Anda di halaman 1dari 13

PROBLEMATIKA KEWENANGAN PEJABAT PELAKSANA

TUGAS BUPATI DALAM MEMBERHENTIKAN


KEPALA DESA

PROBLEMATICS AUTHORITY OF THE REGENT OFFICIAL


IMPLEMENTATION IN STOPING VILLAGE HEAD

Ervin Munandar, Abdul Majid, Tunggul Anshari Setia Negara

Magister Ilmu Hukum, Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang


Jalan MT. Haryono No 169 Malang, Jawa Timur
Email: mudandare96@gmail.com

Abstrak
Antara kewajiban yang diberikan undang-undang tentang desa untuk memberikan sanksi atas penyimpangan
yang dilakukan kepala desa sesuai Pasal 115 dan batasan kewenangan dalam undang-undang tentang
administrasi pemerintahan Pasal 14 ayat (7), bahwa seorang Pejabat Pelaksana Tugas tidak berwenang
mengambil tindakan yang bersifat strategis yang berdampak pada perubahan status hukum pada aspek
organiasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tindakan hukum Pejabat Pelaksana Tugas Bupati
Kabupaten Buton Tengah yang telah memberhentikan kepala desa Tolandona Matanaeo berdasarkan SK
Nomor 307 tertanggal 16 mei 2017. Penelitian ini yuridis normatif dengan pendekatan kepustakaan,
perundang-undangan dan pendekatan kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberhentian kepala desa
tolandona matanaeo dapat dibenarkan, sebab tindakan hukum tersebut didasarkan pada fungsi dengan
pemaknaan bahwa keadilan prosedural tidak mengabaikan keadilan substantif. Hal itu relevan dengan
ketentuan Pasal 10 ayat (3) undang-undang pembentukan kabupaten buton tengah, bahwa pengangkatannya
karena memiliki kemampuan dan pengalaman jabatan dalam bidang pemerintahan. Selain itu sanksi yang
diberikan tidak cacat prosedur dalam undang-undang tentang desa.

Kata Kunci: Pejabat Pelaksana Tugas; Pemberhentian; Kepala Desa

Abstract
Between the obligation given by the law on villages to impose sanctions for irregularities committed by the village
head in accordance with Article 115 and the limitations of authority in the law on government administration
Article 14 paragraph (7), that an Acting Acting Officer is not authorized to take strategic actions that have an
impact on changing the legal status of the organizational aspects. The purpose of this study was to analyze the
legal actions of the Acting Acting Regent of Central Buton Regency who had dismissed the village head Tolandona
Matanaeo based on SK Number 307 dated May 16, 2017. This research is normative juridical with literature

Vol. 12 No. 1 Pg. 1


approach, legislation and case approach. The results showed that the dismissal of the village head of Tolandona
Matanaeo was justified, because the legal action is based on the function with the meaning that procedural justice
does not neglect substantive justice. This is relevant to the provisions of Article 10 paragraph (3) of the law on the
formation of the Central Buton Regency, that the appointment is due to having the ability and experience of office
in the field of government. Besides the sanctions provided are not procedural defects in the law on villages.

Keywords: Acting Duty Officer; Dismissal; Village Head.

PENDAHULUAN pembangunan yang berkesinambungan.


Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 6
Latar Belakang
Tahun 2014 tentang Desa, terdapat beberapa
Sebagai konsekuensi dari penerapan sumber keuangan desa. Diantaranya alokasi
negara hukum, maka sejatinya anggaran APBN, APBD dan juga pendapatan
penyelenggaraan kehidupan bernegara harus desa yang sah lainnya3 adalah bentuk
berpedoman pada ketentuan Konstitusi yang kewenangan yang diberikan kepada desa.
secara materil paling tidak mencerminkan Dalam optimalisasi penggunaan dana desa
adanya perlindungan terhadap hak asasi yaitu diantaranya untuk membiayai
manusia, pengaturan mengenai hubungan pembangunan dan pemberdayaan
dari yang memerintah dan yang diperintah, masyarakat. 4

serta lembaga negara yang bersifat Perwujudan dari optimalisasi tersebut


fundamental.1 Selain itu, secara doktriner, memerlukan integritas serta transparansi
bahwa karakteristik dari sebuah negara sebagai hal yang harus dimiliki oleh kepala
hokum adalah mendasarkan penyelenggaraan desa beserta perangkat desa agar mencapai
kehidupan pemerintahan berdasarkan pada sistem pengelolaan keuangan yang akuntabel.
peraturan perundang-undangan,2 tak Adanya masalah dalam implementasi undang-
terkecuali Negara Indonesia yang juga undang tentang desa, hal ini setidaknya
merupakan negara hokum, sejatinya harus didasarkan pada hasil temuan Komisi
mendasarkan penyelenggaraan kehidupan Pemberantasan Korupsi,5 sehingga terdapat
bernegara berpedoman pada konstitusi dan sisi kelemahan yang bisa menimbulkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan. penyalagunaan kewenangan. Untuk itu
Berbagai aspek dalam kehidupan terdapat cakupan pembinaan dan
masyarakat selalu menjadi sasaran pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah,

1
Novendri M. Nggilu, Hukum dan Teori Konstitusi membangun Desa termuat dalam penjelasan Pasal 72 Ayat
(Perubahan Konstitusi yang Partisipatif dan Populis), (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
(Yogyakart: UII Press, 2014), hlm. 5
4
Tentang kewenangan desa disebutkan dalam Pasal 18
2
Supriyadi A. Arief, Dekonstruksi Hak Imunitas jo Pasal 78 Undang-Umdang Nomor 6 Tahun 2016 Tentang
Anggota DPR Dalam Perspektif Equality Before The Desa.
Law, Jambura Law Review Vol. 1 No (1).
5
Deputi Bidang Pencegahan – KPK, Buku Laporan
3
Adanya bantuan keuangan alokasi Dana Desa dan Kajian Sistem Pengelolaan Keuangan Desa, (Jakarta: 2015),
Anggaran Dana Desa sebagai bentuk komitmen pemerintah hlm. 26.

