Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

BAGIAN PERTAMA: PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG__2
B. TUJUAN __5
B.1 Umum__5
B.2 Khusus__5
C. RUANG LINGKUP__6

BAGIAN KEDUA: DASAR PEMIKIRAN


A. REKONSTRUKSI PARADIGMA TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA__7
B. PERFORMA OTONOMI DESA__9
C. PERFORMA PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI PEMERINTAHAN DESA__11

BAGIAN KETIGA: KONTEKS DAYA DUKUNG PROGRAM KALESANG DESA


A. PROGRAM KALESANG DESA DILIHAT DARI DAYA DUKUNG POLITIK __14
B. PROGRAM KALESANG DESA DILIHAT DARI DAYA DUKUNG TEKNOKRATIS-
ADMINISTRATIVE__19
C. PROGRAM KALESANG DESA DILIHAT DARI DAYA DUKUNG LEGAL
FORMAL__19
D. PROGRAM KALESANG DESA DILIHAT DARI DAYA DUKUNG KEBUTUHAN
MASYARAKAT__20

BAGIAN KEEMPAT: PERENCANAAN DAN INTERVENSI PROGRAM


A. DOMAIN PENGUATAN KAPASITAS__22
B. PENERIMA MANFAAT__24
C. DESAIN PROGRAM__24

BAGIAN KELIMA: PENUTUP__32

LAMPIRAN 1. DESAIN STRATEGIS PROGRAM KALESANG DESA DALAM


RANGKA PENINGKATAN KAPASITAS TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DI
KABUPATEN BURU__35
BAGIAN KELIMA:

PENUTUP

Seperti yang terpaparkan dalam bab-bab sebelumnya, Pemerintahan


Desa di era reformasi ini mempunyai tugas yang sangat berat. Pertama,
seiring dengan perubahan paradigma dalam proses penyelenggaraan
pemerintahan ke arah penerapan prinsip-prinsip Good Governance maka
pemerintahan desa juga dituntut untuk berubah. Perubahan performa
pemerintahan desa setidaknya bisa dilihat dari sejauhmana penyelenggaraan
pemerintahan desa mengedepankan prinsip transparansi, partisipasi, dan
akuntabilitas.
Kedua, tuntutan perubahan kinerja pemerintahan desa seakan-akan
menjadi keniscayaan ketika semangat kerangka regulasi nasional yang
mengatur tentang desa tidak lagi menempatkan kepala desa sebagai
“penguasa tunggal” di desa dengan memperkenalkan kehadiran Badan
Perwakilan Desa yang selanjutnya diubah menjadi Badan Permusyawaratan
Desa. Kehadiran lembaga perwakilan rakyat di desa, seharusnya dimaknai
sebagai keharusan untuk membangun sistem check and balances terhadap
jalannya pemerintahan desa
Namun harus disadari bersama bahwasanya tuntutan untuk
meningkatkan kinerja pemerintahan desa dalam penyelenggaraan
pemerintahan perlu diikuti dengan:
1. Penguatan kerangka kebijakan tentang desa yang memperjelas
dan mempertegas apa yang dimaksud dengan kewenangan berdasarkan hak
asal-usul; kewenangan yang didelegasikan; kewenangan yang berdasarkan
tugas pembantuan dan kewenangan lain yang diserahkan pada desa.
Sehingga, hal ini akan semakin jelas batas-batas kewenangan dan kekuasaan
antar daerah otonom (desa, kabupaten dan Provinsi).
2. Penguatan kinerja pemerintahan desa perlu diikuti dengan
perumusan standar kinerja penyelenggaraan pemerintahan desa.
1
32
Penyusunan standar untuk mengukur kinerja penyelenggaraan pemerintahan
bisa dimulai dengan menemukan sejumlah indikator yang telah disepakati
untuk menentukan penilaian efektifitas dan efisiensi dari penyelenggaraan
pemerintahan di tiap-tiap level pemerintahan. Untuk level pemerintahan
desa, indikator yang dirumuskan haruslah sederhana dan fleksibel. Hal ini
terkait dengan karakter dan ketersediaan dari data yang akan diukur melalui
indikator tersebut. Selain itu, kesederhanaan dan fleksibilitas dari indikator
juga diperlukan untuk mempermudah akses warga masyarakat desa dalam
membangun partisipasi, transparansi dan akuntabilitas dari penyelenggaraan
pemerintahan desa. Lebih lanjut, perumusan indikator penilaian
penyelenggaraan pemerintahan desa dapat pula dimaknai sebagai proses
untuk melakukan reproduksi data dan informasi yang berguna sebagai dasar
untuk mengidentifikasi masalah, memilih berbagai alternatif kebijakan,
menentukan alokasi anggaran, memberikan peringatan dini (early warning)
terhadap masalah yang berkembang. Bagi masyarakat indikator tersebut
berkontribusi untuk memantau perkembangan pelaksanaan kebijakan,
membuat tindakan korektif secara dini, mengevaluasi dampak kebijakan,
dan memberikan laporan kepada publik.
Guna memperoleh ketepatan dalam pengukuran kinerja pemerintahan
desa, terdapat tiga aspek dasar, yaitu:
a. Aspek kemajuan pembangunan desa. Secara umum, pengukuran
kemajuan pembangunan desa bertujuan untuk melihat perbandingan
input, output dan outcome dalam proses pembangunan desa dalam
fase tertentu. Dalam aspek kemajuan pembangunan desa, ukuran dari
kemajuan pembangunan diukur melalui kategori parameter:
(1) kategori parameter skala kehidupan ekonomi yang terdiri dari
indikator pertumbuhan, pemerataan, kesinambungan dan
pemberdayaan;
(2) kategori parameter layanan publik yang terdiri dari indikator
efisiensi, sufisiensi dan fasilitasi;
(3) kategori parameter manajemen resiko lokal yang terdiri dari
indikator keamanan, stabilitas, demokrasi dan otonomi.
b. Aspek kinerja penyelenggaraan pemerintahan desa. Dalam aspek ini,
pengukuran dilakukan untuk melihat efektifitas dan efisiensi

