H Cl F Br F H
F C C H Cl C F H C Br
Cl Cl F Cl Cl H
Trikloroetilena Halotan Difluorodiklorometana Bromometana
(pelarut) anaestesi hisap) Pendingin = Freon) (fumigant)
H C Br H C Br H C Br H 3C C Br
H H CH 3 CH 3
R
* Tata Nama
a. IUPAC : Halo alkana
b.Umum : Alkil + Halida
Contoh: CH3
CH3 CH CH2 Br
IUPAC : 2-kloro propana 1-bromo-2-metil propana
Umum : isopropil klorida Isobutil bromida
* Urutan prioritas tetap harus digunakan, bila dalam
senyawa terdapat substituen/gugus fungsi yg berbeda.
CH3
CH3CHCH2CHCHCH2CH3 CH3CHCH2CHCHCH2CH3
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
CH3 CH3
5-bromo-2,4-dimetilheptana 2-bromo-4,5-dimetilheptana
Cl CH3 Br
BrCH2CH2CHCHCH3 CH3CHCH2CH2CHCH3
1 2 3 4 5 6 5 4 3 2 1
CH3 2-bromo-5-metilheksana
1-bromo-3-kloro-4-metilpentana BUKAN 5-bromo-2-metilheksana
* Trifluoro-bromometana (CF3Br):
- Pemadam api ; 2x lebih efektif daripada CCl4
- Tak beracun
* DDT = Dikloro-difenil-trikloro-etana
insektisida
* Gammexane (“Lindane”)
Cl Cl 1,2,3,4,5,6-heksakloro-
sikloheksana
Cl Cl (insektisida)
Cl Cl
* Trilena = trikloroetena
-anestetik pada ilmu kebidanan operasi kecil
-efek analgesik
* Halotan (fluothane)
= 1,1,1 – trifluoro –2- bromo – 2- kloro etana
sebagai anestetik
2 x CHCl3 ttp keaktifan analgesik & pe-
4 x eter ngendoran otot : lemah
* Vinil klorida
-Gas yang mempunyai efek anestetik
-Polimerisasi PVC
* Metil bromida
Pestisida dalam bentuk gas (fumigant) pada
pakaian, sayuran, tumbuhan, buah-buahan kering,
benih-benih; anti rayap.
Senyawa haloform:
Bromoform
Kloroform
Iodoform
H X
Contoh :
Propena + HCl isopropil klorida
R.adisi markovnikov
c. R – OH + HX R – X + HOH
alkohol tersier > alkohol sekunder > alkohol
primer
HI > HBr > HCl > HF
contoh: pereaksi Lucasuntuk membedakan
alkohol primer, sekunder, tersier
I
II
III
Lucas A : HCl pk
Lucas B : HCl pk + ZnCl2
Bila keruh berarti terbentuk alkilhalida
X2 HX
H CH3
H X H X
X X = Cl atau Br
CH3 H CH3
posisi O NH
alilik
hv, CCl4
O
3-bromosikloheksena
sikloheksena (85%)
Dari alkohol
Merupakan metode paling umum dipilih
1. Dengan pereaksi asam halida (HCl, HBr, HI)
paling mudah terjadi pada alkohol tersier
pada alkohol primer dan sekunder reaksi lebih lambat dan perlu
pemanasan H H H H R H R R
C C C C
H OH R OH R OH R OH
Metil < Primer < Sekunder < Tersier
kereaktif an
H 3C OH H 3C Cl
HCl (gas)
H2 O
0
eter, 0 C
1-Metilsikloheksanol 1-Kloro-1-metilsikloheksana
(90%)
Dengan pereaksi tionil klorida (SOCl2)atau PBr3
terutama untuk alkohol primer dan alkohol sekunder
memberikan hasil tinggi
tidak bereaksi dengan gugus fungsi lain (eter, karbonil, aromatis)
tidak terjadi tata-ulang karbonium
OH Cl
SOCl2
SO2 HCl
piridin
O O
benzoin 86%
OH Br
PBr3
3 CH 3CH2 CHCH3 3 CH 3CH2 CHCH3 H3 PO3
eter, 350 C
Butan-2-ol 2-Bromobutana
(86%)
A. Reaksi substitusi nukleofilik
B. Reaksi eliminasi (dehidrohalogenasi)
.. ..
