Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN AKHIR

MAGANG & STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT


Pengembangan Implementasi Penggunaan QRIS di
Prov. Papua oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Prov. Papua

Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan


Program MSIB MBKM

Oleh :

LIVEINA RAHAKBAUW
2019041024023

Ilmu Ekonomi Universitas Cenderawasih


2022
Lembar Pengesahan Ilmu Ekonomi Universitas Cenderawasih

Pengembangan Implementasi Penggunaan QRIS di Prov. Papua oleh


Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov.Papua

oleh :
Liveina Rahakbauw / 2019041024023

disetujui dan disahkan sebagai


Laporan Magang atau Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka

Jayapura, 15 Juli 2022


Pembimbing Magang atau Studi Independen Ilmu Ekonomi Universitas
Cenderawasih

Sarlota Arrang Rantang, SE.,M.Si


NIP:197711122008122002

i
Lembar Pengesahan

Pengembangan Implementasi Penggunaan QRIS di Prov. Papua oleh


Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov.Papua

oleh :
Liveina Rahakbauw / 2019041024023

disetujui dan disahkan sebagai


Laporan Magang atau Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka

Jayapura, 15 Juli 2022


Asisten Direktur

Digitally signed
by Andrea 14311
Yudhistira
Date: 2022.07.15
09:20:16 +09'00'

Andrea Yudhistira
14311

ii
Abstraksi

Perkembangan teknologi yang kian canggih membuat sistem pembayaran dalam


transaksi ekonomi terus mengalami perubahan. Kemajuan teknologi dalam sistem
pembayaran menggeser peran uang tunai sebagai alat transaksi. dalam
perkembangannya, beberapa negara telah menemukan dan menggunakan produk
pembayaran elektronik yang dikenal sebagai Electronic Money (e-money).
Hadirnya alat-alat pembayaran non tunai tidak hanya disebabkan oleh inovasi
sektor perbankan namun juga didorong oleh kebutuhan masyarakat akan adanya
alat pembayaran yang praktis yang dapat memberikan kemudahan dalam
melakukan transaksi. Oleh sebab itu Bank Indonesia meluncurkan Stander Quick
Response QR Code untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server
based, dompet elektronik, atau mobile banking yang disebut QR Code Indonesian
Standard (QRIS), implementasi QRIS secara nasional efektif berlaku mulai 1
Januari 2020 pada tahun kedua implementasi QRIS terus berkembang. Oleh karena
itu upaya pengembangan implementasi layanan Quick Response Code Indonesia
Standard juga terus dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Papua dengan target 105.000 pengguna baru QRIS hal tersebut dilakukan dengan
memberikan sosialisasi kepada masyarakat melalui Pasar S.I.A.P QRIS dilima
pasar di Papua. Upaya lain yang dikembangkan oleh Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Papua untuk mencapai pengguna baru QRIS di Papua adalah
Sosialisasi QRIS Goes To Campus 2022 yang dilaksanakan pada perguruan tinggi
yang ada di Papua. Perubahan sosial dan kemajuan teknologi sistem pembayaran
seperti ini kompetensi sumber daya manusia di Provinsi Papua harus disiapkan
untuk lebih matang dengan kebutuhan zaman. Keterkaitan dan kesepadanan tidak
saja dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga dengan masa depan yang
berubah dengan cepat sehingga perguruan tinggi dituntut untuk dapat merancang
dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih
capaian pembelajaran mencangkup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara optimal. Adapun hal tersebut dapat didorong dengan adanya Kampus

iii
Merdeka merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar oleh Kementrian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang
memberikan kesempatan bagi mahasiswa/i untuk mengasah kemampuan dan minat
dengan terjun langsung ke dunia kerja. Bank Indonesia merupakan salah satu mitra
yang mendukung kebijakan merdeka belajar dan membentuk Program Kampus
Merdeka di Bank Indonesia (KMBI) . Bentuk dukungan tersebut adalah dengan
menjadi pionir realisasi Program Kampus Merdeka dengan memberikan
kesempatan mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia mengikuti struktur program
yang telah dirancang oleh Bank Indonesia yaitu; Learning, Proyek/Riset dan
Working Experience.

iv
Kata Pengantar

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
penyusunan Laporan Magang Kampus Merdeka Bank Indonesia. Atas dukungan
moral dan material yang diberikan dalam penyusunan laporan ini, maka penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua penulis yang mendoakan selama Proses Magang Kampus
Merdeka Bank Indonesia
2. Bapak dan Ibu dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua yang
telah memberikan bimbingan dan saran selama pelaksanaan program.
3. Bapak dan Ibu dari Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran dan
Pengawasan SP-PUR Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua:
Bapak Andrea Yudhistira selaku mentor penulis pada Program Magang
Kampus Merdeka Bank Indonesia yang selalu mendorong penulis untuk
dapat belajar lebih giat selama Program Kampus Merdeka. Bapak Chelvin
Romaretho Silalahi sebagai buddy yang selalu sabar mendampingi proses
belajar penulis selama mengikuti Program Magang Kampus Merdeka Bank
Indonesia. Bapak Rudy Sitorus, Bapak Erik Yuda Soedarsono, Bapak Vico
Ilham Syahputra dan Ibu Melia Santa Nova yang selalu mendampingi
penulis mengenal lebih dalam mengenai Implementasi Kebijakan Sistem
Pembayaran dan Pengawasan SP-PUR di KPw BI Provinsi Papua.
4. Semua pihak yang memberikan dukungan kepada penulis selama proses
magang di Bank Indonesia.

v
Daftar Isi
Lembaran Pengesahan Program Studi Ilmu Ekonomi ............................ i
Lembaran Pengesahan ................................................................................ ii
Abstraksi ...................................................................................................... iii
Kata Pengantar............................................................................................. v
Daftar isi ........................................................................................................ vi

Bab I Pendahuluan ....................................................................................... 1


I.1 Latar belakang......................................................................................... 1
I.2 Lingkup ................................................................................................... 1
I.3 Tujuan ..................................................................................................... 3
Bab II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov.Papua Sebagai Pelaksana
Tugas Bank Indonesia di Provinsi Papua .................................................. 4
II.1 Organisasi serta Tugas dan Tanggung Jawab ........................................ 4
II.2 Lingkup Pekerjaan ................................................................................ 5
II.3 Deskripsi Pekerjaan .............................................................................. 5
II.4 Jadwal Kerja ......................................................................................... 8
Bab III QRIS Sebagai Alat Transaksi ....................................................... 9
III.1 Pembayaran Non Tunai………………………………………........... . 9
III.2 QRIS sebagai alat transaksi digital .................................................... 10
III.3 Strategi Bank Indonesia dalam mendorong pencapaian target
pengguna QRIS di Papua .................................................................... 11
III.4 Progres Pencapaian QRIS di Papua .................................................... 12
III.5 Evaluasi implementasi pengembangan implementasi
QRIS di Prov. Papua ........................................................................... 13
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 19
IV.1 Kesimpulan ......................................................................................... 19
IV.2 Saran ................................................................................................... 20
Referensi .................................................................................................................. 21
Lampiran A TOR ..................................................................................................... 22
Lampiran B Log Activity .......................................................................................... 25
Lampiran C Dokumen Teknik ................................................................................. 28

vi
Bab I
Pendahuluan

I.1 Latar belakang


Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia memiliki visi
yakni “Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap
perekonomian nasional dan terbaik diantara negara emerging markets untuk
Indonesia maju”. Untuk mencapai visi tersebut maka Bank Indonesia
mempersiapkan SDM unggul yang mana kemampuan SDM ini meliputi knowledge,
skills dan attitudes. Bank Indonesia juga mendukung terciptanya sumber daya yang
unggul melalui Program Kampus Merdeka Bank Indonesia (KMBI) yang adalah
bagian dari kebijakan merdeka belajar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang memberikan kesempatan bagi
mahasiswa/i untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun
langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karir di masa depan. Mahasiswa terpilih
dari perguruan tinggi untuk mengikuti kegiatan Kampus Merdeka Bank Indonesia
diberikan kesempatan untuk melakukan pembelajaran secara langsung di Bank
Indonesia selama 5 (lima) bulan, yang meliputi tiga struktur program, yaitu
pembelajaran Learning, Project/Riset dan Working experience.
I.2 Lingkup
Dalam pelaksanaan Program Kampus Merdeka Bank Indonesia (KMBI) penulis
diminta untuk dapat mengikuti tiga struktur program yaitu:
1. Learning, yang mana peserta dapat meningkatkan pengetahuan melalui kegiatan
pembelajaran menggunakan LMS matrix yang didalamnya terdapat materi
sesuai dengan yang tertulis pada dokumen Personal Development Journey.
Dalam program ini peserta mengambil Modul Wajib yakni Kebanksentralan,
dimana melalui modul ini diharapkan peserta menjadi paham mengenai tugas
dan fungsi Bank Indonesia secara menyeluruh termasuk hubungannya dengan
Pemerintah dalam mendukung peningkatan perekonomian nasional.
Selanjutnya peserta mengambil Modul Pilihan yaitu Retail Payment System and

1
Faster Payment Solution, dimana melalui modul ini diharapkan meningkatkan
pemahaman mengenai sistem pembayaran terutama Retail Payment Solution
yang saat ini mulai ditingkatkan dalam rangka pencegahan covid 19 dan karena
kecanggihan teknologi yang memudahkan konsumen. Adapun modul terakhir
yang merupakan modul pelengkap yakni Digital Transformation and Employee
Resilience, dimana modul ini diharapkan peserta dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman mengenai transformasi digital yang semakin
menjadi tren digunakan masyarakat saat ini

2. Project/ Riset, yang dilakukan di dalam satuan kerja yaitu Mengusulkan


inovasi/metode baru dalam pencapaian target pengguna QRIS baru di Provinsi
Papua, mengkompilasi, dan turut melakukan pendataan pengguna QRIS baru di
Provinsi Papua.

3. Working Experience, peserta ikut dalam proses pekerjaan di Kantor Perwakilan


Bank Indonesia Prov. Papua terkait mendorong pencapaian target pengguna
QRIS di Papua dengan mengusulkan inovasi/metode sosialisasi kepada kaum
muda-mudi di Provinsi Papua yakni Mahasiswa QRIS Goes To Campus dan
turut serta dalam kegiatan sosialisasi Pasar Sehat, Inovatif, Aman, Pakai
(S.I.A.P) QRIS.

2
I.3 Tujuan
Tujuan mengikuti Program Kampus Merdeka di Bank Indonesia, sebagai berikut:
1. Mempelajari bidang pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang didapatkan
pada saat kuliah yaitu: Bank dan Lembaga Keuangan pada jurusan Ilmu
Ekonomi
2. Menambah pengalaman dalam dunia kerja dan wawasan terkait Tugas Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral serta Ilmu Kebanksentralan;
3. Meningkatkan soft skill ( Kemampuan dalam berkomunikasi, rasa percaya
diri, time management, dan creative thinking); dan
4. Mengembangkan sikap disiplin, bertanggung jawab, mandiri dan memiliki
inisiatif yang tinggi dalam melakukan suatu pekerjaan.

3
Bab II
Lingkungan Organisasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia

II.1 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Sebagai


Pelaksana Tugas Bank Indonesia di Provinsi Papua
Bank Indonesia merupakan Bank Sentral sekaligus lembaga negara yang
merupakan amanah dari UUD 1945. Adapun sebagaimana UU No. 23 tahun 1999
tentang Bank Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
UU No. 9 tahun 2009, Bank Indonesia bertugas mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran. Selanjutnya, secara garis besar sistem pembayaran dibagi
menjadi 2 (dua) yakni sistem pembayaran tunai dan non-tunai. Sistem pembayaran
tunai menggunakan uang kartal (uang kertas dan logam) sebagai alat pembayaran.
Adapun sistem pembayaran non-tunai, instrumen yang digunakan sebagai
alat pembayaran berupa alat pembayaran menggunakan kartu (APMK), cek, bilyet
giro, nota debit, atau uang elektronik.
Terkait dengan kewenangan sistem pembayaran tersebut, Bank Indonesia
menerbitkan kebijakan baru yakni Quick Response Code Indonesian Standard
(QRIS) yang merupakan standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code
dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah,
cepat, dan terjaga keamanannya. QRIS bukanlah aplikasi baru, melainkan sebuah
standar nasional QR Code yang diwajibkan bagi seluruh Penyelenggara Jasa Sistem
Pembayaran (PJSP) yang menggunakan QR.
Selanjutnya, dapat diinformasikan bahwa implementasi dari kewenangan
Bank Indonesia termasuk di bidang sistem pembayaran di masing-masing daerah
dilaksanakan oleh kantor perwakilan Bank Indonesia, dalam hal ini untuk Provinsi
Papua dilaksanakan oleh KPwBI Provinsi Papua. Adapun organisasi KpwBI
Provinsi Papua sebagai pelaksana tugas Bank Indonesia di Provinsi Papua, terdiri
dari Kepala perwakilan dengan pangkat Direktur dengan dibantu seorang Deputi
Kepala Perwakilan dan membawahi beberapa Tim di bawahnya termasuk
diantaranya tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran dan Pengawasan SP-
PUR. Kegiatan magang dilaksanakan pada Tim Implementasi Kebijakan Sistem

4
Pembayaran. Penulis melaksanakan kegiatan magang dengan dibimbing oleh
Bapak Andrea Yudhistira sebagai kepala tim dan mentor dan Bapak Chelvin
Romaretho Silalahi sebagai buddy.
II.2 Lingkup Pekerjaan
Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran dan Pengawasan SP-PUR
KPwBI Provinsi Papua terdiri dari Kepala Tim, Analis, Analis Yunior, Pengawas
Yunior dan Administrator. Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran dan
Pengawasan SP-PUR bertanggung jawab terhadap Pengembangan implementasi
sistem pembayaran di Provinsi Papua, meliputi digitalisasi sistem pembayaran yang
dilakukan di sisi merchant/pedagang dan konsumen (implementasi user QRIS,
program Sehat, Inovatif, Aman Pakai/SIAP QRIS pasar, uang elektronik, EDC),
perizinan lembaga penyelenggara sistem pembayaran (PJSP), implementasi
program elektronifikasi transaksi Pemerintah Daerah (ETPD), perizinan dan
bertanggung jawab melakukan pengawasan terhadap operasionalisasi SP dan PUR
contohnya seperti pengawasan KUPVA BB dan Kas Titipan.
II.3 Deskripsi Pekerjaan
Dalam pelaksanaan Program Kampus Merdeka di Bank Indonesia penulis
mengikuti tiga program utama yakni: Learning, Proyek/Riset dan Working
Experience. Penulis juga berkontribusi pada setiap kegiatan pada Tim Implementasi
Kebijakan Sistem Pembayaran dan Pengawasan SP-PUR diantaranya dapat dilihat
pada tabel berikut:

Learning
Topik Pembelajaran
Kebanksentralan
Supervision and Regulation of Payment Systems
Retail Payment Systems and Faster Payment Solution
Regulation and Supervision of Payment System
Digital transformation and Employee Resilience
Strategic Leadership

5
Proyek/Riset
Target / Output
1. Diskusi mengenai kerangka konseptual proyek mengembangkan tools
monitoring, evaluation, and engagement program Kampus Merdeka
2. Mencari dan mempelajari jurnal dan buku referensi
1. Mengkompilasi dan turut melakukan pendataan pengguna QRIS baru di
Papua
2. Turut serta dalam Menyusun TOR dan pendataan terkait kegiatan stranas
anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan teroris
1. Mengkompilasi dan turut melakukan pendataan pengguna QRIS baru di
Papua
2. Turut serta dalam Menyusun TOR dan pendataan terkait kegiatan sosialisasi
perlindungan konsumen
1. Turut serta untuk membantu dalam kegiatan digitalisasi Bank Papua
2. Turut serta dalam menyusun dalam kegiatan QRIS Pace guna mendorong
zona QRIS di Jayapura dan mendorong pencapaian target pengguna QRIS
Papua
1. Turut serta Menyusun pendataan terkait kegiatan digitalisasi Pemda
2. Turut serta membantu penyusunan dalam kegiatan Festival Digital (FEKDI)
1. Turut serta membantu TOR pengawasan terhadap KUPVA yang diperiksa
oleh KPw Bank Indonesia Prov. Papua

6
Working Experience
Uraian Tugas
1. Bertugas dalam pelaksanaan QRIS Goes to Campus ke beberapa fakultas di
Universitas Cendrawasih sebagai berikut:
● Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Fakultas Kedokteran (FK).
● Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
● Fakultas Teknik (FT)
● Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)
Dalam kegiatan ini, saya menjadi PIC dimana saya melakukan koordinasi dengan
pihak Dekan dari masing fakultas. Saya juga berkoordinasi dengan rekan satu tim di
Bank Indonesia untuk pelaksanaan penyelenggaraan acara, dalam hal ini terkait
dengan menyusun rangkaian kegiatan seperti MC, pembaca doa, operator dan
narasumber sosialisasi. Saya juga bertugas dalam proses administrasi pasca kegiatan
seperti pembayaran dan pengarsipan. Saya membantu dalam melaksanakan
sosialisasi Pasar S.I.A.P QRIS di 5 pasar di Provinsi Papua sebagai berikut:
● Pasar Hamadi Jayapura
● Pasar Inpres Jayapura
● Pasar Youtefa Jayapura
● Pasar Faidoma Darfuar Biak
● Pasar Phaara Sentani
saya berpartisipasi dalam pelaksanaan acara di lapangan dalam bentuk sebagai
pembaca doa, mendokumentasi proses acara dan user experience QRIS.
2. Saya bertugas melakukan konfirmasi kehadiran untuk kegiatan sosialisasi
Championship TP2DD secara online. Saya menghubungi daftar undangan meliputi
BPKAD, Bapenda, dan Bank Papua di masing2 Pemprov, Pemkab, dan Pemkot di
Provinsi Papua.
3. Saya berpartisipasi dalam acara Pengukuhan Kepala Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Papua, dalam hal ini saya membantu melakukan rekapitulasi
pembagian kendaraan dan konsumsi untuk kunjungan Anggota Dewan Gubernur
selama di Prov. Papua.

