Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK
PRAKTIKUM 7
EKSTRASI TANIN DARI DAUN KETAPANG

Disusun oleh:
Nama : Intan Fatimah Maria Ulfa Yusen
NIM : 2101020
Kelas : TPK-B

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA
2021
PRAKTIKUM 7
Ekstraksi Tanin dari Daun Ketapang

A. Tujuan Percobaan
1. Melakukan ekstraksi tanin pada daun ketapang
2. Melakukan identifikasi tanin secara kualitatif dan kuantitatif

B. Dasar Teori

Indonesia sebagai salah satu negara beriklim tropis memiliki keanekaragaman flora.
Meskipun demikian sumber daya alam ini belum sepenuhnya dikelola dan dimanfaatkan
untuk menunjang kemajuan bangsa. Salah satu jenis tanaman yang potensial untuk
dikembangkan pemanfaatannya adalah pohon ketapang (Terminalia Catappa Linn.). Pohon ini
hampir tumbuh di seluruh indonesia. Pohon ketapang ini biasanya tumbuh liar di pantai dan di
pinggir jalan sebagai pohon peneduh jalan. Oleh karena itu, pohon Ketapang (Terminalia
Catappa Linn) adalah tumbuhan liar sehingga pohon ini bukan termasuk pohon yang
dibudidayakan. Pohon Ketapang (Terminalia Catappa Linn) tersebar hampir di seluruh daerah di
Asia Tenggara termasuk di Indonesia kecuali Sumatra dan Kalimantan yang agak jarang didapati
di alam. Namun sangat disayangkan, pohon ketapang di Indonesia saat ini masih belum
dimanfaatkan dengan baik padahal tingkat produksi daun Ketapang di Indonesia tinggi. Pohon ini
merontokkan daunnya dua kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Januari –Februari –Maret dan pada
bulan Juli –Agustus –September. Daun ketapang hanya dibiarkan jatuh lalu mengering dan
menjadi limbah di negeri ini. Daun ketapang dapat diolah lebih lanjut menghasilkan tanin dengan
proses ekstraksi. Dalam daun ketapang terkandung tanin sebesar 12,58% (Hasil Analisa awal di balai
penelitian dan konsultasi industry laboratorium penelitian dan konsutasi industry Surabaya- Jawa
timur)

Tanin adalah suatu senyawa phenolic dengan berat molekul cukup tinggi yang mengandung
hidroksil dan kelompok lain yang cocok (seperti karboksil) untuk membentuk komplek yang efektif
dengan protein dan makro molekul yang lain di bawah kondisi lingkungan tertentu yang dipelajari.
Tanin merupakan bentuk komplek dari protein, pati, selulosa dan mineral. Tanin mempunyai struktur
dengan formula empiris C72H52O46. Salah satu pemanfaatan tanin yaitu sebagai bahan pembuatan
adsorben yang baik. Kegunaan lainnya yaitu sebagai perekat (sebagai pengganti fenol dalam
formulasi), medis, kosmetik, farmasi, adsorben logam berat dan makanan aplikasi industri. Tanin
banyak terdapat dalam tanaman akasia (acasia sp), kulit kayu pinus, kayu quebracho, batang gambir,
dan daun gambir [Bacelo, et al, 2016]. .

C. Alat dan Bahan


Bahan:
1. Daun Ketapang
2. Etanol
3. Methanol
4. Aquades
5. KMnO4 0,1N
6. FeCl3 0,5M
7. Gelatin
8. Indigocarmin
Alat:
1. Panci
2. gelas beaker
3. gelas ukur
4. pipet tetes
5. buret
6. erlemenyer
7. kertas saring/ saringan plastic
8. kompor listrik
9. thermometer
10. corong kaca

D. Prosedur Kerja

• Ekstraksi Tanin
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Bersihkan dan ketapang dan setelahnya potong kecil-kecil.
3. Timbang 50 gram daun ketapang yang sudah dipotong kecil-kecil.
4. Masukkan daun tersebut ke dalam gelas beker 500 ml.
5. Masukkan larutan metanol : aquades = 6 : 4 atau dengan perbandingan 150 ml etanol dan 100 ml
aquades.
6. Homogenkan potongan daun ketapang , metanol, dan aquades dalam gelas beker 500 ml.
7. Lakukan ekstraksi pada suhu di bawah 80° C dalam pemanas air dilengkapi dengan termometer
selama 2 jam.
8. Sembari menunggu daun ketapang terekstraksi, oven cawan porselen.
9. Setelah selesai, ekstraksi tanin dipisahkan dengan daunnya menggunakan kertas saring.
10. Setelah terpisah, tanin yang terbentuk diuji kualitatif dan kuantitatif.

• Uji Kualitatif Tanin


1.Siapkan 4 tabung reaksi dan beri label :
Untuk tabung pertama diberi label murni
Untuk tabung kedua diberi label FeCl3
Untuk tabung ketiga diberi label Gelatin
Untuk tabung keempat diberi label AgNo3
2. Untuk uji organoleptik, siapkan gelas ukur dan alat Baume meter (Be). Kemudian amati ekstrak
kental atau serbuk /powder tanin warnanya, bentuknya,kelarutannya, Ph dan kepekatannya dengan
alat Baume.
3. Untuk uji identifikasi warna:
• Pada masing-masing tabung reaksi diberi 1 pipet tetes penuh ekstrak daun ketapang.
• Masukkan 1 pipet tetes larutan sesuai label.
• Amati perubahan yang terjadi.
4.Untuk mencari rendemennya :
• Panaskan cawan ke dalam oven selama 30 menit.
• Setelah itu masukkan cawan porselen ke dalam destilator selama 15 menit.
• Setelah itu timbang cawan porselen dan catat beratnya.
• Ambil sebanyak 10 ml larutan ekstrak daun ketapang dan masukkan ke cawan porselen. Selanjutnya
panaskan cawan di atas gelas beker yang terisi air 250 ml di atas kompor.
• Tunggu sampai larutan kering.
• Setelah itu masukkan cawan ke dalam oven selama 20 menit dan pindahkan ke destilator selama 10
menit.
• Timbang kembali cawan dan hitung hasilnya.

• Penentuan Kadar Tanin dengan Titrasi Permanganometri


1. Melakukan standarisasi KMnO4 0,1 N.
2. Mengambil ekstrak tanin 10 ml dan diencerkan ke dalam gelas ukur 100 ml.
3. Setelah diencerkan ambil 10 ml dan masukkan ke elenmeyer.
4. Untuk sampel ditambahkan larutan indigocarmin sebanyak 5 ml.
5. Titrasi dengan KMnO4 0,1 N hingga berubah warna dari warna biru menjadi hitam shading gold.
6. Amati dan catat volume KMnO4.
7. Untuk uji blangko tambahkan 5 ml indigocarmin lalu ditambahkan aquades sebanyak 25 ml.
8. Titrasi dengan KMnO4 0,1 N hingga berubah warna dari warna biru menjadi hitam shading gold.
9. Amati dan catat volume KMnO4.

E. Data Hasil Praktikum

1. Tabel Uji kuantitatif ekstraksi tannin

Pereaksi Warna Filtrat Kesimpulan (+/-)


Sebelum Sesudah
Fecl Coklat tua Hijau kehitaman +
Gelatin Coklat tua Oren kekuningan +
AgNO3 Coklat tua Coklat muda +

a) Ekstrasi tannin
 Berat daun Ketapang: 50 gram
 Volume filtrat: 140 ml
 Ph fitrat: 4
b) Penentuan Randemen
 Volume fitrat: 10 ml
 Berat cawan porselen kosong: 42, 4571 gram
 Berat cawan porselen + Tanin: 42, 6358 gram
c) Berat
 Berat tannin: 0,1781 gram
 Randemen: 4,98%

Keterangan:
Ekstrasi Tanin
 Berat daun Ketapang a gr
 Volume fitrat b gr
Penentuan fitrat
 Volume fitrat c gr
 Berat cawan porselin kosong d gr
 Berat cawan porselin+tannin e gr
(berat setelah proses pengeringan)
 Berat tannin : e-d = f gr
f b
 Rendemen : × × 100 %=¿ h %
e c

Perhitungan:
 Berat tannin : e-d = f
= 42,6358 gr – 42, 4571 gr
= 0,1781 gram
f b
 Rendemen : : × × 100 %=¿ h %
e c
0,1781 gram 140 ml
= × ×100 %
10 ml 50 gram
= 0,01781 gram × 2,8 gram× 100%
= 4,9868 × 100
b
= 4,98%
v

2. Standarisasi KMnO4

No Vol. asam oksalat Vol. KmnO4 Fenomena


1 10 ml 10,7 ml Perubahan warna dari tidak
berwarna ke warna merah muda
2 9,4 ml 10,8 ml Perubahan warna dari tidak
berwarna ke warna merah muda
3 10 ml 10,8 ml Perubahan warna dari tidak
berwarna ke warna merah muda
4 10 ml 11,0 ml Perubahan warna dari tidak
berwarna ke warna merah muda
5 10 ml 11,7 ml Perubahan warna dari tidak
berwarna ke warna merah muda
Rata- 9,85 ml 10,875 ml
rata

Perhitungan :
 Berat asam oksalat : 0,3159 gram
g 1000 Mr
 N asam oksalat : × Be:
Be 50 ml valensi
0 ,3159 gram 10000
= × =
63 , 035 gram 50 ml
gram
126,07
mol
grek
2
mol
grek gr
= 0,1002 =63,035
liter grek

Vol. asam oksalat × N . asam oksalat


 N KMnO4 :
vol KMnO 4
grek
9,85 ×0,1002
= mol
10,825 ml
grek
= 0,0911
L

3. Data kuantitatif sampel dan blanko

KEL Vol sampel Vol KmnO3


1 11 ml 5 ml
2 26,4 ml 4,8 ml
3 23,6 ml 3,9 ml
4 11,6 ml 3,8 ml
5 16,1 ml 4 ml

Perhitungan :
Kadar tannin

10 ( A−B ) × 0,00416
× 100 %
% tannin = 10
×a
B
grek
10 ( 16,1 ml−4 ml ) ×0,1002 × 0,00416
L
=
10
× 50≥¿ ×100 % ¿
140 ML
= 1,42%
a. Titrasi Sampel
Volume sampel : 10 ml
Volume KMnO4 : 11,7 ml
Fenomena : terjadi perubahan warna dari waran biru ke warna hitam keemasan
b. Titrasi Blanko
Volume KMnO4 : 4 ml
Fenomena : terjadi perubahan warna dari biru menjadi hitam keemasan