Vol. 12 No. 1 Pg. 2


Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah kepala desa melakukan penyimpangan maka
Kabupaten/Kota sesuai Pasal 112 dalam pemerintah daerah dapat memberikan sanksi
undang-undang tentang desa. kepada kepala desa tersebut (poin n).
Bahasan tulisan ini akan berfokus pada kasus Berbeda dengan Pasal 41 dan Pasal 42,
di Provinsi Sulawesi Tenggara yang muncul bahwa pemberhentian sementara kepala desa
karena kecurigaan masyarakat terhadap dilakukan “setelah” ditetapkan sebagai
penyalagunaan keuangan desa yang tersangka atau terdakwa. dalam Pasal 40,
dilakukan kepala desa Tolandona Matanaeo. kepala desa diberhentikan (ayat 1) karena
Dari hasil proses pemeriksaan pemerintah melanggar larangan sebagai kepala desa (ayat
daerah kabupaten, terdapat indikasi (2) poin d), kemudian pemberhentian sesuai
penyalagunaan anggaran tahun anggaran Pasal 40, Pasal 41, dan Pasal 42 tersebut akan
2016, maka diterbitkannya Surat Keputusan ditetapkan oleh bupati/wali kota (ayat 3).
(SK) pemberhentian sementara Nomor 307 Antara kewajiban yang diberikan oleh
tertanggal 16 Mei 2017, yang di tandatangani undang-undang tentang desa dan batasan
Pejabat Pelaksana Tugas (PLT) Bupati kewenangan dalam undang-undang tentang
Kabupaten Buton Tengah. Disatu sisi kepala administrasi pemerintahan, bagaimana
desa merasa dirugikan, sebab berdasarkan kemudian subtasi yang mendasari SK
Pasal 14 ayat (7) Undang-Undang Nomor 30 pemberhentian tersebut.
tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan, disebutkan bahwa: Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan penulis bahas
“Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
yaitu berkaitan dengan problematika
yang memperoleh Wewenang melalui
tindakan hukum Pejabat Pelaksana Tugas
Mandat tidak berwenang mengambil
Bupati Kabupaten Buton Tengah dalam
Keputusan dan/atau Tindakan yang
memberhentikan sementara kepala desa
bersifat strategis yang berdampak pada
Tolandona Matanaeo.
perubahan status hukum pada aspek
organisasi, kepegawaian, dan alokasi Metode Penelitian
anggaran.”
Metode penelitian jurnal ini adalah
Disisi lain masyarakat menganggap yuridis normatif dengan pendekatan
pemberhentian itu telah tepat, sebab kepustakaan dan perundang-undangan, oleh
masyakat merasa dirugikan oleh perbuatan karena dalam penelitian ini memerlukan
kepala desa. Dimana sebagai bentuk gambaran yang secara spesifik mengenai
keseriusan pemerintah melalui undang- kejadian sebelum diberhentikannya kepala
undang tentang desa, Pada Pasal 115 desa tolandona matanaeo. Untuk itu penulis
pemerintah daerah diberi kewenangan untuk juga menggunakan pendekatan kasus dengan
melakukan pengawasan penggunaan dana metode wawancara dengan nara sumber BPD
desa (poin g), melakukan pembinaan dan desa tolandona matanaeo untuk dapat
pengawasaan penyelenggaraan pemerintah memberikan gambaran umum terkait
desa (poin h), hal ini dilakukan untuk kejadian sebelum diberhentikannya kepala.
mencapai percepatan pembangunan di
kawasan desa dengan berbagai bantuan yang PEMBAHASAN
diberikan (poin k, l) untuk itu ketika seorang
1. Ruang Lingkup Pemerintah Daerah

Vol. 12 No. 1 Pg. 3


a. Manajemen Dan Kepemimpinan berdasarkan wewenang yang diatur dalam
Pemerintah peraturan perundang-undangan. Tujuan dari
hukum administrasi untuk menjaga
Istilah manajemen dan pemerintahan
kekuasaan pemerintahan tetap dalam batas
adalah dua hal yang berkaitan dalam sistem
hukum yang melandasinya, sehingga dapat
kepemerintahan. Sebagaimana yang
melindungi masyarakat dari perbuatan
dikatakan oleh Jazim Hamidi, bahwa
penyalagunaan atau pelampauan wewenang
kepemimpinan adalah yang menentukan arah
dari pemerintah.10
dan manajemen yang menentukan bagaimana
arah itu bisa tercapai.6 Manajemen diartikan Selanjutnya dijelaskan: “Sebagai konsep
hukum publik, wewenang sekurang-
sebagai ilmu aplikasi (applied science), yang
kurangnya terdiri atas tiga komponen, yaituh
dapat dijabarkan sebagai proses tindakan
pengaruh, dasar hukum, dan konformitas
meliputi: Perencanaan (plening),
hukum. Komponen pengaruh iyalah bahwa
Pengorganisasian (organizing), Penggerakan
penggunaan wewenang dimaksudkan untuk
(actuating), Pengawasan (controling).7
mengendalikan perilaku subjek hukum.
Antara kepemiminan dan manajemen
Komponen dasar hukum, bahwa wewenang
terdapat perbedaan, setidaknya hal ini
itu selalu harus dapat ditunjukan dasar
didasarkan pada pengertian manajemen yang
hukumnya dan komponen konformitas
sempit dibandingkan dengan kepemiminan.
hukum, mengandung makna bahwa adanya
Dasar pembedaan tersebut adalah standar wewenang, yaitu standar umum
organisasi, dimana manajemen berfokus pada (semua jenis wewenang) dan standar khusus
tujuannya, sedangkan seorang pimpinan (untuk jenis wewenang tertentu).11
dapat mencapai tujuan pribadi atau Komponen wewenang sebagaimana
membantu orang lain mencapai tujuan yang dimaksud bermuara pada asas legalitas.
mereka tanpa harus menjadi manajer yang Ada kriteria dalam kewenangan bertindak
efektif.8 Kepemimpinan memegang peranan pemerintah yaitu berupa, tujuan dari tindak
penting yang sangat menentukan pemerintah; pertimbangan dalam melakukan
keberlangsungan hidup suatu negara atau pertanggung jawaban; dan prosedur yang
suatu lembaga pemerintahan lainnya.9 Untuk harus dipatuhi sebelum bertindak.12 Untuk
itu apapun perbedaan dari cara memimpin itu konsep wewenang dapat diketahui melalui
setiap orang, tujuan utamanya adalah telaah sumber wewenang dan konsep
kesejahteraan masyarakat. pembenaran terhadap tindakan kekuasaan
pemerintahan.
b. Hakikat Kewenangan
Penguasa sebagai subyek yang 2. Kewenangan Menjalankan Tugas Oleh
memerintah dalam hal ini adalah pemerintah Pejabat Pelaksana Tugas Bupati
yang menyelenggarakan kepentingan umum a. Problematika Kewenangan Pejabat
sesuai administrasi pemerintahan, dimana Pelaksana Tugas Buapati Untuk
keabsahan tindakan pemerintahan diukur
6
Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, Civic Education 10
Tedi Sudrajat, Hukum Birokrasi Pemerintah:
Antara Realitas Politik dan Implementasi Hukumnya, Kewenangan Dan Jabatan, (Jakarta Timur: Sinar Grafik,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), hlm. 151. 2017), hlm. 52-53.
7
A. Halim, Rr. Suhartini, M. Khoirul Arif, A. Sunarto
11
AS, dalam Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, Ibid, hlm. 153. Philipus M. Hadjon dalam Tedi Sudrajat, Loc.cit., 53.
12
8
Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, Loc.cit., hlm. 153. Tedi Sudrajat, Op.cit,. hlm. 56-57.

