Laporan Mikrometer Sekrup
Laporan Mikrometer Sekrup
I. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak peernah lepas dari kegiatan
pengukuran. Kita mengukur tinggi badan, berat badan, luas rumah, tebal suatu benda,
hingga mengukur tekanan darah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengukuran adalah bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan.
Pengukuran didefinisikan sebagai kegiatan membandingkan antara dua hal
dengan salah satunya menjadi pembanding. Dalam pengukuran tentu dibutuhkan alat
ukur yang berfungsi untuk mengetahui ukuran berbagai macam hal atau benda di
sekitar kita. Ada benda yang berukuran besar hingga berukuran mikro. Terdapat
benda-benda tertentu yang untuk mengukurnya harus menggunakan alat dengan
ketelitian tingkat tinggi. Contoh alatnya adalah mikrometer sekup untuk mengukur
ketebalan benda yang sangat tipis.
Mikrometer sekrup memiliki dua skala, yaitu skala utama dan skala melingkar.
Pada ujung silinder putar terdapat skala yang membagai lima puluh bagian sama besar
sehingga untuk satu kali pergerakannya silinder bergeser 0,01mm (Antika et al., 2012,
p.23).
Mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi dari jangka
sorong. Oleh karena itulah mikrometer sekrup ini dapat digunakan untuk mengukur
benda dengan ketebalan yang sangat tipis, seperti kertas, kawat, pisau silet, tembaga,
dan lain sebagainya. Penggunaan mikrometer sekrup sangat luas penerapannya.
Namun, pada umumnya mikrometer sekrup digunakan di tempat yang membutuhkan
tingkat ketelitian tinggi. Pabrik, contohnya.
Pengukuran meupakan salah satu cara mendapatkan hasil atau data dalam
sebuah penelitian. Pada proses pengukuran dibutuhkan pengetahuan meliputi masalah
deteksi, pengolahan, pengaturan, dan analisis data. Mengukur berarti membandingkan
suatu nilai yang terukur dengan alat ukur yang telah terkalibrasi sebagai referensi
(Junaidi, 2013, p.55).
VI. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa mikrometer
sekrup merupakan salah satu alar ukur untuk mengukur ketebalan dengan tingkat
ketelitian dapat mencapai 0,01mm. Namun, kelemahannya adalah jarak ukurnnya
yang pendek sehingga dibutuhkan alat bantu tambahan.
VII. Daftar Pustaka
Abdullah, M. (2016). Fisika Dasar. Bandung : ITB
Antika et al,. (2012). Pengukuran (kalibrasi) volume dan massa jenis aluminium.
Jurnal fisika dan aplikasinya. Vol 13
Junaidi. (2013). Kompetisi alat ukur V-R meter untuk karakteristik sensor gas
terkalibrasi VI DAQ BNC-2110. Jurnal teori dan aplikasi fisika. Vol 1(1)
Kurnia dan Dodi. (2015). Kalibrasi mikrometer sekrup eksternal dengan mengacu
pada standar JIS B7502-1994. Jurnal FTEKNK. Vol 2(2)
Sastrawan, M. (2012). Fisika Dasar. Yogyakarta : UGM
VIII. Lampiran
8.1 Lampiran Hitung
b) Rata-rata pengukuran
𝚺𝑿𝒏
𝑿=
𝒏
(1,44 + 1,46 + 1,43)
X= = 1,44mm
3
g) Ketidakpastian relatif
∆𝑿
𝑲𝑹 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑿
0,01
KR = × 100% = 0,69%
1,44
h) Hasil
𝑯 = |𝑿 ± ∆𝑿|
H1 = |1,44 + 0,01| = 1,445mm
H2 = |1,44 − 0,01| = 1,43mm
5 Pisau Silet
a) Hasil Pengukuran
𝑿𝒏 = 𝑺𝒖 + 𝑺𝒏
X1 = 25 + (0,01 × 8) − 25 = 0,08mm
X2 = 25 + (0,01 × 6) − 25 = 0,06mm
X3 = 25 + (0,01 × 6) − 25 = 0,06mm
b) Rata-rata pengukuran
𝚺𝑿𝒏
𝑿=
𝒏
(0,08 + 0,06 + 0,06)
X= = 0,07mm
3
f) Ketidakpastian mutlak
∆𝑿
𝑲𝑴 =
𝑿
0,01
KM = = 0,143
0,07
g) Ketidakpastian relatif
∆𝑿
𝑲𝑹 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑿
0,01
KR = × 100% = 14,3%
0,07
h) Hasil
𝑯 = |𝑿 ± ∆𝑿|
H1 = |0,07 + 0,01| = 0,08mm
H2 = |0,07 − 0,01| = 0,06mm