Lamtiur Sirait
Miftah Hulwardah
i
TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul tepat waktu.
Makalah ini guna memenuhi tugas dari mata kuliah asuhan kebidanan social, budaya,
humaniora, dan spiritual konteks dalam kebidanan. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Julietta Hutabarat, SST, M.Kes
selaku Dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
teman pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini
dapat berguna untuk para pembaca dan semoga makalah ini dapat lebih baik lagi untuk ke
depannya. Dan apabila terdapat banyak kesalahan dari makalah ini, maka penulis minta maaf
yang sebesar-besarnya. Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
1.4 Manfaat.............................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
2.1 Skrining Prakonsepsi..............................................................................................................2
2.2 Keguguran.............................................................................................................................3
2.3 Penggunaan kontrasepsi sebelumnya.....................................................................................6
2.4 Haid Tidak Teratur.................................................................................................................7
BAB III...........................................................................................................................................9
PENUTUP......................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang Ilmu kebidanan dan Ilmu Humaniora, sebenarnya 2 ilmu yang berbeda
antara satu dengan yang lain. Namun, ternyata keduannya memiliki hubungan yang saling
melengkapi. Pelayanan kebidanan tanpa dilandasi konsep humaniora bisa dikategorikan
tindak kriminal karena baik secara langsung maupun tidak langsung, tindakan tidak
manusiawi tersebut akan merampas hak klien sebagai pengguna layanan kebidanan. Hal ini
tentunya merugikan bagi pengguna jasa maupun pelaksana pelayanan dalam hal ini adalah
bidan.
Bagi bidan yang tidak menerapkan ilmu humaniora bisa dikatakan telah melanggar kode
etiknya dan kepadanya diberikan sanksi yang tegas atas kelalaian yang dibuat baik sengaja
maupun tidak disengaja. Ilmu social budaya Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi
pola kehidupan manusia.
Di era globalisasi sekarang ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem menuntut
semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang kini
banyak merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan
anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di
dalam masyarakat dimana mereka berada. Bisadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan
pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan
sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan,
seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak.
Menjadi seorang bidan bukanlah hal yang mudah. Seorang bidan harus siap fisik maupun
mental, karena tugas seorang bidan sangatlah berat. Bidan yang siap mengabdi di kawasan
pedesaan mempunyai tantangan yang besar dalam mengubah pola kehidupan masyarakat
yang mempunyai dampak negative terhadap kesehatan masyarakat. Tidak mudah mengubah
pola pikir ataupun sosial budaya masyarakat. Apalagi masalah proses persalinan yang umum
masih banyak menggunakan dukun beranak. Ditambah lagi tantangan konkret yang dihadapi
bidan di pedesaan adalah kemiskinan, pendidikan rendah, dan budaya. Karena itu,
iv
kemampuan mengenali masalah dan mencari solusi bersama masyarakat menjadi
kemampuan dasar yang harus dimiliki bidan. Untuk itu seorang bidan agar dapat melakukan
pendekatan 4 terhadap masyarakat perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut,
yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan
kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai,agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
Konsep spiritualitas merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam pelayanan
kebidanan. Price et al. (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “The Spiritual Experience
of High‐Risk Pregnancy” menyebutkan bahwa aspek spiritualitas membantu dalam
mengatasi stres pada kehamilan risiko tinggi, dan diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan
ibu dan janin. (https://pdfcoffee.com/makalah-humanioradocx-pdf-free.html)
1.3 Tujuan
A. Supaya pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan humaniora.
B. Agar pembaca dapat mengetahui hubungan ilmu humaniora dalam konteks kebidanan.
C. Supaya pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan social budaya.
D. Agar pembaca dapat mengetahui hubungan ilmu social dalam konteks kebidanan.
E. Supaya pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan spiritual.
F. Agar pembaca dapat mengetahui hubungan ilmu spiritual dalam konteks kebidanan.
1.4 Manfaat
v
Manfaat yang diambil yaitu dapat memahami serta mengaplikasikannya ilmu
sosial, budaya, dan humaniora dalam kehidupan sehari-hari, serta menerapkannya sesuai
dengan ilmu kebidanan yang dipelajari.