9
Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, Ibid, hlm. 154.

Vol. 12 No. 1 Pg. 4


Memberhentikan Sementara Kepala diatur secara tegas kapan batas waktu minimal
Desa atau kapan batas maksimal yang diberikan oleh
MENDAGRI kepada PLT Bupati untuk
Sesuai Pasal 20 undang-undang tentang
mengusulkan permohonan persetujuan dan
pemerintah daerah, asas “tugas pembantuan”
untuk mendapatkan persetujuan tersebut.
bertujuan menciptakan pemerataan pelayanan
oleh pemerintah. Kemudian dalam Pasal 58, Mengenai ruang lingkup pengecualian tersebut
bahwa penyelenggaraan pemerintahan hanya menyangkut kepegawaian, membatalkan
memastikan adanya kepastian hukum; tertib atau membuat perjanjia, kebijakan dan program
pembangunan yang bertentangan dengan yang
penyelenggara negara; kepentingan umum;
dibuat oleh pejabat sebelumnya. Kemudian
keterbukaan; proporsionalitas; profesionalitas;
mengenai pengisian dan penggantian pejabat
akuntabilitas; efisiensi; efektivitas; dan keadilan.
hanya berdasarkan PERDA dan bukan
Namun bagaimana jika untuk menyelesaikan
berdasarkan undang-undang.
suatu persoalan saat memerintah, kepala daerah
Pada akhirnya hal ini bermuara pada
tersebut kewenangannya terbatas seperti
seorang PLT. Pembatasan kewenangan tersebut penyelenggaraan pemerintahan yang kaku dan
diatur dalam: dapat menimbulkan ketidak percayaan publik,
alhasil apa pun yang diperbuat pemerintah
UU No. 30 tahun 2014 Pasal 14 ayat (7), PP dalam konteks kebaikan akan dinilai sebagai
No. 49 tahun 2008 Pasal 132A ayat (1) dan ayat sesuatu yang tidak tepat atau mungkin dikatakan
(2), PERMENDAGRI No. 74 Tahun 2016 Pasal 9 salah oleh publik. Problem lainnya ada pada
Ayat (1) dan ayat (2), SK Badan Kepegaiwaian PERMENDAGRI No 74 tahun 2016, Pasal 9 ayat
Negara Nomor K26-30/V.20-3/99 tertanggal 5 (1) poin b, dimana disebutkan: “tugas dan
februari 2016. Dalam aturan-aturan tersebut wewenang Pelaksana Tugas Bupati, memelihara
secara umum memberikan larangan bagi PLT ketentraman dan ketertiban masyarakat” yang
untuk tidak melakukan hal-hal yang berdampak tidak memberikan batasan yang kongkrit.
pada perubahan sistem pemerintahan, terlebih Kesimpulannya bahwa kewenangan PLT
lagi perubahan pada sesuatu yang telah merujuk pada Pasal 14 ayat (7) UU No. 30 tahun
ditetapkan oleh pemerintahan definitif 2014 tentang administrasi pemerintahan,
sebelumnya. Namun keputusan atau tindakan dengan rumusan yang lebih luas bahwa pejabat
tersebut diperbolehkan jika mendapatkan yang mendapatkan wewenang secara mandat
persetujuan tertulis dari menteri. tidak berwenang mengambil keputusan
dan/atau tindakan yang strategis yang
Pengecualian yang di berikan “setelah
berdampak pada perubahan status hukum pada
mendapat persetujuan tertulis dari MENDAGRI”
aspek organisasi.
sebagaimana yang diatur dalam PP No. 49 tahun
Berkaitan dengan pemberhentian
2008 Pasal 132A ayat (2) dan PERMENDAGRI
sementara kepala desa ditetapkan oleh
No. 74 Tahun 2016 Pasal 9 Ayat (1), penulis
bupati/walikota, sesuai ketentuan dalam
berpendapat dalam rumusan tersebut masih ada
undang-undang tentang desa Pasal 40 ayat (3).
celah atas pengecualian perluasan kewenang
Prasyarat pemberhentian sementara tersebut
PLT. Hal ini dapat penulis uraikan dengan
tidak mesti menjadi tersangka (pasal 42) atau
berdasarkan persepsi penulis yaitu sebagai
terdakwa (pasal 41) dahulu. Hal ini sesuai
berikut:
dengan Pasal 40 ayat (2) yang menyebutkan
Poin utama dari keputusan PLT yang tanpa
bahwa, kepala desa diberhentikan yaitu
“persetujuan tertulis dari MENDAGRI” tidak

Vol. 12 No. 1 Pg. 5


diantaranya melanggar larangan sebagai kepala “dimungkinkan penciptaan aturan baru yang
desa. sebelumnya belum diatur dalam perundang-
Dalam bahasan sebelumnya telah undangan.” Seperti kebijakan diskresi yang
disebutkan, ada 8 (delapan) poin jenis bersifat alternatif dan cukup relevan dengan satu
pelanggaran yang dilakukan kepala desa asas dalam KUHAP. Asas ini bersifat “deskriptif
tolandona matanaeo, untuk itu bahwa kepala faktual” yang di sebut oleh Eddy O.S. Hiariej 15
desa telah melanggar ketentuan dalam Pasal 29 sebagai asas praduga bersalah “presumption of
undang-undang tentang desa yaitu diantaranya, guilt”, dimana seseorang dapat dianggap
merugikan kepentingan umum (poin a), dengan bersalah sebulum adanya putusan pengadilah.
cara menyalagunakan wewenang (poin c) yang Sesuai Pasal 17 KUHAP yang menyatakan
ada padanya, dan bertindak sesuka “Perintah penangkapan dilakukan terhadap
kehendaknya untuk mendapatkan keuntungan seseorang yang diduga keras melakukan tindak
pribadi (poin b). pidana berdasarkan bukti permulaan yang
Persoalan ini tidak dapat dilihat dari satu cukup”.
sudut pandang saja. Sebab “kekosongan dalam Oleh karena diskresi (freies ermessem)
jabatan publik akan berdampak pada ketidak hanya dapat dilakukan oleh pejabat
stabilan administrasi pemerintahan, namun pemerintahan yang berwenang sebagaimana
pengisian jabatan sementara dinilai tidak dapat yang disebutkan dalam Pasal 22 ayat (1) UU No.
pulah berjalan secara efektif dan efisien.”13 Ada 30 tahun 2014 tentang administrasi
kelemahan dari sisi posisi yang ganda, bahwa pemerintahan. Pertanyaan kemudian apakah
kewenangan PLT terbatas saat menjabat dan di seorang PLT dapat menggunakan kebijakan
sisi lain ia juga sebagai kepala daerah yang harus diskresi tersebut.
memberi pelayanan maksimal. Untuk itu perlu dipahami mengenai fungsi
dari pemerintahan itu sendiri, maka hal ini
b. Pertimbangan Sementara Kepala Desa merujuk pada Pasal 1 angka 2 yaitu: “Fungsi
Tolandona Matanaeo Pemerintahan adalah fungsi dalam
Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) KUHP melaksanakan Administrasi Pemerintahan yang
disebutkan bahwa “Suatu perbuatan tidak dapat meliputi fungsi pengaturan, pelayanan,
dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan pembangunan, pemberdayaan, dan
ketentuan perundang-undangan pidana yang perlindungan.” Pemaknaan berwenang akan
telah ada.” Atau lebih dikenal dengan sebutan merujuk pada tanggungjawab menjalankan
asas legalits (Nullum Delictum Noella Poena Sine tugas. Sebagaimana yang dikatakan Eri,16 bahwa
Praevia Lege Poenali). Selain itu dikenal juga “sikap-tindak dari tugas yang dijalankan aparat
“Presumption of innocent” yaitu asas praduga administrasi berwujud “trifungsi”.” Diantaranya
tak bersalah dan asas ini bersifat legal normative membuat peraturan dalam arti materil dan
dan tidak berorientasi pada hasil akhir. berderajat dibawa undaang-undang, melakukan
Namun jika berdasarkan sistem hukum tindakan nyata dan aktif, serta menjalankan
Pancasila yang bersifat prismatik,14

13
Dewi Triwahyuni Fuqoha, Efektivitas Jabatan Pejabat 15
Eddy O.S. Hiariej, Teori & Hukum Pembuktian
Pelaksana Tugas (Plt) Dalam Penyelenggaraan (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 30-50.
Pemerintahan, (Jurnal Administrasi Negara, Volume 3,
16
Nomor 2, April 2015). Eri yulikhsan, Keputusan Diskresi Dalam Dinamika
Pemerintahan (Aplikasi Dalam PTUN), (Yogyakarta:
14
Syofyan Hadi, Mengkaji Sistem Hukum Indonesia Deepublish, 2016), hlm. 34.
(Kajian Perbandingan Dengan Sistem Hukum
Lainnya), DiH Jurnal Ilmu Hukum, (Volume 12 Nomor
24 Agustus 2016).

