DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................2
A. Latar Belakang.......................................................................................................2
B. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II ISI.........................................................................................................................3
A. Pengertian Alkil Halida..........................................................................................3
B. Tatanama Senyawa Halida.....................................................................................4
C. Sifat Senyawa Organik Halida...............................................................................6
D. Reaksi-Reaksi pada Senyawa Organik Halida........................................................7
E. Pembuatan Senyawa Organik Halida.....................................................................9
F. Kegunaan Alkil Halida......................................................................................... 12
BAB III KESIMPULAN.................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 14
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Halida adalah senyawa biner, dimana salah satu bagiannya adalah
salah satu atom halogen dan bagian lainnya adalah elemen lainnya atau
radikal yang mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil daripada
atom halogen, untuk membentuk senyawa fluorida, klorida, bromida,
iodida, atau astatin. Kebanyakan garam merupakan halida. Semua logam
pada elemen grup 1 akan membentuk halida yang berbentuk padatan putih
dalam suhu ruangan. Ion halida adalah atom hidrogen yang mengikat
muatan negatif.Anion halida contohnya fluorida (F−), klorida (Cl−),
bromida (Br−), iodida (I−) dan astatin (At−).Semua ion ini terdapat pada
garam halida ion. (Kanginan marthen. 1995: 68)
Untuk membandingkan kereaktifan-kereaktifan halogenalkana,
berbagai halogenalkana diperlakukan dengan sebuah larutan perak nitrat
dalam sebuah campuran etanol dengan air. Tidak ada lagi zat lain yang
ditambahkan. Setelah beberapa lama, endapan-endapan muncul ketika ion-
ion halida (yang dihasilkan dari reaksi-reaksi halogenalkana) bereaksi
dengan ion-ion perak yang ada.
Senyawa alkil halida atau halogen organik adalah tiap senyawa
yang mengandung ikatan antara karbon dan halogen.Biasanya ditemukan
dari hasil sumber daya laut seperti ganggang (rumput laut).Senyawa
halogen organik ini dalam kehidupan sehari-hari dipakai dalam anestesi
hisap, pelarut dalam pencucian tanpa air, pestisida, penghilang lemak, dan
zat pendingin.
B. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah
1. Memahami tentang sifat-sifat alkil halida,
2. Mengetahui tata cara penamaan senyawa alkil halide
3. Mengetahui reaksi-reaksi dan pembuatan senyawa alkil halida
2
BAB II ISI
A. Pengertian Alkil Halida
Alkil halida adalah turunan hidrokarbon di mana satu atau lebih
hidrogennya diganti dengan halogen. Tiap-tiap hidrogen dalam
hidrokarbon potensil digantikan dengan halogen, bahkan ada senyawa
hidrokarbon yang semua hidrogennya dapat diganti. Senyawa terfluorinasi
sempurna yang dikenal sebagai fluorokarbon, cukup menarik karena
kestabilannya pada suhu tinggi.
Alkil halida juga terjadi di alam, meskpiun lebih banyak terjadi
dalam organisme air laut daripada organisme air tawar. Halometana
sederhana seperti CHCl3, CCl4, CBr4, CH3I, dan CH3Cl adalah unsur
pokok alga Hawai Aspagopsi taxiformis. Bahkan ada senyawa alkil halida
yang diisolasi dari organisme laut yang memperlihatkan aktivitas biologis
yang menarik. Sebagai contoh adalah plocamen B, suatu turunan
triklorosikloheksana yang diisolasi dari alga merah Plocamium violaceum,
berpotensi seperti DDT dalam aktivitas insentisidalnya melawan larva
nyamuk.
CH3
Cl CH3
Cl Cl
H
3
Perlu dicatat bahwa halogen adalah atom-atom berelektrogenatif
tinggi dan hanya kekurangan satu elektron untuk mencapai konfigurasi gas
mulia.Oleh karena itu halogen dapat membentuk ikatan kovalen tunggal
atau ionik yang stabil.
Ikatan antara gugus metil dengan fluor, klor, brom, dan ioda
3 3
terbentuk oleh tumpang tindih orbital sp dari karbon dengan orbital sp
dari fluor, klor, brom, dan iod.Kekuatan ikatan CX menurun dari metil
fluorida ke metil iodida. Hal ini mencerminkan prinsip umum bahwa
tumpang tindih orbital-orbital lebih efisien antara orbital-orbital yang
mempunyai bilangan kuantum utama yang sama, dan efisiensinya
menurun dengan meningkatnya perbedaan bilangan kuantum utama.
Perlu pula dicatat bahwa halogen adalah lebih elektronegatif
daripada karbon, sehingga ikatan C-X bersifat polar di mana karbon
+
mengemban muatan posisif partial (δ ) dan halogen muatan negatif
-
partial(δ ).Dengan demikian kerapatan elektron pada halogen lebih tinggi
daripada karbon.
δ+ δ-
C X
4
Dalam sistem iupac, substituent halogen diberi nama dengan awalan
seperti pada gugus alkil, misalnya : fluoro (-F), kloro (-Cl), bromo (-Br),
dan iodo (-I).Dalam nama umum, awalan n-, sek- (s-), dan ter- (t-) secara
berturut-turut menunjukkan normal, sekunder, dan tersier.
Br
Br
CH CH3
3
H2
HC C CH H3C CC Br
3 3
Br CH3
2-Bromo-2-metilpropana 1-Bromo-2,2-dimetilpropana
Cl
Br
7-bromo-2-chloro-5-isopropyl-2,7-dimethylnonane
5
Br
H
2
Br CC Br
H3C C CH3
H H2
1,1-dibromoetana 1,2-dibromoetana
(gem-dibromoetana) (vic-dibromoetana)
6
sec-Butil bromide CH3CH2CHBrCH3 -112 68 1,259
1. Reaksi Subtitusi
Reaksi yang penting dalam alkil halida adalah reaksi subtitusi
nukleofilik. Dalam reaksi ini nukleofil ynag menyerang dapat berupa
anion (OH-, CN-, dan sebagainya). Dan dapat pula berupa molekul polar
7
Contoh-contoh reaksi subtitusi nukleofilik:
a. Pembuatan alkohol primer dengan mereaksikan alkil halida primer
dengan larutan NaOH dalam air dan panas
H2O H
2
H2
+NaOH + NaBr
H3CCBr H3CC OH
e. Pembuatan nitril (alkil sinida) dari alkil halide dengan perak sianida
C2H5Br + AgCN C2H5 N C + AgBr
H2 H2 H2
+ 2Na + 2NaBr
2 H3C C Br H 3C C CCH3
h. Pembuatan pereaksi Grignard
Bila suatu alkil halida direaksikan dengan logam Mg dalam pelarut
eter kering. Maka terbentuk pereaksi grignard yang mempunyai rumus
umum R-MgX.
H ether H2
2
H3CC Br + Mg H3C C MgBr
8
2. Reaksi Eliminasi
Dalam reaksi eliminasi suatu molekul kehilangan atom-atom atau
ion-ion dalam strukturnya. Reaksi eliminasi melibatkan pelepasan HX, dan
hasilnya adalah suatu alkena. Banyak sekali modifikasi terhadap reaksi ini,
tergantung pada pereaksi yang digunakan.
H2 Alc. KOH
HC C C Cl H3C C CH2 + HCl
3 H
2 Heat H
prop-1-ene
1-chloropropane
.
SOCl2
+ SO + HCl
C2H5Cl 2
9
b. Adisi halogen (halogenasi) pada alkena
Halogenasi alkena akan menghasilkann dihaloalkana
Reaksi Halogenasi adalah sebagai berikut:
CCl4 Br Br
H2C CH2 + Br2 HC CH
2 2
ethene 1,2-dibromoethane
Jika suatu alkena adalah alkena asimetris (gugus terikat pada dua
3
karbon sp yang berbeda), maka kemungkinan akan terbentuk dua
produk yang berbeda dengan adanya adisi HX atau alkil halide
berikut ini merupakan contoh dari reaksi alkena simetris:
Cl
H CCl4
H3C C C CH3 + HCl H3C C CH CH3
H H2
but-2-ene 2-chlorobutane
10
Berikut ini merupakan contoh dari alkena asimetris, yang reaksinya
dapar menghasilkan dua produk:
H
2
H 3C C C Cl
H
CCl4 2
1-chloropropane
H 3C C CH2 + HCl
H
prop-1-ene
Cl
CCl4 H3 C C CH3
H
2-chloropropane
Cl
CCl4 H C CH CH3
H3C C CH2 + HCl 3
H
prop-1-ene 2-chloropropane
11
Klorobenzena dan bromobenzena dapat diperoleh dari reaksi
langsung halogen dengan benzena pada temperatur kamar dengan
menggunakan “halogen carrier” (FeCl3 / FeBr3 / AlBr3)
Cl
FeCl3
+ Cl2
Cl
CuCl2
+ HCl + O2 + H2O
250 0C
12
BAB III KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
nd
Allinger N. L., et al, 1976, Organic Chemistry, 2 Edition, Worth
Publishers, Inc., New York.
th
Hart, H., Organic Chemistry – a short Course, 5 Edition, Diterjemahkan
oleh Achmadi S., 1983, Kimia Organik – Suatu Kursus Singkat,
Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.
nd
McMurry, M., 1988, Organic Chemistry, 2 Edition, Brooks/Cole
Publishing Company, California.
14
15