BAB II
PEMBAHASAN
Sosial menurut Lena Dominelli adalah bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia
sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh didalamnya. Edward B. Tylor
berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terdapat
kepercayaan, pengetahuan, kesenian, moral, adat istiadat, hukum dan kemampuan-kemampuan lain
yang diperoleh seseorang sebagai bagian dari masyarakat.
Kebudayaan cultuur (bahasa Belanda) culture (bahasa Inggris) (bahasa Arab) berasal dari bahasa
Latin colere" yang artinya mengolah, mengerjakan menyuburkan dan mengembangkan, terutama
mengolah tanah atau bertani. Berkembanglah arti culture sebagai segala daya dan aktivitas manusia
untuk mengolah dan mengubah alam.
Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta Budhayah
yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Jadi kebudayaan adalah hasil budi atau akal
manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Menurut EB Taylor dalam Ahmadi (1997) Kebudayaan adalah: komplikas (jalinan) dalam
keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keagamaan, hukum, adat
istiadat serta lain-lain kenyataan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia sebagai anggota
masyarakat. Menurut Ki Mangunsarkoro kebudayaan adalah segala sesuatu yang merupakan hasil kerja
jiwa manusia dalam arti yang seluas-luasnya
a) Bidan sebagai barisan pertama dalam masyarakat untuk menangani masalah Kesehatan.
vi
Hal ini menambah peluang bidang untuk menangani masalah kemasyarakatan yang
Sangat memerlukan aturan humaniora dalam menjalankan kehidupannya.
Yang mana berhadapan langsung dengan masyarakat itu sendiri. Bidan seringkali
Dianggap sebagai seseorang yang tau segala hal, mampu mengobati banyak penyakit
Baik yang berhubungan dengan kebidanan maupun masalah kesehatan secara umum.
d) Bidan memiliki peluang besar dalam hal aborsi.pembatasan kelahiran yang hingga
Kini masih menjadi teka-teki masih kurang jelasnya status ilegal dari aborsi.
Dalam memberikan pelayanan kepada klien, bidan harusnya memenuhi kode etik
dan
Sumpah profesi yang telah dilakukan sebelum terjun menjadi bidan antara lain :
Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan kewajiban bidan terhadap
profesinya
vii
Kode etik inilah yang menjadi pembatas tindakan-tindakan yang boleh dan tidak
boleh
Dilakukan oleh bidan yang tentunya harus dilandasi ilmu humanira sehingga mampu
Memuliakan klien.
b) Aborsi
Mengakibatkan kematian janin. Aborsi ini menjadi illegal bila dilakukan dengan
Sengaja khusunya dalam hal ini adalah dilakukan oleh tenaga bidan untuk
menghentikan
Otomatis bidan yang memegang teguh kode etik dan memegang konsep humaniora tidakan
melakukan aborsi ini. Karena selain bukan merupakan kewenangannya, juga diluar
c) Pembatasan Kehamilan
pembatasan kehamilan. Dalam hal ini merujuk pada 2 sistem pembatasan kelahiran yaitu
promotif untuk memiliki 2 anak saja dan adanya keluarga berencana. Sebenarnya KB ini
dapat memicu kontra terkait pelanggaran hak manusia dalam meneruskan keturunan.
