A. OBSERVASI
akademika di UNISSULA sangat beragam. Ada yang memakai busana sesuai dengan
yang telah disyariatkan, adapula yang masih terdapat kekurangan atau penyimpangan.
syariat agama Islam, seperti pakaian yang tidak ketat, kain yang tidak tipis serta
menutup seluruh aurat. Pemakaian jilbab juga terlihat sesuai dengan yang
disyariatkan, seperti menutupi rambut kepala hingga menutup dada dan tidak
transparan.
ditutupnya seluruh bagian tubuh. Seperti biasa dan dianggap sepele yaitu terbukanya
bagian kaki bawah, atau bagian dada karena jilbab yang diikatkan ke leher, atau
pakaian yang ketat, pakaian yang berkaos ataupun menggunakan pakaian yang tipis.
terlihat jelas.
pada saat berada di kampus, namun ada juga beberapa fakultas yang masih
jeans.
Ternyata masih terlalu banyak wanita yang mengenakan jilbab dan pakaian
muslimah saat berada di kampus saja. Saat mereka berada di luar kampus mereka
memakai baju yang mengumbar aurat mereka. Hal ini dibuktikan saat kami
B. MOTIVASI
Larangan memperlihatkan aurat dalam agama kita adalah norma yang harus
dipegang teguh oleh setiap manusia yang telah bersaksi atas keesaan Allah SWT dan
menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan “ini” dan “ini”, kata Nabi kita sembari
menerapkan nilai-nilai ajaran Al Qur’an dan tuntunan nabi Muhammad SAW yang
Kaidah dasar yang harus dipahami untuk dijadikan tolok ukur dalam
memahami busana Islami adalah tentang batasan aurat, baik aurat pria maupun
wanita. Adapun tujuan pakaian dalam pandangan Islam (Syar’i) ada dua macam;
yaitu, guna menutup aurat dan berhias. Ini adalah merupakan pemberian Allah kepada
umat manusia seluruhnya, di mana Allah telah menyediakan pakaian dan perhiasan,
identitas diri sebagai muslimah. Sebagaimana dalam firman Allah: “ hai Nabi,
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka
tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Ahzab: 59)
sejauh ini adalah motivasi dalam kegiatan perkuliahan dan di luar perkuliahan.
Motivasi yang dilakukan saat jam perkuliahan contohnya, kami memberrikan nasehat
a. Bagi Mahasiswi tidak boleh memakai celana, tidak boleh memakai kaos
atau bahan tipis dan transparan dan harus memakai jilbab yang menutup
menegur mereka ketika ada yang kurang layak (tidak sesuai ajaran agama Islam)
selama berbusana.
UNISSULA, pergaulan putra-putri masih belum dapat tercipta dengan baik sesuai
ajaran agama Islam. Sebagai contoh masih banyak putra-putri yang berboncengan
motor, masih membaurnya mahasiswa dan mahasiswi saat perkuliahan dan diskusi,
B. MOTIVASI
Agama mulia ini diturunkan dari Allah Sang Maha Pencipta, Yang Maha Mengetahui
tentang seluk beluk ciptaan-Nya. Dia turunkan ketetapan syariat agar manusia hidup
Diantara aturan yang ditetapkan Allah SWT bagi manusia adalah aturan
mengenai tata cara pergaulan antara pria dan wanita. Berikut rambu-rambu yang harus
diperhatikan oleh setiap muslim agar mereka terhindar dari perbuatan zina yang
tercela:
lawan jenis secara berlebihan. Dengan kata lain hendaknya dihindarkan berpandangan
mata secara bebas. Perhatikanlah firman Allah berikut ini, “Katakanlah kepada laki-
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih baik bagi mereka…katakanlah kepada
ini agar terhindar dari tipu daya syaithan. Tentang hal ini Rasulullah bersabda,
“Wahai Ali, janganlah engkau iringkan satu pandangan (kepada wanita yang bukan
mahram) dengan pandangan lain, karena pandangan yang pertama itu (halal) bagimu,
cara berbusana islami agar terhindar dari fitnah. Secara khusus bagi wanita Allah
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-
istrimu dan anak-anak perempuanmu dan juga kepada istri-istri orang mu’min:
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga tidak diganggu.
Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. 33: 59)
Dalam hal menjaga aurat, Nabi pun menegaskan sebuah tata krama yang harus
laki-laki lain, begitu juga perempuan tidak boleh melihat kemaluan perempuan lain.
Dan tidak boleh laki-laki berkumul dengan laki-laki lain dalam satu kain, begitu juga
seorang perempuan tidak boleh berkemul dengan sesama perempuan dalam satu
Ketiga, tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan
zina (QS. 17: 32) misalnya berkhalwat (berdua-duaan) dengan lawan jenis yang bukan
mahram. Nabi bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
janganlah berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai mahramnya) karena
‘membangkitkan selera’. Arahan mengenai hal ini kita temukan dalam firman Allah,
“Hai para istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti perempuan lain jika kamu
bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara hingga berkeinginan orang
yang ada penyakit dalam hatinya. Dan ucapkanlah perkataan yang ma’ruf.” (QS. 33:
31)
dilarang berbicara dengan laki-laki asing (non mahram) dengan ucapan lunak
Hal ini dilakukan Nabi tentu saja untuk memberikan teladan kepada umatnya
agar melakukan tindakan preventif sebagai upaya penjagaan hati dari bisikan
Selain dua hadits di atas ada pernyataan Nabi yang demikian tegas dalam hal
ini, bekiau bersabda: “Seseorang dari kamu lebih baik ditikam kepalanya dengan
jarum dari besi daripada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.” (HR.
Thabrani).
dengan wanita dalam satu tempat. Hal ini diungkapkan Abu Asied, “Rasulullah saw
pernah keluar dari masjid dan pada saat itu bercampur baur laki-laki dan wanita di
jalan, maka beliau berkata: “Mundurlah kalian (kaum wanita), bukan untuk kalian
bagian tengah jalan; bagian kalian adalah pinggir jalan (HR. Abu Dawud).
Selain itu Ibnu Umar berkata, “Rasulullah melarang laki-laki berjalan diantara
Dari uraian di atas jelaslah bagi kita bahwa pria dan wanita memang harus
menjaga batasan dalam pergaulan. Dengan begitu akan terhindarlah hal-hal yang tidak
diharapkan.
sebagian orang. Karena itu menjadi tanggung jawab kita menasehati mereka dengan
baik. Tentu saja ini harus kita awali dari diri kita masing-masing.
Di Fakultas kami (FKG) ruang dosen sudah dibuat terpisah antara dosen laki-
laki dan dosen perempuan, namun untuk mahasiswa kami baru dapat memisahkannya
secara sederhana seperti ketika kuliah maka mahasiswa laki-laki berada di bangku
sejauh ini adalah motivasi dalam kegiatan perkuliahan dan di luar perkuliahan.
Motivasi yang dilakukan saat jam perkuliahan contohnya, kami memberrikan nasehat
kepada mahasiswa dan mahasiswi untuk menjaga pergaulan mereka dengan menjaga
percakapan, seperti:
a. Tidak boleh ghibah/ ngrumpi atau omong kosong (ngobrol) yang tidak ada
manfaatnya
b. Tidak boleh berbicara dengan suara yang kasar kedengarannya atau suara
menegur mereka ketika ada yang kurang layak (tidak sesuai ajaran agama Islam)