebut.
- Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan dieri warna sesuai kaidah
pulasan wayang pendalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah
sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri dari; tuding dan gapit.
- Mulyadi, Yadi dkk. 2016. Intisari Tata Bahasa Indonesia untuk SMP dan SMA. Bandung:
Yrama Widya.
- Mulyadi, Yadi dkk. 2018. Bahasa Indonesia untuk SMA-MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.