Namun setelah dikaji lebih mendalam, hal ini tidaklah melanggar peri kemanusiaan yang
tentunya juga disendingkan dengan alasan-alasan yang logis. Sehingga diperlukan bidan
tugasnya.megang
viii
1. Karakteristik Responden
3. Praktik Persalinan
Bidan paling banyak dipilih oleh responden sebagai penolong persalinan (63,3%)
disusul dengan dukun bayi (18,4%). Beberapa alasan yang dikemukakan oleh responden
terhadap penolong persalinan yaitu faktor pengalaman kerja (33,3%), kompeten dalam
bidangnya (30%), sedangkan 35% lainnya mempunyai alasan pengalaman pertolongan
persalinan sebelumnya, pelayanan lengkap (terutata dukun Bayi) dan alasan keterdekatan
dengan rumah responden. Lokasi tempat pelayanan (kedekatan dengan tempat tinggal)
serta peralatan lengkap dan tenaga trampil merupakan alasan terbanyak mengapa mereka
memilih sarana pelayanan. Walaupun ada 43,3% yang menyatakan setuju dilayani oleh
dokter / bidan perempuan tetapi 50% lainnya yang tidak memasalahkan bila dilayani oleh
dokter pria. Hal yang menggembirakan, senada dengan keterlibatan suami dalam periksa
kehamilan, hampir semua responden (93,4%) menyatakan suami mereka berpartisipasi
dalam menyambut persalinan bayi mereka.
ix
(MASUKAN GAMBAR TABEL 1)
Dalam hal praktek perawatan selama masa nifas (setelah ibu melahirkan sampai
dengan sekitar 35- 40 hari) beberapa data dapat dipaparkan. Minum jamu yang
merupakan kebiasaan sebagian masyarakat suku Jawa juga dilakukan oleh hampir semua
responden saat nifas. Hanya satu orang (1,7%) yang dengan jujur menyatakan melakukan
hubungan seksual saat nifas, walaupun ini tidak dianjurkan oleh kesehatan dan juga
agama (Islam). Selama masa nifas sebagian responden (41,7%) berpantang
mengkonsumsi daging dan ikan. Pijat badan untuk mengembalikan kebugaran tubuh
setelah bersalin dilakukan oleh 83,3% responden.
(GAMBAR TABEL 2)
Selama kehamilan, biasanya si ibu akan melakukan berbagai upaya agar bayi dan
ibunya sehat dan dapat bersalin dengan selamat, nor mal dan tidak cacat. Sebagian
masyarakat masih berpantang makan makanan tertentu seperti udang atau kepiting dan
buah nanas, walaupun menurut kesehatan pantangan makanan tertentu Tidak dibenarkan
apalagi kalau makanan tersebut bergizi. Selama kehamilan juga ada pantangan yang
harus diperhatikan ibu dan bapak misal: tidak boleh menyiksa atau membunuh binatang
x
dan tidak boleh mengejek orang yang cacat supaya si bayi dapat lahir dengan selamat dan
tidak cacat. Terutama keluarga dengan tingkat sebagai simbol pendidikan yang cukup
tinggi, seiring dengan kemajuan jaman sudah banyak yang tidak mempercayainya begitu
juga dengan sebagian responden penelitian.
(GAMBAR TABEL 3)
Informan/ responden dari tokoh masyarakat, Tokoh agama dan PLKB menjelaskan
bahwa sebagian besar masyarakat di Kabupaten Jepara Masih memperingati upacara 7
bulan bayi dalam kandungan khususnya bagi anak pertama, termasuk sebagian besar
responden ibu yang telah diwawancarai. Di daerah lain pada suku Jawa upacara tersebut
disebut mitoni, sedangkan di Kabupaten Jepara disebut Munari. Munari merupakan
upacara selamatan Dengan nasi tumpeng yang puncaknya adalah nasi ketan berwarna
kuning yang diibaratkan cahaya sebagai simbol bahwa pada usia kehamilan ketujuh si
janin sudah mempunyai roh atau nyawa. Acara munari ini seringkali dilengkapi dengan
upacara seperti halnya mitoni yaitu si ibu ganti kain tujuh kali, memecahkan kelapa
gading yang berukir gambar tokoh wayang Dewa Kamajaya dan Dewi Kamaratih (dua
dewa /dewi dalam pewayangan yang terkenal ketampanan dan kecantikannya) dengan
harapan si bayi nantinya akan tampan seperti Dewa Kamajaya dan cantik seperti Dewi
Kamaratih.Upacara ini seringkali dipimpin oleh dukun bayi atau orang yang dituakan di
dalam keluarga tersebut. Di dalam upacara tersebut suami harus terlibat dalam rangkaian
upacara.
(GAMBAR TABEL 4)
xi
Kandungan ke bidan / dokter, berusaha memenuhi
xii
Muis (1996) dalam penelitiannya di Kota
xiii
keluarga untuk merujuk ibu bersalin ke rumah
sakit.
dan diberi kembang telon (bunga tiga warna) dan dikuburkan di depan rumah/ teras
serta
situ.
xiv
atau brokohan atau selapanan yaitu upacara
kelahiran bayinya.
xv
dukun bayi dalam hal tertentu sulit digantikan oleh
xvi
kekahan atau aqiqah yaitu ungkapan rasa
mampu.
xvii
agama Islam yang mayoritas mereka anut.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perilaku
xviii
(bibir sumbing) atau bayi lahir dengan sungsang
1. Secara Umum
Humaniora, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (Balai Pustaka: 1988), adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap bertujuan
membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti membuat manusia lebih berbudaya.Humaniora
adalah suatu pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari terutama untuk orang yang
berprofesi sebagai bidan.Dimana membuat manusia lebih manusiawi agar tidak terjadi tindakan
yang berprerikemanusiaan.
xix
yaitu logika, retorika dan gramatika.Pada hakikatnya humaniora adalah ilmu-ilmu yang
bersentuhan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang mencakup etika, logika, estetika, pendidikan
dapat diartikan sebuah disiplin akademik yang mempelajari kondisi manusia, menggunakan
metode yang terutama analitik, kritikal, atau spekulatif, sebagaimana dicirikan dari sebagian
besar pendekatan empiris alami dan ilmu sosial (Risneni, asih dan Rodliyah, 2016).
2. Secara Khusus
Menurut hemat saya, pengertian humaniora menurut Dilthey inilah yang kemudian
diambil alih ke dalam diskusi tentang pendidikan humaniora di Indonesia pada masa Nugroho
Notosusanto ketika menjadi Menteri pendidikan dan kebudayaan, dimana ilmu – ilmu
humaniora dalam bentuk klasiknya seperti yang terdapat dalam pendidikan di Barat.
Satu hal yang perlu diketahui bahwa pengertian humaniora sebagai pendidikan yang
harus membuat orang menjadi lebih manusiawi tidaklah berarti menyingkirkan pelajaran-
pelajaran umum. Jadi, pendidikan humaniora dalam pengertian klasik harus dibedakan dengan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Humaniora adalah pelajaran yang
sangat penting untuk dipelajari terutama untuk orang – orang berprofesi sebagai bidan dimana
ilmu humaniora membuat manusia lebih manusiawi agar tidak terjadinya tindakan yang tidak
berprikemanusiaan.
Humaniora dalam ilmu kebidanan merupakan studi yang memusatkan perhatiannya pada
xx
Alasan penerapan ilmu Humaniora dalam ilmu kebidanan yaitu bidan adalah seseorang pada
aturan humaniora dalam menjalankan profesi di kehidupannya. Seorang bidan akan menangani
kehamilan, menolong persalinan, nifas, dan menyusui yang keseluruhan mencangkup setengah
dari masa kehidupan manusia. Bidan juga memiliki peluang untuk melakukan aborsi yang dapat
membatasi kelahiran manusia maka dari itu sungguh penting ilmu humaniora diterapkan di ilmu
kebidanan.
sejak William Caxton (1422-1491) (Enycl Britt, 1973) agama dipisahkan dari humaniora yang
diturunkan kepada manusia melalui wahyu, yang dibawakan oleh utusan-NYA.Nilai-nilai religius
seharusnya merupakan nilai – nilai yang paling dasar dari segala tata nilai dan karena itu ada titik
temu dengan nilai – nilai budaya yang dikembangkan manusia (Muljohardjono, 2004).
Humaniora adalah salah satu Ilmu pengetahuan yang mempelajari apa yang diciptakan atau
diperhatikan manusia. Pengertian lain menyebutkan bahwa humaniora adalah ilmu yang
berkaitan dengan rasa seni yang dimiliki oleh manusia, seperti seni sastra, musik, pahat, lukis,
dan sebagainya. Berangkat dari pemahaman tentang manusia yang demikian , maka ilmu
Ruang lingkup humaniora awalnya hanya mencakup bahasa dan sastra klasik, tetapi
kemudian berkembang seperti teologi, filsafat, ilmu hukum, ilmu sejarah, fisiologi, ilmu bahasa,
Tujuan humaniora adalah membuat manusia lebih manusiawi dalam arti membuat
manusia lebih berbudaya. Sedangkan tujuan lebih lanjut dijelaskan, bahwa muara dari ilmu
humaniora adalah munculnya sosok yang humanis yakni orang yang mendambakan dan
xxi
memperjuangkan terwujudnya pergaulan yang lebih baik , berdasarkan asas - asas
Bidan sebagai petugas kesehatan dan pemberi pelayanan kebidanan dapat menerapkan
ilmu humaniora dalam pancasila karena berdasarkan mukadimah dalam kode etik kebidanan
Indonesia sudah sewajarnya berdasarkan pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan ideal dan
Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi bidan, kode
etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan
terhadap remaja putri, wanita pranikah, wanita prahamil, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu
menyusui bayi, dan balita pada khususnya, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi insan
bangsa yang sehat jasmani dan rohani dengan tetap memperhatikan kebutuhan pemeliraan
Sebagai profesi bidan mempunyai pandangan hidup pancasila. Seorang bidan menganut
filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua manusia adalah makhluk bio-
psiko-sosial-kultural dan spiritual yang unik dengan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh
pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan
xxii
1) Menyebarluaskan informasi/perundang-undangan yang dipelajari kepada anggota
pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan, terutama pelayanan KIA
a. Bidan harus menyampaikan laporan kepada setiap jajaran IBI tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas bidan di Daerah, termasuk faktor penunjang maupun
b. Mencoba membuat penelitian tentang masalah yang sering terjadi dimasyarakat yang
2) Berapa banyak animo masyarakat di suatu daerah terhadap fasilitas KIA/KB yang telah
disediakan pemerintah
pernyataan simbolisnya merupakan bagian integral dari sistem budaya. Kandungan pendidikan
masyarakatnya. Dalam setiap kelompok masyarakat, pendidikan itu diselenggarakan baik secara
formal melalui sebuah lembaga pendidikan, maupun secara informal melalui berbagai bentuk
komunikasi sosial.
xxiii
Dari setiap locus pendidikan humaniora tadi akan kita kemukakan bagaimana
pelembagaan, isi, dan efek yang dimaksud oleh pendidikan itu. Secara sekilas akan terlihat
bagaimana nilai-nilai dan simbol diproduksikan, siapa yang melakukan kontrol atas nilai-nilai dan
simbol dan bagaimana distribusi nilai dan simbol itu dilakukan. Pelembagaan pendidikan
humaniora ini menjadi sangat penting jika dilihat kaitannya dengan kandungan nilai yang
1. Secara Umum
Proses pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktek
suatu profesi dan keberadaanya sangat penting karena akan menentukan tindakan selanjutnya.(
Menurut GeorgeR. Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada.
2. Secara Khusus
meminimalkan ketidaksenangan
xxiv
b. Teori Deontology menurut Immanuel Kant yaitu sesuatu dikatakan baik bila bertindak baik.
c. Teori Hedonisme menurut Aristippos yaitu sesuai kodratnya, setiap manusia mencari kesenangan
d. Teori Eudemonisme menurut Filsuf Yunani Aristoteles, bahwa dalam setiap kegiatan manusia
mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita.
Dalam pengambilan suatu keputusan seorang bidan harus berpegang teguh pada kode etik
profesi bidan sebagai tenaga professional dan harus mempertanggung tanggung jawabkan
tindakan yang dilakukannya. Dalam kasus ini (Aborsi) terbukti bahwa bidan melakukan praktek
Aborsi yang seharusnya tidak boleh karena termasuk tindakan kriminal dan melanggar
Dalam pengambilan suatu keputusan seorang bidan harus berhati – hati dalam memberikan
pelayanan kepada pasiennya. Sehingga pelayanan atau tindakan yang diberikan tidak merugikan
pasien dan berdampak pada kesehatan pasien. Oleh karena itu bidan harus selalu
memperhatikan apa yang dibutuhkan pasien sehingga kita mampu memberikan pelayanan yang
komprehensif dan berkualitas. Bidan harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang
cukup mendalam agar setiap tindakanya sesuai dengan standar profesi dan kewenangannya.
Jadi pengambilan keputusan dalam praktek kebidanan merupakan suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakekat suatu masalah yang difokuskan untuk memecahkan masalah
secepatnya dimana individu harus memiliki kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan
pendidikan dan pengalaman yang berharga dan cukup efektif dalam pemecahan masalah.
1. Secara Umum
xxv
Proses penyembuhan penyakit tidak hanya ditangani oleh dokter. Dengan meningkatnya
variasi penyakit dan kerumitan tekhnologi kedokteran, diperlukan bantuan tenaga lain, seperti
perawat, bidan, penata rotgen, ahli gizi, ahli sanitasi, dan sebagainya. Yang kesemuanya
bergabung menjadi tim “petugas kesehata”. Ruang lingkup pelayanan dan pemeliharaan
kesehatan, pencegahan penyakit dan rehabilitasi yang dilayani tidak saja individu pasien,
kesehatan tidak lagi terbatas pada pendekatan individual saja melainkan juga pendekatan
perilaku. Maka ahli ahli ilmu social, khususnya ilmu perilaku memperkuat tim petugas kesehatan
2. Secara Khusus
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, system pelayanan
No. 36 tahun 2014 merupakan setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan untuk
jenis tertentu yang memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Tenaga
kesehatan juga memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga mampu mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomi.Tenaga kesehatan memiliki petugas yang dalam ruang lingkup
kerjanya saling berkaitan yaitu Dokter gigi, Perawat, Bidan, dan ketenaga medis lainnya
xxvi
Dalam pengambilan suatu keputusan seorang bidan seharusnya tidak melakukan hal yang
berada di luar kewenangannya, terlebih lagi jika keputusan tersebut dapa membahayakan
nyawa pasien. Dalam contoh kasus aborsi, jika ada seorang pasien yang datang untuk melakukan
aborsi sebaiknya sebagai seorang bidan memberikan konseling mengenai bahaya yang
ditimbulkan oleh aborsi tersebut dan dapat melanggar etika, moral, hukum serta bertentangan
dengan agama.