332
penyelenggaraan pemerintahan desa terkait dengan capaian
pembangunan di level desa. Adapun kategori parameter yang
digunakan untuk mengukur kinerja penyelenggaraan pemerintahan
desa adalah:
(1) kategori parameter derajat kesejahteraan umum;
(2) kategori parameter derajat pelayanan publik;
(3) kategori parameter derajat kehidupan demokrasi lokal.
c. Aspek strategi penyelenggaraan pemerintahan desa. Strategi, pada
kutub ini, diartikan sebagai rencana yang menyeluruh dan terpadu
mengenai upaya-upaya organisasi yang meliputi penetapan kebijakan
dan program untuk mencapai sasaran dan tujuan.
3. Penguatan kinerja pemerintahan desa membutuhkan
terbangunnya kekuatan masyarakat sipil yang terorganisir, terbuka, timbul
dengan sendirinya, otonom dari negara serta terikat pada nilai-nilai
kebersamaan. Melalui kekuatan masyarakat sipil inilah, warga desa
mempunyai kapasitas untuk terlibat dan bertindak secara kolektif dalam
sebuah lingkup publik untuk mengekspresikan kepentingan-kepentingannya,
preferensi dan ide-ide mereka, bertukar informasi untuk mencapai sasaran
kolektif, mampu mengajukan permintaan pada penyelenggara pemerintahan
desa dalam memperbaiki fungsi dan struktur pemerintahan desa serta untuk
mendesakan para pejabat pemerintahan desa bertindak transparan dan
akuntabel.

3
34
LAMPIRAN 1:
DESAIN STRATEGIS PROGRAM KALESANG DESA DALAM KERANGKA PENINGKATAN KAPASITAS TATA KELOLA
PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN BURU

TUJUAN FASE 1-4

Peningkatan kapasitas Pemerintahan Desa


untuk menciptakan tata pemerintahan efektif dan mandiri yang berbasis Otonomi Asli.

