Anda di halaman 1dari 10

BAB V

PERHITUNGAN PERENCANAAN

5.1 Umum

Sistem Penyaluran Air Limbah dan Ekodrainase (SPALE) memerlukan suatu rancangan yang
dapat mendukung kelancaran dalam menyalurkan buangan ke bangunan pengolahannya.
Perencanaan sistem penyaluran air buangan diperlukan rencana layout jalur perpipaan air
buangan yang dibuat berdasarkan beberapa hal, diantaranya:
1. Jaringan jalan yang ada;
2. Topografi daerah rencana perencanaan;
3. Lokasi Bangunan Pengolahan Air Buangan (BPAB);
Pemilihan lokasi BPAB diusahakan pada elevasi yang lebih rendah agar pada penyaluran
air buangan tidak membutuhkan pompa, dan pengaliran air buangan dari pipa induk
dilakukan dengan sistem gravitasi. Pemilihan lokasi BPAB sengaja ditempatkan lebih
dekat dengan sungai agar air buangan hasil pengolahan di BPAB dapat langsung dibuang
ke sungai;
4. Kepadatan penduduk yang dilayani;
5. Tata guna lahan;
6. Batas administrasi.

Perancangan tersebut juga harus memperhatikan beberapa hal yang mendukung dalam
penyaluran air buangan diantaranya yaitu:
1. Perhitungan jumlah air buangan;
2. Perencaaan jalur sistem air penyaluran air buangan;
3. Pemilihan jalur alternatif;
4. Perhitungan panjang saluran;
5. Perhitungan blok pelayanan dan ekivalensi penduduk terpilih;
6. Penentuan dimensi pipa, cek penggelontoran dan waktu tempuh sampai ke BPAB.

Perencanaan sistem penyaluran air buangan diperlukan rencana layout jalur perpipaan air
buangan yang dibuat berdasarkan jaringan jalan yang ada, topografi daerah rencana
perencanaan dan lokasi Bangunan Pengolahan Air Buangan (BPAB). Pemilihan lokasi BPAB
diusahakan pada elevasi yang lebih rendah agar pada penyaluran air buangan tidak
membutuhkan pompa, dan pengaliran air buangan dari pipa induk dilakukan dengan sistem
gravitasi. Pemilihan lokasi BPAB sengaja ditempatkan lebih dekat dengan sungai agar air
buangan hasil pengolahan di BPAB dapat langsung dibuang ke sungai.
Sistem Penyaluran Air Limbah dan Ekodrainase diperlukan suatu rancangan yang dapat
mendukung kelancaran dalam menyalurkan buangan ke bangunan pengolahannya. Bab ini
akan menjelaskan beberapa hal yang mendukung dalam penyaluran air buangan, yaitu
perhitungan jumlah air buangan, perencaaan jalur sistem penyaluran air buangan, pemilihan
jalur alternatif, perhitungan panjang saluran, perhitungan blok pelayanan dan ekivalensi
penduduk terpilih, penentuan dimensi pipa, cek penggelontoran dan waktu tempuh sampai ke
BPAB.

5.2 Proyeksi Fasilitas

5.2.1 Proyeksi Fasilitas di Kecamatan Nanggalo

Fasilitas perkotaan di Kecamatan Nanggalo tahun 2021-2036 diasumsikan mengalami


peningkatan, yang berpengaruh pada kuantitas air air buangan non domestik. Peningkatan
fasilitas perkotaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Rekapitulasi Fasilitas Kecamatan Nanggalo Tahun 2012-2021
Jumlah
No. Jenis Fasilitas Kapasitas
Data Awal Tahap I Tahap II Tahap III

Sekolah

TPA 100 Jiwa/unit 37 40 44 48

MDA 100 Jiwa/unit 15 18 22 26

1 SDN 600 Jiwa/Unit 27 30 34 38

SMP 800 Jiwa/Unit 7 8 8 9

SMA 800 Jiwa/Unit 4 4 4 4

SMK 800 Jiwa/Unit 1 1 1 1

Peribadatan 

2 Masjid 400 Jiwa/unit 50 51 53 54

Mushalla 100 Jiwa/unit 32 33 35 36

Kesehatan

Apotek 5 tt/unit 10 11 12 14
3
Puskesmas 15 tt/unit 2 2 2 2

Poliklinik 15 tt/unit 4 5 6 8

Perdagangan

Pasar 700 m2/unit 13 13 13 13


4
Rumah Makan 50 m2/unit 28 28 28 28

Mini Market 50 m2/unit 24 24 24 24

KELOMPOK IX C V-8
Jumlah
No. Jenis Fasilitas Kapasitas
Data Awal Tahap I Tahap II Tahap III