2. 10 Pengertian Spiritual
Hingga saat ini masih terjadi perdebatan terkait definisi spiritualitas. Donia
Baldacchino (2015) dalam publikasinya yang berjudul Spiritual Care Education of Health
Konsep spiritualitas merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam pelayanan
Kebidanan. Price et al. (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “The Spiritual
dalam mengatasi stres pada kehamilan risiko tinggi, dan diyakini dapat Meningkatkan
kesejahteraan ibu dan janin. Fatma Sylvana Dewi Harahap (2018) Dalam publikasinya
memperhatikann keseimbangan fisik, psikis dan spiritual pada Wanita dengan risiko
Dalam publikasi yang sama, Fatma Sylvana Dewi Harahap (2018) dengan mengutip
Dari berbagai sumber menyebutkan efek positif dari pemenuhan kebutuhan Spiritualitas
dalam asuhan kebidanan, baik saat kehamilan, persalinan, maupun nifas yang dikutip
dari berbagai sumber. Dalam kehamilan, asuhan kebidanan yang diberikan secara
seimbang, baik aspek fisik, psikis, dan spiritual akan meningkatkan derajat kesehatan,
serta menghindarkan kecemasan. Kondisi ini jika dijaga, dapat meningkatkan keyakinan
xxvii
ibu hamil serta menghindarkan ibu dari persoalan psikologis saat menghadapi dan
Asuhan kebidanan yang dilakukan secara holistik pada masa kehamilan berdampak
menyebabkan
kebidanan yang
penuh
xxviii
Education of Health Care Professionals menyebutkan bahwa dalam
Untuk menemukan makna dan tujuan dari hidup, termasuk berkaitan dengan
Spiritual care dapat membantu klien untuk dapat bersyukur dalam kehidupan
mereka,
xxix
Mendapatkan ketenangan dalam diri, dan menemukan strategi dalam menghadapi
rasa
Sakit maupun ketidaknyamanan yang dialami, baik dalam masa kehamilan, maupun
Persalinan. Selain itu, hal ini juga akan membantu klien dalam memperbaiki konsep
diri
Bahwa kondisi sakit ataupun tidak nyaman yang dialami juga bentuk lain dari cinta
yang
Merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kebutuhan klien. Ibu dan bayi
yang
Sehat, fase tumbuh kembang anak yang sehat, serta menjadi manusia yang berhasil
dan
xxx
Berkontribusi positif bagi masyarakat merupakan harapan bersama. Bidan sebagai
tenaga
Kesehatan yang berperan dalam kesehatan ibu dan anak diharapkan agar dapat
dilakukan
S2
1. Keluarga Berencana
xxxi
Pandangan agama islam terhadap pelayanan keluarga berencana. Ada dua
pendapat
kontrasepsi.
Karena ada beberapa yang mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah
kontrasepsi
Tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan sehingga ibu tersebut dapat
Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat
memberikan
Rasa aman kepada ibu. Karena persalinan dengan factor resiko/resiko tinggi dapat
xxxii
Mengancam keselamatan jiwa ibu. Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu
tidak
Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi. Mekanisme IUD belum jelas,
karena
IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel telur bahkan adanya IUD sel
mani
Masih dapat masuk dan dapat membuahi sel telur (masih ada kegagalan).
Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan dan
alat
Lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan pengontrolan IUD harus dilakukan
Khitan secara bahasa diambil dari kata “ khotana “ yang berarti memotong. Khitan
bagi
Laki-laki adalah memotong kulit yang menutupi ujung zakar, sehingga menjadi
terbuka.
Sedangkan khitan bagi perempuan adalah memotong sedikit kulit (selaput) yang
Menutupi ujung klitoris (preputium clitoris) atau membuang sedikit dari bagian klitoris
xxxiii
(kelentit) atau gumpalan jaringan kecil yang terdapat pada ujung lubang vulva bagian
atas
Kemaluan perempuan. Khitan bagi laki-laki dinamakan juga I’zar dan bagi
perempuan
Female
Tindakan ini tidak dikenal sama sekali dalam dunia medis. Pemotongan atau
pengirisan
Kulit sekitar klitoris apalagi klitorisnya sangat merugikan. Tidak ada indikasi medis
untuk
Mendasarinya. Seorang bidan di Jawa Barat pernah mengulas tentang hal ini karena
kelompok yang
Kesehatan.
berbeda
Pendapat dalam menghukuminya seperti halnya Imam Syafi’I, dan Imam Ahmad
Berpendapat Khitan juga wajib bagi anak perempuan, adapun sebagian besar ulama
NabiyuAllah
xxxiv
Muhammad SAW, dalam sebuah Hadist riwayat al-Zuhri:
“ Barang siapa yang masuk Islam, maka wajib baginya berkhitan walaupun ia sudah
Dewasa.”
