Anda di halaman 1dari 11

Judul : Penggunaan Mikrometer Sekrup

Hari/Tanggal : Sabtu, 16 September 2017

Tujuan : a. Dapat menghitung ketelitian mikrometer sekrup.


b. Dapat menggunakan mikrometer sekrup untuk mengukur tebal kertas,
tebal pisau silet, dan diameter kawat tembaga.

I. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak peernah lepas dari kegiatan
pengukuran. Kita mengukur tinggi badan, berat badan, luas rumah, tebal suatu benda,
hingga mengukur tekanan darah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengukuran adalah bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan.
Pengukuran didefinisikan sebagai kegiatan membandingkan antara dua hal
dengan salah satunya menjadi pembanding. Dalam pengukuran tentu dibutuhkan alat
ukur yang berfungsi untuk mengetahui ukuran berbagai macam hal atau benda di
sekitar kita. Ada benda yang berukuran besar hingga berukuran mikro. Terdapat
benda-benda tertentu yang untuk mengukurnya harus menggunakan alat dengan
ketelitian tingkat tinggi. Contoh alatnya adalah mikrometer sekup untuk mengukur
ketebalan benda yang sangat tipis.
Mikrometer sekrup memiliki dua skala, yaitu skala utama dan skala melingkar.
Pada ujung silinder putar terdapat skala yang membagai lima puluh bagian sama besar
sehingga untuk satu kali pergerakannya silinder bergeser 0,01mm (Antika et al., 2012,
p.23).
Mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi dari jangka
sorong. Oleh karena itulah mikrometer sekrup ini dapat digunakan untuk mengukur
benda dengan ketebalan yang sangat tipis, seperti kertas, kawat, pisau silet, tembaga,
dan lain sebagainya. Penggunaan mikrometer sekrup sangat luas penerapannya.
Namun, pada umumnya mikrometer sekrup digunakan di tempat yang membutuhkan
tingkat ketelitian tinggi. Pabrik, contohnya.

II. Landasan Teori


Mengukur adalah kegiatan membandingkan antara dua hal dengan salah satu
menjadi pembanding atau alat ukur, yang besarnya harus distandarkan. Standar tadi
kemudian dinyatakan memiliki nilai satu dan dijadikan sebagai acuan tertentu
(Satriawan, 2013, p.6-7).
Untuk mengukur panjang benda sampai ketelitian 0,01mm digunakan
mikrometer sekrup. Mikrometer sekrup memiliki dua macam skala, yaitu skala utama
dan skala melingkar. Bagian utama pada mikrometer sekrup adalah poros berulir yang
dipadang pada silinder pemutar atau biasa disebut bidal. Pada ujung silinder pemutar
ini terdapat garis skala yang membagi lima puluh bagian yang sama. Jika silinder
diputar sejauh satu putaran penuh, maka poros bergerak 0,01mm. Mengingat silinder
memiliki lima puluh skala, maka kalau silinder bergerak satu skala, poros akan
bergeser 0,5 dibagi 50 yaitu 0,01mm (Antika et al., 2012, p.23).
Mikrometer sekrup ini memiliki bentuk bermacam-macam yang disesuaikan
dengan bentuk dari bahan atau benda yang diukur, yaitu mikrometer internal,
mikrometer eksternal, dan mikrometer kedalaman. Meskipun mikrometer ini terbagi
dalam tiga tipe yang masing-masing tipe memiliki bentuk yang bermacam-macam
akan tetapi komponennya dan prinsip baca skalanya pada umumnya sama (Kurnia dan
Arief, 2005, p.2).
Cara membaca panjang pengukuran dengan mikrometer sekrup cukup
sederhana, yaitu :
(i) Amati skala tetap yang telah dilewati oleh silinder pusat.
(ii) Amati skala pada silinder putar yang tepat berimpitan dengan garis horizontal
pada batang tetap.
(iii) Panjang pengukuran merupakan hasil penjumlahan dari skala tetap yang dilewati
dengan pertambah panjang silinder putar (Abdullah, 2016, p.28).

