Anda di halaman 1dari 3

SINOPSIS

PT Zen Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pendistribusian


alat kesehatan. Pendiri dari PT Zen Indonesia ini adalah M Anansyah Sultan, dimana
Anansyah memulai bisnis dalam pendistribusian alat kesehatan ini sejak tahun 2007 dan
selalu menjaga kualitas barang yang dikirimnya. Sehingga PT Zen Indonesia mendapatkan
kepercayaan dari banyak konsumen baik dari dalam maupun luar kota.

Alat pelindung diri (APD) / safety equipment merupakan bagian dari alat kesehatan
tersebut dan menjadi kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja. Terutama bagi tenaga
medis karena memiliki bahaya dan risiko tertular covid-19 ditengah pandemi ini.

Lalu ketika Alzohir Aji yang menjadi salah satu konsumen dari M Anansyah Sultan
yang berada di Batam. Dimana Aji melakukan pembelian dari distributor Anansyah tersebut
sebanyak 1.000 box masker, 5.000 APD, 500 box handsanitaizer, 500 tabung oksigen kecil,
500 tabung oksigen besar, 1.000 nebulizer, 1.000 sarung tangan latex dan 1.000 faceshield
untuk dia masukkan di daerah-daerah yang berada disekitar wilayahnya dan juga daerah yang
mungkin membutuhkan. Sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui kedua belah pihak
maka Aji melakukan pembayaran sebanyak 50% dan barang akan dikirimkan pada Tanggal
29 Juni 2020 serta menyelesaikan proses pembayaran setelah barang dikirimkan oleh
Anansyah.

Pada Tanggal 03 Juli 2020 setelah melewati dari tanggal yang telah ditetapkan, Aji
selaku pembeli berusaha menghubungi Anansyah karena barang yang Aji pesan belum sampai
sesuai dengan kesepakatan yang telah di buat sebelumnya. Setelah Aji berhasil menghubungi
Anansyah, Anansyah selaku Distributor alat kesehatan tersebut meminta keringanan
pengiriman barang yang tidak dapat sampai tepat pada waktunya karna adanya pembatasan
sosial berskala besar (PSBB) yang menyebabkan terhentinya pengiriman barang, hal tersebut
diberikan keringanan oleh Aji karna situasi dan kondisi yang memang sedang dalam masa
pandemi. Setelah disepakati oleh kedua belah pihak, akhirnya pengiriman akan di tunda
sampai dengan bulan depan, yaitu pada tanggal 7 Juli 2020.
Setelah melakukan perjanjian baru untuk pengiriman alat kesehatan tersebut maka
pada tanggal 10 Juli 2020, akhirnya barang yang di pesan oleh Aji sampai di Palembang.
Namun pada saat Aji sampai di tempat penerimaan barang dan ingin melakukan pengecekan
barang, hal yang sangat tidak terduga terjadi. Dimana alat kesehatan yang dipesan oleh Aji
seharusnya di kirim oleh Anansyah dari Batam, tetapi alat kesehatan yang datang tersebut dari
Jakarta, dimana Jakarta merupakan daerah Zona Merah dari Covid-19, dan barang tersebut
tidak memiliki surat keterangan karantina.

Setelah Aji mengetahui hal tersebut Aji langsung menghubungi Anansyah untuk
meminta kejelasan dari barang tersebut karena aji mengalami kerugian yang besar, namun
Anansyah mengacuhkan panggilan dari Aji. Sampai akhirnya kesabaran Aji melewati batas
dan Aji membawa kasus ini ke ranah hukum agar mendapatkan pertanggungjawaban dari
Anansyah terkait barang yang Anansyah kirimkan tersebut.

Karena sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018 tentang Karantina


Kesehatan, pada pasal 92 yang berbunyi “Pengemudi Kendaraan Darat yang menurunkan atau
menaikkan orang dan/atau Barang sebelum dilakukan pengawasan Kekarantinaan Kesehatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (21) dengan maksud menyebarkan penyakit
dan/atau faktor risiko kesehatan yang menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah). “

Yang dimana pada Pasal 35, berbunyi :

(1) Setiap Kendaraan Darat yang:

a. datang dari wilayah yang Terjangkit;


b. terdapat orang hidup atau mati yang diduga Terjangkit; dan/atau
c. terdapat orang atau Barang diduga Terpapar di dalam Kendaraan Darat, berada
dalam Status Karantina.
(2) Kendaraan Darat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan Pengawasan
Kekarantinaan Kesehatan sebelum menurunkan atau menaikkan orang dan/atau
Barang.

Setelah Aji mengetahui hal tersebut telah di atur dalam UU no.6 Tahun 2018, Aji pun
mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Palembang Dan menjadikan pengiriman barang
dari Zona Merah menjadi dasar dari pengaduannya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai