Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH KABUPATEN SIGI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TORA BELO


Jl. Raya Palu-Palolo KM 14 Sidera Kec. Sigi Biromaru
Email : rsudsigi@gmail.com Kode Pos 94364

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TORA BELO
Nomor :

TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM UTILITAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TORA
BELO

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TORA BELO

Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana


di lingkungan Rumah Sakit dapat berjalan lancar maka
perlu dibuat Pedoman Sistem Utilitas yang memuat
kaidah – kaidah Sistem Utilitas yang sesuai peraturan;
b. bahwa agar buku pedoman sebagaimana dimaksud huruf
a dapat dipergunakan secara maksimal, maka perlu
ditetapkan dalam Keputusan Direktur.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja;
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1691/MENKES/
PER/III/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1335/MENKES/
SK/X/2002, tentang Standar Operasional Pengambilan
dan Pengukuran Kualitas Udara Ruangan Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 351/MENKES/
SK/III/2003, tentang Komite dan Keselamatan Kerja
Sektor Kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008
tentang Standar Minimal Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : Pedoman Sistem Utilitas ini digunakan sebagai acuan


pelaksanaan sistem utilitas di Rumah Sakit Umum
Daerah Tora Belo.
KEDUA : Pedoman dalam DIKTUM KESATU tercantum dalam
lampiran Keputusan Direktur ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Sigi
Pada tanggal :

DIREKTUR

dr. TRIEKO STEFANUS LAROPE


NIP. 19800321 201001 1 005
LAMP.IRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TORA BELO
TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM UTILITAS DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TORA BELO
NOMOR :
TANGGAL :

BAB I
PENGERTIAN DAN BATASAN

A. Pengertian
Sistem utilitas adalah unit-unit kelengkapan fasilitas yang digunakan
untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan,
keselamatan, kemudahan, komunikasi, dan mobilitas dalam pelayanan rumah
sakit.
Dalam hal ini kelengkapan serta ketersediaan sistem utilitas sangat
dibutuhkan Rumah Sakit untuk mendukung standar pelayanan pasien yang
berkualitas tinggi dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien dan biaya
yang efektif. Perencanaan manajemen utilitas diperlukan untuk memastikan
bahwa layanan penting dari sistem utilitas ini selalu tersedia,misalnya seperti
ketersediaan listrik dan air bersih 24 jam 7 hari
Bangunan-bangunan gedung tidak dapat terlepas dari masalah-masalah
lingkungan seperti hujan, angin, panas, dingin, lembab, polusi dan sebagainya.
Hal itu menyebabkan sebuah bangunan memerlukan suatu sistem utilitas yang
dapat berfungsi dalam pelayanan suatu bangunan (building service), dimana
fungsi utamanya adalah pada operasi mekanikal dan elektrikal seperti sistem
tata udara, sistem plumbing, sistem kelistrikan, sistem tata cahaya, sistem
transportasi vertikal dan sistem-sistem yang lain yang dapat menunjang
bangunan tersebut agar dapat berfungsi dengan baik.
Secara fisik sistem utilitas rumah sakit sebagian besar merupakan jalur-
jalur panjang, baik pada arah horisontal maupun pada arah vertikalnya. Dan di
dalam perancangan bangunan jalur-jalur ini menuntut disediakannya
ruang/tempat/lokasi yang secara kuantitas cukup dan secara kualitas
memenuhi syarat, baik syarat teknis maupun syarat pemeliharaan dan
perbaikan.
Di dalam perancangannya, seringkali jalur instalasi ini ditempatkan pada
satu zona dengan jalur sirkulasi, baik yang berada dalam jalur vertikal maupun
yang berada pada jalur horisontal. Pada jalur vertikal yang ditempatkan pada
satu zona disebut core dan pada jalur horisontal sering kita lihat berada sejalan
dengan jalur-jalur koridor yang menjalar di dalam bangunan yang
bersangkutan.
B. Batasan
Pembangunan sebuah rumah sakit menempati rangking teratas dalam hal
komplesitasnya bila dibandingkan dengan public building yang lain, misalnya
hotel, perkantoran, kampus,dan lain-lain.
Untuk itu diperlukan pemahaman yang sama pada tim yang terlibat dalam
proses pembangunan sebuah rumah sakit, berikut adalah beberapa hal penting
yang nampaknya sederhana namun sering “terlewatkan” dalam proses
perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan rumah sakit ;
1. Sistem penghawaan dan pengkondisian udara
2. Sistem komunikasi intern rumah sakit
3. Sistem kelistrikan
4. Sistem fasilitas sanitasi
5. Sistem plumbing
6. Sistem tanggap darurat kebakaran
7. Sistem gas medis
BAB II
SISTEM PENGHAWAAN DAN PENGKONDISIAN UDARA

A. Sistem Penghawaan
Setiap bangunan rumah sakit harus memiliki ventilasi alami dan/atau
ventilasi mekanik/buatan sesuai dengan fungsinya. Bangunan rumah sakit
harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendela dan/atau
bukaan permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi alami.
Jenis sistem penghawaan di Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo menggunakan :

1. AC ( Air Conditioner )
adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara
dan kelembapan suatu area (yang digunakan untuk pendinginan maupun
pemanasan tergantung pada sifat udara pada waktu tertentu).
Jenis AC yang digunakan yaitu :AC Central, AC Split dan AC stand.

2. Exhaust fan
berfungsi untuk menghisap udara panas di dalam ruang dan membuangnya
ke luar dan pada saat bersamaan menghisap udara segar di luar masuk ke
dalam ruangan. Fungsi lain exhaust fan adalah mengatur volume udara yang
akan disirkulasikan pada ruang. Supaya sehat setiap ruang butuh sirkulasi
udara berbeda sesuai dengan fungsinya.
BAB III

SISTEM KOMUNIKASI DALAM RUMAH SAKIT

Persyaratan komunikasi dalam rumah sakit dimaksudkan sebagai penyedia


sistem komunikasi baik untuk keperluan internal bangunan ataupun untuk
hubungan keluar, pada saat terjadi kebakaran/kondisi darurat lainnya. termasuk
antara lain sistem telepon, sistem tata suara, sistem voice evacuation dan sistem
panggilan perawat. Penggunaan instalasi tata suara pada waktu keadaan darurat
dimungkinkan asal memenuhi pedoman dan standar yang berlaku.

A. Sistem Telepon dan Tata Suara


Persyaratan teknis instalasi telepon antara lain :
1. Saluran masuk sistem telepon harus memenuhi persyaratan :
a. Tempat pemberhentian ujung kabel harus terang, tidak ada genangan
air, aman dan mudah dikerjakan
b. Ukuran lubang orang (manhole) yang melayani saluran masuk ke dalam
gedung untuk instalasi telepon minimal berukuran 1,50 m x 0,80 m dan
harus diamankan agar tidak menjadi jalan air masuk ke rumah sakit
pada saat hujan.
c. Diupayakan dekat dengan kabel catu dari kantor telepon dan dekat
dengan jalan besar.
2. Penempatan kabel telepon yang sejajar dengan kabel listrik, minimal
berjarak 0,10 m atau sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Ruang PABX/TRO sistem telepon harus memenuhi persyaratan :
a. Ruang yang bersih, terang, kedap debu, sirkulasi udaranya cukup dan
tidak boleh kena sinar matahari langsung, serta memenuhi persyaratan
untuk tempat peralatan.
b. Tidak boleh digunakan cat dinding yang mudah mengelupas
c. Tersedia ruangan untuk petugas sentral dan operator telepon

B. Sistem Panggil Perawat (Nurse Call)


Peralatan sistem panggilan perawat dimaksudkan untuk memberikan
pelayanan kepada pasien yang memerlukan bantuan perawatan baik dalam
kondisi rutin ataupun darurat. Sistem panggil perawat bertujuan menjadi
alat komunikasi antara perawat
dengan pasien dalam bentuk visual dan audible (suata) dan memberikan sinyal
pada kejadian darurat pasien.
Nurse call yang ada di lingkup Rumah Sakit Umum daerah T o r a B e l o
berupa tombol darurat di kamar perawatan yang tersambung langsung ke kantor
perawat.

C. Pemeliharaan dan Perbaikan


1. Tata suara.
a. Tape deck.
1) Pemeliharaan
Pembersihan kotoran pada head dilakukan dengan head spray, bila
terjadi penurunan kualitas suara.
2) Perbaikan kecil
Apabila permukaan head sudah tipis, karet-karet sudah getas
perlu dilakukan penggantian.
b. Paging
microphone
Pemeliharaan
Pembersihan permukaan dan kotoran dilakukan dengan kain lap
kering. Pembersihan dilakukan setiap 1 bulan.
c. Volume control.
1) Pemeliharaan
a) Pembersihan permukaan dan kotoran dilakukan dengan bin lap,
sedangkan kemacetan pada kontak mekaniknya dibersihkan
dengan contact cleaner. Pembersihan dilakukan setiap 3 bulan.
b) Knop yang longgar dapat dilakukan penyetelan atau penguatan
dengan obeng.

2) Perbaikan kecil
Knop yang aus dapat dilakukan penggantian dengan elemen yang sama.
d. Speaker
Pembersihan permukaan dan debu dilakukan dengan kuas.

2. Telepon
a. Pesawat
telepon
Pemeliharaan
Handset dibersihkan dengan kain lap, sedangkan microphone
sebaiknya dilakukan dengan compressor. Pembersihan diakukan sebulan
sekali.
b. Jack/outlet telepon
1) PemeIihraan
Dilakukan penyetelan dengan obeng bila jack/outlet telepon longgar.
2) Perbaikan kecil
Bila terjadi kerusakan dilakukan penggantian.

c. Main Distribution Frame


(MDF). Pemeliharaan
1) Debu yang terdapat pada MDF dibersihkan dengan kuas.
Pembersihan dilakukan setahun sekali.
2) Kabel-kabel yang longgar pada terminal kabel diperkuat dengan
obeng ataupun dengan penyolderan.

d. PABX
Pemeliharaan
Pembersihan kotoran pada PABX yang menggunakan relay dilakukan
dengan contact cleaner.
BAB IV
SISTEM
KELISTRIKAN

A. Sumber Daya Listrik di Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo


1. Sumber daya listrik normal
Sumber daya listrik utama gedung harus diusahakan untuk menggunakan
tenaga listrik dari Perusahaan Listrik Negara.
2. Sumber daya listrik siaga
Sumber daya listrik siaga di Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo
menggunakan 1 buah Genset dengan kapasitas 800 KVA.
3. Sumber daya listrik darurat
Pasokan daya listrik darurat berasal dari peralatan UPS (Uninterruptable
Power Supply) dengan kapasitas 60 KVA untuk melayani ruang prioritas.
B. Jaringan Distribusi Listrik
1. Jaringan distribusi listrik terdiri dari kabel dengan inti tunggal atau banyak dan/atau
busduct dari berbagai tipe, ukuran dan kemampuan.
2. Peralatan pada papan hubung bagi seperti pemutus atus, saklar, tombol,
alat ukur dan lain-lain harus ditempatkan dengan baik sehingga
memudahkan pengoperasian dan pemeliharaan oleh petugas.
3. Jaringan yang melayani beban penting, seperti pompa kebakaran, lift
kebakaran, peralatan pengendali asap, sistem deteksi dan alarm kebakaran,
sistem komunikasi darurat dan beban penting lainnya harus terpisah dari
instalasi beban lainnya dan dilindungi terhadap kerusakan dan atau
bencana lain.
BAB V
SISTEM FASILITAS
AIR

Persyaratan Air Bersih

Rumah sakit adalah tempat yang unik. di dalamnya terdapat orang-orang


yang menginap layaknya hotel, ada orang yang bekerja layaknya di kantor, ada juga
restoran dan dapur yang melayani orang yang menginap dan bekerja tadi. Lebih
rumit lagi, rumah sakit ada alat-alat besar yang mendukung operasionalnya seperti
genset, boiler, clarifier (pemasok air panas) dan alat-alat kesehatan seperti mesin
haemodialysa, alat penguji darah dan sejumlah peralatan lain,maka ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi,antara lain;
1. Harus tersedia air bersih yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan atau
dapat mengadakan pengolahan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
2. Tersedia air bersih minimal 500 liter/tempat tidur/hari
3. Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang
membutuhkan secara berkesinambungan
4. Tersedia penampungan air (reservoir) bawah atau atas
5. Distribusi air minum dan air bersih di setiap ruangan/kamar harus
menggunakan jaringan perpipaan yang mengalir dengan tekanan positif.
6. Penyediaan fasilitas air panas dan uap terdiri atas unit boiler, sistem
perpipaan dan kelengkapannya untuk distribusi ke daerah pelayanan
7. Dalam rangka pengawasan kualitas air maka rumah sakit harus melakukan
inspeksi terhadap sarana air munum dan air ebrsih minimal 1 (satu) tahun
sekali.
8. Pemeriksaan kimia air minum dan atau air bersih dilakukan minimal 2
(dua) jali setahun (sekali pada musim kemarau dan sekali pada musim
hujan), titik sampel yaitu pada penampungan air (reservoir) dan keran
terjauh dari reservoir.
9. Rumah sakit telah menggunakan air yang sudah diolah seperti dari PDAM,
sumur bor dan sumber lain untuk keperluan operasi dapat melakukan
pengolahan tambahan dengan cartridge filter dan dilengkapi dengan
desinfeksi menggunakan ultra violet.
10. Ruang farmasi dan hemodialisis : yaitu dari air yang dimurnikan untuk
penyiapan obat, penyiapan injeksi dan pengenceran dalam hemodialysis
A. Sistem Air Bersih di Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo
Sistem yang digunakan adalah dengan menngunakan 2 buah sumber air, yaitu:

1. PDAM
Adalah alah satu unit usaha milik daerah, yang yang bergerak dalam
distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap
provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM
merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang
diawasi dan dimonitor oleh aparat aparat eksekutif maupun legislatif
daerah. Rumah sakit umum daerah Kertosono menggunakan air PDAM
sebagai support pasokan pengadaan air bersih selain dari air tanah.

2. Air Tanah
Adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air Selain
air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat
penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan
baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk
kepentingan industri, termasuk di rumah sakit umum daerah kertosono ini,
yang dipompa menggunakan mesin pompa tanam sibel.

B. Instalasi Pengolahan Air Limbah


Instalasi pengolahan air limbah di Rumah sakit umum daerah Tora Belo berupa;

1. Saluran
Pemeliharaan dan saluran diatas secara periodik tiap bulan dapat berupa:
a. Penggelontoran air.
b. Penyemprotan air dengan tekanan tinggi
c. Pengambilan endapan.
2. Lubang Pemeriksa (Bak Kontrol/Main Hole)
3. Pemeliharaan Kloset
4. Tangki Septik
5. Bak Pengumpul/Pengangkat
6. Instalasi Pengolahan Biologis Dengan Anaerobic Filter
7. Bak Penampung Lumpur
8. Bak Pengering Lumpur
9. Bak Kaporisasi
BAB VI
SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor:


390/KPTS/M/2002 maka pengadaan system tanggap darurat pada suatu instansi kebakaran
harus tersedia. Sistem tanggap darurat kebakaran adalah suatu sistem yang di sediakan
dalam suatu bangunan untuk menanggulangi bahaya kebakaran. Sistem pamadam
kebakaran pada suatu instansi dengan gedung berlantai satu maupun bertingkat tinggi adalah
wajib hukumnya untuk di sediakan. Mengingat terutama dalam suatu gedung bertingkat akan
timbul keterbatasan tindakan yang dapat di lakukan penghuni untuk menyelamatkan diri saat
terjadi kebakaran. Selain itu proses penyelamatan para penghuni pun juga akan sulit di
lakukan oleh dinas pemadam kebakaran di sebabkan tingginya lokasi.
Peralatan dan perlengkapan untuk penanggulangan kebakaran meliputi
antara lain :
A. Sistem deteksi dan alarm kebakaran
B. Sistem Apar
C. Sistem Sprinkler
D. Sistem Hydran

A. SISTEM DETEKSI DAN ALARM KEBAKARAN


Sistem alarm kegawatdaruratan merupakan perangkat yang berfungsi mendeteksi
dan memperingatkan orang-orang di sekitarnya melalui suara ketika terdeteksi asap, api,
karbon- dioksida, dan keadaan darurat lainnya.
Sistem alarm kegawat daruratan yang digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo
adalah alarm kebakaran dan heat detector.

I. SISTEM APAR
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah alat pemadam api portable yang
mudah dibawa, cepat dan tepat di dalam penggunaan untuk awal kebakaran, selain itu
pula karena bentuknya yang portable dan ringan sehingga mudah mendekati daerah
kebakaran. Oleh karena itu cara penggunaan APAR dan pemahaman terhadap fungsi-
fungsi serta bagaimana management penggunaan Alat Pemadam Api Ringan serta
tata letak APAR penting diketahui oleh setiap pegawai di Rumah Sakit, karenakan
fungsinya untuk penanganan dini dalam menangani kebakaran bisa semaksimal
mungkin.
Apar yang digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kertosono yaitu :

1. APAR Dry powder


II. Sistem Sprinkler
Salah satu sistem yang dianjurkan dalam sistem tanggap darurat kebakaran
untuk diinstal adalah instalasi sprinkler. Sistem ini bekerja dengan prinsip yang sama
seperti sistem hidran. sistem ini dikenal lebih sigap dalam melindungi bangunan dan
praktis dibandingkan harus memanggil petugas pemadam kebakaran ataupun
menunggu petugas yang profesional menggunakan sistem hidran. Sistem sprinkler
bekerja secara otomatis artinya tidak dibutuhkan orang lain untuk mengendalikan atau
mengoperasikannya. Sistem Sprinkler akan aktif jika detektor telah mendeteksi adanya
kebakaran di ruangan tersebut, air pemancar yang keluar dari kepala sprinkler memiliki
daya tekan yang tinggi akibat lubang orifice pada kepala sprinkler dan tekanan dari
pompa sehingga air pemancar yang keluar akan memadamkan ke seluruh area, dan
penerapannya di lapangan harus sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum,
Nomor 26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada
bangunan gedung dan lingkungan,dan juga SNI 03-3989-2000 atau edisi terakhir;Tata
Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatis Untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.

III. Sistem Hydran


Jaringan sistem hydran biasanya terdiri dari pompa hydrant yang diletakan secara
khusus dalam sebuah ruang yang disebut dengan rumah pompa, tandon air yang
secara khusus digunakan untuk mensuplai air untuk kebutuhan hydrant itu sendiri,
jaringan pipa hydrant sebagai distribusi air yang dipasang menuju titik pilar hydrant .
Pembuatan tandon air ( ground tank ) pada fire hydrant system idealnya dibuat
secara khusus untuk memenuhi kebutuhan fire hydran itu sendiri, peruntukanya tidak
di manfatkan hal hal lain seperti kebutuhan air bersih. Pada beberapa kasus sering
terjadi tandon air pada fire hydrant penggunaanya dicampur untuk memenuhi
kebutuhan air bersih. Hal ini sangat tidak disarankan karena penggunaan air bersih
akan mennganggu kesiapan kebutuhan air saat fire hydrant bekerja. Tandon air
( ground tank) kapasitas daya tampungnya harus disesuaikan dengan kemampuan
pompa, artinya saat kebakaran terjadi dan fire hydrant dijalankan jangan sampai
ketersediaan air tidak mencukupi atau kehabisan air sebelum bantuan dinas
kebakaran setempat tiba untuk memberikan bantuan. Penempatan tandon air
disarankan terpasang dengan posisi diatas pompa hydrant atau dengan kata lain
permukaan dasar dari tandon air harus diatas ketinggian pompa hydrant ( fire pump ).
Fire Hydrant Pump dibuat dengan memperhitungkan kemungkinan tidak adanya
daya dari PLN maka fire hydrant pump harus dirancang agar tetap dapat bekerja saat
PLN melakukan pemadaman, karena unutk menghadapi setiap kasus kebakaran PLN
akan selalu melakukan pemadaman jaringan listrik agar kebakaran tidak menyebar
kemana mana,maka dari itu harus dirancang agar pompa pemadam kebakaran dapat
tetap bekerja saat jaringan listrik dipadamkan.
Instalasi Pompa Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran, terdiri mulai dari
tangki/reservoir air bawah/atas, sampai ke awal pipa tegak. Instalasi ini meliputi :

1. tangki air;
2. instalasi pipa isap,
3. pompa kebakaran,
4. pompa jockey;
5. penggerak pompa kebakaran dan pompa jockey; dan
6. instalasi pipa tekan.
BAB VII
SISTEM GAS MEDIS

Sistem gas medis merupakan instalasi untuk memenuhi kebutuhan dari gas untuk
medis. Instalasi gas medis telah dikembangkan untuk mengeliminasi kesulitan-kesulitan
penggunaan gas medik secara konvensional. Dalam sistem ini, silinder gas tekanan tinggi,
compressor dan pompa vacuum di sentralisasi di suatu tempat, kemudian gas-gas dan udara
tersebut dialirkan ke ruangan melalui pemipaan.
Gas medis yang digunakan di rumah sakit adalah elemen pendukung kehidupan yang
berpengaruh langsung dalam mempertahankan hidup pasien. Oleh karena itu, pada bagian
dimana gas medis digunakan, gas tersebut harus bersih, memiliki kemurnian tinggi dan
tersedia dengan tekanan yang stabil.
Gas medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kertosono menggunakan 2 buah system yaitu :
1. Sentral
Gas medis sentral di Rumah Sakit umum Daerah Kertosono menggunakan Oksigen
Liquid sebagai pemasok kebutuhan oksigen utama di ruang perawatan .

2. Tabung
Untuk ruangan yang belum terpasang instalsi Oksigen sentral masih menggunakan
tabung Oksigen dengan kapasitas tabung 6 m3 dan untuk transfer pasien menggunakan
tabung 1 m3 Pada ruang Instalasi Bedah Sentral menggunakan tabung N2O dengan
kapasitas 25 kg.

Anda mungkin juga menyukai