7
II.4 Jadwal Kerja
Program Kampus Merdeka Magang Bersertifikat ini dilaksanakan selama 5
bulan (terhitung dari tanggal 21 Februari hingga 20 Juli 2022). dilaksanakan sesuai
dengan hari kerja di Kantor Pusat Bank Indonesia. Hari kerja yang dimaksud, ialah
lima hari kerja (Senin hingga Jumat) per minggu. Pada kesehariannya jam kerja
dalam satu minggu adalah sembilan jam kerja yakni pada pukul 08.00-17.00 WIT.
Kegiatan jam kerja dilakukan secara hybrid, Work From Home (WFH) dan Work
From Office (WFO)

8
Bab III
QRIS sebagai alat transaksi digital dan pencapaian pengguna QRIS di Papua
Oleh Bank Indonesia

III.1 Persoalan Pembayaran Non Tunai


A. Pengertian dan Dasar Hukum Sistem Pembayaran Non Tunai
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
telah mengubah pola hidup masyarakat serta berkembang dalam tatanan
kehidupan baru sehingga mendorong adanya perubahan sosial,ekonomi,
budaya, pertanahan, keamanan, dan penegakan hukum. Begitu juga dengan
alat pembayaran yang dipakai oleh masyarakat dalam bertransaksi sehari
hari. Saat ini hampir keseluruhan transaksi dapat dilakukan dengan
teknologi terutama dengan internet yang mana dapat memudahkan
masyarakat bertransaksi tanpa harus bertatap muka dengan orang yang
bersangkutan hal tersebut menjadi salah satu contoh berkembangnya
teknologi informasi.dan komunikasi. Alat pembayaran dapat dikatakan
berkembang sangat pesat dan maju pada saat ini. Hal tersebut dikarenakan
pada awal mula alat pembayaran dikenal dengan adanya sistem barter antara
barang yang diperjualbelikan di era pra modern.
Dalam perkembangannya mulai dikenal dengan satuan tertentu
yang memiliki nilai pembayaran yang lebih dikenal dengan uang. Uang
yang dimaksud tersebut adalah uang berbentuk kertas maupun logam yang
juga dikenal dengan uang kartal. Hingga saat ini uang masih menjadi salah
satu alat pembayaran utama yang berlaku di masyarakat. Seiring dengan
adanya perkembangan teknologi dan informasi alat pembayaran terus
berkembang dari alat pembayaran tunai (cash based) ke alat pembayaran
non tunai (non cash) seperti alat pembayaran berbasis kertas (paper based),
misalnya, cek dan bilyet giro. Selain itu dikenal juga alat pembayaran
paperless seperti transfer dana elektronik dan alat pembayaran memakai
kartu (card-based) misalnya ATM, Kartu Kredit, Kartu Debit dan Kartu
Prabayar.

9
Sistem pembayaran non tunai adalah sistem yang mulai digalakkan
oleh Bank Indonesia belakangan ini. Pengertian sistem pembayaran non
tunai secara umum merupakan sistem pembayaran yang menggunakan
instrumen non tunai. Non tunai itu sendiri digambarkan sebagai kebalikan
dari tunai yang menggunakan instrumen fisik. Alat pembayaran non tunai
yang berlaku resmi di Indonesia adalah instrumen berbasis kertas, kartu dan
berbasis elektronik maupun aplikasi. Penggunaan instrumen non tunai wajib
mendapatkan izin dan otorisasi dari dari Bank Indonesia selaku satu-satu
regulator sistem pembayaran.
Dasar hukum pengaturan Sistem Pembayaran Non-Tunai terdapat 6 poin, yaitu:
1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang
Nomor 6 Tahun 2009
3. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
4. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
5. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
6. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer

B. Jenis-Jenis Pembayaran Non Tunai


Ada beberapa jenis dalam pembayaran non tunai yaitu:
1. Cek
Cek merupakan salah satu instrumen pembayaran non tunai berbasis
kertas yang sudah ada sejak lama, yang merupakan perintah tanpa
syarat dari nasabah giro pemegang cek, kepada bank penerbit cek
untuk membayarkan suatu nilai nominal uang tertentu kepada
pembawa. Cek dapat dibayarkan tunai kepada pembawa atau dapat
pula diminta untuk dipindahbukukan melalui mekanisme
pemindahbukuan antar rekening di bank yang sama atau di bank lain

