Anda di halaman 1dari 5

PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH YANG MELAKUKAN TINDAK

PIDANA BERDASARKAN PASAL 78 AYAT 1 UNDANG-UNDANG


NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

Oleh:

Lusi Intan Puspita (02011181924071)

Hukum Pemerintahan Daerah Dan Desa (Kelas B Indralaya)

Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepala daerah adalah pejabat yang menjalankan hak wewenang dan


kewajiban pimpinan pemerintahan daerah atau pejabat yang memimpin disuatu
daerah tertentu dan bertanggung jawab sepenuhnya atas jalannya pemerintahan
daerah. 1UU No 23/2014 menetapkan aturan baru mengenai pertanggungjawaban
dan pemberhentian kepala daerah dalam rangka pengembangan kehidupan
demokrasi, keadilan, pemerataan, kesejahteraan masyarakat, memelihara
hubungan yang serasi antara pemerintah dan daerah serta antar daerah untuk
menjaga keutuhan Negara KesatuanRepublik Indonesia.2 Pemberhentian kepala
daerah dan wakil kepala daerah dalam UU No 23 tahun 2014 diatur dalam Pasal
78-89.Pada dasarnya ada tiga alasan kepala daerah atau wakil kepala daerah
berhenti, yaitu : meninggal dunia, permintaan sendiri, atau diberhentikan 3

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah
yang melakukan tindak pidana berdasarkan pasal 78 ayat 1 UU No 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan daerah?

1
Wery Gusmansyah.Pemberhentian Kepala Daerah Karena Melakukan Tindak Pidana Korupsi
Menurut Undang-Undnag Hukum Islam. Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam. Vol.3No.1. IAIN
Bengkulu.2018.hlm 30
2
Sri Rahayu Pura ningsih,Kualifikasi Perbuatan Tercela Sebagai Alasan Pemberhentian Kepala
Daerah.Skripsi.Fakultas Hukum.Universitas Sriwijaya.2018.hlm 3
3
Azmi Analisis Pemberhentian Kepala Daerah Berdasarkan Undang-Undag Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah.Jurnal Ilmu Pemerintahan.Vol.4 No.1.2019. hlm 76

1
PEMBAHASAN

A. Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Berdasarkan Pasal 78 ayat 1 UU No 23/2014 Kepala daerah dan/atau wakil


kepala daerah berhenti dapat terjadi karena meninggal dunia, permintaan sendiri,
atau diberhentikan. Adapun kemungkinan diberhentikannya kepala daerah dan
wakil kepala daerah disebabkan karena:

1) Berakhirnya masa jabatan dan telah dilantiknya penjabat baru


2) Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalanga
tetap secara berturut-turut selama 6 bulan
3) Tidak lagi memenuhi syarat kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah
4) Dinyatakan melanggar sumpah atau janji kepala/wakil kepala daerah
5) Tidak melaksanakan kewajiban kepala/wakil kepala daerah
6) Melanggar larangan bagi kepala/wakil kepala daerah 4

Ada dua pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah


berdasarkan UU No 23/2014 yaitu, Diberhentikan adalah pemeberhentian yang
melibatkan atau atas inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ada yang
tidak melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tetapi langsung melalui Inisiatif
Presiden, melalui keputusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap.5 Pemberhentian Sementara adalah pemberhentian yang dilakukan karena
kepala daerah/wakil kepala daerah melakukan tindak pidana diaman untuk
Gubernur diberhentikan oleh Presiden dan untuk Bupati dan/atau Walikota
diberhentikan Oleh Menteri. Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah masih
dapat menjabat/ masih memiliki hak dan kewenangan selama masih berstatus
sebagai terdakwa dan belum adanya putusan hakim yang bersifat tetap.6

4
Wiranto.Pengantar Hukum Administrasi Negara.Jakarta.Universitas Trisakti,2011.hlm 261
5
Azmi Analisis Pemberhentian Kepala Daerah Berdasarkan Undang-Undag Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah.Jurnal Ilmu Pemerintahan.Vol.4 No.1.2019.hlm 76
6
Ida Ayu Putu Sri Astiti Padmawati. Pemerintahan Kepala Daerah Yang Melakukan Tndak Pidana
Ditinjau Dari Undang-Undang Pemerintahan Daerah.Fakultas Hukum. Universitas Udayana.hlm
9-10

2
B. Pemberhentian Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Karena
Melakukan TIndak Pidana

Pada pasal 83 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, menjelaskan


proses pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah yang diduga
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara paling
lama 5 tahun atau lebih, kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah dapat
diberhentikan oleh Presiden tanpa melalui usulan DPRD apabila telah terbukti dan
telah memperoleh putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap.
Adapun tindak pidana yang dimaksut dalam pasal ini adalah tindak pidana
korupsi, tindak pidana terorisme, makar, tindak pidana terhadap keamanan negara,
dan/atau perbuatan lain yang dapat memecah belah Negara Kesatuan Republik
Indonesia7