.. + H2O:
(CH3)3C +OH (CH3)3COH
.. + H 3 O :
Diagram energi :
t.s.I (lambat)
Eakt
karbo kation
(intermediat)
jalannya reaksi
Kecepatan reaksi relatif hidrolisis alkil halida
CH3 Br 1,00
CH3 – CH2 Br 1,00
(CH3)2 CH Br 11,6
1,2 X 106
(CH3)3 CBr
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kecepatan reaksi
SN-1 ?
Tinjauan :
Kestabilan karbonium C + ters > C + skd > C + pr > C +metil
disebabkan karena efek induksi / hiperkonjugasi
Tinjauan lain : - faktor sterik
Stereokimia Reaksi SN-1
C3 H7 C3 H7
1).
CH3 CH3
C Br C
C2 H5 C2 H5
karbo kation
2).
R
C3 H7
CH3
C
S
C2 H5
OH- OH-
inversi : S R / R – S
retensi : S S / R – R
Ion karbonium ik dlm bidang.
Pada SN-1 terjadi peristiwa rasemisasi, tetapi tidak
pernah terjadi rasemisasi total.
artinya : tidak pernah terjadi 50% retensi ; 50%
inversi
Biasanya p.inversi > retensi, sebab yang depan
terdapat halangan.
Semakin stabil ion C makin terjadi kemungkinan
inversi = retensi.
Contoh: hidrolisis 1-fenil-1-kloro etana 50-60% inversi
α-bromopropionat: 80-100% retensi
Karena C+ tersier lebih mudah terhidrolisis atas dasar
reaksi SN-1 dibandingkan dengan C+ skd & C+ pr, maka
tahap penentu kecepatan reaksi adalah tahap
terbentuknya karbokation C+ ters lebih stabil.
Adanya efek sterik / halangan ruang (steric hindrance)
akan mempercepat reaksi SN-1, karena mudah
terbentuk karbokation.
Peristiwa ini disebut steric assistance /
enhancement (bantuan sterik)
Metil :
CH3Br + H2O laju diabaikan CH3OH + Br- + H+
SN I
Primer :
CH3CH2Br + H2O laju diabaikan CH3CH2OH + Br- + H+
SN I
Skd :
(CH3)2CHBr +H2O sangat lambat (CH3)2CHOH +Br-+ H+
SN I
Ters :
(CH3)3 CBr + H2O cepat (CH3)3 COH + Br- + H+
SN I
Substrat
Tahap penentu kecepatan reaksi SN-1adalah pembentukan ion karbonium
Makin stabil ion karbonium yang terjadi, reaksi SN-1 makin mudah terjadi
Kation alil dan kation benzil distabilkan oleh resonansi
H H
H C H H C H
C C C C
H H H H
karbokation alil
H H H H
H H H H H H
C C
C C C
karbokation benzil
Substrat
Karena resonansi, karbokation primer dari alil dan benzil kestabilannya
setara karbonium sekunder
Kestabilan karbokation sekunder dari alil dan benzil setara karbokation
tersier
Urutan kestabilan karbonium :
H H H H H H CH 3
H C H 3C C C C C H 3C C H 3C C
H H H C H H CH 3 CH 3
H
metil < primer < alil = benzil = sekunder < tersier
H H
H
H O
O Solvasi ion karbonium oleh air
O Atom O kaya-elektron dari molekul air berorientasi
H
H C mengelilingi muatan positif sehingga kestabilan meningkat
H
H
O
O
O H
H H H
JADI:
Efek Induktif
Istilah untuk menggambarkan polarisasi ik oleh
suatu atom elektronegatif/elektro positif didekat
ikatan itu.
Makin banyak gugus alkil yang terikat pada atom C:
H CH3
H
•Karbokation etil mempunyai 3 ik C – H yang dapat overlap dengan p- kosong.