10
dengan fasilitas SKNBI (Sistem Kliring Nasional BI) atau RTGS
(Real Time Gross Settlement), tergantung dari nominal yang akan
disetel.
2. Bilyet Giro (BG)
Bilyet Giro atau yang lebih dikenal dengan BG adalah mekanisme
pembayaran atau pencairan uang yang berlaku pada rekening giro.
BG secara prinsipil adalah surat perintah kepada bank penyimpan
dana guna memindahkan dana dalam jumlah tertentu ke rekening
lain yang tertulis dalam dokumen BG.
3. Kartu Kredit
Kartu Kredit adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu
yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban
yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi
pembelanjaan atau untuk melakukan penarikan tunai, dimana
kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu
oleh acquirer bank (bank yang mengelola rekening milik
merchant/pedagang yang menerima pembayaran dengan kartu kredit
atau penerbit) dan pemegang kartu berkewajiban untuk melakukan
pembayaran pada waktu yang disepakati baik dengn pelunasan
secara sekaligus (charge card) ataupun dengan pembayaran secara
angsuran.
4. Kartu Debet
Kartu Debit merupakan alat pembayaran dengan menggunakan
kartu yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk
menggunakan transaksi pembelanjaan, dimana kewajiban pemegang
kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung
simpanan pemegang kartu pada bank atau Lembaga Selain Bank
yang berwenang untuk menghimpun dana sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Beberapa bank penerbit kartu
telah mengkombinasikan kartu debit dan kartu ATM dalam satu
kartu (kartu debet ATM).

11
5. SMS Banking
SMS Banking adalah salah satu fitur teknologi yang berupa layanan
bagi nasabah bank, yang mengizinkan para nasabah untuk
mengakses akun bank mereka melalui fitur SMS. Banyak sekali fitur
yang ditawarkan oleh SMS Banking ini, salah satu yang paling
banyak digunakan adalah layanan cek saldo rekening dan transfer
dana.
6. Mobile Banking
Layanan perbankan yang diberikan kepada nasabah suatu bank
cukup dengan menggunakan fasilitas handphone yang sudah kita
daftarkan maka kita bisa melakukan pembelian seperti pulsa secara
mudah.
7. Internet Banking
Layanan Internet Banking memungkinkan nasabah bank melakukan
transaksi melalui internet dengan alamat website milik bank.
Layanan ini mampu menjawab kebutuhan nasabah perbankan akan
layanan secara cepat, aman, nyaman, murah dan tersedia setiap saat
yang dapat diakses melalui internet
8. Mesin EDC (Electronic Data Capture)
EDC adalah alat bantu mendapatkan sejumlah data yang dienkripsi
oleh mesin untuk melakukan transaksi keuangan dengan melakukan
pendebetan/pembebanan via kartu, baik kartu kredit ataupun debit,
dan saat ini juga ada beberapa EDC yang dilengkapi dengan
teknologi taping (untuk melayani uang elektronik-UNik)
9. Mesin ATM
Mesin ATM, merupakan suatu bentuk layanan transaksi yang dapat
memberikan layanan tunai maupun non tunai, yang dilakukan atas
beban rekening nasabah suatu bank. Saat ini layanan tunai dapat
berupa tarik tunai atau setor tunai, dan transaksi transfer dana
ataupun pembayaran.

12
10. E-Parking Card
Penggunaan uang elektronik untuk pembayaran biaya parkir (e-
Parking) akan mempermudah dan mempercepat waktu pembayaran,
hanya butuh waktu beberapa detik untuk menempelkan e-Parking
card dan transaksi pembayaran parkir pun selesai. Hal ini akan
mengurangi antrean kendaraan ketika keluar halaman parkir.
11. E-money
Alat pembayaran yang menggunakan media elektronik, yaitu
jaringan komputer dan juga internet. Nilai uang nasabah tersimpan
dalam media elektronik tertentu. E-money sering disebut Electronic
Cash, Digital Money, Digital Cash, Electronic Currency. E-money
sangat aman untuk digunakan karena sangat sulit diretas atau
dibajak.
12. QRIS
QRIS (QR Code Indonesia Standard) adalah standar QR Code
pembayaran untuk sistem pembayaran Indonesia yang
dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem
Pembayaran Indonesia (ASPI).
Dari Jenis-Jenis Pembayaran Non Tunai tersebut Quick Response Code
Indonesia Standard (QRIS) merupakan inovasi terbaru yang diluncurkan oleh bank
Indonesia pada tahun 2020. Dalam proses magang di Bank Indonesia penulis ikut
mengusulkan dan menginisiasi pencapaian 105.000 pengguna QRIS di Provinsi
Papua.
III.2 Deskripsi QRIS sebagai alat transaksi digital
Quick Response Code Indonesia Standard atau biasa disingkat QRIS adalah
penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem
Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code. QRIS dikembangkan oleh Industri
Sistem Pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan
QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Semua
Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang akan menggunakan QR Code
pembayaran wajib menerapkan QRIS saat ini, dengan QRIS seluruh aplikasi

13
pembayaran dari Penyelenggara manapun baik bank dan nonbank yang digunakan
masyarakat dapat digunakan di seluruh toko, pedagang, warung, parkir, tiket wisata,
donasi (merchant) berlogo QRIS, meskipun penyedia QRIS di merchant berbeda
dengan penyedia aplikasi yang digunakan masyarakat. Merchant hanya perlu
membuka rekening atau akun pada salah satu penyelenggara QRIS yang sudah
berizin dari Bank Indonesia. Selanjutnya merchant sudah dapat menerima
pembayaran dari masyarakat menggunakan QR dari aplikasi manapun
penyelenggaranya. QRIS yang mengusung semangat unggul mengandung makna,
yaitu pertama, Universal, penggunaan QRIS bersifat inklusif untuk seluruh lapisan
masyarakat dan dapat digunakan untuk transaksi pembayaran domestik dan luar
negeri. Kedua Gampang, masyarakat dapat bertransaksi dengan mudah dan aman
dalam satu genggaman ponsel. ketiga Untung, transaksi dengan QRIS
menguntungkan pembeli dan penjual karena transaksi berlangsung efisien melalui
satu kode QR yang dapat digunakan untuk semua aplikasi pembayaran pada ponsel.
keempat Langsung, bertransaksi menggunakan QRIS langsung terjadi karena
prosesnya cepat dan seketika sehingga mendukung kelancaran sistem pembayaran