OUTCOME

FASE 1-4 FASE 1 FASE 2 FASE 3 FASE 4


Adanya tata kelola Adanya pemerintahan Adanya pemerintahan desa Adanya pemerintahan Adanya pemerintahan
pemerintahan desa desa yang efektif dalam yang sinergis dengan desa yang partisipatif, desa yang inovatif
yang menjamin membangun pondasi tata masyarakat, pemerintah desa responsif, dan dalam memperkuat
terselenggaranya kelola pemerintahan desa lainnya, dan pemerintah akuntabel dalam pelembagaan tata
tata kelola yang berbasis pada supra-desa dalam meningkatkan kinerja kelola pemerintahan
pemerintahan yang kemandirian dan mengembangkan kapasitas tata tata kelola yang berbasis pada
efektif (effective pengakuan terhadap kelola pemerintahan desa yang pemerintahan yang pengakuan terhadap
governance) guna otonomi asli. berbasis pada pengakuan berbasis pada otonomi asli.
mewujudkan terhadap otonomi asli. pengakuan terhadap
kemandirian yang otonomi asli.
berbasis pada
pengakuan terhadap
otonomi asli.

35
OUTPUT

FASE 1-4 FASE 1 FASE 2 FASE 3 FASE 4


1. Tata kelola a. Pemerintahan desa a. Pemerintahan desa mampu a. Pemerintahan desa a. Pemerintahan desa
pemerintahan mampu menjalankan berkoordinasi dan mampu mampu berinovasi
desa yang efektif peran dan fungsinya bersinergi dengan membangun sistem untuk meningkatkan
dan mandiri dalam tata kelola pemerintahan supradesa integritas dalam kinerja tata kelola
dalam organisasi, keuangan, untuk mengembangkan tata kelola organisasi,
pengelolaan pembangunan, dan efektivitas tata kelola organisasi, keuangan,
organisasi, pelayanan (civil n organisasi, keuangan, keuangan, pembangunan, dan
keuangan, civic services). pembangunan, dan pembangunan, dan pelayanan (civil n
pembangunan, b. Posisi, peran, dan pelayanan (civil n civic pelayanan (civil n civic services).
dan pelayanan fungsi pemerintahan services). civic services). b. Jaringan kebijakan
publik (civil n desa terumuskan b. Koordinasi dan sinergi b. Partisipasi dan kerjasama
civic services) di dalam draf Perda dan antara pemerintah desa masyarakat dan antardesa
desa yang Perdes. dan pemerintah supra-desa Akuntabilitas tata terumuskan dalam
dijamin oleh serta tata kelola urusan kelola draf perda dan
regulasi. dan kewenangan yang pemerintahan desa Perdes
berbasis pada pengakuan terumuskan dalam
terhadap otonomi asli draf Perda dan
terumuskan dalam draf Perdes
Perda dan Perdes.
Indikator: Indikator: Indikator: Indikator:
1) Pemerintah Desa 1) Kecamatan mampu 1) Pemerintah desa 1) Pemerintah desa
memiliki dokumen berkoordinasi dengan memiliki system memiliki sistem dan
dasar administrasi pemerintah desa di dan prosedur prosedur pelayanan
pemerintahan desa wilayahnya. pengaduan satu pintu

35
36
2) Pemerintah Desa 2) Kecamatan mampu pelayanan publik di 2) Adanya draf Perda
memiliki SOP mensinergikan program desa jaringan kebijakan
pelayanan publik (civil pemerintah atasan yang 2) Adanya draf Perda dan kerjasama
n civic services). dilakukan di desa Partisipasi antardesa
3) Pemerintah Desa 3) Pemerintah desa mampu masyarakat dan 3) Adanya draf Perdes
memiliki SPM berpartisipasi aktif dalam Akuntabilitas tata jaringan kebijakan
pelayanan publik (civil Musrenbang Kecamatan kelola dan kerjasama
n civic services). untuk sinkronisiasi program pemerintahan desa antardesa
4) Adanya draf Perda pembangunan di desa 3) Adanya draf Perdes
Posisi, peran, dan 4) Adanya draf Perda Partisipasi
fungsi pemerintahan Koordinasi dan sinergi masyarakat dan
desa antara pemerintah desa dan Akuntabilitas tata
5) Adanya draf Perdes pemerintah supra-desa kelola
Posisi, peran, dan 5) Adanya draf Perda tata pemerintahan desa
fungsi pemerintahan kelola urusan dan
desa kewenangan yang berbasis
pada pengakuan terhadap
otonomi asli
6) Adanya draf Perdes
Koordinasi dan sinergi
antara pemerintah desa dan
pemerintah supra-desa
7) Adanya draf Perdes tata
kelola urusan dan
kewenangan yang berbasis
pada pengakuan terhadap
otonomi asli