H H2
H3C C C CH3 H3C C C CH3
CH3 CH3
C + sekunder C+ tersier (lebih stabil)
CH3 CH3
H
H3C C C CH3 H 3C C CH CH3
CH3 CH3
C + sekunder +
C tersier (lebih stabil)
Penataan ulang dapat terjadi :
•Bila dapat menghasilkan C+ yang lebih stabil
* geseran 1,2 (1,2 shift)
•Kondisi reaksi (pelarut), meskipun kestabilan setara
REAKSI SN-2
•Terdiri dari 1 tahap reaksi
- ik C – X terputus
- ik baru terbentuk
•Tidak terbentuk senyawa intermediat
..
CH3– Br: + :OH .. -
CH3OH + :Br:-..
.. .. ..
•Kecepatan reaksi : v = k [CH3 Br] [OH-]
CH3 – CH2 – CH2 – Cl: + CH3O:
CH3 – CH2 – CH2 – OCH3 + :Cl:
v = k [CH3-CH2-CH2-Cl] [CH3O-]
Jalannya reaksi
H
lambat CH3
HO C cepat
C2 H5
OH-
(dari belakang)
2-kloro butana(R) bentuk transisi 2 – butanol (S)
CH3CH=CH-CH2 CH3-CH-CH=CH2
OH OH
Cl- H2 O
benzil klorida S N1 kation benzil -H+ benzil alkohol
H2C CH Cl H2 C C Cl
H
halida vinilik
Cl Cl
aril halida
Pengaruh kenukleofilikan pereaksi
Makin nukloefilik, reaksi SN-2 makin cepat berlangsung.
Dipengaruhi beberapa hal :
1. Kebasaan
Peningkatan sifat nukleofilik sebanding kebasaan;
e.g. kebasaan OH- > CH3COO- > H2O
2. Letak atom pada sistem periodik
SH- lebih nukleofil dp OH- ; kereaktifan halida I- > Br- > Cl-
3. Dalam bentuk anion atau molekul netral
Reaksi SN-2 lebih mudah berlangsung dalam suasana basa daripada
dalam larutan netral atau asam
Gugus yang bersifat basa lemah (mis. Cl- dan Br- serta ion tosilat)
adalah gugus pergi yang baik; sedangkan basa kuat (mis. OH- dan
NH2-) adalah gugus pergi yang buruk
OR
H
ikatan hidrogen
anion tersolvasi
RO H X: H OR
menurunkan kenukleof ilikan
H
nukleof il
OR
Reaksi SN-2 sangat baik terjadi dalam pelarut polar aprotik
CH3OH H 2O DMSO DMF CH3CN HMPA
Kereaktifan pelarut
1. Reaksi berlangsung satu tahap
x- C C
C C lambat
H
ion karbonium
2. Tahap cepat pembentukan ikatan rangkap
C C basa kuat
C C + BH
H :B
Bila terbentuk ion karbonium
tidak terjadi SN1 why ?
Ada beberapa kemungkinan :
Ion karbonium mengikat Nu terjadi S -1.
N
Ion karbonium menata ulang terjadi S -1.
N
Proton pada C dieliminasi membentuk alkena.
H C H
H Nu
E1
CH3
Isobutena (2-metil-
H3 C C propena)
E1 berjalan
menurut orde I CH
Reaksi eliminasi bimolekuler (E2)
Reaksi orde II.
Berjalan 1 tahap (karena lepasnya ion halida &
proton terjadi bersama-sama dengan adanya
basa kuat (OH-, OR-).
(reaksi E ditemukan oleh Hughes & Ingold)
2
X
+ X-
C C C C
- BH
Penentu lajuH reaksi = alkil halida dan [ ] basanya
v = k [R-x] [B:]
Makin tinggi [ ] reaksi berjalan makin cepat.
Kemungkinan yang terjadi pada reaksi E2
Ciri-ciri :
tidak bisa terjadi penataan ulang, karena tdk lewat
karbo kation.
laju reaksi = E1 (ter > sek > primer).
