Anda di halaman 1dari 5

1.

PEMBELAJARAN TERPADU LINTAS MATERI

Pada pembelajaran pertama tema 3 “Benda di Sekitarku”, subtema 1 “Aneka Benda di Sekitarku”.
Adapun salah satu alternative model pembelajaran bahasa Indonesia terpadu lintas materi di SD kelas
III, seperti berikut ini:

Model Pembelajaran di Sekolah Dasar

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Satuan pendidikan : Sekolah Dasar

Kelas/semester : 3/1

Waktu : 1 kali pertemuan (2 x 40’)

Tema : Lingkungan

Standar Kompetensi : Mampu membaca dengan pemahaman teks agak panjang dengan cara membaca
lancer (bersuara), dan membaca dalam hati secara intensif, dan membaca secara memindai suatu
denah serta membaca dongeng dan puisi.

Kompetensi Dasar : Membaca bersuara (membacakan teks)

Hasil Belajar : Membaca teks untuk diri sendiri dan orang lain

Indikator hasil belajar : 1. Siswa dapat membaca teks dengan lafal dan intonasi yang tepat

2. Siswa dapat menjawab pertanyaan isi teks secara lisan atau menulis

Langkah Pembelajaran :

1. Salah satu seorang siswa disuruh membaca nyaring sebuah teks yang sudah disiapkan guru yang
berjudul Lingkungan di sekitar kita.
2. Siswa-siwa lainnya disuruh mentimak (membaca dipadukan dengn mendengarkan-ketika guru
membetulkan kesalahan pelafalan atau intonasi yang tepat).
3. Setelah selesai membaca siswa tersebut disuruh menceritakan isi teks yang telah dibacanya
dengan kalimat sendiri (membaca dipadaukan dengan berbicara)
4. Siswa-siswa yang lain disuruh mendengarkan dan mencatat kalau-kalau ada kekurangan isi yang
diceritakan, ada kesalahan kalimat atau penggunaan kata yang kurang tepat (berbicara
dipadukan dengan mendengarkan dan menulis serta kebahasan)
5. Seluruh siswa disuruh menjawab pertanyaan-pertanyaan bacaan secara tertulis (membaca
dipadukan dengan menulis).
6. Setelah selesai menjawab pertanyaan bacaan secara tertulis, salah seorang siswa disuruh
membacakan jawabannya, sedangkan yang lain diberi kesempatan untuk mengajukan
pendapatnya yang lain yang berhubungan dengan jawaban pertanyaan bacaan tersebut secara
menulis (menulis dipadukan berbicara).

PEMBELAJARAN TERPADU LINTAS KURIKULUM

Keterpaduan pembelajaran lintas kurikulum, artinya yang dipadukan itu antara beberapa mata
pelajaran, misalnyan pembelajaran bahasa Indonesia dipadukan dengan Sains.

Sebagai ilustrasi bahwa ada perpaduan lintas kurikulum di SD/MI akan diambilkan contoh silabus
Sekolah Dasar d yang dimuat dalam Acuan Pengembangan Kurikulum (Depdiknas, 2003) berikut ini.

pada pembelajaran pertama tema 3 “Benda di Sekitarku”, subtema 1 “Aneka Benda di Sekitarku”

Mata Pelajaran : Sains

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

Kelas/Semester : IV/2

Waktu : 4 kali pertemuan (4x40’)

Kompetensi Dasar : Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi perubahan benda yang dapat kembali
ke bentuk semula.

Hasil Belajar : Siswa mampu membedakan perubahan wujud yang dapat bolak-balik.

Indikator Hasil Belajar : Siswa dapat melakukan percobaan untuk mengidentifikasi perubahan wujud
benda yang dapat dengan mudah kembali ke wujud semula.