Vol. 12 No. 1 Pg. 6


fungsi peradilan, namun bukan dalam arti perbuatan yang dinilai salah berdasarkan hasil
“triaspolitica montersquieu”. pemeriksaan terlebih dahulu haruslah dihukum.
Tolak ukur tindakan diskresi yaitu Jika dicermati lebih jauh mengenai maksud
“keadaan mendesak” yang dilaksanakan dalam dari Pasal 24 undang-undang tentang
keadaan “tertentu”, hal ini dapat merujuk pada administrasi pemerintahan, mengenai prasyarat
Pasal 81 UU No. 5 tahun 1974 tentang Pokok- penggunaan kebijaka diskresi (freies ermessem).
Pokok Pemerintahan Di Daerah, mengenai Pada sisi hukum pidana tergambarkan dalam
wewenang, tugas, dan kewajiban kepala wilaya. ketentuan Pasal 17 KUHAP yang tujuannya telah
Dimana untuk membina ketentuan dan jelas sebagaimana ketentuan dalam Pasal 21 ayat
ketertiban di wilayahnya sehinggah dapat (1), yaitu baik dalam hal untuk menghindari
mengambil segala tindakan yang dianggap perlu penghilangan atau pengrusakan barang bukti,
untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan melarikan diri, atau juga bisa untuk menghindari
pemerintahan. pengulangan dari tindakan tersebut.
Berdasarkan isi SK Nomor 307 tertanggal Ketika di lihat dari konteks hukum
16 Mei 2017. Pertama, pertimbangan penerbitan administrasi, dapatlah dikatakan bahwa tujuan
SK “bahwa berhubungan kepala desa Tolandona dari pemberhentian sementara adalah bentuk
Matanaeo sedang dalam pemeriksaan khusus peringatan atas perbuatan yang menyimpang
Inspektorat Kabupaten Buton Tengah dengan pendekatan asas praduga bersalah
berdasarkan laporna tokoh-tokoh masyarakat “presumption of guilt” tanpa mengabaikan
desa Tolandona Matanaeo Kecamatan Sangia pertimbangan-pertimbangan yang mendukung.
Wabulu Kabupaten Buton Tengah terindikasi Dengan tolak ukur yang suda penulis jelaskan,
penyalagunaan DD yang tidak berdasarkan untuk itu dapat dimungkinkan penggunaan
APBDesa dan tidak tepat sasaran.” diskresi oleh PLT Bupati Buton Tengah.
Kedua, memutuskan bahwa “sambil
menunggu proses lebih lanjut,.. dan dikemudian 3. Tindakan Pemerintahan Dalam
hari tidak terbukti melakukan penyalagunaan Prespektif Keadilan
wewenang, maka yang bersangkutan akan a. Pengertian tindakan pemerintah
dikembalikan pada jabatan semula;” dan juga
Pemerintah atau administrasi negara
“hal-hal yang bersifat prinsip dikonsultasikan
adalah subjek hukum atau pendukung hak dan
pada Pejabat Bupati Buton Tengah.” Selain itu
kewajiba. Ada beberapa tindakan yang dilakukan
jawaban PLT saat di wawancarai mengenai
pemerintah sebagai subjek hukum, baik
alasan memberhentian kepala desa tolandona
tindakan nyata (feitelijkhandelingen) maupun
matanaeo, bahwa “Sebelum saya terbitkan SK
tindakan hukum (rechtshandelingen). Tindakan
pemberhentian sementara, saya tanya dulu
nyata adalah tindakan-tindakan yang tidak
Inspektorat terkait hasil pemeriksaannya
memiliki relevansi dengan hukum, untuk itu
terhadap pengelolaan dana desa tahun anggaran
tindakan ini tidak menimbulkan akibat-akibat
2016 di Desa Tolandona Matanaeo. Ada indikasi
hukum.18 Sedangkan tindakan hukum adalah
dugaan penyimpangan dan penyelewengan
tindakan-tindakan yang berdasarkan sifatnya
didalamnya”17 dengan demikian, bahwa
17
Butonpos, Kades Tolandona Matanaeo Diberhentikan 18
C.J.N. Versterden dalam Ridwan HR, Hukum
Sementara, http://butonpos.fajar.co.id/kades-tolandona- Administrasi Negara, Edisi Revisi, (Jakarta:
matanaeo-diberhentikan-sementara/ diakses pada tanggal RajaGrafindo Persada, 2011), hlm. 109.
18 september 2018.

Vol. 12 No. 1 Pg. 7


dapat menimbulkan akibat hukum tertentu, atau 1) Tidak berwenangan dari segi wilayah
tindakan yang dimaksudkan untuk menciptakan (onbevoegdheid naar tijd);
hak dan kewajiban.19 Akibat hukum yang
Kewenangan bapak Laode Ali Akbar sebagai
ditimbulkan dari tindakan hukum administrasi
PLT bupati buton tengah berdasarkan UU No. 15
akan menimbulkan penciptaan hubungan
tahun 2014 tentang Pembentukan Kabupaten
hukum baru, perubahan atau pengakhiran
Buton Tengah Di Provinsi Sulawesi Tenggara.
hubungan hukum yang ada. Bahwa ada kewajiban untuk mengangkat PLT
Oleh karena dari pernyataan sepihak yang bupati sebelum dilakukannya pemilihan kepala
dilakukan oleh organ pemerintahan sebagai daerah dan wakil-nya yang akan dilaksanakan 2
tindakan hukum, untuk itu bahwa kehendak
(dua) tahun setelah diresmikannya kabupaten
organ tersebut tidak boleh mengandung cacat buton tengah.
seperti kekhilafan (dwaling), penipuan (bedrog),
paksaan (dwang) atau tindakan yang 2) Tidak berwenang dari segi waktu
menyebabkan akibat-akibat hukum yang tidak (onbevoegdheid ratione temporis)
sah. Tindakan hukum administrasi yang bersifat Kewenangan menjabat bapak La ode Ali
mengikat20 dapat mengikat warga negara tanpa Akbar dari tanggal 20 september 2016 sampai
perlu ada persetujuan terlebih dahulu dari warga
21 mei 2017, pemberhentian kepala desa
negara yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan tolandona matanaeo tanggal 16 mei 2017. Untuk
hubungan hukum publik itu bersifat sub itu sudut pandang yang digunakan adalah
ordinatif, bahwa pemerintah yang dilekati hubungan sebab akibat diterbitkannya SK
dengan kekuasaan publik untuk itu memiliki pemberhentian tersebut, dapatlah penulis
kewajiban mengatur. uraikan sebagai berikut21:
b. Unsur dan Macam-macam Tindakan a) Dalam ruang lingkup yang lebih sempit telah
Hukum Pemerintah terjadi penyegelan kantor desa tolandona
matanaeo pada tanggal 23 april 2017.
Unsur-unsur yang harus dipenuhi dari
Konsekuensinya berdampak pada kinerja
tindakan pemerintah atau administrasi
pemerintah desa yang akan terhenti. Berapa
pemerintahan yang dimaksudkan untuk
lamapun terhentinya aktifitas pemerintahan
menimbulkan akibat-akibat hukum, dapat
desa tersebut akan mempengaruhi berbagai
penulis buat dengan menguraikan kerangka
aktifitas lainnya.
tindakan hukum PLT kabupaten Buton Tengah
b) Dalam ruang lingkup yang lebih luas,
dalam perspektif kewenangan. Bahwa apakah
dapatlah dilihat dari aksi demonstrasi yang
kemudian kewenangan PLT tersebut relevan
telah terjadi sebelum penyegelan kantor
dengan tindakan hukum-nya yang telah
desa yaitu pada tanggal 10 april 2017.
dituangkan dalam SK pemberhentian sementara.
Konsekuensinya berkaitan dengan
Tindakan hukum pemerintah dikatakan tanpa
informasi yang meluas, walaupun dalam
dasar kewenangan apabila tanpa dasar
skala Provinsi saja. Namun yang perlu
peraturan perundang-undang, kerangka yang
diketahui adalah terdapat 15 kabupaten dan
dilihat dari prespektif kewenangan yaitu sebagai
2 kota serta 1953 desa di provinsi sulawesi
berikut :
tenggara.22 Akses informasi dari media