Pengukuran meupakan salah satu cara mendapatkan hasil atau data dalam
sebuah penelitian. Pada proses pengukuran dibutuhkan pengetahuan meliputi masalah
deteksi, pengolahan, pengaturan, dan analisis data. Mengukur berarti membandingkan
suatu nilai yang terukur dengan alat ukur yang telah terkalibrasi sebagai referensi
(Junaidi, 2013, p.55).

III. Alat dan Bahan


1. Mikrometer sekrup
2. Kertas HVS 15 Lembar
3. Pisau silet 5 buah
IV. Prosedur Kerja
4.1 Prosedur Percobaan
a. Sebelum melakukan pengukuran observasilah mikrometer sekrup yang digunakan,
cari batas ukur maksimal dan ketelitiannya.
b. Lakukan kalibrasi mikrometer sekrup dengan memutar sekrup putar setelah landasan
penjepit mendekati berimpit dengan lengkup sekrup, putarlah sekrup penggeser
sampai berbunyi klik satu kali. Amati skala utama angka nol skala nonius putar sudah
dapat berimpit dengan garis busur skala utama, kalau belum aturlah sekrup kalibrasi
dengan obeng.
c. Lakukan pengukuran tebal 15 kertas HVS dengan cara menjepit kertas antara
landasan penjepit dengan lengan sekrup. Putar sekrup sampai kertas hampir terjepit
kemudian putar sekrup penggeser sampai berbunyi klik satu kali.
d. Baca skala utama, skala nonius putar yang berimpit dengan garis penunjuk ketetapan
pegukuran.
e. Lakukan pengukuran masing-masing tiga kali pengukuran.
f. Laporkan hasil yang diperoleh beserta ketidakpastian mutlak dan ketidakpastian
relatif. Simpulkan hasil percobaan yang dilakukan.

4.2 Analisis Data


a. Hasil pengukuran
𝑿𝒏 = 𝑺𝒖 + 𝑺𝒏
b. Rata-rata pengukuran
𝚺𝑿𝒏
𝑿=
𝒏
c. Ketidakpastian hasil pengukuran
∆𝑿𝒏 = | 𝑿𝒏 − 𝑿 |
d. Rata-rata ketidakpastian hasil pengukuran
𝚺∆𝑿𝒏
∆𝑿 =
𝒏
e. Jumlah angka penting
∆𝑿
𝑨𝒑 = 𝟏 − 𝑳𝒐𝒈
𝑿
f. Ketidakpastian mutlak
∆𝑿
𝑲𝑴 =
𝑿
g. Ketidakpastian relatif
∆𝑿
𝑲𝑹 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑿
h. Hasil
𝑯 = |𝑿 ± ∆𝑿|

4.3 Skema Percobaan


A. Menghitung tebal kertas HVS

B. Menghitung tebal pisau silet

V. Hasil dan Pembahasan


5.1 Hasil
Pengukuran 15 lembar kertas HVS
No. Skala Utama Skala Nonius Alat Bantu Hasil
1. 26mm 44mm 25mm 1,44mm
2. 26mm 46mm 25mm 1,46mm
3. 26mm 43mm 25mm 1.43mm