Langkah Pembelajaran :

Pengorganisasian : Kelompok kecil

1. Pertemuan pertama : menyelidiki perubahan air menjadi uap dan kembali lagi menjadi
air.
a. Tanya jawab tentang pengalaman siswa mengenai terjadinya hujan (secara tidak
langsung melatih kemahiran berbicara),.
b. Penjelasan singkat tentang penggunaan alat (secara tidak langsung melatih menangkap
informasi lisan-keterampilan mendengarkan).
c. Kegiatan percobaan
d. Melaporkan hasil percobaan (melaporkan secara lisan-melatih keterampilan berbicara
atau melaporkan secara tulis-melatih keterampilan menulis
e. Menyimpulkan hasil kegiatan (lisan-keterampilan berbicara; tulis-keterampilan menulis).
f. Member contoh penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari (lisan-keterampilan
berbicara).

2. Pertemuan kedua : Menyelidiki perubahan wujud lilin yang dipanaskan, kemudian


mengkristal lagi.
3. Pertemuan ketiga : Menyelidiki perubahan wujud gula pasir yang dipanaskan,
kemudian mengkristal lagi.
4. Pertemuan keempat : Menyelidiki perubahan wujud air menjadi es dan kembali
menjadi air.

Catatan :

langkah-langkah kegiatan sama dengan pertemuan pertama.

Alat, bahan, sumber :

a. Air, lilin, es batu, gula pasir.

b. Lampu, sendok makan, cawan, labu

c. Buku paket IPA kelas 4.

Penilaian :

a. Penialaian pengamatan : Diberikan oleh guru pada saat siswa melakukan kegiatan

b. Penilaian materi : Tanya jawab tentang yang baru saja dilakukan siswa disesuaikan dengan indikator
yang akan dicapai dalam pembelajaran.

2. A. adalah metode pembelajaran terpadu, karena dengan metode pembelajaran pendekatan


terpadu siswa didorong untuk berani bekerja secara kelompok dan belajar dari hasil setiap
beberapa mata pelajaran yang di terapkan.
B. contoh metode pembelajaran terpadu
Tema: Alat indra dan pemeliharaan

Tahap perencanaan

A. Tujuan perencanaan :
1. siswi dapat menyebut 5 panca indra
2. siswi dapat mengetahui fungsi panca indra
3. siswa dapat menyebut 5 fungsi panca indra

B. Langkah langkah perencanaan:


1. Guru menetapkan konsep-konsep yang hendak di ketahui siswa
2. Guru menetapkan keterampilan proses EPA yang dapat di kembangkan siswa
3. Guru menetapkan alat dan bahan yang di butuhkan siswa untuk percobaan
4. Guru menetapkan pertanyaan kunci

C. Tahap pelaksanaan
1. Pengelolaan kelas
2. Kegiatan proses

D. Evaluasi
1. Evaluasi proses
2. Evaluasi hasil

pada akhir pelajaran guru menugasi siswa untuk menyusun laporan kegiatan atau
percobaan yang dilaksanakan.