36
37
2. Tata kelola c. Pemerintahan desa c. Pemerintahan desa mampu c. Pemerintahan desa c. Pemerintahan desa
pemerintahan mampu mengembangkan fungsinya mampu mampu berinovasi
desa yang mengidentifikasi dan melalui integrasi urusan mengembangkan dalam mengelola
mampu memahami urusan dan dan kewenangan yang kinerja dan urusan dan
mengelola kewenangan yang berbasis pada pengakuan pertanggungjawab kewenangan yang
urusan dan berbasis pada terhadap otonomi asli ke an pengelolaan berbasis pengakuan
kewenangan pengakuan terhadap dalam tata kelola dari urusan dan terhadap otonomi
yang ada dalam otonomi asli pemerintahan desa kewenangan yang asli
otonomi asli berbasis pengakuan
desa secara terhadap otonomi
efektif. asli
Indikator: Indikator: Indikator: Indikator:
1) Pemerintah desa 1) Pemerintah desa memiliki 1) Pemerintah desa 1) Pemerintah desa
memiliki database mekanisme pengelolaan memiliki SOP memiliki sistem dan
urusan dan urusan dan kewenangan pengelolaan urusan prosedur checks and
kewenangan yang yang berbasis pada dan kewenangan balances dengan
berbasis pada pengakuan terhadap yang berbasis lembaga adat
pengakuan terhadap otonomi asli pengakuan
otonomi asli 2) Pemerintah desa terhadap otonomi
mengembangkan tugas asli.
pokok dan fungsi terkait 2) Pemerintah desa
urusan dan kewenangan memiliki system
yang berbasis pada dan prosedur
pengakuan terhadap pertanggungjawab
otonomi asli. an pengelolaan
urusan dan
kewenangan yang
berbasis pengakuan

38
37
terhadap otonomi
asli.
3. Tata kelola d. Pemerintahan desa d. Pemerintahan desa d. Pemerintahan desad. Pemerintahan desa
pemerintahan mampu memfasilitasi memiliki kemampuan yang responsif dan mampu
desa yang pembentukan pengorganisasian partisipasi mampu mensinergikan antara
mampu lembaga-lembaga warga mengoptimalkan lembaga
mengelola kemasyarakatan. peran, fungsi, dan kemasyarakatan dan
partisipasi dan akuntabilitas insitusi pilar
representasi lembaga pengorganisasian
warga dalam kemasyarakatan masyarakat (adat,
mewujudkan agama, dan
tata kelola pemerintah desa).
pemerintahan Indikator: Indikator: Indikator: Indikator:
desa yang 1) Pemerintah desa 1) Pemerintah desa memiliki 1) Lembaga-lembaga 1) Terbentuknya forum
mandiri dan mempunyai lembaga sistem dan prosedur kemasyarakatan komunikasi antara
efektif. kemasyarakatan di pengelolaan partisipasi memliki SOP untuk lembaga
bidang ekonomi, warga menjalankan peran kemasyarakatan dan
perempuan, 2) Pemerintah desa menjamin dan fungsinya insitusi pilar
kepemudaan. keterwakilan kepentingan 2) Lembaga-lembaga pengorganisasian
2) Lembaga warga desa kemasyarakatan masyarakat
kemasyarakatan memliki system
memiliki struktur dan mekanisme
organisasi yang sah pertanggungjawab
an peran dan
fungsinya.

39
38
4. Tata kelola e. Pemerintahan desa e. Pemerintahan desa mampu e. Pemerintahan desa e. Pemerintahan desa
pemerintahan memahami serta meningkatkan kapasitas mampu mampu
desa yang mampu membentuk jaringan kebijakan dan mengembangkan mengembangkan
mampu jaringan kebijakan kerjasama antarpemerintah sistem integritas inovasi dalam
membangun dan kerjasama desa bagi peningkatan dalam mengelola mengelola jaringan
jejaring antardesa bagi kemandiriaan dan jaringan kebijakan kebijakan dan
kebijakan dalam peningkatan efektivitas tata kelola dan kerjasama kerjasama
lingkungan yang kemandiriaan dan pemerintahan desa antarpemerintah antarpemerintah
kondusif bagi efektivitas tata kelola desa bagi desa bagi
peningkatan pemerintahan desa peningkatan peningkatan
kemandirian dan kemandiriaan dan kemandiriaan dan
efektivitas tata efektivitas tata efektivitas tata
kelola kelola kelola pemerintahan
pemerintahan pemerintahan desa desa
desa
Indikator: Indikator: Indikator: Indikator:
1) Terbentuknya asosiasi 1) Asosiasi pemerintahan desa 1) Asosiasi 1) Asosiasi pemerintah
pemerintahan desa mempunyai database pemerintahan desa desa memiliki
bidang kerjasama mempunyai system strategi perluasan
antardesa dan prosedur bidang dan actor
2) Asosiasi pemerintahan desa pengaduan kerjasama antardesa
mempunyai SOP untuk 2) Asosiasi
meningkatkan pemerintahan desa
kemandiriaan dan mempunyai system
efektivitas tata kelola checks and
pemerintahan desa balances di antara
anggotanya.

40
39
5. Tata kelola f. Lembaga/organisasi f. Lembaga/organisasi f. Lembaga/organisasi f. Lembaga/organisasi
pemerintahan masyarakat sipil masyarakat sipil masyarakat sipil pendamping
desa yang pendamping pendamping pemerintahan pendamping pemerintahan desa
didukung dengan pemerintahan desa desa memiliki kapasitas pemerintahan desa mampu membangun
kapasitas memiliki pemahaman untuk mengembangkan memiliki jejaring dan inovasi
pendampingan tentang tata kelola strategi dan desain tata akuntabilitas untuk menjamin
dari lembaga/ pemerintahan desa kelola pemerintahan desa kinerja dalam keberlanjutan tata
organisasi yang efektif, mandiri, yang efektif, mandiri, dan pelembagaan tata kelola pemerintahan
masyarakat sipil dan berbasis pada berbasis pada pengakuan kelola desa yang efektif,
di tingkat pengakuan terhadap terhadap otonomi asli di pemerintahan desa mandiri, dan
kabupaten, otonomi asli wilayah kerjanya yang efektif, berbasis pada
kecamatan, dan mandiri, dan pengakuan terhadap
desa berbasis pada otonomi asli
pengakuan
terhadap otonomi
asli di wilayah
kerjanya
Indikator: Indikator: Indikator: Indikator:
1) Komitmen dukungan 1) Lembaga/organisasi 1) Lembaga/organisasi 1) Terbentuknya policy
dan keterlibatan masyarakat sipil masyarakat sipil community
lembaga/organisasi pendamping memiliki pendamping 2) Adanya usulan
masyarakat sipil strategi dan desain pemerintahan desa kebijakan
dalam pengembangan pengembangan tata kelola mempunyai sistem pengembangan tata
tata kelola pemerintahan desa yang dan prosedur kelola pemerintahan
pemerintahan desa efektif, mandiri, dan pengaduan desa oleh
yang efektif, mandiri, berbasis pada pengakuan 2) Lembaga/organisasi lembaga/organisasi
dan berbasis pada terhadap otonomi asli masyarakat sipil masyarakat sipil
pengakuan terhadap sesuai dengan konteks pendamping pendamping.

41
40
otonomi asli wilayah kerjanya memiliki
2) Adanya profil dan 2) Lembaga mekanisme
instrumen Lembaga/organisasi monitoring dan
pengembangan masyarakat sipil evaluasi terhadap
kapasitas pendamping memiliki kinerja tata kelola
lembaga/organisasi jaringan komunikasi dan pemerintahan desa
masyarakat sipil konsolidasi
potensial yang ada di
tingkat kabupaten,
kecamatan, dan desa

41
42

Anda mungkin juga menyukai