Artikel Penelitian
ABSTRACT
The strategic issue of health workers still facing up to now include the development of health workers have not been able to
meet health services / development. In addition, the quality of health personnel in Indonesia has not had the competitiveness
in meeting the demand of health workers from abroad. Law Number 36 Year 2014 Article 88 is a form of government
responsibility to improve the quality of health personnel. In Banyumas District, 4.39% or 221 of the total number of health
workers have a background of graduate education under Diploma III. This study aims to describe the implementation of the
policy of Law No. 36 of 2014 Section 88 on Health Workers graduated under Diploma III in Banyumas Regency. This research
is a case study research using implementation research conducted in Banyumas District Health Office. Data collection
methods to be conducted are in-depth interviews and secondary data studies. Implementation of the policy of Law Number
36 Year 2014 Article 88 on Health Workers undergraduate graduate of Diploma III in Banyumas Regency implemented
through Recognition Learning program past. The policy of Law No. 36 of 2014 is implemented through a policy developed
by the Regional Government of Banyumas Regency in the form of Major District Regulation and Regional Regulation.
158 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 04 Desember 2019
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 07, No. 03 Desember 2019 • 159
Yuditha Nindya Kartika Rizqi, Laksono Trisnantoro, Dwi Handono Sulistyo: Implementasi Kebijakan
160 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 03 Desember 2019
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI
“...kalau peraturannya ya paling kayak kemarin “Bisanya ya itu, untuk memacu juga supaya mau
yang apa ada Menpan apa ya itu langsung ke belajar... terus supaya mau belajar...” (Pengelola
Dinas Kesehatan...” (Komisi D DPRD Kabupaten Fasilitas Kesehatan I).
Banyumas).
“dari pihak rumah sakite yang udah nyediain gitu lo,
kalo emang dituntut ngelanjutin emang ada...” (Tenaga
Engagement Kesehatan 1).
Proses implementasi kebijakan dilihat berdasarkan “Kalo aku sih semisal suruh ngelanjutin, insyaa Allaah
engagement para stakeholder dan pihak yang terlalu siap...” (Tenaga Kesehatan 2).
dalam implementasi kebijakan Undang-Undang “Yaa seperti air mengalir aja gimana... hahahha... jadi
Tenaga Kesehatan. Bentuk engagement oleh saya sih siap mbak..” (Tenaga Kesehatan 3).
Dinas Kesehatan ditunjukkan dengan melakukan Hasil di atas menunjukkan bahwa para
sosialisasi kebijakan dan melaksanakan regulasi stakeholder dan pihak yang terlibat langsung
kebijakan terhadap tenaga kesehatan. Selain itu, dalam kebijakan memiliki engagement yang
Dinas Kesehatan juga melakukan pengawasan kuat untuk mewujudkan implementasi kebijakan
terhadap kinerja tenaga kesehatan dan memberikan Undang-Undang Tenaga Kesehatan guna
izin belajar terhadap tenaga kesehatan yang akan mencapai tujuan.
melanjutkan pendidikan. Penelitian ini menganalisis implementasi
“...itu kita bisa melakukan instruksi maupun kebijakan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
sosialisasi kepada bawahannya secara langsung.
Kita yang memegang, melaksanakan regulasi yang
Pasal 88 tentang tenaga kesehatan di bawah
ada. Seperti itu.. Yaa memberi ijin dan mengendalikan Diploma III berdasarkan setting internal, proses
ya dari ketentuan yang sudah diberikan oleh implementasi kebijakan, dan setting eksternal.
pemerintah..” (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Hasil penelitian menunjukkan kebijakan Undang-
Banyumas). Undang Nomor 36 Tahun 2014 sudah diterapkan
“Yaa kita kemaren mensosialisasikan ke tenaga di Kabupaten Banyumas. Komitmen Pemerintah
tenaga penguji asnakes itu tentang Permenkes ini... Daerah Kabupaten Banyumas ditunjukkan
Ya memberi izin belajar ... (menunjukkan menpan) ini dalam pengaturan standar pendidikan bagi
yang bisa jadi dasar dari program RPL itu..” (Kepala
Bidang Sumber Daya dan Informasi Kesehatan tenaga kesehatan sesuai dengan kebijakan
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas). tersebut. Pemerintah Daerah bersama dengan
Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas organisasi profesi berupaya melakukan sosialisasi
juga menunjukkan bentuk dukungan terhadap kebijakan terhadap tenaga kesehatan dan fasilitas
implementasi kebijakan Undang-Undang Tenaga kesehatan sehingga kebijakan Undang-Undang
Kesehatan. Peran Pemerintah Daerah sejauh Tenaga Kesehatan dapat diketahui dan diterima
ini dilakukan dengan merumuskan kebijakan oleh berbagai pihak.
Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2016 Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas juga
tentang Tata Cara Pengadaan, Pengangkatan, melaksanakan program Rekognisi Pembelajaran
Pengelolaan dan Pemberhentian Pegawai Non Lampau bagi tenaga kesehatan di bawah Diploma
PNS pada BLUD. Selain merumuskan kebijakan, III sebagai bentuk implementasi kebijakan dalam
Pemerintah Daerah juga melakukan pembinaan pengembangan tenaga kesehatan. Meski begitu,
terhadap implementasi berbagai kebijakan. sosialisasi kebijakan baru berjalan di fasilitas
kesehatan milik pemerintah saja dan belum
“Untuk yang pengisian formasi tenaga kesehatan
yang BLUD kita ada perbupnya.. nek Perdanya sih yaa menjangkau fasilitas kesehatan swasta. Akibatnya
tentang praktek usaha izin… anu itu kan lebih ke ijin informasi mengenai program pendukung
praktek pelaku usaha bidang kesehatan. Kemudian implementasi kebijakan belum dapat dijangkau
yang kedua kan pembinaan juga terhadap pelaksanaan oleh tenaga kesehatan di sektor swasta. Tenaga
Perda maupun Perbup itu” (Biro Hukum Pemerintah
Daerah Kabupaten Banyumas)
kesehatan di sektor swasta belum mendapat
dukungan penuh dari fasilitas kesehatan untuk
Bentuk engagement tenaga kesehatan melanjutkan pendidikan ke jenjang Diploma III.
ditunjukkan dengan kesediaan untuk melanjutkan Sehingga tenaga kesehatan di sektor swasta
pendidikan dan komitmen dalam menyediakan kurang termotivasi untuk melanjutkan pendidikan
biaya pendidikan secara mandiri jika tidak ada ke jenjang Diploma III. Penelitian yang dilakukan
bantuan dari pemerintah. Hal tersebut didukung oleh Aarts, et al (2011) menunjukkan penerimaan
penuh oleh pengelola fasilitas kesehatan melalui kelompok terhadap suatu informasi menjadi salah
kesempatan belajar bagi tenaga kesehatan. satu aspek penting dalam feasibility kebijakan
Meski begitu, pengelola fasilitas kesehatan tidak (Aarts, Schuit, van de Goor, & van Oers, 2011).
menyediakan insentif khusus untuk memberi Setting internal kebijakan menunjukkan kesiapan
motivasi kepada tenaga kesehatan sehingga Kabupaten Banyumas dalam melaksanakan
bersedia melanjutkan pendidikan. program RPL sesuai ketentuan dalam Permenkes
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 07, No. 03 Desember 2019 • 161
Yuditha Nindya Kartika Rizqi, Laksono Trisnantoro, Dwi Handono Sulistyo: Implementasi Kebijakan
Nomor 41 tahun 2016 dan Permenristekdikti Nomor (2000) menunjukkan dalam implementasi
26 Tahun 2016 tentang Program Percepatan kebijakan, potensi stakeholder untuk memperkuat
Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi atau melemahkan dukungan politik tergantung
Pembelajaran Lampau. Penelitian yang dilakukan pada komitmen dan ketertarikan stakeholder
oleh Damschroder et al (2009) menunjukkan terhadap suatu isu strategis (Brugha, 2000).
kesiapan implementasi diukur berdasarkan
indikator langsung komitmen organisasi yang nyata KESIMPULAN
terhadap keputusan melaksanakan intervensi Berdasarkan pertimbangan terhadap setting
(Damschroder et al., 2009). Hal ini dapat dilihat internal, proses implementasi kebijakan dan
dari keterlibatan kepemimpinan, sumber daya setting eksternal, implementasi kebijakan UU
yang tersedia, dan akses terhadap informasi dan No 36 Tahun 2014 Pasal 88 tentang tenaga
pengetahuan. Pernyataan tersebut sesuai dengan kesehatan lulusan pendidikan di bawah Diploma
hasil penelitian yang menunjukkan terdapat III sudah dilaksanakan di Kabupaten Banyumas
keterlibatan Pemerintah Daerah Kabupaten melalui program rekognisi pembelajaran lampau.