19
R.J.H.M. Huisnan dalam Ridwan HR, Hukum 22
Jumlah Kabupaten/Kota dan Desa di Provinsi Sulawesi
Administrasi Negara, Ibid, hlm. 110. Tenggara Dapat Dilihat Pada Websaid Badan Pusat
20
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Edisi Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara,
Revisi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), hlm. 112. https://sultra.bps.go.id/statictable/2018/01/23/118/jumlah-
21
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Loc.cit., kecamatan-dan-desa-kelurahan-menurut-kabupaten-kota-
hlm. 113.

Vol. 12 No. 1 Pg. 8


bukan lagi sesuatu yang sulit, dimana akan sementara kepala desa dengan dasar
ada berbagai penilaian dari kinerja pertimbangan kondisi yang telah terjadi, adalah
pemerintah itu sendiri. untuk membuat output dari pemerintah kepada
masyarakat bahwa fungsi peradilan dijalankan.
Penilaian tersebut dalam pandangan
Pasal 40 ayat (3) UU No. 6 tahun 2014,
intelektual, maka alasan sederhananya akan
menimbulkan pro dan kontra. Kemudian dari memberikan kewajiban bagi bupati/wali kota
pandangan masyarakat yang lebih mudah untuk menetapkan pemberhentikan kepala desa.
menyerap opini dan mengembangkan opini, Kemudian penggunaan kata “karena” pada Pasal
40 ayat (2) akan merujuk pada penilaian dari
akan menimbulkan penilaian untuk meragukan
perbuatan kepala desa, penilaian tersebut dari
kinerja pemerintah. Artinya hal ini jelas dalam
hasil pemeriksaan Inspektorat kabupaten
tataran masyarakat pengembangan informasi
sebagai lembaga pengawas intern pemerintah.
akan menjadi penilaian yang sensitif mengenai
kinerja pemerintah, bahwa masyarakat lebih 3) Tidak berwenang dari segi materi
menilai bagaimana keadilan bagi mereka dengan (onbevoegdheid ratione materi)
kondisi mereka.
Dalam UU No. 30 tahun 2014, Pasal 14 telah
Ini akan bermuara pada pertanyaan
menjelaskan bahwa jabatan PLT adalah jabatan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
mandat (ayat (1) poin a) dan terdapat larangan
Pelayanan dalam konteks menyelesaikan
baginya untuk “...mengambil keputusan
persoalan berkaitan dengan fungsi peradilan
dan/atau tindakan yang bersifat strategis yang
yang akan dijalan administrasi pemerintahan.
berdampak pada perubahan status hukum...”
Dalam konteks tersebutlah, maka dasar yang
(ayat (7)), namun kewenangan lain PLT untuk
dapat digunakan adalah Pasal 3 UU No. 30 tahun
dapat memberhentian sementara kepala desa
2014.
akan merujuk pada Pasal 40 ayat (3)
Tujuan undang-undang administrasi adalah
“pemberhentian kepala desa... ditetapkan oleh
menciptakan kepastian hukum; (poin b)
bupati...”.
memberikan pelindungan hukum kepada warga
Hal ini sebagai konsekuensi dari
masyarakat dan aparatur pemerintahan; (poin e)
kewenangan pemerintah daerah yang diberikan
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
undang-undang desa sebagaimana maksud Pasal
kepada warga masyarakat (poin g). Hal itu
115, bahwa pemerintah daerah kabupaten
bermuara pada konsep menghindari stagnasi
“mengawasi pengelolaan Keuangan Desa dan
pemerintahan, dimana dalam Pasal 1 angka 16
pendayagunaan Aset Desa;” (poin g) dan
disebutkan bahwa “Upaya Administratif adalah
“memberikan sanksi atas penyimpangan yang
proses penyelesaian sengketa yang dilakukan
dilakukan oleh Kepala Desa sesuai dengan
dalam lingkungan Administrasi Pemerintahan
ketentuan peraturan perundang-undangan.”
sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan
(poin n).
dan/atau Tindakan yang merugikan.”
Dengan kata lain bahwa undang-undang
Pendapat bahwa “kemakmuran memang
desa telah memberikan kewenangan bagi kepala
dibutuhkan namun keadilan lebih dibutuhkan”
daerah dalam hal ini bupati tanpa membatasi
bukanlah sebatas pendapat tanpa dasar.
kewenangan atribusi, delegasi ataupun mandat
Mengambil tindakan hukum memberhentikan

di-provinsi-sulawesi-tenggara-2016.html, diakses pada


tanggal 29 agustus 2019.