3. karena tujuan dari MMP pada dasarnya adalah pemberian bekal pengetahuan dan
keterampilan mengenal huruf, mengetahui teknik teknik mengeja pada awal menuju membaca.
Begitu juga dengan menulis.
4. Pendekatan yang dapat diterapkan dalam mengapresiasi sastra anak-anak secara reseptif yaitu
pendekatan emotif, didaktis, dan analitis.
 Pendekatan emotif merupakan pendekatan yang mengantar pembaca untuk dapat
menikmati dan menunjukkan nilai-nilai keindahan yang terjandung dalam suatu karya
sastra.
 Pendekatan didaktis merupakan pendekatan mengarahkan anak untuk dapat memetik
berbagai pesan atau amanat yang terdapat suatu karya sastra.
 Pendekatan analitis adalah pendekatan yang dapat membantu pembaca untuk
memahami unsur-unsur instrinsik yang membangun suatu karya hubungan antar unsur
tersebut sebagai suatu kesatuan yang utuh. Unsur-unsur cerita adalah : 1) Tema adalah
pokok pembicaraan atau ide yang mendasari sebuah cerita, 2) Latar adalah tempat,
waktu dan suasana berlangsungnya peristiwa, 3) Alur/plot adalah cara pengarang
menghubungkan kejadian-kejadian dalam cerita, 4) Penokohan adalah pelaku dalam
cerita seperti manusia atau binatang. Terdapat tiga macam tokoh atau pelaku yaitu
protagonis (pelaku dengan sifat baik), antagonis (pelaku dengan sifat jahat), dan
tritogonis (pelaku yang melerai perseteruan tokoh antagonis dan protagonis). Sudut
pandang adalah cara penulis menyajikan suatu cerita. Gaya pengungkapan adalah
teknik pengarang menyampakain gagasanya lewat cerita dengan untaian kalimat atau
kata- kata yang khas.
Pendekatan yang diterapkan dalam mengapresiasi sastra anak-anak secara produktif yaitu
parafratis dan analitis.
 Pendekatan Parafratis.
Parafratis merupakan salah keterampilan yang dapat meningkatkan apresiasi sastra
siswa. Melalui parafrase, siswa berlatih mengubah bentuk karya sastra tertentu
menjadi bentuk karya sastra yang lain tanpa mengubah tema atau gagasan pokoknya,
misalnya prosa menjadi puisi, puisi menjadi prosa , prosa menjadi drama atau
sebaliknya.
 Pendekatan Analitis dalam penerapannya untuk meningkatkan taraf apresiasi sastra
anak SD secara produktif. Sebelum siswa diberikan tugas menulis puisi siswa
dibelajarkan tenttang unsur-unsur instrinsik puisi. Menurut I.A Richard (dalam
Situmorang,1980) ada dua hal pokok yang membangun puisi, yaitu hakikat puisi dan
metode puisi. Hakikat puisi meliputi tema, rasa, nada, dan amanat, sedang metode
puisi meliputi diksi, gaya bahasa, kata konkret, imagery, ritme dan rima. Hubungan
keduanya erat, oleh Tarigan (1989) seperti hubungan jiwa dan tubuh.sehingga hakikat
puisi dapat disebut sebagai unsur batiniah dan metode puisi dapat disebut sebagai
unsur lahiriah puisi.
 Unsur lahiriah (metode puisi) 1. Diksi (pemilihan kata) 2. Gaya bahasa (cara atau gaya
yang digunakan penyair menciptakan kesan) 3. Kata Konkret (penggunaan kata yang
konkret atau khusus) 4. Daya Bayang (gaya penyair mendeskripsikan/melukiskan suatu
benda atau peristiwa) 5. Irama (keras lembut suara, panjang pendek suara, tinggi
rendah suara, perhentian sejanak). 6. Rima. Unsur Batiniah Puisi : 1. Tema (persoalan
yang mendasari) 2. Rasa (pendapat penyair) 3. Nada (sikap bahasa penyair) 4. Amanat
(pesan, nasihat, petuah). Penerapan pendekatan analitis dalam upaya meningkatkan
apresiasi sastra anak SD seara produktif sejalan dengan pendapat Badriyah (2000)
tentang langkah-langkah menulis puisi yaitu : (1) Mengamti suatu objek secara cermat,
(2) Tentukan tema lalu dijadikan judul puisi, (3) Susun alur (kronologis / spasial) lalu
kembangkan menjadi cerita, (4) Susunlah berurutan ke bawah, satu baris satu kalimat
pendek, (5) Jika ada kalimat yang panjang, pendekkan dengan membuang kata-kata
sambung yang tidak penting, (6) Cari kata/kalimat yang intesitas keindahannya dan
maknanya kurang kuat dan deang kata-kata yang lebih indah (konotatif) dan imajinatif,
(7) Cemati terus menerus tiap kalimat/kata dengan memperhatikan keindahan bunyi
dan penggunaan gaya baya bila memungkinkan.

Anda mungkin juga menyukai