Banyumas dalam pemberian izin belajar bagi Implementasi kebijakan UU No 36 Tahun 2014
tenaga kesehatan yang mengikuti program RPL tersebut juga dilaksanakan berdasarkan kebijakan
melalui Dinas Kesehatan serta penyusunan turunan berupa Peraturan Bupati Banyumas
kebijakan berupa Peraturan Bupati dan Peraturan Nomor 36 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Daerah. Program RPL di Kabupaten Banyumas Pengadaan, Pengangkatan, Pengelolaan, dan
pun sudah difasilitasi oleh dua institusi kesehatan Pemberhentian Pegawai Non PNS pada BLUD
sesuai dengan ketentuan dari Kementerian bagi Puskesmas dan Peraturan Bupati Banyumas
Kesehatan. Tenaga kesehatan juga mendapatkan Nomor 19 Tahun 2016 tentang Tata Kelola Rumah
informasi mengenai kebijakan Undang-Undang Sakit Umum Daerah Banyumas.
Tenaga Kesehatan melalui organisasi profesi
kesehatan. UCAPAN TERIMA KASIH
Berdasarkan setting eksternal dan proses Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada
implementasi, dapat terlihat keterlibatan dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementerian
komitmen berbagai pihak dalam implementasi Keuangan Republik Indonesia selaku pemberi
kebijakan Undang-Undang. Pemerintah Daerah dana penelitian. Ucapan terima kasih dapat juga
Kabupaten Banyumas telah merumuskan penulis sampaikan kepada Prodi Ilmu Kesehatan
kebijakan daerah sebagai bentuk pelaksanaan Masyarakat Fakultas Kedokteran, Kesehatan
kebijakan pusat. Kebijakan daerah tersebut Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah
berupa Peraturan Bupati Banyumas Nomor Mada, Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas,
36 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengadaan, serta pihak lain yang membantu pelaksanaan
Pengangkatan, Pengelolaan, dan Pemberhentian penelitian ini.
Pegawai Non PNS pada BLUD bagi Puskesmas
dan Peraturan Bupati Banyumas Nomor 19 DAFTAR PUSTAKA
Tahun 2016 tentang Tata Kelola Rumah Sakit 1. Aarts, M. J., Schuit, A. J., van de Goor, I. A. M.,
Umum Daerah Banyumas. Pemerintah Daerah & van Oers, H. A. M. (2011). Feasibility of multi-
Kabupaten Banyumas juga mengatur perizinan sector policy measures that create activity-
praktik tenaga kesehatan dan perizinan bidang friendly environments for children: Results of
kesehatan melalui kebijakan Peraturan Daerah a Delphi study. Implementation Science, 6(1),
Kabupaten Banyumas Nomor 24 Tahun 2014 128. https://doi.org/10.1186/1748-5908-6-128
tentang Pelayanan Perizinan Bidang Kesehatan 2. AIPHSS. (2013). Sumber Daya Manusia
Di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Kesehatan: Apa yang Masih Kurang?
Implementasi kebijakan oleh Pemerintah Retrieved September 25, 2017, from http://
Daerah Kabupaten Banyumas tersebut sejalan aiphss.org/id/sumber-daya-manusia-
dengan penelitian yang dilakukan oleh Massie kesehatan-apa-yang-masih-kurang/
(2009) yang menyebutkan bahwa pengembangan 3. Brugha, R. (2000). Stakeholder analysis:
kebijakan dilakukan secara top-down dimana a review. Health Policy and Planning,
pemerintah pusat memiliki kewenangan dalam 15(3), 239–246. https://doi.org/10.1093/
proses penyiapan kebijakan (Massie, 2009). Meski heapol/15.3.239
begitu, kebijakan seharusnya dikembangkan 4. Damschroder, L. J., Aron, D. C., Keith, R.
dengan partisipasi berbagai pihak yang terlibat E., Kirsh, S. R., Alexander, J. A., & Lowery,
dalam kebijakan tersebut untuk memastikan J. C. (2009). Fostering implementation
kebijakan tersebut realistik dan dapat mencapai of health services research findings
sasaran. Penelitian Brugha dan Varvasovszky into practice: a consolidated framework
162 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 03 Desember 2019
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 07, No. 03 Desember 2019 • 163