III.3 Strategi Bank Indonesia dalam mendorong pencapaian target


pengguna QRIS di Papua
Pada tahun 2022 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, terus
mendorong dan mendukung pencapaian 105.000 pengguna baru QRIS di Papua.
Oleh karena itu, untuk mendorong pencapaian target pengguna QRIS Bank
Indonesia memiliki beberapa strategi sebagai berikut:
1. Mendorong perizinan QRIS Bank Papua
KPw Bank Indonesia Prov. Papua membantu Bank Papua dalam
memperoleh persetujuan sebagai acquirer QRIS ke Departemen Kebijakan
Sistem Pembayaran (DKSP).
2. Melaksanakan kegiatan Sosialisasi Transaksi Digital & Kick Off QRIS
PACE 2022 (kompetisi QRIS Papua Competition)
Kegiatan Sosialisasi Transaksi Digital dilakukan dari peningkatan
pemahaman masyarakat di Prov. Papua terhadap transaksi digital. penulis

14
ikut serta dalam acara Sosialisasi Transaksi Digital & Kick Off QRIS PACE
2022 dengan melakukan rekapitulasi pemenang pertanyaan terbaik, quiz
kahoot dan peserta yang transaksi mengunkaan QRIS untuk pertama kali,
penulis juga berpartisipasi dalam hal ini sebaga pemimpin doa dalam acara
serta penulis melakukan koonfirmasi kehadiran kepada peserta sosialisasi.
Kegiatan QRIS Papua Competition (QRIS PACE) adalah kompetisi akuisisi
QRIS yang dibagi ke dalam 3 kategori peserta: PJSP, merchant, dan
mahasiswa.
Detail terkait kompetisi dapat di lihat dalam TOR
https://bit.ly/TORQRISPACE2022
3. Melaksanakan QRIS Goes to Campus
Melaksanakan sosialisasi QRIS Goes to Campus 2022 kepada Universitas
Cenderawasih dengan tujuan dapat meningkatkan pemahaman serta
partisipasi mahasiswa terhadap kebijakan Bank Indonesia terkait digitalisasi
sistem pembayaran di Provinsi Papua serta meningkatkan pengguna baru
QRIS di Papua. Penulis ikut berpartisipai dalam pelaksanaan sosialisasi
QRIS Goes to Campus 2022 kepada Universitas Cenderawasih dalam hal
ini membantu menghubungi pihak eksternal dan internal agar proses
pelaksanaan sosialisasi dapat berjalan dengan baik.
4. Sosialisasi Pasar SIAP QRIS
Sosialisasi Pasar SIAP QRIS dilaksanakan ke 5 Pasar : Pasar Hamadi
Jayapura, Pasar Inpres Jayapura, Pasar Youtefa Jayapura, Pasar Faidoma
Darfuar Biak, dan Pasar Phaara Sentani Kab. Jayapura. penulis ikut
berkontribusi dalam pelaksanaan acara di lapangan dalam bentuk sebagai
pembaca doa, mendokumentasi proses acara dan user experience kepada
merchant dan konsumen.
5. Sosialisasi QRIS ke beberapa tempat lain Sosialisasi QRIS ke komunitas2
spt: Lantamal X Jayapura, Lanud Silas Papare dalam hal ini penulis
melakukan user experience QRIS kepada para peseta sosialisasi

15
III.4 Progres Pencapaian QRIS diPapua
Sejalan dengan strategi KPwBI Papua untuk mendorong pencapaian target
pengguna QRIS di Papua, maka berikut penjelasan progress capaian kinerja KPw
BI Papua adalah sebagai berikut:
1. Sesuai dengan strategi dalam mendorong perizinan QRIS Bank Papua, KPw
Bank Indonesia Papua membantu Bank Papua sebagai Bank Pembangunan
Daerah dalam memperoleh persetujuan sebagai acquirer QRIS ke DKSP.
Hal tersebut dilakukan dengan cara berkomunikasi dengan DKSP terkait
data-data yang dibutuhkan oleh Bank Papua dalam proses pengajuan
perizinan. Izin tersebut akhirnya diberikan melalui Surat DKSP No.
24/135/DKSP/Srt/B tanggal 13 Mei 2022.
2. Terlaksana nya kegiatan Sosialisasi Transaksi Digital & Kick Off QRIS
PACE 2022 (kompetisi QRIS Papua Competition) pada tanggal 24 Maret
2022 dengan Jumlah peserta: 228 orang Pengisian post test dilakukan oleh
peserta, dengan tingkat pemahaman 72,8%
3. Pelaksanaan sosialisasi QRIS goes to Campus 2022 kepada Universitas
Cenderawasih yang terdiri dari 5 Fakultas yaitu: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis (FEB) dan Fakultas Kedokteran (FK) dengan jumlah peserta 343
peserta dan tingkat pemahaman 68%. sosialisasi QRIS goes to Campus juga
dilaksanakan pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) dengan jumlah peserta 213 orang dan tingkat pemahaman 68%.
Pelaksanaan sosialisasi QRIS goes to Campus kepada Fakultas Kesehatan
Masyarakat (FKM) dengan jumlah peserta 104 orang dan tingkat
pemahaman 58%. Sosialisasi QRIS Goes to Campus juga dilaksanakan
kepada Fakultas Teknik (FT) dengan jumlah peserta 22 orang dan tingkat
pemahaman 69%
4. Sosialisasi Pasar SIAP QRIS
Sosialisasi Pasar SIAP QRIS dilaksanakan ke 5 Pasar yang ada di Papua
yaitu: Pasar Hamadi Jayapura, Pasar Inpres Jayapura, Pasar Youtefa
Jayapura dan Pasar Faidoma Darfuar Biak. Ke lima pasar tersebut
memiliki Pencapaian 25% pedagang yang telah diakuisisi QRIS