1. Psikoseksual
sebelum
Menikah, kesetiaan sebagai istri, dan meningkatkan kepuasan seksual bagi laki-laki.
Terdapat juga pendapat sebaliknya yang yakin bahwa sunat perempuan akan
2. Sosiologi
Organ genitalia eksternal dianggap kotor dan tidak bagus bentuknya, jadi sunat
4. Mitos
xxxv
Meningkatkan kesuburan dan daya tahan anak.
5. Agama
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
( SARAN 1)
Kesehatan prakonsepsi adalah kondisi kesehatan orang tua sebelum terjadi pembuahan.
Kesehatan prakonsepsi harus tetap dioptimalkan sekalipun perempuan tidak
merencanakan kehamilan mengingat banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa
dirinya hamil padahal dirinya tidak merencanakan kehamilan. Prakonsepsi kesehatan
merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan antara perempuan dan laki-laki
selama masa reproduksinya. Pelaksanaan skrining prakonsepsi di Indonesia di atur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 Tentang pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan
pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual.
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan perempuan
dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi
yang sehat.
Kesehatan prakonsepsi adalah kesehatan baik pada perempuan maupun laki-laki selama
usia reproduktif yakni usia yang masih dapat memiliki keturunan. Tujuan kesehatan
prakonsepsi adalah untuk mencapai ibu dan anak dalam kondisi sehat.Masa prakonsepsi
merupakan masa sebelum hamil atau masa sebelum terjadi pertemuan sel ovum (sel telur)
dengan sperma.
Wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang
siap menjadi seorang ibu. Kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa anak-anak,
remaja, ataupun lanjut usia. Perbaikan kesehatan prakonsepsi berdampak pada
peningkatan kesehatan reproduksi dan dapat menurunkan resiko pengeluaran biaya yang
xxxvi
mungkin muncul karena masalah kesehatan reproduksi. Pelayanan prakonsepsi dianggap
sebagai komponen utama pelayanan kesehatan pada wanita usia subur (Dieny, dkk.,
2019).
(SARAN 2)
A. Kesimpulan
1. Pengertian Humaniora
Sosial budaya terdiri dari dua kata yaitu sosial dan budaya. Sosial berarti segala
Sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat sekitar. Sedangkan budaya berasal dari
kata bodhya yang artinya pikiran dan akal budi.
Sosial budaya merupakan segala hal yang di ciptakan manusia dengan pikiran
Dan budinya dalam kehidupan bermasyarakat.
xxxvii
5. Pengertian spiritual
Hingga saat ini masih terjadi perdebatan terkait definisi spiritualitas. Donia Baldacchino
(2015) dalam publikasinya yang berjudul Spiritual Care Education of Health Care
Professionals menyebutkan bahwa spiritualitas dapat diartikan sebagai sebuah
Kekuatan yang menyatukan semua aspek manusia, termasuk komponen agama,
Memberikan dorongan kepada seseorang untuk menemukan arti, tujuan, dan Pemenuhan
dalam kehidupan, serta dan menumbuhkan semangat untuk hidup.
B. Saran
Sebagai seorang bidan kita harus melaksanakan tugas kita sesuai dengan kontek ilmu
Humaniora , social budaya dan ilmu spiritual dan harus sesuai dengan sop
xxxviii
DAFTAR PUSTAKA
bin:angpustaka.com
https://id.scribd.com/document/354420323/Peran-Bidan-Terhadap-Perilaku-Sosial-
Budaya-Dalam-Praktek-Kebidanan
xxxix