F. Pembahasan
Pada saat praktikum kali ini adalah membuat ekstrasi zat tannin dengan menggunakan daun
Ketapang. Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan menggunakan
pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan
material lainnya.
Tahapan pertama yang dilakukan adalah dengan mencuci terlebih dahulu dan memotong
terlebih daun Ketapang dengan kecil-kecil, tujuan dipotong kecil-kecil yaitu mempermudah proses
ekstrasi. Kemudian di timbang dengan berat 50 gram. Setelah itu membuat larutan campuran etanol
dan aquades dengan perbandingan 6:4 dan dimasukan kedalam gelas beker 250 ml kemudian
dipanaskan kedalam penangas air dengan suhu < 80℃ dalam waktu 80menit. Sembari menunggu
masukan cawan porselin kosong kedalam oven dan tunggu 30 menit, tujuan dimasukan supaya berat
cawan porselin murni tidak ada zat yang masih tersisa sehingga tidak mempengaruhi berat cawan
porselin. Kemudian ambil dan masukan ke dalam desikator selama 15 menit, fungsi memasukan
kedalam desikator adalah menyerap sisa uap panas dari oven, dan yang menyerap uap dalam desikator
adalah silica gel karena fungsi utama silica gel yaitu sebagai penyerap sisa uap. Kemudian setelah
2jam di saring dan diukur volumenya.
Tahapan yang kedua yaitu penentuan randemen, yaitu proses pengeringan fitrat yang tujuanya
untuk menghilangkan air dan di masukan ke dalam oven agar sisa uap yang dibawah permukaan
cawan porselin kering dan tidak ada air yang tersisa, kemudian ditimbang untuk berat cawan porselin
kosong yaitu. yaitu dengan mengambil 10 ml fitrat dan masukan kedalam cawan porsein dan
dikeringkan diatas pemanas dan gelas beker, kemudian tunggu sampe kering dan dimasukan Kembali
kedalam oven yg tujuanya untuk menghilangkan sisa uap air dari pemanas setelah itu dimasukan
Kembali kedalam desikator. Setelah beberapa menit kemudian ditimbang berat cawan
porselin+tannin. Dan hasil tannin yaitu 42, 6358 gram
Kemudian selanjutnya yaitu melakukan uji kualitatif tannin. Tannin merupakan senyawa
polar dengan gugus hidroksil, sehingga untuk mengekstrasinya diperlukan senyawa-senyawa polar
seperti air,etanol, dan aseton. yang pertama dengan menggunakan larutan murni dari sampel tanpa
menambahkan apapun, kemudian masukan fitrat+dan larutan FeCl dengan perbandingan 2:1 kedalam
tabung reaksi dan ternyata terjadi perubahan warna yang awalnya coklat muda menjadi hitam
kehijauan, hal itu dikarenakan salah satu ciri tannin adalah akan berubah mejadi hitam jika
ditambahkan larutan yang mengandung besi (Fe). Yang kedua mencampurkan fitrat dan larutan
gelatin dan diamati ternyata terdapat endapan dan warnanya berubah dari coklat tua menjadi oren
kekuningan, yang terakhir adalah mencampurkan fitrat dan larutan AgNO3 dan terdapat endapan pula
dan terjadi perubahan warna dari coklat tua ke coklat muda.
Kemudian tahap yang ketiga yaitu itu menentukan kadar tannin dengan melakukan titrasi
dengan KMno4, titrasi adalah merupakan metode kimia untuk bisa menentukan konsentrasi larutan.
Yang pertama menentukan standarisasi KMnO4 dengan melarutkan 10ml asam oksalat dengan 10ml
H2SO4 kedalam gelas beker 50ml dan dipanaskan kedalam penangas dengan suhu stabil 50 ℃
kemudian di titrasi larutan KMnO4 yang awalnya tidak berwarna sampai menjadi warna merah muda.
Dan memiliki volume KMnO4 11,7 ml. dan volume tersebut terlalu kelebihan seharusnya titik ungu
awal yang stabil itu dihitung volumenya, namun terjadi kesalaham pada kelompok saya kelebihan
karena tidak memperhatikan pada titik awal muncul warna ungu. Selanjutnya melakukan titrasi
sampel, dengan menyaring fitrat 10 ml dan diencerkan 100ml dengan menggunakan aquades. Dan
diambil 25 ml dimasukan ke Erlenmeyer ditambahkan 5ml larutan indigocarmin dan dititrasi dengan
KMnO4 hingga muncul warna hitam keemasan dan memiliki volume 16,1 ml. dan yang terakhir yaitu
titrasi blanko dengan menggunakan 5ml larutan indigocarmin ditambah aquades 25ml dan dimasukan
kedalam Erlenmeyer setelah itu di titrasi dengan KMnO4 sampai muncul warna hitam keemasan dan
volume yang didapatkan yaitu 4ml. setelah itu dihitung hasil standarisasi KMnO4 dan hasil yang
grek
didapatkan yaitu 0,0911 , dan hasil penghitungan kadar tannin yaitu 1,42%. Dan menghitung Ph
L
pada saat setelah ekstrasi tannin yaitu memiliki Ph 4

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan :
o Pada saat awal pembuatan fitrat Setiap larutan yang digunakan akan menghasilkan jumlah
larutan yang berbeda-beda. Dan yang menghasilkan larutan paling banyak yaitu pada saat
menambahkan aquades saja karena aquades tidak bisa menguap dan tetap.
o Seletah diekstrasi dihitung Ph nya yaitu memiliki pH 4.
grek
o Hanya mendapatkan hasil KMnO4 sebesar 0,0911
L
o Hasil rendemen kering berwarna oren kecoklatan.
o Pada saat proses titrasi standarisasi KMnO4 harus memperhatikan titik awal pada saat
perubahan warna.

H. DAFTAR PUSTAKA

o Akhairi, FC, dkk,. "Antibacterial Effect Of Terminala Catappa On Some Selected Pathogenic
Bacteria" Pharmaceutical And Biomedical Research 2, no 2(2011): h. 64-67
o Bacelo,Hugo A.M, Silvia C.R. Santos, Cidalia M.S. Botelho. Tanin-Based Biosorbents For
Environmental Applications- A review. Chemical Engineering Journal 303. 2016, 575-587.
o Ilyas, Asrianty, Kimia Organik Bahan Alam. Makasar: Alauddin University Press, 2013

I. LAMPIRAN

1. Hasil titrasi larutan blanko 3. Hasil uji kuantitatif


2. Hasil standarisasi KMnO4 4. Pengukuran pH

5. Hasil pembuatan rendemen 6. Hasil dari titrasi sampel

Anda mungkin juga menyukai