205210008
HUKUM KENEGARAAN (A1)
WAKIL PRESIDEN
• Membantu Presiden dalam melakukan kewajibannya.
• Menggantikan Presiden sampai habis masa waktunya jika Presiden meninggal dunia, berhenti,
atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatan yang telah ditentukan.
• Memperhatikan secara khusus dan menampung masalah yang perlu penanganan menyangkut
bidang kesejahteraan rakyat.
• Melakukan pengawasan operasional pembangunan dari inspektur jenderal, dari departemen,
atau lembaga non departemen yang berkaitan.
• Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan tetap (Pasal 28 ayat 1 UU Nomor 14 Tahun 1985).
• Menguji peraturan perundang-undangan di bawah UU terhadap UU (Pasal 20 ayat 1 huruf b
UU Nomor 48 Tahun 2009). Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan
teknis peradilan dari semua badan peradilan yang berada di bawahnya (Pasal 32 ayat 3 UU
Nomor 3 Tahun 2009).
• Memberi petunjuk, teguran, atau peringatan kepada pengadilan di semua badan peradilan
yang berada di bawahnya (Pasal 32 ayat 4 UU Nomor 3 Tahun 2009)
• Memberi keterangan, pertimbangan, dan nasehat masalah hukum kepada lembaga negara
dan lembaga pemerintahan apabila diminta (Pasal 22 UU Nomor 48 Tahun 2009). Memberi
pertimbangan hukum atas permohonan grasi dan rehabilitasi (Pasal 35 UU Nomor 5 Tahun
2004).
• Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan pada semua badan
peradilan yang berada di bawahnya dalam menyelenggarakan kekuasaan kehakiman (Pasal
24 ayat 1 UU Nomor 48 Tahun 2009).
• Melakukan pengawasan internal atas tingkah laku hakim (Pasal 32A UU Nomor 3 Tahun 2009).
• Mengawasi pelaksanaan tugas administrasi dan keuangan (Pasal 32 ayat 2 UU Nomor 3 Tahun
2009).
• Hasil pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diserahkan kepada
DPD, DPR, dan DPRD. Dan juga menyerahkan hasil pemeriksaan secara tertulis kepada
Presiden, Gubernur, dan Bupati/Walikota.
• Untuk keperluan tindak lanjut hasil pemeriksaan, BPK menyerahkan pula hasil
pemeriksaan secara tertulis kepada Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya.
• Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK melaporkan hal tersebut kepada
instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan paling
lama 1 (satu) bulan sejak diketahui adanya unsur pidana tersebut.