16
5. Sosialisasi QRIS kepada Lantamal X Jayapura, Lanud Silas Papare pada
tanggal 23 Februari 2022 dengan jumlah peserta 120 orang.
III.5 Evaluasi implementasi pengembangan implementasi QRIS di Prov.
Papua
Pengembangan QRIS di Prov. Papua memiliki kendala yang disebabkan oleh
masalah struktural seperti:
1. Kualitas jaringan internet yang belum memadai
Sebagian besar layanan internet di Papua disediakan oleh Very Small
Aperture (VSAT) yang merupakan stasiun pemancar sinyal antena
berbentuk parabola kecil. Akibatnya layanan internet masih terbatas untuk
memenuhi kebutuhan perkantoran di ibukota kabupaten dan belum
memenuhi kebutuhan di distrik. Persoalan tersebut juga disebabkan
minimnya ketersediaan sarana komunikasi dan rendahnya akses darat antar
wilayah yang kemudian menyebabkan mahalnya pembangunan sarana dan
prasarana telekomunikasi dan internet di daerah terpelosok.
data jaringan internet Papua https://www.nperf.com/en/
2. Tingginya ancaman keamanan
Data yang dikumpulkan oleh Gugus Tugas Papua Universitas Gadjah Mada
(GTP UGM) menunjukkan terdapat 348 kasus kekerasan yang terjadi di
Papua selama periode 2010 hingga Maret 2022 dengan aktor utamanya
kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan aparat keamanan TNI/Polri.
Selain sekolah, perkantoran, dan pusat kesehatan, KKB juga
menyasar pembangunan telekomunikasi.
3. Kualitas SDM
Selama ini sektor Pendidikan menjadi tolok ukur peningkatan sumber daya
manusia (SDM). Pendidikan memang menjadi salah satu masalah bagi
pemerintah provinsi papua. Begitu luasnya wilayah dengan medan yang
berat menjadi kendala utama dalam penyelenggaraan Pendidikan,
persebaran penduduk yang tidak merata juga menyulitkan dalam
pembangunan fasilitas pendidikan. Belum lagi kendala minimnya jumlah
tenaga pengajar. Tidak heran jika masih banyak anak provinsi papua yang

17
belum menikmati bangku sekolah, terutama di daerah-daerah pedalaman
yang terisolasi. Rendahnya tingkat pendidikan di wilayah provinsi papua
disebabkan oleh factor-faktor berikut ini:
a) Jarak antara sekolah-sekolah yang dibangun dengan desa-desa atau
pemukiman sangat jauh
b) Kualitas pendidikan bermutu rendah
c) Keterbatasan ekonomi orang tua
d) Guru-guru yang ditempatkan di pedalaman menghadapi banyak
hambatan yang kompleks dan kurangnya pelatihan untuk guru-guru.
e) Guru memiliki komitmen yang rendah karena status kondisi kerja
yang kurang baik
4. Tingginya tantangan geografis.
Konektivitas wilayah di Papua masih menjadi permasalahan serius.
Cakupan wilayah Papua yang luas dan kondisi geografis yang ekstrem
menjadi salah satu tantangan mewujudkan pelayanan publik berkualitas.
Tantangan tersebut juga berdampak pada semakin tingginya biaya
koordinasi dalam pelaksanaan program pembangunan di berbagai bidang.

18
Bab IV Penutup

IV.1 Kesimpulan
Dalam pelaksanaan Magang Kampus Merdeka Bank Indonesia penulis
mendapatkan banyak pengetahuan dalam menerapkan ilmu serta kemampuan yang
diperoleh di banku perkuliahan sehinga dapat di praktekan secara maksimal ketika
melaksanakan magang. Selain itu Magang Kampus Merdeka Bank Indonesia juga
merupakan sarana bagi mahasiswa dapat belajar lebih banyak terkait dunia kerja
dan ilmu kebanksentralan.
Berdasarkan uraian dalam Laporan Magang Kampus Merdeka Bank
Indonesia maka dapat disimpulkan bahwa dalam dunia kerja diperlukan inisiatif
dan keingina belajar, tanggung jawab, ketelitian, kesabaran serta kedisiplinan
dalam bekerja agar tugas yang diberikan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Berdasarkan hasil pembahasan yang sesuai dengan judul yang penulis
ajukan, maka berikut adalah kesimpulannya
1. Kemajuan teknologi mempengaruhi Sistem Pembayaran, membuat kita
harus menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut. Bank Indonesia
sendiri telah bekerja sama dengan industri Sistem Pembayaran agar proses
transaksi dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya dengan
menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS)
2. Besarnya potensi digital di Indonesia masih belum dimanfaatkan maksimal
oleh masyarakat. Khususnya masyarakat Papua menindaklanjuti hal
tersebut Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua memberikan
edukasi dan Pemahaman kepada masyarakat Papua terhadap sistem
pembayaran non tunai menggunakan QRIS
3. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua terus mendorong dan
mendukung pencapaian 105.000 pengguna baru QRIS di Papua. dengan
melakukan sosialisasi Pasar S.I.A.P QRIS kepada merchant dan konsumen.
Guna terus meningkatkan dan memperluas pemakaian QRIS di masyarakat
khususnya di kalangan pengguna, Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Papua menginisiasi program QRIS Goes to Campus dengan

19
menggandeng Universitas Cenderawasih sebagai tempat penyelenggaraan
program tersebut, penulis juga berpartisipasi dalam pelaksanaan sosialisasi
QRIS Goes To Campus menjadi PIC dimana penulis melakukan koordinasi
dengan pihak Dekan dari 5 fakultas yang ada di Universitas Cenderawasih
yakni: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Kedokteran, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Teknik dan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Penulis juga berkoordinasi dengan rekan satu tim di
Bank Indonesia untuk pelaksanaan penyelenggaraan acara, dalam hal ini
terkait dengan menyusun rangkaian kegiatan seperti MC, pembaca doa, operator
dan narasumber sosialisasi.
4. Tujuan dari Program Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan yaitu mendorong mahasiswa agar menguasai
berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja tercapai dan
dirasakan oleh penulis
5. Program Kampus Merdeka Bank Indonesia memberikan dampak sosial
kerja yang mana dapat membantu program kerja yang ada di Bank Indonesia
6. Peserta magang mempelajari bagaimana cara penyusunan kajian analisis
yang baik serta mendapatkan berbagai pengetahuan baru kuhususnya Ilmu
Kebanksentralan selama pembelajaran guna mendukung karir dimasa depan.
Peserta magang belajar mengenai komunikasi dan kolaborasi dalam tim untuk
menyelesaikan program kerja.