Vol. 12 No. 1 Pg. 9


untuk dapat menjalankan tugas yang diberikan sebagaimana penjelasan sebelumnya, bahwa
oleh undang-undang desa sebagai hubungan tindakan PLT bupati buton tengah merupakan
kausal (sebab akibat). Oleh karena dalam Pasal 4 tindakan atas perintah undang-undang desa,
ayat (1) poin d UU No. 30 tahun 2014, selain itu pemaknaan asas legalitas adalah
menyebutkan: perluasan dari asas legalitas itu sendiri.
Karena jika dilahat dari kapasitasnya
“(1) Ruang lingkup pengaturan Administrasi
sebagai wakil dari badan hukum pemerintahan
Pemerintahan dalam Undang-Undang ini
maka wewenang itu akan terbatas pada jabatan
meliputi semua aktivitas:
mandat, tetapi jika konteks yang dilihat dari
d. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan kapasitasnya sebagai wakil dari jabatan
lainnya yang menyelenggarakan Fungsi pemerintah. Maka kewenangan yang dijalankan
Pemerintahan yang disebutkan adalah kewenangan sebagai kepala daerah dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik sebagai unsur yang melaksanakan fungsi
Indonesia Tahun 1945 dan/atau pemerintahan sebagaimana maksud Pasal 1 poin
undang-undang.” 3 UU No. 30 tahun 2014.
Terdapat pendapat bahwa ada perbedaan c. Fungsi Administrasi Negara Yang Kaku
antara konsep hukum dan konsep undang- Ketika jabatan PLT hanya dimaknai
undang, konsep hukum berorientasi pada asas sebatas pelengkap struktural atau hanya
negara hukum yang tidak legalistik dalam cara sebatas mengisi kekosangan jabatan, maka
pandang ontologis legal positivism. Pendapat itu apa bedanya PLT kabupaten buton tengah
dikemukakan oleh Roscoe Pound “... tuntutan dengan bendahara desa tolandona matanaeo
keadilan yang harus lebih diutamakan daripada yang hanya dijadikan pelengkap sturktural?,
undang-undang yang orientasinya lebih kearah dan bagamana ia bisa menjalankan tugas
membatasi tindakan subjek hukum dalam sebagai wakil dari jabatan pemerintahan?.
rangka peace and order”23 dalam hubungan Sedangkan pengangkatannya berdasarkan
fungsional keduanya, hukum harus menjadi Pasal 10 ayat (3) UU No. 15 tahun 2014, yang
dimensi etis atau moral dari undang-undang menyatakan “... memiliki kemampuan dan
supaya undang-undang tidak jatuh pada pengalaman jabatan dalam bidang
kesewenang-wenangan... otorisasi oleh hukum pemerintahan. ”.
ini dapat membenarkan tindakan pemerintah Dengan tuntutan perkembangan zaman
meskipun tidak berdasarkan undang-undang”24 yang semakin kompleks, maka
Ada dua macam tindakan hukum penyelenggaraan administrasi pemerintahan
pemerintah yaitu tindakan hukum publik adalah tidaklah dapat dipertahankan secara kaku,
tindakan yang didasarkan pada ketentuan setidaknya hal ini dapat dilihat dalam UU No.
hukum publik dan tindakan hukum privat 30 tahun 2014 Pasal 3. Bahwa tujuan dari
didasarkan pada ketentuan hukum undang-undang administrasi pemerintahan
keperdataan. Tindakan PLT bupati untuk
25
adalah untuk menciptakan kepastian hukum
memberhentikan kepala desa adalah tindakan (poin b) dengan cara melaksanakan ketentuan
hukum publik, dengan proses pengambilan peraturan perundang-undangan dan
keputusan yang tidak semata-mata didasarkan menerapkan AUPB (poin f), sehinggah dapat
pada keinginan sendiri. Selanjutnya kaitannya memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
dengan asas legalitas telah jelas maksudnya kepada warga masyarakat (poin g).

23
Krishna Djaya Darumurti, DISKRESI (Kajian Teori 24
Krishna Djaya Darumurti, Ibid, hlm. 12.
Hukum, Dengan Postscript dan Apendiks), (Yogyakarta:
25
Genta Publishing, 2016), hlm. 11. Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Op.cit.,
hlm. 114-115.

Vol. 12 No. 1 Pg. 10


Dari rumusan tersebut, pemaknaan dapat membuat seorang PLT tidak dapat
keadilan tidak terbatas pada peraturan mengambil langkah tegas terhadap persoalan
perundang-undang saja, tetapi bagaimana konkrit yang sedang dihadapi. Dimana
cara mengaplikasikan tujuan hukum untuk disebutkan dalam sebuah artikel bahwa:
menemukan keadilan. Setidaknya dapat “Dasar diterbitkannya keputusan diskresi
dilihat dari hasil putusan Mahkamah adalah adanya “keadaan mendesak” dan
Konstitusi bahwa “...kalau kita konsisten pengujian terhadap keputusan diskresi oleh
dalam pendirian bahwa kita tidak boleh Pengadilan Tata Usaha Negara dilakukan
dipasung oleh procedural juctice dan tidak dengan menggunakan peraturan
mengabaikan substantive justice,...”26 maka perundang-undangan yang berlaku,
keadilan itu sendiri dapat menjadi dasar melainkan dengan asas-asas umum
tindakan manakala undang-undang tidak pemerintahan yang baik (AAUPB).”29
memberikan preskripsi bagi tindakan secara
PENUTUP
jelas.27
Selain itu dikatakan pulah untuk Sebagai konsekuensi dari kewenangan
menghindari penerapan cara pandang PLT yang dibatasi sesuai dengan Pasal 14 ayat
lagalistik dari penggunaan asas legalitas itu (7) UU No. 30 tahun 2014 tentang
sendiri yang memiliki implikasi lebih banyak Administrasi Pemerintahan, tetapi tindakan
negatifnya daripada positifnya (generalitas hukum yang didasarkan fungsi dengan
dan uniformitas).28 Dimana implikasi negatif pemaknaan “...bahwa kita tidak boleh
tersebut seperti kelambanan (lambat) karena dipasung oleh procedural juctice dan
posisi yang dilematis atas kekuasaan mengabaikan substantive justice,...” dapatlah
bertindak cepat. Hal tersebut karena asas dibenarkan. Sebab kata “fungsi” tersebut
legalitas masih dipertahankan dalam merujuk pada Pasal 1 angka 2, angka 3 Jo Pasal
pemaknaan yang sempit, padahal dalam 4 ayat (1) UU No. 30 Tahun 2014. Sehinggah
kenyataannya selalu ada perubahan dalam kewenangan yang dijalankan adalah
undang-undang itu sendiri untuk menjawab kewenangan sebagai kepala daerah atau
setiap persoalan yang belum bisa terjawab. sebagai unsur yang melaksanakan fungsi
Penulis tidak bertujuan untuk pemerintahan dengan jabatan kepala daerah.
mengesampingkan peraturan tertulis, namun Hal tersebut sesuai dengan Pasal 10 ayat (3)
jika tantangan itu berat bagi peraturan tertulis UU No. 15 tahun 2014 tentang Pembentukan
mengapa harus dipertahankan secara kaku. Kabupaten Buton Tengah Di Provinsi Sulawesi
Konsep dari nilai keadilan tidak melihat pada Tenggara, bahwa pengangkatan Pejabat
tataran status seseorang untuk menerapkan Pelaksana Tugas Bupati Kabupaten Buton
konsep tersebut. Kemudian ketika kembali Tengah tersebut karena “...memiliki
pada kewenangan PLT akan memberikan kemampuan dan pengalaman jabatan dalam
pemahaman, bahwa sesungguhnya batasan bidang pemerintahan. ”.
kewenangan mandat bukanlah alasan yang