Mahfud MD yang merupakan ahli Hukum Tata Negara dan juga mantan
Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, menjelaskan bahwa setiap
kepala daerah yang didakwa melakukan tindak pidana yang diancam hukuman
lima tahun dapat diberhentikan sementara. Untuk kasus Ahok (Penistaan Agama)
pemberhentian sementara terhadap Ahok tidak dapat ditunda karena amanah dari
Undang-Undang yang harus dilakukan. Tidak ada alat hukum yang membenarkan
Ahok menjadi Gubernur kembali tanpa mencabut Pasal 83 UU Pemda8

Berdasarkan UU 23/2014 jika terjadi kekosongan kepala daerah yang


disebabkan karena pemberhentian sementara maka penjabat yang dibawah
terdakwa/wakil kepala daerah melaksanakan tugas dan kewenangan sampai
adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 9

7
M Fakhrul Mahdi.Pemberhentian Sementara Kepala Daerah Yang Menjaid Terdakwa Di tinjau
dari Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.Skripsi.Fakultas Syari`h
dan Hukum.UIN Ar-Raniry Darusalam. Banda Aceh.2019.hlm 59
8
Tri Artanto.Prespektif Hukum Pemberhentian Sementara Terhadap Kepala Daerah Yang
Ditetapkan Sebagai Terdakwa Berdasarkan Nilai Keadilan.Dimensi.Vol.8No.3. Fakultas Hukum.
Universitas Riau Kepulauan.2019hlm 547
9
Siti Aminah.Mekanisme Pemberhentian Kepala Daerah Berdasarkan Pasal 83 (1) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahaan Daerah.Jurnal Wavana Hukum.
Universitas Slamet Riyadi.Vol.XXIV.No.2. 2018.hlm 35

3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemberian legitimasi masyarakat salah satunya melalui pemilihan kepala


daerah dan/atau wakil kepala daerah secara demokratis dan langsung.oleh karena
itu dalam penyelenggaraan pemerintah daerah harus didasarkan pada kepentingan
masyarakat. Yang diperhatikan dan diatur oleh undang-undang tidak hanya
mengenai hak dan kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah tetapi juga
mengani akibat dari tindakan pelanggaran salah satunya adalah tindak pidana.
Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah yang melakukan tindak pidana seperti
Makar, Korupsi, ataupun penganiayaan maka akan diberikan surat atau
pemberhentian sementara oleh Presiden atau Menteri. Selama Terdakwa belum
dijatuhi hukuman pidana maka terdakwa masih dapat menggunakan hak dan
kewenangannya sebagai kepala daerah/wakil kepala daerah.

4
Daftar Pustaka

Buku

Wiranto.Pengantar Hukum Administrasi Negara.Jakarta.Universitas Trisakti,2011

Jurnal

Azmi Analisis Pemberhentian Kepala Daerah Berdasarkan Undang-Undag Nomor 23


Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.Jurnal Ilmu Pemerintahan.Vol.4
No.1.2019

Ida Ayu Putu Sri Astiti Padmawati. Pemerintahan Kepala Daerah Yang Melakukan
Tndak Pidana Ditinjau Dari Undang-Undang Pemerintahan Daerah.Fakultas Hukum.
Universitas Udayana

Siti Aminah.Mekanisme Pemberhentian Kepala Daerah Berdasarkan Pasal 83 (1)


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahaan Daerah.Jurnal
Wavana Hukum. Universitas Slamet Riyadi.Vol.XXIV.No.2. 2018.

Tri Artanto.Prespektif Hukum Pemberhentian Sementara Terhadap Kepala Daerah Yang


Ditetapkan Sebagai Terdakwa Berdasarkan Nilai Keadilan.Dimensi.Vol.8No.3.
Fakultas Hukum. Universitas Riau Kepulauan.2019

Wery Gusmansyah.Pemberhentian Kepala Daerah Karena Melakukan Tindak Pidana


Korupsi Menurut Undang-Undnag Hukum Islam. Jurnal Pemerintahan dan Politik
Islam. Vol.3No.1. IAIN Bengkulu.2018

Skripsi

Sri Rahayu Pura ningsih,Kualifikasi Perbuatan Tercela Sebagai Alasan


Pemberhentian Kepala Daerah.Skripsi.Fakultas Hukum.Universitas
Sriwijaya.2018

M Fakhrul Mahdi.Pemberhentian Sementara Kepala Daerah Yang Menjaid


Terdakwa Di tinjau dari Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah.Skripsi.Fakultas Syari`h dan Hukum.UIN Ar-Raniry
Darusalam. Banda Aceh.2019

Anda mungkin juga menyukai