IV.2 Saran
Berdasarkan hasil magang yang dilakukan di Bank Indonesia, saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut :
1. Untuk Program Kampus Merdeka Bank Indonesia terkait materi
pembelajaran berupa materi power point yang disediakan pada LMS Matrix agar
bahasa yang digunakan disederhanakan sehingga lebih mudah dipahami, serta
ukuran huruf yang digunakan lebih diperbesar
2. Penjelasan terkait kebiasaan kerja dan istilah-istilah dalam dunia kerja Bank
Indonesia sangat diperlukan. Sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan

20
diri dalam menghadapi lingkungan kerja serta berlatih menyesuaikan diri
dalam dunia kerja di masa mendatang

ReferensI
[1]Sistem Pembayaran dan Pengelolaan uang rupiah. Tersediaa:
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/sistem-pembayaran/default.aspx#
[2]Kanal dan layanan QR Code Indonesian Standard (QRIS) Tersedia:
https://www.bi.go.id/QRIS/default.aspx
[3]Transformasi Bank indonesia . Tersedia:
https://www.bi.go.id/id/biinstitute/policymix/core/Documents/Sistem%20Pembay
aran%20I.pdf
[4]Kantor perwakilan Bank Indonesia provinsi Papua Tersedia:
https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/profil/organisasi/Pages/Kantor-Perwakilan-
Papua.aspx
[5] Mengenal 8 Jenis Alat Pembayaran Non Tunai dan Manfaatnya. Tersedia:
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/10/14/alat-pembayaran-non-tunai
[6]Tugas dan Fungsi Bank Sentral. Tersedia:
https://nasional.kompas.com/read/2022/04/10/04000081/tugas-dan-fungsi-bank-
sentral?page=all
[7]KPwBI Prov.Papua_ Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran dan
Pengawasan SP-PUR KPwBI Provinsi Papua
[8]https://www.bi.go.id/id/publikasi/peraturan/Pages/PBI_222320.aspx peraturan
Bank Indonesia nomor 22/23/pbi/2020 tentang system pembayaran
[9]http://www.almaslahah.com/2021/04/implementasi-qris-sebagai-inovasi.html
[10] BI Lhokseumawe Luncurkan QRIS Goes To Campus. Tersedia:
https://rri.co.id/lhokseumawe/info-publik/press-release/924927/bi-lhokseumawe-
luncurkan-qris-goes-to-campus
[11]StatusdanKedudukanLembagaNegarayangIndependen.
Tersedia:https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/profil/default.aspx

21
[12]https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/3.pdf (undang-undang republik
Indonesia nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia)

21
Lampiran A. TOR

22
24
Lampiran B. Log Activity

25
26
27
25
1. Lampiran C Dokumen Teknik

28
29
% Tingkat % Angkatan
Level kondisi
Nama Kabupaten penguasaan kerja lulusan % Jaringan 2G % Jaringan 3G % Jaringan
keamanan
selular ≥SMA
Asmat Kuning 21,0% 5,39% 1-25 26-50 51-75
Biak Numfor Kuning 58,2% 52,54% 1-25 51-75 51-75
Boven Digoel Kuning 51,0% 34,58% 1-25 26-50 51-75
Deiyai Kuning 0,1% 15,54% 1-25 26-50 1-25
Dogiyai Kuning 6,9% 13,66% 1-25 26-50 26-50
Intan Jaya Merah 8,8% 12,70% belum 51-75 belum
Jayapura Kuning 74,0% 61,13% 1-25 26-50 51-75
Jayawijaya Merah 34,5% 24,87% belum 26-50 51-75
Keerom Merah 67,8% 34,81% 1-25 26-50 51-75
Kepulauan Yapen Kuning 51,5% 49,60% 1-25 26-50 51-75
Kota Jayapura Kuning 86,3% 80,67% 76-100 51-75 51-75
Lanny Jaya Kuning 8,5% 12,05% 51-75 26-50 1-25
Mamberamo Raya Kuning 29,2% 15,98% 26-50 1-25 1-25
Mamberamo Tengah Kuning 9,6% 9,93% 26-50 1-25 1-25
Mappi Kuning 24,2% 21,76% 26-50 1-25 1-25
Merauke Kuning 63,9% 41,47% 76-100 76-100 76-100
Mimika Merah 67,4% 59,91% 1-25 26-50 51-75
Nabire Kuning 77,4% 50,74% 1-25 26-50 51-75
Nduga Merah 13,0% 3,14% 26-50 1-25 1-25
Paniai Merah 18,1% 22,94% 26-50 26-50 1-25
Pegunungan Bintang Merah 16,7% 13,69% 26-50 26-50 1-25
Puncak Merah 8,8% 19,75% 26-50 1-25 1-25
Puncak Jaya Merah 31,4% 12,47% 26-50 1-25 1-25
Sarmi Kuning 64,0% 42,24% 51-75 51-75 26-50
Supiori Kuning 43,7% 41,23% 76-100 51-75 51-75
Tolikara Kuning 11,4% 19,20% 51-75 51-75 26-50
Waropen Kuning 51,1% 51,68% 51-75 51-75 26-50
Yahukimo Merah 5,0% 8,45% 51-75 51-75 26-50
Yalimo Kuning 19,4% 16,74% 26-50 1-25 1-25

30
30
30

Anda mungkin juga menyukai