26
Penjelasan Lebih Lanjud Dapat Dilihat Kesimpulan 29
Rahmad Tobrani, Pengujian Keputusan Oleh
dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Pengadilan Tata Usaha Negara Terhadap Diskresi Yang
Nomor 27/PUU-VII/2009. Dilakukan Oleh Pejabat Pemerintahan, Jurnal Hukum:
27
Krishna Djaya Darumurti, Op.cit., hlm. 19. Samudra Keadilan, Volume 13, Nomor 1, Januari-Juni
28
Krishna Djaya Darumurti, Ibid, hlm. 20. 2018.

Vol. 12 No. 1 Pg. 11


Melalui UU No. 6 tahun 2014 tentang Supriyadi A. Arief, Dekonstruksi Hak Imunitas
Desa, terdapat kewajiban bagi pemerintah Anggota DPR Dalam Perspektif Equality
daerah yang diatur dalam Pasal 115, dimana Before The Law, Jambura Law Review
pemerintah daerah diberi kewenangan untuk Vol. 1 No (1)
melakukan pengawasan penggunaan dana
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara,
desa (poin g), melakukan pembinaan dan
Edisi Revisi, Jakarta: RajaGrafindo
pengawasaan penyelenggaraan pemerintah
Persada, 2011.
desa (poin h), untuk itu ketika seorang kepala
desa melakukan penyimpangan maka Tedi Sudrajat, Hukum Birokrasi Pemerintah:
pemerintah daerah dapat memberikan sanksi Kewenangan Dan Jabatan, Jakarta
kepada kepala desa tersebut (poin n). Oleh Timur: Sinar Grafik, 2017.
karena kepala desa tolandona matanaeo
melakukan penyimpangan berdasarkan Jurnal:
ketentuan Pasal 29, yaitu merugikan
Dewi Triwahyuni Fuqoha, Efektivitas Jabatan
kepentingan umum (poin a), dengan cara
Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Dalam
menyalagunakan wewenang (poin c) yang ada
Penyelenggaraan Pemerintahan, Jurnal
padanya, dan bertindak sesuka kehendaknya
Administrasi Negara: Volume 3, Nomor
untuk mendapatkan keuntungan pribadi
2, April 2015.
(poin b). Sesuai dengan Pasal 40 bahwa kepala
desa diberhentikan (ayat 1) karena melanggar Rahmad Tobrani, Pengujian Keputusan Oleh
larangan sebagai kepala desa (ayat (2) poin d), Pengadilan Tata Usaha Negara Terhadap
kemudian pemberhentian tersebut akan Diskresi Yang Dilakukan Oleh Pejabat
ditetapkan oleh bupati (ayat 3). Pemerintahan, Jurnal Hukum: Samudra
DAFTAR PUSTAKA Keadilan, Volume 13, Nomor 1, Januari-
Juni 2018.
Buku:
Syofyan Hadi, Mengkaji Sistem Hukum
Eddy O.S. Hiariej, Teori & Hukum Pembuktian, Indonesia (Kajian Perbandingan Dengan
Jakarta: Erlangga, 2012. Sistem Hukum Lainnya), Jurnal Ilmu
Eri yulikhsan, Keputusan Diskresi Dalam Hukum: Volume 12 Nomor 24 Agustus
Dinamika Pemerintahan, (Aplikasi 2016.
Dalam PTUN), Yogyakarta: Deepublish, Peraturan perundang-undangan:
2016.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, Civic Tentang Desa.
Education Antara Realitas Politik dan
Implementasi Hukumnya, Jakarta: Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2014
Gramedia Pustaka Utama, 2010. Tentang Pembentukan Kabupaten
Buton Tengah Di Provinsi Sulawesi
Krishna Djaya Darumurti, DISKRESI (Kajian Tenggara.
Teori Hukum, Dengan Postscript dan
Apendiks), Yogyakarta: Genta Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
Publishing, 2016. Tentang Administrasi Pemerintahan.

Novendri M. Nggilu, Hukum dan Teori Peraturan Pemerintah Nomor 49 tahun 2008
Konstitusi (Perubahan Konstitusi yang tentang Perubahan Ketiga Atas
Partisipatif dan Populis), Yogyakart: UII Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
Press, 2014. 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan

Vol. 12 No. 1 Pg. 12


Pengangkatan, Dan Pemberhentian
Kepala Daerah Dan Wakil Kepala
Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik


Indonesia Nomor 74 Tahun 2016
tentang Cuti Di Luar Tanggungan
Negara Bagi Gubernur Dan Wakil
Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati,
Serta Walikota Dan Wakil Walikota.

Putusan Mahkamah Konstitusi Republik


Indonesia, Nomor 27/PUU-VII/2009.

Lainnya:

Deputi Bidang Pencegahan – KPK, Buku


Laporan Kajian Sistem Pengelolaan
Keuangan Desa, Jakarta: 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi


Tenggara,
https://sultra.bps.go.id/statictable/201
8/01/23/118/jumlah-kecamatan-dan-
desa-kelurahan-menurut-kabupaten-
kota-di-provinsi-sulawesi-tenggara-
2016.html, diakses pada tanggal 29
agustus 2019.

Butonpos, Kades Tolandona Matanaeo


Diberhentikan Sementara,
http://butonpos.fajar.co.id/kades-
tolandona-matanaeo-diberhentikan-
sementara/ diakses pada tanggal 18
september 2018.

Vol. 12 No. 1 Pg. 13

Anda mungkin juga menyukai