Contoh :
I. KOH/alk (71%)
- H Br
2-metil-2-butena
2-bromo-2-metilbutana (29%)
(tersier)
2-metil-1-butena
II.
H H H H
HC C C C Br KOH/alk
H H H H
1-bromobutana 1-butena
(pr)
I. Alkil halida tersier hasil yang terjadi 2
II. Alkil halida pr hasil yang terjadi 1
Kalau hasil yang terjadi dari I, maka:
• hasil 71% menurut orientasi eliminasi Saytseff.
• 29% menurut orientasi eliminasi Hofmann.
Bila tidak disebut lain orientasi eliminasi berjalan
menurut aturan Saytseff.
Aturan Saytseff
Alkena yang memiliki gugus alkil terbanyak pada atom-
atom C ik rangkap, terdapat dalam terbesar dalam
camp produk reaksi eliminasi.
R R H
R
C C C C
R R R R
R H
C C H R H H
H R C C C C
atau
R H H H H
H
C C
H R
Makin banyak substituen pada C ikatan rangkap
alkena tersebut makin stabil, artinya alkena akan lebih
mudah terbentuk.
Kestabilan disebabkan peristiwa hiperkonjugasi.
Pada hasil 71% ada 3 CH3 9H
29% ada 2 CH3 5H
H
CH3 H
H H
Br
Br
NaOH/alk
CH3 CH2 CH2 CH CH3 kalor
2-bromo pentana
1.
1-pentena (31%)
2.
cis–2–pentena (18%)
3.
trans-2-pentena (51%)
paling stabil
Br
C2 H5 CH3 C2 H5 CH3
CH3 H
CH3 H
(trans)
H
(S)
Produk apa yang akan terbentuk apabila 1-metilsikloheksana direaksikan dengan :
a. KOH dalam etanol
b. dipanaskan dalam etanol saja
a.1-metilsikloheksana adalah RX tersier. Dalam basa kuat terjadi reaksi E-2 menghasilkan
campuran alkena
Cl CH3 CH2
CH3 KOH
etanol
1-kloro-1-metilsiklo- 1-metilsikloheksena metilensikloheksena
heksana (mayor) (minor)
b.Dalam etanol saja 1-metilsikloheksana akan mengalami reaksi SN-1 dan E-1 (selalu terjadi
bersama-sama)
Cl OC2H5 CH2
CH3
CH3 etanol CH3
(Z)-1,2-difenil-1-prop
H
H H C6 H5
C6 H5 E2
- HBr C6 H5 CH3
C6 H5 CH3
Br
(E)-1,2-difenil-1-propena
Cl
H Cl H H
H
Cl
H H
Cl eq & Cl ax &
Tidak anti terhadap H anti terhadap 2 H
1. Reaksi SN-2 akan terjadi pada senyawa...
1. isobutilbromida 2. vinilbromida 3. n-propilbromida 4. alilbromida
2. Senyawa berikut termasuk alkil halida primer...
A. 2-bromo-2,3-dimetilbutana B. 3-bromo-2,3-dimetilpentana
C. isopropilbromida D. isobutilbromida E. isopentilbromida
3. Ciri2 reaksi SN-1:
A. Reaksinya terjadi dalam satu tahap B. terjadi tata ulang karbonium
C. terjadi pada alkil halida tersier D. terjadi rasemisasi pd seny kiral
E. tidak terbentuk senyawa antara karbokation
4. Hasil utama pd reaksi antara 2-kloro-2-metilpentana dan NaOH adalah......
A. 2-metil-2-pentanol B. 3-metil-2-pentanol C. 2-metil-1-pentena
D. 2-metil-2-pentena E. 2-metil-3-pentena
5. Reaksi antara benzil klorida dan NaOH akan menghasilkan Na benzoat
SEBAB
Benzil klorida dpt membtk intermediat kation benzil yg stabil
6. Hidrolisis (R)-2-bromobutana mell mekanisme SN-2 menghasilkan senyawa
1. (S)-2-bromobutana 2. (R)-2-butanol 3. cis-2-butena 4. (S)-butanol