Pengukuran 5 pisau silet


No. Skala Utama Skala Nonius Alat Bantu Hasil
1. 25mm 8mm 25mm 0,08mm
2. 25mm 6mm 25mm 0,06mm
3. 25mm 6mm 25mm 0,06mm
5.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang “Penggunaan Mikrometer Sekrup”.
Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian
yang dapat mencapai 0,01mm. Mengukur berarti membandingkan dua hal dengan
menggunakan alat ukur. Ada banyak alat ukur dengan berbagai fungsi yang berbeda.
Khusus mikrometer sekrup memiliki fungsi untuk mengukur ketebalan suatu benda.
Mikrometer sekrup banyak digunakan dalam industri modern yang dituntut ketelitian
untuk mengukur pekerjaan yang presisi. Namun, kekurangan dari mikrometer sekrup
adalah jarak pengukurannya yang pendek yaitu 25mm. Karena itulah dibutuhkan alat
bantu nantinya.
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengukur ketebalan kertas dan
pisau silet. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan adalah mikrometer sekrup, 15
lembar kertas HVS, dan 5 pisau silet. Sebelum melakukan praktikum alat harus
diperiksa terlebih dahulu untuk menghindari adanya kesalahan.
Praktikum dibagi menjadi dua. Pertama adalah mengukur ketebalan 15 lembar
kertas HVS. Karena jarak ukur mikrometer yang pendek, digunakan alat bantu dengan
ukuran 25mm. Setelah tiga kali percibaan didapatkanlah hasil 1,44mm, 1,46mm, dan
1,43mm untuk masing-masing percobaan. Hasil tersebut didapat dari penjumlahan
skala utama dengan skala nonius yang dikali dengan ketelitian kemudian dikurangi
dengan nilai alat bantu. Mikrometer sekrup kali ini memiliki ketelitian 0,01mm.
Dari data yang diperoleh tersebut dapat dihitung rata-rata hasilnya, yaitu
1,44mm dan rata-rata ketidakpastiannya didapat 0,01mm. Selanjutnya dua variabel
tersebut dikalkulasi sehingga didapatkanlah nilai ketidakpastian mutlaknya sebesar
0,0069 dan ketidakpastian relatifnya 0,69%. Terakhir, barulah diperoleh hasilnya,
yaitu H1 = 1,445mm dan H2 = 1,43mm
Praktikum kedua adalah mengukur ketebalan 5 pisau silet. Alat bantu yang
digunakan masih sama, yaitu memiliki nilai 25mm. Setelah tiga kali percobaan
didapatkanlah hasil 0,08mm, 0,06mm, dan 0,06mm untuk masing-masing percobaan.
Dari data yang diperoleh tersebut dapat dihitung rata-rata hasilnya, yaitu 0,07mm dan
rata-rata ketidakpastiannya didapat 0,01mm. Selanjutnya dua variabel tersebut
dikalkulasi sehingga didapatkanlah nilai ketidakpastian mutlaknya sebesar 0,143 dan
ketidakpastian relatifnya 14,3%. Terakhir, barulah diperoleh hasilnya, yaitu H1 =
0,08mm dan H2 = 0,06mm
Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa data cukup
akurat karena dalam percobaan pertama diperoleh nilai ketidakpastian relatifnya
sebesar 0,69% sedangkan percobaan kedua ketidakpastian relatifnya cukup besar,
yaitu 14,3% dibandingkan dengan percobaan pertama.
Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pengukuran dengan mikrometer
sekrup. Salah satunya adalah sulitnya menentukan skala nonius atau garis yang
berhimpitan antara skala utama dengan skala nonius, sehingga butuh beberapa kali
pengulangan. Selain itu kesalahan dalam membaca skala yang tidak dapat dipungkiri
karena posisi pengukur yang tidak tepat tegak lurus dengan skala. Kendala lainnya
adalah jarak ukur mikrometer sekrup yang pendek sehingga harus menggunakan alat
bantu tambahan yang cukup sulit untuk dipasangkan di mikrometer sekrup sehingga
dapat menyebabkan kekeliuran dari skala yang ditunjukkan. Selain itu objek yang
digunakan sangat tipis sehingga tidak bisa ditentukan ketebalannya secara akurat.
Namun, kesalahan utama tetap pada kurangnya ketelitian pengukur dan kurangnya
pengetahuan mengenai jangka sorong.

VI. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa mikrometer
sekrup merupakan salah satu alar ukur untuk mengukur ketebalan dengan tingkat
ketelitian dapat mencapai 0,01mm. Namun, kelemahannya adalah jarak ukurnnya
yang pendek sehingga dibutuhkan alat bantu tambahan.
VII. Daftar Pustaka
Abdullah, M. (2016). Fisika Dasar. Bandung : ITB
Antika et al,. (2012). Pengukuran (kalibrasi) volume dan massa jenis aluminium.
Jurnal fisika dan aplikasinya. Vol 13
Junaidi. (2013). Kompetisi alat ukur V-R meter untuk karakteristik sensor gas
terkalibrasi VI DAQ BNC-2110. Jurnal teori dan aplikasi fisika. Vol 1(1)
Kurnia dan Dodi. (2015). Kalibrasi mikrometer sekrup eksternal dengan mengacu
pada standar JIS B7502-1994. Jurnal FTEKNK. Vol 2(2)
Sastrawan, M. (2012). Fisika Dasar. Yogyakarta : UGM
VIII. Lampiran
8.1 Lampiran Hitung