Kantor

5 Pemerintahan 300 m2/unit 10 10 10 10

Cagar Budaya 200 m2/unit 1 1 1 1

Lainnya
6
Hotel 200 tt/unit 1 1 2 2

Wisma 50 tt/unit 1 2 2 2

Total 215 224 235 246


Sumber: Data Badan Pusat Statistik Kota Padang

5.2.2 Proyeksi Fasilitas di Blok-Blok Kecamatan Nanggalo


Peningkatan fasilitas di Kecamatan Nanggalo pada masing-masing blok dapat dilihat pada
Tabel 5.5
Tabel 5.5 Penambahan Fasilitas di Kecamatan Nanggalo Blok D
Jumlah
No. Jenis Fasilitas Kapasitas
Data Awal Tahap I Tahap II Tahap III

Sekolah

TPA 100 Jiwa/unit 8 9 11 12

MDA 100 Jiwa/unit 4 5 7 8

1 SDN 600 Jiwa/Unit 6 7 9 10

SMP 800 Jiwa/Unit 2 2 2 3

SMA 800 Jiwa/Unit 1 1 1 1

SMK 800 Jiwa/Unit - - - -

Peribadatan 

2 Masjid 400 Jiwa/unit 11 12 12 13

Mushalla 100 Jiwa/unit 7 8 8 9

Kesehatan

Apotek 5 tt/unit 2 2 3 3
3
Puskesmas 15 tt/unit 1 1 1 1

Poliklinik 15 tt/unit 1 1 2 2

Perdagangan

4 Pasar 700 m2/unit 3 3 3 3

Rumah Makan 50 m2/unit 7 7 7 7

KELOMPOK IX C V-8
Jumlah
No. Jenis Fasilitas Kapasitas
Data Awal Tahap I Tahap II Tahap III

Mini Market 50 m2/unit 5 5 5 5

Kantor

5 Pemerintahan 300 m2/unit 2 2 2 2

Cagar Budaya 200 m2/unit - - - -

Lainya

6 Hotel 200 tt/unit - 1 2 2

Wisma 50 tt/unit - 2 2 2

Total 48 54 59 63
Sumber: Data Badan Pusat Statistik Kota Padang

5.3 Perhitungan Debit Air Buangan

Untuk menentukan jumlah air buangan pada Kecamatan Nnaggalo, berdasarkan range rasio
air buangan 60%-80% (Waste Water Engineering, 1978), diasumsikan rasio air buangan
untuk Indonesia adalah 80% dari debit air minum. Secara kuantitas jumlah kebutuhan air
untuk rumah tangga per kapita tidaklah sama di setiap daerah. Untuk itu, Direktorat Jenderal
Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum juga membagi standar kebutuhan air minum
berdasarkan lokasi wilayah sebagai berikut:

a) Jumlah penduduk 3.000 – 20.000 jiwa merupakan kota kecil dengan kebutuhan 60-100
l/oh;
b) Jumlah penduduk 20.000 – 100.000 jiwa merupak kota sedang dengan kebutuhan 90-100
l/o/h;
c) Jumlah penduduk 100.000 – 500.000 jiwa merupakan kota besar dengan kebutuhan 100-
150 l/o/h;
d) Jumlah penduduk 500.000 – 1.000.000 jiwa merupakan kota besar dengan kebutuhan 120-
150 l/o/h;
e) Jumlah penduduk 1.000.000 – 2.000.000 jiwa merupakan kota metropolitan dengan
kebutuhan 150-250 l/o/h;
f) Jumlah penduduk > 2.000.000 jiwa merupakan kota metropolitan dengan kebutuhan > 210
l/o/h.

Jadi dapat disimpulkan bahwa besar dan standar konsumsi air bersih untuk setiap ukuran kota
berbeda-beda dan untuk Kota Payakumbuh sendiri termasuk ke dalam kota kecil yaitu kota

KELOMPOK IX C V-8
yang berpenduduk 20.000 jiwa hingga 100.000 jiwa, kebutuhan dasar air yang harus dipenuhi
adalah 90 liter per jiwa per hari.
BLOK A
Jumlah penduduk di Blok A setiap tahun semakin meningkat. Hal ini mempengaruhi
kebutuhan air minum dan banyaknya air buangan yang dihasilkan. Penduduk yang terlayani
tergantung persentase pelayanan yang dirancang, baik itu air minum maupun air buangan.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Rekapitulasi Jumlah Penduduk Sistem Pelayanan Air Buangan Blok D
Kriteria Tahap I Tahap II Tahap III
Jumlah penduduk total (jiwa) 15.441 16.248 17.098
Tingkat pelayanan AM (%) 80 90 100
Jumlah penduduk AM (jiwa) 12.352 14.623 17.098
Tingkat pelayanan AB (%) 80 85 90
Jumlah penduduk AB (jiwa) 12.352 14.623 17.098
% penduduk off site individual dari AB (%) 100 100 100
Jumlah penduduk off site individual (jiwa) 12.352 14.623 17.098
Sumber: Perhitungan Tugas Besar TPALE, 2022

5.3.1 Perhitungan Debit Air Buangan Domestik, Non Domestik Blok dan Ekivalensi
Penduduk (EP)

Perhitungan debit air buangan rata-rata (Qab) pada setiap blok dapat dicari dengan
menggunakan range rasio air buangan 60-80%. Berdasarkan Kementrian PU, rasio air
buangan yang digunakan adalah 80%. Qam didapatkan dari data Tugas Besar Teknik
Penyediaan Air Minum. Penentuan Qab penduduk suatu daerah pelayanan dapat dicari dengan
rumus:
Qab = fab x Qam ......................................................................................................... (5.1)

Dimana: Qam = Debit rata-rata air minum (m3/detik)


fab = Rasio air buangan
Qab = Debit rata-rata air buangan (m3/detik)

Penentuan jumlah penduduk non domestik yang akan dilayani SPAB perlu diperhitungkan
berapa ekivalensi penduduknya. Perhitungan ekivalensi penduduk (EP) dapat dicari dengan
rumus:
EP = Kapasitas x Jumlah unit x PE
Dimana :
EP = Ekivalensi Pendduduk (orang)

KELOMPOK IX C V-8
Blok D (Kelurahan Kurao PagangD
Tabel 5.13 Perhitungan Jumlah Penduduk Domestik Terlayani Blok D
Jumlah penduduk Tingkat pelayanan AB Jumlah penduduk yang di layani AB
Tahap
(jiwa) (%) (jiwa)
I 15.441 80 12.352
II 16.248 90 14.623
III 17.098 100 17.098
Sumber: Perhitungan Tugas Besar TPALE, 2022

Kebutuhan Air Buangan Tahap III


a. Sarana Pendidikan (SDN)
Diketahui:
Jumlah = 10 Unit
Kapasitas = 600 jiwa/unit
Kebutuhan Air = 10 L/o/h
Qab D = 80 L/o/h
Qab ND = 80 % x 10 L/o/h
= 8 L/o/h
PE = 0,27

EP TK = Kapasitas x Jumlah unit x PE TK


= 600 jiwa/unit x 10 unit x 0,27
= 1.620 jiwa
b. Sarana Peribadatan (Masjid)
Diketahui:
Jumlah = 13 Unit
Kapasitas = 400 jiwa/unit
Kebutuhan Air = 7,5 L/o/h
Qab D = 80 L/o/h
Qab ND = 80 % x 7,5 L/o/h
= 6 L/o/h
PE = 0,04
EP Masjid = Kapasitas x Jumlah unit x PE
= 400 jiwa/unit x 13 unit x 0,04
= 208 jiwa
c. Sarana Kesehatan (Puskesmas)
Diketahui:
Jumlah = 1 Unit
Kapasitas = 15 tt/unit

KELOMPOK IX C V-8
Kebutuhan Air = 200 L/o/h
Qab D = 80 L/o/h
Qab ND = 80 % x 200 L/o/h
= 160 L/o/h
PE = 2,83
EP RS = Kapasitas x Jumlah unit x PE
= 15 tt/unit x 1 unit x 2,83
= 42 jiwa
d. Sarana Perdagangan (Pasar)
Diketahui:
Jumlah = 3 Unit
Kapasitas = 700 m2/unit (asumsi 1 jiwa/10 m2)
Kebutuhan Air = 5 L/o/h
Qab D = 80 L/o/h
Qab ND = 80 % x 5 L/o/h
= 4 L/o/h
PE = 0,03
EP Pasar = Kapasitas x Jumlah unit x PE
= 700 jiwa/unit x 3 unit x 0,03
= 63 jiwa
e. Sarana Perkantoran (Pemerintahan)
Diketahui:
Jumlah = 2 Unit
Kapasitas = 300 m2/ unit
Kebutuhan Air = 10 L/o/h
Qab D = 80 L/o/h
Qab ND = 80 % x 10 L/o/h
= 8 L/o/h
PE = 0,33
EP Kantor Besar = Kapasitas x Jumlah unit x PE
= 300 m2/unit x 2 unit x 0,33
= 198 jiwa

KELOMPOK IX C V-8
f. Sarana Lain-lain (Hotel)
Diketahui:
Jumlah = 2 Unit
Kapasitas = 200 tt/unit
Kebutuhan Air = 150 L/o/h
Qab D = 80 L/o/h
Qab ND = 80 % x 150 L/o/h
= 120 L/o/h
PE = 1,67
EP Hotel Bintang 3 = Kapasitas x Jumlah unit x PE
= 200 tt/unit x 2 unit x 1,67
= 668 jiwa
Rekapitulasi ekivalensi penduduk non domestik Blok A dapat dilihat pada Tabel 5.14.

KELOMPOK IX C V-8
KELOMPOK XI C V-7
KELOMPOK IX C V-8

Anda mungkin juga menyukai