Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL KEDOKTERAN: PHYSIOLOGY OF THE

PITUITARI THYROID, PARATHYROID, AND ADRENAL


GLANDS

Disusun oleh:
Kelompok -Jamaah 08 (Karna)
Diandra Berliana (22711082)
Najwa Salsabila Siti Afiyah (22711210)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSIAS ISLAM INDONESIA
2022
Endokrinologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang hormon,
kelenjar endokrin, dan penyakit yang berkaitan.
Hormon merupakan pembawa pesan kimiawi dengan tindakan spesifik
pada organ tertentu yang jauh dari tempat sekresinya (endokrin). Adapun parakrin
merupakan hormon yang berhubungan dengan tindakan lokal di sekitar kelenjar
yang mengeluarkan hormon tersebut, sedangkan tindakan pada sel dan jaringan
yang sama disebut autokrin. Menurut komposisi kimia, hormon dibagi menjadi
empat. Hal ini akan berpengaruh terhadap karakteristik fisiologis dasar hormon.
Adapun kelenjar penghasil hormon diantaranya ialah kelenjar hipofisis yang
terbagi menjadi dua, yaitu kelenjar hipofisis anterior dan kelenjar hipofisis
posterior, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, dan kelenjar adrenal.
Kelenjar hipofisis anterior (adenohipofisis) terbentuk dari diferensiasi
kantong Rathke yang berasal dari ronggga mulut yang menjadi tiga bagian, yaitu
pars distalis, pars intermedia, dan pars tuberalis. Hipofisis anterior sendiri tidak
memiliki suplai darah secara langsung dari arteri, melainkan dikelilingi jaringan
kapiler darah portal hipofisis yang padat. Hal ini menyebabkan hipofisis anterior
lebih rentan terhadap infark pada hipotensi, seperti sindrom Sheehan. Sistem
portal ini juga memiliki peptide hipotalamus dengan konsentrasi tinggi yang
mengontrol sekresi hormon dari hipofisis anterior. Adapun hipofisis anterior
mengandung kelompok sel yang berbeda yang menghasilkan hormon tertentu.
Hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior diantaranya adalah Hormon
Pertumbuhan (GH), Hormon Prolaktin (PRL), Hormon Adrenokortikotropik
(ACTH), Hormon Gonadotropin (LH dan FSH), dan Hormon Perangsang Tiroid
(TSH).
Kelenjar hipofisis posterior (neurohypofisis) terbentuk dari ektoderm saraf
di dasar otak depan. Berbeda dengan hipofisis anterior yang tidak mendapat suplai
darah langsung dari arteri, hipofisis posterior mendapat suplai darah langsung dari
arteri hipofisis inferior dan berhubungan langsung dengan sirkulasi sistemik yang
mengakibatkan hipofisis posterior lebih rentan terhadap metastatis tumor sistemik.
Metastatis hipofisis ini juga menyebabkan Diabetes Insipidus lebih sering terjadi
dibandingkan dengan defisiensi hormon hipofisis anterior. Adapun kandungan
dari hipofisis posterior ialah saraf yang berasal dari nukleus hipotalamus. Hormon
yang dihasilkan oleh hipofisis posterior diantaranya ialah Hormon Antidiuretik
(ADH) atau Agrinin Vasopressin (AVP).
Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar penghasil hormon yang
mulai berkembang sejak minggu ke-6 kehamilan dan berasal dari dasar faring
yang berkembang antara kantong pertama dan kedua yang kemudian selama
perkembangannya turun ke anterior usus faring. Kelenjar tiroid memiliki berat
rata-rata 10-20 gram dan bertambah seiring bertambahnya usia dan berat badan.
Adapun unit sekresi tiroid ialah folikel yang menghasilkan hormon tiroid dan
lumen yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan, sedangkan tempat produksi
hormon tiroid lebih tepatnya ada di kelenjar tiroid dan di jaringan perifer oleh aksi
deiodinase pada T4. Bentuk hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid ada 3,
yaitu yang terbentuk dari cincin fenil yang terikat hubungan eter ke molekul tiroid
dan 2 bentuk biologis aktif yaitu tiroksin (T4) dan 3, 5, 3-triiodothyronine (T3)
yang apabila dalam bentuk tidak aktif menjadi 3, 3, 5- triiodothyronine (reverse
T3). Hormon tiroid sendiri memiliki spektrum aksi genomik dan non-genomik
yang luas. Adapun salah satu sifat hormon tiroid ialah larut dalam lemak yang
mana berfungsi dalam difusi untuk mengatur terjadinya ekspresi gen di nukleus.
Kelenjar paratiroid merupkan perkembangan dari faring, kantong kelenjar
superior keempat, dan kantong kelenjar inferior ketiga. Paratiroid ini memiliki
koneksi longgar dengan faring sekitar minggu ke -7 kehamilan. Sedangkan
hormon paratiroid adalah polipeptida yang mengandung 84 asam amino yang
disekresikan oleh sel-sel utama kelenjar paratiroid. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi penurunan dan peningkatan serum [Ca2þ] ialah bentuk - bentuk
fosfat, kompleks dengan kalsium, berkurangnya stimulasi CaSR, penurunan parah
dalam serum Mga dan Kalsitriol, serta hipomagnesemia berat. Kekurangan dan
kelebihan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid dapat menyebabkan
beberapa penyakit di dalam tubuh manusia. Salah satu contoh dari penyakit akibat
kekurangan hormon PTH ialah hiperkalsemia yang mana penyakit tersebut bebas
dari hormon paratiroid yang disebabkan oleh neoplasma. Neoplasma dapat
menyebabkan hiperkalsemia baik dari kerusakan tulang ataupun dari produksi
PTH yang berhubungan dengan peptida (PTHrP), spesifiknya oleh jaringan
neoplastik. Adapun penyakit Hiperparatiroidisme disebabkan oleh hipersekresi
PTH yang tidak tepat dari kelenjar paratiroid itu sendiri. Penyakit ini mempunyai
3 tingkatan yaitu hiperparatiroidisme primer, hiperparatiroidisme sekunder, dan
hperparatiroidisme tersier. Selain itu, terdapat penyakit Familial Hypocalciuric
Hypercalcemia (FHH) yang mana terdapat kondisi dominan autosomal yang
sering dikaitkan dengan mutasi pada kromosom yang penyebabnya didasari oleh
rusaknya fungsi CaSR.

Kelenjar adrenal adalah dua kelenjar kecil yang terletak di bagian atas
masing-masing ginjal. Kelenjar ini pertama kali diidentifikasi pada janin di
minggu ke-6 kehamilan. Kelenjar ini sangat dipengaruhi oleh hormon ACTH
yang merupakan tingkatan penting untuk korteks adrenal, apabila tidak ada ACTH
maka organ akan mengalami atrofi progresif. Mengenai hormon-hormon yang
disekresikan oleh kelenjar adrenal ialah hormon Aldosteron, Adrenal Androgens,
dan Glukokortikoid. Adapun fungsi dari hormon Glukokortikoid adalah untuk
mengatur glukosa darah. Sedangkan hormon Aldosteron adalah pengatur
fisiologis penting untuk keseimbangan garam dan air yang bekerja pada reseptor
mineralokortikoid. Aldosteron juga berfungsi untuk meningkatkan jumlah saluran
epitel di tubulus pengumpul.

DAFTAR PUSTAKA
Pillai, S. dan Debono, M. 2020. Surgery. Physiology of the pituitary, thyroid,
parathyroid and adrenal glands. 38(12):763-778.

Anda mungkin juga menyukai