15 Lembar kertas HVS


a) Hasil Pengukuran
𝑿𝒏 = 𝑺𝒖 + 𝑺𝒏
X1 = 26 + (0,01 × 44) − 25 = 1,44mm
X2 = 26 + (0,01 × 46) − 25 = 1,46mm
X3 = 26 + (0,01 × 43) − 25 = 1,43mm

b) Rata-rata pengukuran
𝚺𝑿𝒏
𝑿=
𝒏
(1,44 + 1,46 + 1,43)
X= = 1,44mm
3

c) Ketidakpastian hasil pengukuran


∆𝑿𝒏 = | 𝑿𝒏 − 𝑿 |
∆X1 = | 1,44 − 1,44 | = 0
∆X2 = | 1,46 − 1,44 | = 0,02mm
∆X3 = | 1,43 − 1,44 | = 0,01mm

d) Rata-rata ketidakpastian hasil pengukuran


𝚺∆𝑿𝒏
∆𝑿 =
𝒏
(0 + 0,02 + 0,01)
∆X = = 0,01mm
3

e) Jumlah angka penting


∆𝑿
𝑨𝒑 = 𝟏 − 𝑳𝒐𝒈
𝑿
0,01
Ap = 1 − Log = 3, 162 𝟒𝐀𝐏
1,44
f) Ketidakpastian mutlak
∆𝑿
𝑲𝑴 =
𝑿
0,01
KM = = 0,0069
1,44

g) Ketidakpastian relatif
∆𝑿
𝑲𝑹 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑿
0,01
KR = × 100% = 0,69%
1,44

h) Hasil
𝑯 = |𝑿 ± ∆𝑿|
H1 = |1,44 + 0,01| = 1,445mm
H2 = |1,44 − 0,01| = 1,43mm

5 Pisau Silet
a) Hasil Pengukuran
𝑿𝒏 = 𝑺𝒖 + 𝑺𝒏
X1 = 25 + (0,01 × 8) − 25 = 0,08mm
X2 = 25 + (0,01 × 6) − 25 = 0,06mm
X3 = 25 + (0,01 × 6) − 25 = 0,06mm

b) Rata-rata pengukuran
𝚺𝑿𝒏
𝑿=
𝒏
(0,08 + 0,06 + 0,06)
X= = 0,07mm
3

c) Ketidakpastian hasil pengukuran


∆𝑿𝒏 = | 𝑿𝒏 − 𝑿 |
∆X1 = | 0,08 − 0,07 | = 0,01mm
∆X2 = | 0,06 − 0,07 | = 0,01mm
∆X3 = | 0,06 − 0,07 | = 0,01mm

d) Rata-rata ketidakpastian hasil pengukuran


𝚺∆𝑿𝒏
∆𝑿 =
𝒏
(0,01 + 0,01 + 0,01)
∆X = = 0,01mm
3

e) Jumlah angka penting


∆𝑿
𝑨𝒑 = 𝟏 − 𝑳𝒐𝒈
𝑿
0,01
Ap = 1 − Log = 1,85 𝟑𝐀𝐏
0,07

f) Ketidakpastian mutlak
∆𝑿
𝑲𝑴 =
𝑿
0,01
KM = = 0,143
0,07

g) Ketidakpastian relatif
∆𝑿
𝑲𝑹 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑿
0,01
KR = × 100% = 14,3%
0,07

h) Hasil
𝑯 = |𝑿 ± ∆𝑿|
H1 = |0,07 + 0,01| = 0,08mm
H2 = |0,07 − 0,01| = 0,06mm

Anda mungkin juga menyukai